Anda di halaman 1dari 17

A.

KERAJAAN– KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI SUMATERA


1. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Kerajaan Perlak berdiri pada abad ke-3 Hijriyah (abad ke-9 Masehi).
Disebutkan pada tahun 173 H, sebuah kapal layar berlabuh di Bandar
Perlak membawa angkatan dakwah di bawah pimpinan nahkoda
khalifah. Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid Abdul Aziz (Raja
Pertama Kerajaan Perlak) dengan gelar Sultan Alaiddin Sayid
Maulana Abdul Aziz Syah. Menurut Prof. A. Hasjmy nahkoda
khalifah diduga berasal dari keturunan bani khalifah yang berasal dari
Jazirah Arab.
Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke-
12, di pantai timur Sumatra terdapat negara Islam bernama Perlak.
Nama itu kemudian dijadikan Peureulak, didirikan oleh para
pedagang asing dari mesir, Maroko, Persi, dan Gujarat yang menetap
di wilayah itu sejak awal abad ke-12.pendirinya adalah orang Arab
suku Quraisy. Pedagang Arab itu menikah dengan putri pribumi,
keturunan Raja Perlak. Dari perkawinan tersebut ia mendapat seorang
anak bernama Sayid Abdul Aziz. Sayid Abdul Aziz adalah sultan
pertama negeri Perlak. Setelah dinobatkan ia dikenal sebagai Sultan
Alaiddin Syah dari Kerjaan Perlak.
Angkatan dakwah yang dipimpin nahkoda khalifah berjumlah 100
orang, yang terdiri dari orang Arab, Persia, dan India. Mereka ini
menyiarkan Islan pada penduduk setempat dan keluarga istana. Salah
seorang dari mereka yaitu Sayid Ali dari suku Quraisy kawin dengan
seorang putri yakni Makhdum Tansyuri, salah seorang adik dari
Maurah Perlak yang bernama Syahir Nuwi. Dari perkawinan ini
lahirlah Sayid Abdul Aziz, putra campuran Arab-Perlak yang
kemudian setelah dewasa dilantik menjadi raja Kerajaan Perlak pada
tahun 225 H.
Adapun para raja Kerajaan Perlak adalah sebagai berikut :
1) Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah (840-864 M)
2) Sultan Alaiddin Maulana Abdur Rahim Syah (864-888 M)
3) Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abbas Syah (888-913 M)
4) Sultan Alaiddin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915-918
M) Terjadi pergolakan (918-928 M)
5) Sultan Makhdum Alauddin Malik Abdul Kadir Syah Johan
Berdaulat (928-932 M)
6) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan
Berdaulat (932-956 M)
7) Sultan Makhdum Abdul Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat
(956-983 M).

2. Kerajaan Samudera Pasai


Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera
Pasai merupakan kerajaan kembar .Kerajaan ini terletak di pesisir
Timur Laut Aceh . Kemunculanya sebagai kerajaan Islam
diperkirakan mulai awal atau pertengahan abad ke -13 M , sebagai
hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah
disinngahi pedagang-pedagang Muslim sejak abad ke-7 , ke-8 dan
seterusnya . Bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-
13 M itu didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal
Samudera Pasai . Dari nisam itu, dapat diketahui bahwa raja pertama
kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, yang di
perkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M .
Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Maurah Selu dengan gelar
Sultan Al-Malikush Shalih (1261-1289 M). Malik Al-Saleh , raja
pertama merupakan pendiri kerajaan tersebut. Hal ini diketahui
melalui tradisi Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Melayu ,dan juga
hasil penelitian atas beberpa sumber yang dilakukan sarjana-sarjana
Barat.
Dalam Hikayat Raja-Raja Pasai disebutkan gelar Malik Al-Saleh
sebelum menjadi Raja adalah Merah Sile atau Merah selu . Ia masuk
islam berkat pertemuanya dengan Syaikh Ismail .
Merah Selu adalah putra Merah Gajah . Nama Merah merupakan
gelar bangsawan yang lazim di Sumatera Utara . Selu berasal dari
kata sungkala yang aslinya berasal dari Sanskrit Cula .
Ibnu Batutah, seorang pengembara muslim, dalam Rihlah Ibnu
Batutah (Travels of Ibn Batutah) menyebutkan bahwa Ibnu Batutah
tiba di Samudra Pasai pada zaman pemerintahanSultan Malikuzh
Zhahir pada tahun 1345 M.
Adapun para raja yang pernah memerintah di Kerajaan Saudra
Pasai adalah sebagai berikut :
1) Sultan Malik Azh-Zhahir (1297-1326 M)
2) Sultan Mahmud Maik Azh-Zhahir (1326-1345 M)
3) Sutan Manshur Malik Azh-Zhahir (1345-1346 M)
4) Sultan Ahmad Malik Azh-Zhahir (1346-1383 M)
5) Sultan Zainal Abidin Malik Azh-Zhahir (1383-1405 M)
6) Sultan Nahrasiyah (1405 M)
7) Sultan Abu Zaid Malik Azh-Zhahir (1455 M)
8) Sultan Mahmud Malik Azh-Zhahir (1455-1477 M)
9) Sultan Zainal Abidin (I1477-1500 M)
10) Sultan Abduillah Malik Azh-Zhahir (I1500-1513 M)
11) Sultan ZainalAbidin (1513-1524 M)
Kerajaan Samudra Pasai berakhir pada tahun 1524 M, ketika
direbut oleh Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan
Sultan Ali Mughayat Syah.
3. Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh terletak didaerah yang sekarang dikenakan dengan


nama Kabupaten Aceh Besar . Disini pula terletak ibu kotanya .
Kerajaan Aceh berdiri Sekitar abad ke-15 M, diatas puing-puing
kerajaan lamuri , oleh Muzaffar Syah (1465-1497 M) .dialah yang
membangun kota Aceh Darussalam . Menurutnya pada masa
pemerintahanya Aceh Darussalam mulai mengalami kemajuan dalam
bidang perdagangan , karena saudagar-saudagar muslim yang
sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka
ke Aceh , setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M) .

Menurut H.J. de Graaf ,Aceh menerima Islam dari Pasai yang kini
menjadi bagian wilayah Aceh dan pergantian agama diperkirakan terjadi
mendekati pertengahan abad ke-14.

Kerajaan Aceh Darussalam didirikan pada tahun 1524 M oleh Sultan


Ali Mughayat Syah. Peletak dasar kebesaran kerajaan Aceh adalah
Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qahar. Kerajaan ini
mencapai puncaknya pada masa Sultan Iskandar Muda (1608-1637 M).

Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di pesisir timur


dan barat Sumatra. Ia memerintah dengan keras salam menenttang
penjajah Portugis. Setelah itu, kedudukannya digantikan oleh Sultan
Iskandar Tsani yang memerintah lebih liberal. Pada masanya
perkembangan ilmu pengetahuan Islam mengalami masa keemasannya.
Akan tetapi, setelah ia meninggal, semua penguasanya dari kalangan
perempuan (1641-1699 M), yaitu Sultanah Shafiyatuddin Syah,
Zakiyatuddin Syah, dan Naqiyatuddin Syah sehingga kekuasaan
mengalami kelemahan, yang pada akhirnya pada abad ke-18
kebesarannya mulai menurun.
Pada masa kerajaan ini, perkembangan ilmu pengetahuan semakin
maju. Pada masa ini muncul tokoh-tokoh ulama seperti :

1) Syaikh Abdulah Arif (dari Arab)


2) Hamzah Al-Fanshuri (tokoh tasawuf)
3) Syamsuddin As-Sumatrani (1630 M)
4) Abdurrauf Singkel (1693)

4. Kerajaan Siak (Islam)

Kerajaan Siak terletak di Kepualauan Riau di Selat Malaka. Raja Islam


pertama adalah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746 M).
Kerajaan Siak, yaitu di zaman Islam memiliki wilayah yang cukup luas
dan bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Siak, baik dalam
penyebaran agama Islam maupun dalam menghadapi imperialisme
Portugis dan Belanda. Kerajaan Siak memiliki peran yang sangat besar.
Raja-rajanya adalah sebagai berikut :

1) Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746 M)

2) Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746-1756 M)

3) Sultan Ismail Abdul Jalil Jamaluddin Syah (1756-1766 M)

4) Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1766-1780 M)

5) Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazam Syah (1780-1782 M)

6) Sultan Yahya Abdul Jalil Muzafar Syah (1782-1784 M)

7) Sultan Sayid Syarif Ali Abdul Jalil Saifuddin (1784-1810 M)


8) Sultan Sayid Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khailuddin (1810-1815 M)

9) Sultan Sayid Syarif Ismail Abdul Jalil Saifuddin (1815-1864 M)

10) Sultan Sayid Syarif Qasim Saifuddin I (1864-1889 M)

11) Sultan Sayid Syarif Hasyim Saifuddin (1889-1908 M)

12) Sultan Sayid Syarif Qasim Saifuddin II (1908-1946 M)

5. Kerajaan Islam Palembang Darussalam

Pada awalnya Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah


kekuasaan Kesultanan Demak. Sultan pertama sekaligus pendiri
kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-1572 M).

Pendapat lain menyatakan Kerajaan Islam Palembang didirikan oleh


Raja Pertama Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidil Islam
(1659-1706 M), dengan gelar Pangeran Airia Kusuma Abdurrahim.

Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya


ulama Arab yang menetap di Palembang. Kesultanan Palembang
menjadi Bandar transit dan ekspor lada karena letaknya yang strategis.
Belandq kemudian menghapus Kesultanan Palembang setelah berhasil
mengalahkan Sultan Mahmud Baharuddin. Salah satu peninggalan
Kesultanan Palembang adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan
pada masa kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.

Raja-raja adalah sebagai berikut :


1) Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidil Imam (1659-1706
M)

2) Sultan Muhammad Mansur (Pangeran Hingga Laga) (1706-1714 M)

3) Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno (Raden Uju) (1714-1724 M)

4) Sultan Mahmud Baharuddin (Pangeran Ratu Joyo Wikromo) (1724-


1758 M)

5) Sultan Ahmad Najamuddin (Pangeran Adi Kesuma, Raden Banjar)


(1758-1776 M)

6) Sultan Mahmud Baharuddin (1776-1803 M)

7) Sultan Mahmud Baharuddin II (1803-1813 M)

8) Sultan Ahmad Najamuddin I (1813-1817 M)

9) Sultan Ahmad Najamuddin III (1819-1821 M)

10) Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Anom (1821-1823 M)

11) Sultan Kerama Jaya (Raden Abdul Azim Purbolinggo (1823-1825


M).

B. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN-


KERAJAAN ISLAM DI JAWA
1. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan atas prakarsa para walisongo. Di bawah
pimpinan Sunan Ampel Denta. Walisongo beraepakat mengangkat
Raden Fatah sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia mendapat
gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang
Sayidin Panataagama. Raden Fatah dalam menjalankan
pemerintahannya, terutama dalam berbagai permasalahan agama
dibantu oleh para wali. Sebelumnya, Demak yang masih bernama
Bintoro merupakan daerah vassal (kekuasaan) Majapahit yang
diberikan Raja Majapahit kepada Raden Fatah. Daerah ini semakin
lama semakin berkembang menjadi daerah yang ramai dan pusat
perkembangan agama Islam yang diselenggarakan para wali.
Masa kekuasaan pemerintahan Raden Fatah berlangsung kira-kira
akhir abad ke-15 M hingga awal abad ke-16 M. Disebutkan bahwa
Raden Patah adalah anak seorang Raja Majapahit dari seorang ibu
muslim keturunan Campa. Raden Fatah merupakan raja pertama
Demak yang sangat berjasa dalam pengembangan agama Islam di
daerah wilayah kekuasaannya. Ia digantikan oleh anaknya yang
bergelar Pati Unus (Adipati Yunus) yang terkenal dengan sebutan
pangeran Sabrang Lor. Ketika ia menggantikan kedudukan
ayahnya, Pati Unus baru berumur 17 tahun pada tahun 1507M.
Setelah ia menduduki jabatan sebagai raja, ia merencanakan suatu
serangan terhadap Malaka. Semangat perangnya semakin
memuncak ketika Malaka ditaklukkan oleh Portugis tahun 1511 M.
Serangan yang dilakukannya mengalami kegagalan karena
kerasnya arus ombak dan kuatnya pasukan Portugis sehingga
akhirnya ia kembali ke Demak tahun 1513 M.
Sepeninggal Pati Unus, digantikan oleh Sultan Trenggono yang
dilantik oleh Sunan Gunungjati dwngan gelar Sultan Ahmad Abdul
Arifin. Sultan Trenggono memerintah tahun 1524-1546 M. Pada
masa ini agama Islam berkembang sampai ke Kalimantan Selatan.
Dalam penyerangan ke Blambangan sampai ke Kalimantan
Selatan. Dalam penyerangan ke Blambangan, Sultan Trenggono
meninggal (1546 M) dan kedudukannya digantikan oleh adiknya,
Sultan Prawoto. Pada masa Sultan Prawoto terjadi kerusuhan
sehingga ia terbunuh. Kemudian kedudukannya digantikan oleh
Jaka Tingkir yang berhasil membunuh Aria Penangsang. Pada
masanya inilah kemudian Kerajaan Islam Demak dipindahkan ke
Pajang. Adapun para Sultan Kerajaan Demak adalah :
1) Raden Fatah (Sultan Fatah) (1478-1518 M)
2) Adipati Yunus (1518-1521 M)
3) Sultan Trenggono (1521-1546 M)
4) Sunan Prawoto (1546-1556 M).

2. Kerajaan Pajang

Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai


pewaris kerajaan Islam Demak .Kesultanan yang terletak didaerah
Kartasura sekarang itu merupakan kerajaan Islam pertama yang
terletak di daerah pedalaman Pulau Jawa.

Sultan atau Raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir


yang berasal dari Pengging , di lereng Gunung Merapi.Oleh Raja
Demak ketiga ,Sultan Trenggono ,Jaka Tingkir diangkat menjadi
penguasa di pajang. Setelah ia mengambil alih kekuasaan dari
tangan Aria Penangsang pada tahun 1546 M, seluruh kebesaran
kerajaan dipindahkan ke Pajang, dan ia bergelar Sultan
Hadiwijaya.

Pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya, ia berusaha


memperluas wilayah kekuasaannya ke pedalaman ke arah timur
sampai ke Madiun. Setelah itu ia menaklukkan Blora pada tahun
1554 M, dan kediri pada tahun 1557 M. Pada tahun 1581 M ia
mendapat pengakuan dari para raja di Jawa sebagai raja Islam.
Pada masa pwmerintahannya kesustraan dan kesenian keraton
yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal di
pedalaman Jawa. Demikian pula juga pengaruh Islam semakin kuat
di pedalaman Jawa.

3. Kerajaan Mataram

Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari


pajang meminta bantuan kepada Ki Pamahanan yang berasal dari daerah
pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pemberontakan Aria
Penangsang tersebut .setelah Ki Pamahan menempati istana barunya di
mataram , dia digantikan oleh putranya ,Senopati tahun 1584 dan
dikukuhkan oleh Sultan Pajang . Senopatilah yang dipandan sebagai
Sultan Mataram pertama ,setelah Pangeran Benawa anak sultan
Adiwijaya menawarkan kekuasaan atas pajang kepada senopati , tetapi
senopati juga ingin menguasai raja bawahan pajang tetapi ia tidak dapat
pengakuan dari para penguasa Jawa Timur sebagai pengganti Raja
Demak .

Senopati meninggal dunia pada tahun 1601 M , dan digantikan


oleh putranya Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 16 13
M Seda Ing Prayak diganti oleh putranya , Sultan Agung .di masa
pemerintahan Sultan Agung inilah kontak-kontak bersenjata antara
kerajaan Mataram dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1630 M ,
Sultan Agung mengagkat Amangkurat 1 sebagai putra mahkota .Sultan
Agung wafat dan dimakamkan di Imogiri .

4. Kerajan Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
Barat .Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati .Diawal abad
ke-16 ,Cirebon masih merupakan sebuah daerah kecil dibawah
kekuasaan Pakuan Jajaran ,Raja Pajajaran hanya menempatkan
seorang juru labuhan bernama Pangeran Walangsungang ,seorang
tokoh yang mempunyai hgubungan darah dengan Raja Pajajaran
islam sudah ada di Cirebon sekitar 1470 – 1475 M . akan tetapi
orang yang berhasil meningkatkan status Cirebon menjadi sebuah
kerajaan adalah Syarif Hidayat yang terkenal dengan gelar Sunan
Gunung Jati .sebagai keponakan dari Pangeran Walangsungsang
Sunan Gunung Jati juga mempunyai hubungan darah dengan raja
pajajaran . raja yang dimaksud adalah Prabu Siliwangi raja sunda
yang berkedudukan di Pakuan Pajajaran yang menikah dengan
nyai Subang Larang dan Raja Sengara .

5. Kerajaan Banten

Sejak sebelum zaman islam ,saat masih berada dibawah kekuasaan raja-
raja sunda ( dari pajajaran,atau mungkin sebelum nya ) banten sudah
menjadi kota yang berarti. Nama ini dihubungkan dengan banten sebuah
kota pelabuhan di ujung barat pantai utara jawa .Sunan Gunung Jati dari
Cirebon ,meletakkan dasar bagi pengembangan agama dan kerajaan
islam serta bagi perdagangan orang-orang islam disana

C. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN-KERAJAA


ISLAM DI KALIMANTAN,MALUKU DAN SULAWESI

1. Kalimantan
Kalimantan terlalu luas untuk berada di bawah satu kekuasaan
pada waktu datangnya islam . Daerah Barat laut menerima islam
dari Malaya ,daerah timur dari makasar.

a. Berdirinya Kerajaan Banjar Di Kalimantan Selatan

Kerajaan banjar merupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang


beragama hindu .peristiwanya dimulai ketika terjadi pertentangan dalam
keluarga istana ,antara pangeran samudera sebagai pewaris sah kerajaan
Daha ,dengan pamanya Pangeran Tumenggung.

Kerajaan banjar yang dipimpin oleh Pangeran Samudra berperang


dengan Kerajaan Daha. Kemudian Raja Samudra meminta bantuan ke
Demak dengan janji jika menang maka raja beserta penduduknya akan
masuk Islam. Maka berangkatlah tentara Demak menyerbu Kerajaan
Daha. Dalam peperangan itu, Kerajaan Banjar yang dibantu oleh
Kerajaan Demak menang. Sejak itu Pangeran Samudra masuk Islam, dan
kerajaan Banjar dinyatakan sebagai Kerajaan Islam pada tahun 1550 M.

Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh Syaikh Muhammad Arsyad


Al- Banjari, seorang ulama yang menjadi Mufti besar di Kalimantan.
Kesultanan Banjar mengalami kemunduran dengan terjadi pergolakan
masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah (1857-
1859 M) sebagai Sultan oleh Belanda. Pada 1859-1905 M, terjadi perang
Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari (1809-1862 M) melawan
Belanda. Akibat perang ini Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar
dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin. Banjar Barat
(Barjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan
Tamjidillah.
Para Sultan yang memerintah Kerajaan Banjar antara lain : Sultan Adam
(1825-1857 M), Pangeran Tamjidillah (1957 M) yang memihak
Belanda, Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari berperang melawan
Belanda sekitar tahun 1862-1863 M.

b.Kerajaan Kutai Di Kalimantan Timur

Menurut Risalah Kutai ,dua orang penyebar islam tiba dikutai pada masa
pemerintahan Raja Mahkota ,salah seorang diantaranya adalah Tuan di
Bandung , yang dikenal dengan Dato’Ri Bandang setelah pengislaman
itu. Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam bagian timur.
Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu
dan Budha. Islam berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja
Mahkota (1525-1600 M). Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang
mubaligh bernama Said Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar Al-
Wars. Kesultanan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Kesultanan
Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850 M) memerintah.
Kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan
Muhammad Salehuddin meninggal dunia. Peninggalan sejarah Kutai
berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana).

c. Kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat

Kerajaan Islam Sukadana terletak di barat daya Kalimantan. Sekitar


tahun 1590 M, Sukadana berada di bawah pengaruh Kerajaan Demak.
Raja Sukadana yang pertama kali masuk Islam adalah Giri Kusuma.
Kemudian ia dinobatkan sebagai raja Islam pertama di Kerajaan Islam
Sukadana. Raja-raja Sukadana yang banyak berjasa dalam penyiaran
Islam di Kalimantan adalah :

1) Giri Kusuma yang menjadi raja pada tahun 1590 M.


2) Sultan Muhammad Safruddin yang meninggal pada tahun 1677 M.

Pada tahun 1725 M, Kerajaan Islam Sukadana melepaskan diri dari


pengaruh Kerajaan Demak. Sukadana runtuh ketika penjajah Belanda
mulai menguasai Kalimantan tahun 1787 M. Kerajaan Sukadana berdiri
selama satu abad.

2. Sulawesi

a. Kerajaan Gowa (Makasar)

Kerajaan Goa awalnya merupakan kerajaan non-Islam. Raja Goa yang


mula-mula masuk Isam adalah Karaeng Tonigallo. Setelah masuk Islam,
ia bergelar Sultan Alauddin Awwalul Islam. Kemudian Kerajaan Goa
(Makassar) dinyatakan sebagai kerajaan Islam Makassar pada tahun
1603M. Sultan Alauddin Awwalul Islam memerintah sejak 1591-1638.

Pada tahun 1654-1660 M, Kerajaan Goa diperintah oleh Sultan


Hasanuddin. Selama masa pemerintahannya, Goa berkembang dan maju.
Wilayah kekuasaannya meliputi : Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara
dan pulau-pulau sekitarnya dan Sumbawa.

Tahun 1660 Sultan Hasanuddin turun tahta setelah menandatangani


perjanjian perdamaian dengan Belanda. Sebelum perjanjian perdamaian
antara Sultan Hasanuddin dan Belanda, berkali-kali telah tetjadi
peoerangan. Setelah Sultan Hasanuddin turun tahta, anaknya
Mapasomba naik tahta menggantikannya.

Kerajaan Makassar berdiri kurang lebih 65 tahun, sejak diproklamirkan


oleh Sultan Alauddin Awalul Islam tahun 1603 sampai tahun 1669.

b. Kerajaan Bugis
Kerajaan Islam Bugis mula-mula bukan kerjaaan Islam. Raja Bugis yang
pertama masuk Islam adalah Lamdu Sadat. Setelah ia mangkat
digantikan oleh putranya bernama Apu Tanderi.

Kerajaan Bugis meliputi Wajo, Sopeng, Sindenrengi, Ternate dan lain-


lain. Ibukotanya adalah Luwu. Kerajaan ini berdiri semasa dengan
Kerajaan Islam Goa yang berpusat di Makassar.

c. Kesultanan Buton (Abad ke-16)

Kesultanaan Buton merupakan Kerajaan Islam yang terletak di pulau


Buton, Sulawesi bagian tenggara. Kerajaan Buton menjadi kesultanan
setelah Halu Oleo, Raja ke-6 kerajaan tetsebut memeluk agama Islam.
Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh Syaikh Abdul Wahid bin
Syarif Sulaiman Al-Pathani, seorang ulama dari kesultanan Johor Kraton
dan Batupoaro yaiti batu temapt berkhalwat (mengasingkan diri) Syaikh
Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.

3. Maluku

a. Kerajaan Ternate

Raja Ternate yang pertama kali masuk Islam adalah Raja Gapi Buguna
atas ajakan Maulana Husein. Setelah masuk Islam, maka Ternate
dinyatakan sebagai kerajaan Islam. Raja Gapi Baguna memerintah dari
tahun 1465-1486 M setelah ia mangkat namanya dikenal sebagai Raja
Marhum.

Setelah Raja Marhum meninggal, digantikan oleh putranya yang


bernama Zainal Abidin Sultan Ternate. Pada tahun 1495 M, ia merantau
ke Jawa belajar agama Islam kepada Sunan Giri dan urusan memerintah
diserahkan kepada wakilnya.
Pada tahun 1565 M, Sultan Khairun menaklumkan perang Sabil
melawan kesewenang-wenangan de Mesquita di Ternate. Karena
tersedak, Portugis mengadakan perjanjian, tetapi ketika
penandatanganan perjanjian tersebut Sultan Khairun dibunuh.

Pengganti Sultan Khairun adalah Sultan Babullah (1570-1583 M).


Sultan Babullah memaklumkan perang secara total terhadap Portugis.
Perang antara tentara Ternate dengan Portugis dimenangkan oleh
Ternate pada tahun 1575 M. Sepeninggal Sultan Babullah digantikan
oleh anaknya Saiduddin Barakat.

b. Kerajaan Tidore

Kerajaan Tidore semasa dengan Kerajaan Ternate. Wilayah kerajaan ini


meliputi sebagian Halmahera, pantai barat Irian Jaya, dan sebagian
kepulauan Seram. Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah
Cirali Lijtu, yang kemudian berganti nama menjadi Sultan Jamaluddin.

Ketika Spanyol datang ke Maluku pada tahun 1521 M mereka telah


mendapati kerajaan Islam Tidore. Dan kerajaan ini telah ada 50 tahun
sebelumnya. Sedangkan setelah Sultan Jamaluddin meninggal,
digantikan oleh putranya, Sultan Mansur.

c. Kerajaan Bacan

Pada tahun 1521, raja Bacan yang memerintah negeri ini masuk Islam,
namanya kemudian berganti menjadi Sultan Zainul Abidin. Wilayah
Kerajaan Bacan meliputi kepulauan Bacan, Obi, Waigoe, Salawati dan
Misool. Ketika Portugis menguasai Maluku, sultan-sultan Bacan mereka
paksa untuk masuk agama Kristen.

d. Kerajaan Jailolo
Raja Jailolo yang pertama kali masuk Islam ialah raja yamg ke sembilan.
Setelah masuk Islam namanya berganti dengan nama Sultan
Hasanuddin. Kerajaan Islam Jailolo ini berdiri tahun 1521. Wilayahnya
meliputi sebagian Halmahera dan pesisir utara Pulau Seram. Ketika
Portugis menguasai daerah-daerah Maluku, mereka memaksa Kerajaan
Jailolo untuk masuk Kristen.

e. Kesultanan Bima (Abad ke-17)

Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumbawa


bagian Timur. Kerajaan Bima berupa menjadi kesultanan Islam pada
tahun 1620 setelah rajanya La Ka'i memeluk Islam dan mengganti
namanya menjadi Sultan Abdul Khair. Pada masa pemerintahan Sultan
Abdul Khair Sorajuddin (1640-1682), kesultanan Boma menjadi pusat
penyebaran Islam kedua di Timur Nusantara setelah Makassar.
Kesultanan Bima berakhir pada masa 1951, ketika Muhammad
Salahuddin, Sultan terakhir wafat. Peninggalan Kesultanan Bima antara
lain berupa kompleks istana yang dilengkapi dengan pintu lare-lare atau
pintu gerbang kesultanan.

Anda mungkin juga menyukai