DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN DAN BERAT
BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH
KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl.)
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
Kata kunci: Berat Benih , Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Perkecambahan
Benih, Perlakuan Pendahuluan.
PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN DAN BERAT
BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAYU
AFRIKA
(Maesopsis eminii Engl.)
Oleh :
Tri Bekti Winarni, Edje Djamhuri dan Eliya Suita
PENDAHULUAN. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) termasuk jenis tanaman eksotik
dan cepat tumbuh (fast growing species). Kegunaan utama Kayu Afrika adalah untuk konstruksi
ringan, peti kemas, box dan bahkan sudah digunakan untuk ply wood. Dilihat dari potensi yang
dimilikinya, Kayu Afrika mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam
pembangunan hutan tanaman. Dalam rangka kegiatan penanaman jenis tersebut diperlukan benih
yang bermutu tinggi dan memiliki daya berkecambah dan vigor yang tinggi. Benih Kayu Afrika
mempunyai sifat dormansi yang tinggi, karena memiliki kulit yang tebal dan keras. Untuk
mematahkan dormansi tersebut diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu. Penelitian tentang
perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika sudah dilakukan. Namun
belum dapat sepenuhnya mematahkan sifat dormansi pada benih tersebut. Ukuran benih
berkorelasi dengan vigor. Benih yang relatif berat lebih dipilih karena umumnya berhubungan
dengan perkecambahan.
BAHAN DAN METODE. Pada penelitian ini terdapat dua kali percobaan. Rancangan yang
digunakan untuk kedua percobaan tersebut yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan
percobaan pertama dengan faktor perlakuan pendahuluan terdiri dari 12 perlakuan yaitu
perendaman dalam air kelapa selama 1, 2 dan 3 jam, air selama 24, 48 dan 72 jam, H2SO4 1%
selama 10, 20 dan 30 menit dan KNO3 0,2% selama 15, 30 dan 45 menit. Rancangan percobaan
kedua dengan faktor berat benih terdiri dari 3 perlakuan yaitu benih berat (≥ 1,50 gram), sedang
(1,25-1,50 gram) dan ringan (≤ 1,25 gram). Parameter yang diamati untuk setiap percobaan yaitu
daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan. Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, dilakukan sidik ragam. Apabila
perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, kemudian dilakukan uji beda Duncan. Data yang
diperoleh dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 12.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air benih Kayu Afrika pada penelitian ini berkisar
antara 15,75%-16,95%. Berat 1000 butir berkisar antara 1378,7-1436,3 gram dan jumlah benih/kg
berkisar antara 696-725 butir/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan
dengan perendaman air kelapa selama 1, 2 dan 3 jam, air selama 24, 48 dan 72 jam, H2SO4 1%
selama 10, 20 dan 30 menit dan KNO3 0,2% selama 15, 30 dan 45 menit berpengaruh sangat nyata
terhadap daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika, namun tidak berpengaruh
nyata terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika. Begitupun untuk berat benih tidak
berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan benih
Kayu Afrika.
KESIMPULAN. Semua perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 1%
dan KNO3 0,2% mampu meningkatkan daya berkecambah benih Kayu Afrika dari kurang dari
50% menjadi lebih dari 65%. Secara statistik perendaman air kelapa (1, 2 dan 3 jam), air (24 dan
72 jam), H2SO4 1% (10, 20 dan 30 menit) dan KNO3 0,2% (15, 30 dan 45 menit) tidak berbeda
nyata dalam meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika, namun
semua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan perendaman air selama 48 jam.
Diantara semua perlakuan yang tidak berbeda nyata terdapat perlakuan pendahuluan yang
memiliki nilai rata-rata daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan lain yaitu perendaman dengan H2SO4 1% selama 10 menit masing-masing
sebesar 96,67% dan 3,21% KN/etmal. Semua benih Kayu Afrika dapat dipergunakan untuk bahan
perbanyakan tanaman.
Kata kunci: Berat Benih, Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Perkecambahan Benih, Perlakuan
Pendahuluan.
THE EFFECT OF PRETREATMENT AND SEED WEIGHT
ON THE SEED GERMINATION OF KAYU AFRIKA
(Maesopsis eminii Engl.)
by :
Tri Bekti Winarni, Edje Djamhuri dan Eliya Suita
INTRODUCTION. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) is categorized as fast growing and
exotic species in Indonesia. The use of Kayu Afrika were for light construction, packaging, boxes,
and even for ply wood raw materials. In terms of its potensial, Kayu Afrika has good prospect to
be developed for plantation forest. For the planting of this species, there is a need for high quality
seeds with high vigor and germination capacity. Seeds of Kayu Afrika have strong dormancy
feature due to their hard and thick seed coat. The breaking of the such dormancy needs a certain
treatment to the seed. Research concerning the effect of pretreatment on germination of Kayu
Afrika seeds has ever been conducted, but it had not been fully able to break the dormancy of the
seeds. Seed size has some correlation with vigor. The relatively heavy seeds are preferable due to
its general relation with germination quality.
MATERIALS AND METHOD. This research consisted of two experiments designed as
Completely Randomized Experimental Design. The first experiment comprised the factor of seed
pretreatment, consisting of 12 treatments, namely soaking in coconut water for 1,2 and 3 hours;
water for 24, 48 and 72 hours; H2SO4 1% for 10, 20 and 30 minutes; and KNO3 0.2% for 15, 30
and 45 minutes. The second experiment comprised the factor of seed weight, consisting of 3
treatments, namely the use of heavy seeds (≥ 1.50 gram), moderate seeds (1.25-1.50 gram) and
light seeds (≤1.25 gram). Variables observed for each experiment were germination capacity,
growth speed and germination value. For learning the effect of treatments on the observed
variables, Analysis of Variance was performed. If the treatment showed significant effect, further
Duncan test were performed to test the differences between means. The obtained data were
analyzed with the aid of SPSS program version 12.0.
RESULTS AND DISCUSSION. Seed moisture content of Kayu Afrika during this
research ranged between 15.75%-16.95%. Weight of 1000 seeds ranged between 1378.7-1436.3
gram, and number of seeds/kg ranged between 696-725 seeds/kg. Research results showed that
seed pretreatments of soaking in coconut water for 1,2 and 3 hours; water for 24, 48 and 72 hours;
H2SO4 1% for 10, 20 and 30 minutes; and KNO3 0.2% for 15, 30 and 45 minutes had significant
effect on germination capacity, and growth speed of Kayu Afrika seeds, howefer, they did not
have significant effect on germination value of Kayu Afrika seeds. Similarly, seed weight did not
have significant effect on germination capacity, growth speed and germination value of Kayu
Afrika seeds.
CONCLUSION. All pretreatments of soaking in coconut water, water, H2SO4 1% and KNO3
0,2% were able to increase seed germination capacity of Kayu Afrika from less than 50% to more
than 65%. Statistically, soaking in coconut water (1, 2 and 3 hours), water (24 and 72 hours),
H2SO4 1% (10, 20 and 30 minutes) and KNO3 0,2% (15, 30 and 45 minutes) did not differ
significantly in increasing seed germination capacity and seed growth speed of Kayu Afrika.
Howefer, all those treatments differed significantly from treatment of soaking in water for 48
hours. Of all those treatments which did not differ significantly, there was pretreatment which had
average values of germination capacity and growth speed which were higher than other treatments,
namely soaking in H2SO4 1% for 10 minutes, namely 96.67% and 3.21% KN/etmal respectively.
All categories of seed weight of Kayu Afrika could be used for plant propagation purposes.
Keywords: Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Pretreatment, Seed Germination, Seed Weight.
PERNYATAAN
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
Mengetahui:
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh
Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih terhadap Perkecambahan Benih
Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.). Atas selesainya penyusunan karya ilmiah
ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Edje Djamhuri dan Ir. Eliya Suita selaku komisi pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan sejak dimulainya
penelitian sampai dengan penyelesaian skripsi.
2. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor dan Laboratorium Silvikultur,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor serta seluruh staf Hutan
Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat atas kesediannya dalam
pelaksanaan penelitian.
3. Dr.Ir. Agus Hikmat, M.Sc selaku penguji dari Departemen Konservasi
Sumber Daya Hutan dan Ekowisata dan Dr.Ir. Dede Hermawan, M.Sc selaku
penguji dari Departemen Hasil Hutan atas kesediaannya, masukan dan arahan
dalam perbaikan penulisan skripsi.
4. Bapak, Mamah, Ang Rally, Teh Tutur, Weweng dan seluruh keluarga besar
yang selama ini tiada henti mendukung dan mendoakan penulis.
5. Ria, Nisa, Tuti, Budi, Ando dan seluruh penghuni pondok Spinky yang selalu
setia menemani, mendoakan dan mendukung penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi.
6. Delfi, Mustian, Yandri, Dwi, Rizal, Kaka, Boy, Daniel dan Prabu atas semua
bantuannya selama penelitian.
7. Teman-teman silvikultur angkatan 41 yang tiada pernah bosan menyemangati
dan membesarkan hati.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dunia ilmu
pengetahuan.
Bogor, Januari 2009
Penulis
RIWAYAT HIDUP
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 44
5.2 Saran .......................................................................................................... 44
No. Halaman
1. Kadar air benih Kayu Afrika.......................................................................... 26
2. Sidik ragam pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air
kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap daya berkecambah benih
Kayu Afrika .................................................................................................. 28
3. Uji Beda Duncan pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman
air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap daya berkecambah benih
Kayu Afrika ................................................................................................... 28
4. Sidik ragam pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air
kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap kecepatan tumbuh benih
Kayu Afrika ................................................................................................... 30
5. Uji Beda Duncan pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air
kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap kecepatan tumbuh benih
Kayu Afrika ................................................................................................... 30
6. Sidik ragam pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air
kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap nilai perkecambahan benih
Kayu Afrika ................................................................................................... 32
7. Sidik ragam pengaruh berat benih terhadap daya berkecambah benih Kayu
Afrika ........................................................................................................................ 33
8. Sidik ragam pengaruh berat benih terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu
Afrika ........................................................................................................................ 34
No. Halaman
1. Tanaman Kayu Afrika di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi .......... 4
2. Perubahan warna buah Kayu Afrika ............................................................... 5
3. Benih Kayu Afrika.......................................................................................... 6
4. Histogram pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa,
air, H2SO4 dan KNO3 terhadap daya berkecambah benih Kayu Afrika........ 27
5. Histogram pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa,
air, H2SO4 dan KNO3 terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika ........ 29
6. Histogram pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa,
air, H2SO4 dan KNO3 terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika .... 31
7. Histogram pengaruh berat benih terhadap daya berkecambah benih Kayu
Afrika ........................................................................................................................ 32
ringan) .......................................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Rekapitulasi data hasil percobaan pertama ................................................................ 48
2. Rekapitulasi data hasil percobaan kedua ................................................................... 50
3. Data pengamatan kecambah normal percobaan pertama ........................................... 51
4. Data pengamatan kecambah normal percobaan kedua .............................................. 53
5. Penghitungan berat 1000 butir benih Kayu Afrika .................................................... 54
6. Histogram seleksi benih berdasarkan berat benih Kayu Afrika................................. 57
7. Lay out penelitian ...................................................................................................... 58
8. Foto-foto penelitian.................................................................................................... 60
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan benih Kayu Afrika
(M. eminii) dipengaruhi oleh perlakuan pendahuluan dan berat benih.
b. Terdapat perlakuan pendahuluan benih yang efektif dan terbaik dalam meningkatkan
perkecambahan benih Kayu Afrika (M. eminii).