Anda di halaman 1dari 3

a.

Extraversion (E)
Satalina (2014) menyebutkan bahwa orang ekstrovert lebih tinggi dalam
melakukan perilaku cyberbullying dibandingkan dengan orang introvert.
Karakteristik pelaku cyberbullying berkepribadian dominan, temperamental,
impulsif, senang melakukan kekerasan, sedikit empati terhadap korban
(Camodeca & Goosens, 2005). Karakteristik orang ekstrovert adalah dominan,
aktif, asertif, bersemangat. Karakteristik tersebut mirip dengan karakteristik pada
trait extraversion yaitu perilaku asertif, energik dan suka berteman, dan percaya
diri. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pelaku cyberbullying adalah
seseorang yang dominan. Maka terdapat hubungan positif antara traits
kepribadian extraversion dengan kecenderungan perilaku cyberbullying. Semakin
tinggi skor extraversion yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi perilaku
cyberbullying.
b. Neuroticism (N)
Traits kepribadian neuroticism mengidentifikasikan individu yang rentan
dalam tekanan psikologis, respon coping maladaptif, adanya perasaan emosional,
cemas, gugup, depresi, penuh kemarahan, dan impulsif. Perilaku tersebut mirip
dengan karakteristik pelaku cyberbullying seperti memiliki kepribadian
temperamental, impulsif, mudah frustasi, dan senang melakukan kekerasan
(Camodeca & Goosens, 2005). Hinduja & Patchin (2008) menyebutkan bahwa
remaja yang frustasi, marah, dan mengalami stress lebih cenderung melakukan
bullying atau cyberbullying. Maka terdapat hubungan positif antara traits
kepribadian neuroticism dengan kecenderungan perilaku cyberbullying. Semakin
tinggi skor neuroticism yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi perilaku
cyberbullying.
c. Openness (O)
Seseorang yang mempunyai skor tinggi pada traits kepribadian openness
memiliki karakteristik kreatif, imajinatif, inovatif, adanya rasa penasaran, dan
kebebasan. Hal tersebut selalu dijadikan senjata bagi pelaku bullying dalam
menyusun strategi dalam melukai korbannya. Traits kepribadian openness
memiliki hubungan positif dengan kecenderungan perilaku bullying, semakin
tinggi skor openness yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi perilaku
bullying (Coroloso, 2007). Hal tersebut dapat terjadi juga pada perilaku
cyberbullying (pak… ini bingung nyambungin ke cyberbullyingnya;((()
d. Agreeableness (A)
Larasati & Fitria (2016) mengatakan terdapat hubungan negatif antara traits
kepribadian agreeableness dengan kecenderungan perilaku cyberbullying,
sehingga semakin tinggi skor agreeableness yang dimiliki seseorang maka akan
menurunkan skor kecenderungan perilaku cyberbullying. Indikasi seseorang
dalam traits kepribadian agreeableness adalah seseorang yang ramah,
menghindari konflik, dan selalu mengalah. Gambaran seseorang dengan tingkat
agreeableness tinggi memiliki karakteristik penyayang dan suka membantu.
Dimensi traits kepribadian agreeableness menghambat kecenderungan seseorang
dalam melakukan tindakan cyberbullying dikarenakan mengandung segi perilaku
positif.
e. Conscientiousness (C)
Hubungan antara traits kepribadian conscientiousness dengan kecenderungan
perilaku cyberbullying adalah negatif. semakin tinggi skor conscientiousness yang
dimiliki seseorang maka akan menurunkan skor kecenderungan perilaku
cyberbullying (Larasati & Fitria, 2016). Traits kepribadian conscientiousness
memiliki segi perilaku positif yang cenderung menghambat seseorang melakukan
tindakan cyberbullying dikarenakan adanya kontrol terhadap lingkungan sosial,
disiplin, berpikir sebelum bertindak, serta mengikuti peraturan dan norma.
Seseorang dengan traits kepribadian conscientiousness dikenal sebagai individu
yang disiplin dan dapat diandalkan sehingga tidak memiliki hambatan dalam
memenuhi kebutuhan sosial, dalam kemampuan tersebut mereka dapat
mengontrol perilakunya, termasuk dalam tindakan cyberbullying.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, Coloroso. (2007). Stop Bullying Memutus Rantai Kekerasan


Anak Dari Pra Sekolah Hingga SMU. Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta
Camodeca, M., & Goosens, F.A. (2005). Agression, social cognition, anger and sadness in
bullies and victims. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 46 (2). 186-197.
Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2008). Cyberbullying: An exploratory analysis of factors
related to off ending and victimization. Deviant Behavior, 29 (2), 129-156.
Larasati, A., & Fitria, M. (2016). Kecenderungan perilaku cyerbullying ditinjau dari traits
dalam pendekatan bigfive personality pada siswa SMA Negeri di Kota Yogyakarta.
Jurnal Psikologi Integratif, 4(2), 161-182. doi:10.14421/jpsi.2016.42-07
Satalina, D. (2014). Kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 02(02), 294-310.
doi:10.22219/jipt.v2i2.2003

Anda mungkin juga menyukai