Anda di halaman 1dari 3

PATOGENESIS LYMPHANGIOMA (CYSTIC HYGROMA)

Limfangioma atau kistik hygroma dapat terjadi akibat malformasi (kegagalan


pembentukan) saluran limfatik dengan sistem vena selama embriogenesis, penyerapan
abnormal struktur limfatik, atau keduanya. Penelitian terakhir juga menunjukkan adanya
mutasi dari kromosom 13, 18, 21, VEGF-C dan reseptornya. VEGF-C dan FLT-4 merupakan
faktor pertumbuhan pembuluh darah yang mungkin terlibat dalam malformasi limfatik (Mirza
et al, 2010)

PATOGENESIS THROMBUS

Berdasarkan Triad Virchow dijelaksan bahwa dasar terbentuknya thrombus terdiri dari :

1. Gangguan pada aliran darah yang mengakibatkan stasis


2. Gangguan pada keseimbangan prokoagulan dan antikoagulan yang menyebabkan
aktivasi faktor pembekuan, dan
3. Gangguan pada dinding pembuluh darah (endotel) yang menyebabkan prokoagulan.

Trombosis terjadi jika keseimbangan antara faktor trombogenik dan mekanisme protektif
terganggu. Faktor trombogenik meliputi :

a. Gangguan sel endotel


b. Terpaparnya subendotel akibat hilangnya sel endotel
c. Aktivasi trombosit atau interaksinya dengan kolagen subendotel atau faktor von
Willebrand
d. Aktivasi koagulasi
e. Terganggunya fibrinolisis
f. Statis

Sedangkan, mekanisme protektif terdiri dari :

a. Faktor antitrombotik yang dilepaskan oleh sel endotel yang utuh


b. Netralisasi faktor pembekuan yang aktif oleh komponen sel endotel
c. Hambatan faktor pembekuan yang aktif oleh inhibitor
d. Pemecahan faktor pembekuan oleh protease
e. Pengenceran faktor pembekuan yang aktif dan trobosit yang beragregasi oleh aliran
darah
f. Lisisnya trombus oleh system fibrinolysis

Trombus terdiri dari fibrin dan sel-sel darah. Pada trombus arteri karena aliran darah arteri
yang cepat, terdiri dari trombosit yang diikat oleh fibrin yang tipis, sedangkan trombus vena
yang terutama terbentuk di daerah stasis, terdiri dari eritrosit dengan fibrin dalam jumlah
yang besar dan sedikit trombosit (Wijaya, 2013).

PATHOGENESIS OF SQUAMOUS CELL CARCINOMA

AND ADENOCARCINOMA OF THE LUNG

Kanker paru-paru memiliki 2 klasifikasi, yaitu small cell lung cancer dan non-small
cell lung cancer. Kanker paru-paru yang paling sering terjadi yaitu non-small cell lung
cancer yang terdiri atas 3 subtipe, antara lain adenocarcinoma, squamous cell carcinoma dan
large cell lung carcinoma. Small cell lung cancer sebagian besar terjadi karena paparan
rokok, sangat jarang diakibatkan bukan paparan rokok. Sedangkan non-small cell lung
cancer terjadi karena paparan rokok dan berbagai faktor lain (Smith, 2021).

Patogenesis terjadinya kanker paru-paru yaitu ketika terdapat interaksi antara


karsinogen yang terhirup dengan epitel saluran napas kemudian menginduksi terbentuknya
partikel tambahan DNA (DNA adducts). Jika DNA adducts tetap bertahan dalam sel atau
tidak diperbaiki, maka akan menyebabkan mutasi dan perubahan genomik. Beberapa bahan
karsinogenik penyebab kenker paru-paru antara lain asap rokok, gas radon, asbestos, nitrogen
dioxide, alumunium, cadmium, chromium, beryllium, iron, nickel, arsenic, hematite, coal,
diesel, radiation, silica, toxic dust (Smith, 2021).

Selain paparan bahan karsinogenik, terjadinya kanker paru-paru juga dipengaruhi oleh
genetik (kerentanan host) dengan atau tanpa paparan karsinogen. Menurut penelitian
kromosom 6q23–25 memberikan kanker paru-paru kerentanan pada suatu keluarga (Miller,
2005)
DAFTAR PUSTAKA

1. Miller, Y.E., 2005. Pathogenesis of Lung Cancer 100 Year Report. American Journal of
Respiratory Cell and Molecular Biology, 33(3) : 216-223.
2. Mirza B., Ijaz L., Saleem M., Sheikh A., 2010. Cyctic Hygroma : An Overview. Journal
of Cutaneous and Aesthetic Surgary Sep-Dec; 3(3) :139-144.
3. Smith, Y., 2021. Lung Cancer Pathogenesis. News Medical Life Sciences.
https://www.news-medical.net/health/Lung-Cancer-Pathogenesis.aspx
4. Wijaya, W.L., 2013. Trombosis Vena Dalam (TVD). Universitas Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai