Kewarganegaraan A Kelompok 1 Tugas 3
Kewarganegaraan A Kelompok 1 Tugas 3
Disusun oleh :
Dosen Pengampu
Dr. Steven Y. Audy Luntungan, S.T., M.Si., M.Th.
Kelas : Kewarganegaraan A
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang dapat dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui kasus disintegrasi yang ada di Indonesia
2. Mengetahui kaitan kasus tersebut dengan disintegrasi di Indonesia
3. Mengetahui faktor penyebab disintegrasi
4. Mengetahui solusi dari permasalahan kasus disintegrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengungkapkan, salah satu
ancaman tersebut adalah radikalisme.
"Masalah radikalisme, media sosial disinyalir menjadi inkubator radikalisme, khususnya generasi
muda. Kecenderungan ini dikuatkan survei BNPT terbaru bahwa 85 persen generasi milenial
rentan terpapar radikalisme. Kondisi ini patut menjadi perhatian bersama mengingat Indonesia
sedang menghadapi bonus demografi," ujar Wawan dalam diskusi virtual yang digelar Persatuan
Alumni GMNI, Selasa (15/6/2021).
Ancaman lain yang patut diperhatikan yakni mengenai gerakan separatisme di Papua.
Wawan menyebut, separatisme di Papua merupakan salah satu ancaman yang dapat menciptakan
disintegrasi bangsa.
Selain merongrong kewibawaan negara, kata Wawan, kelompok separatisme terindikasi menjadi
salah satu sumber konflik dalam pembangunan di Papua.
"Dan ini kita lakukan upaya penanganan secara komprehensif dan berkelanjutan tanpa
menghambat upaya membangun Papua secara cepat supaya mengejar ketertinggalan dari
provinsi lain," kata Wawan.
Selanjutnya, serangan siber turut serta masuk dalam daftar ancaman nasional. Wawan menilai,
ancaman siber menjadi hal yang sulit dihindari di tengah masifnya penetrasi internet.
Terlebih, pemahaman mengenai keamanan siber masyarakat Indonesia masih perlu terus
dilakukan pembenahan.
Wawan menyebut, penyebaran hoaks di media sosial perlu mendapat perhatian serius, terutama
mengenai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang masuk kategori sangat sensitif.
"Penyebaran kabar terkait isu sensitif tersebut akan berdampak luas karena sifat media sosial
yang mampu menyebarkan informasi secara cepat dan tidak terjangkau," ujar Wawan.
Kemudian, Wawan menyebut SARA menjadi ancaman nasional yang perlu diantisipasi.
Beberapa kasus SARA yang sering mengemuka antara lain sentimen keagamaan, konflik antar
etnis, rasisme terhadap etnis tertentu, situasi di Papua maupun konlfik antara Syiah dan Sunni.
Ia menegaskan, isu sensitif tersebut menjadi ancaman serius karena dapat menimbulkan konflik
horizontal.
4.1 Kesimpulan
Dari berbagai hasil analisis tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut.
Disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat akumulasi
permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih sehingga perlu
penanganan khusus dengan pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek
hukum,keadilan dan sosial budaya.
4.2 Saran
Kita harus menyadari betapa susahnya para tokoh pendiri bangsa di masa
lalu untuk mencapai dan mendapatkan sebuah kemerdekaan, bahkan mereka sampai
mengorbankan seluruh jiwa dan dan raganya hanya demi bangsa ini, sementara kita sekarang
tinggal menikmati jerih payah mereka di masa lalu. Oleh karena itu, sebagai warga negara kita
diamanahkan dan dituntut untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, meskipun
berbagai ancaman dan gangguan datang menghampiri. Bung Karno sendiri juga pernah
menyampaikan dalam isi pidatonya “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir
penjajah, perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”
DAFTAR PUSTAKA
HB. Amiruddin Maula, Drs, SH, Msi, 2001. Menjaga Kepentingan Nasional Melalui
Pelaksanaan Otonomi Daerah Guna Mencegah Terjadinya Disintegrasi Bangsa, Jakarta :
Lemhannas