Anda di halaman 1dari 16

KUESIONER

PENGUMPULAN DATA BALITA (2 – 5 TAHUN)

Nomor kuesioner :
Tgl Wawancara :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Alamat : RT : RW : No :
Pewawancara :

1. Data karakteristik responden/balita


- Nama :
- Tanggal lahir :
- Umur :
- Jenis kelamin :
- Berat badan :
- Tinggi badan :
- IMT :

2. Data karakteristik keluarga responden/balita


Data ibu balita
- Nama :
- Tanggal lahir :
- Umur :
- Pendidikan terakhir :
1)Tidak/Belum pernah sekolah 2)Tidak Tamat SD 3)Tamat SD
4)Tamat SMP 5)Tamat SMA 6)Tamat D1/D2/D3
7)Tamat PT
- Pekerjaan :
1)PNS 2)TNI/POLRI 3)Pegawai swasta
4)Wiraswasta 5)Petani 6)Pedagang
7)Buruh 8)Lain-lain
- Pendapatan :
1)< 250rb 2)250 – 500rb 3)501-750rb
4)751rb – 1 jt 5)1 – 1,5jt 6)1,5 – 2jt 7.>2jt

Data ayah balita


- Nama :
- Tanggal lahir :
- Umur :
- Pendidikan terakhir :
1)Tidak/Belum pernah sekolah 2)Tidak Tamat SD 3)Tamat SD
4)Tamat SMP 5)Tamat SMA 6)Tamat D1/D2/D3
7)Tamat PT

1
- Pekerjaan :
1)PNS 2)TNI/POLRI 3)Pegawai swasta
4)Wiraswasta 5)Petani 6)Pedagang
7)Buruh 8)Lain-lain
- Pendapatan :
1)< 250rb 2)250 – 500rb 3)501-750rb
4)751rb – 1 jt 5)1 – 1,5jt 6)1,5 – 2jt 7.>2jt

Data anggota keluarga lainnya (yang tinggal bersama keluarga balita/dalam satu rumah
tangga)
No Nama Status dalam Usia (tahun) Pekerjaan
keluarga
1
2
3
4
5
6

2
3. Data status kesehatan balita
Gambaran status kesehatan balita (penyakit infeksi) selama 3 bulan terakhir
Frekuensi sakit
Riwayat penyakit Pernah/tidak sakit (…kali/3 bulan Lama sakit (hari)
terakhir)
ISPA 1. ya 2. tidak
Tuberculosis 1. ya 2. tidak
Diare 1. ya 2. tidak
Influenza 1. ya 2. tidak
Demam typhoid (tifus) 1. ya 2. tidak
Abses (penimbunan 1. ya 2. tidak
nanah)
Lainnya:

Jika sakit biasanya yang dilakukan?


1. Berobat ke puskesmas
2. Berobat ke dokter
3. Membeli obat ke warung dengan resep sendiri
4. Membeli obat ke apotek dengan resep apoteker
5. Memakai obat tradisional

3
4. Data mengenai pengetahuan gizi dan kesehatan
Petunjuk: jika ibu balita menjawab “tahu” terhadap pertanyaan yang diajukan, lanjutkan
dengan pernyataan untuk meminta ibu tersebut menjelaskan jawabannya lebih rinci, agar
dapat memberi skor dengan benar.
No. Pertanyaan Tahu Tidak Skor
tahu
1 Tahukah ibu pengertian makanan yang bergizi
2 Tahukah ibu ciri anak balita yang gizinya baik
3 Tahukah ibu contoh bahan makanan makanan yang
mengandung protein hewani
4 Tahukah ibu contoh bahan makanan makanan yang
mengandung protein nabati
5 Tahukah ibu bahan makanan yang mengandung zat besi
6 Tahukah ibu makanan yang mengandung vitamin A
7 Tahukanh ibu makanan yang mengandung yodium
8 Tahukah ibu makanan yang mengandung vitamin C
9 Tahukah ibu makna garis hijau di KMS
10 Tahukah ibu makna garis merah di KMS
11 Tahukah ibu yang termasuk golongan rawan gizi
Modifikasi dari kuesioner Ariefiani R, 2009

5. Data mengenai pola asuh makan


No. Pertanyaan Ya Tidak Skor
1 Apakah ibu memberikan ASI eksklusif kepada balita ibu
2 Apakah ibu memberikan kolostrum kepada balita ibu
3 Apakah ibu memberikan makanan/minuman saat bayi lahir
seperti madu, dan lain-lain
4 Apakah ibu memberikan makanan saat balita ibu berusia 2
bulan
5 Apakah ASI diberikan sesuai dengan permintaan anak
6 Apakah ASI diberikan sampai usia 2 tahun
7 Apakah anak biasa mengonsumsi makanan yang beragam
8 Apakah ibu biasa menyediakan makanan kudapan untuk anak
9 Apakah ibu biasa mencuci tangan sebelum menyiapkan
makanan untuk anak
10 Apakah ibu selalu memotivasi anak untuk menghabiskan
makanannya
11 Apakah anak mempunyai jadwal makan teratur
Modifikasi dari kuesioner Ariefiani R, 2009

4
6. Data mengenai pola asuh kesehatan
No. Pertanyaan Ya Tidak Skor
1 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk rutin menggogok
gigi di waktu pagi hari dan malam sebelum tidur
2 Apakah ibu selalu membiasakan anak untu menggunakan sikat gigi
milik sendiri
3 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk rutin memotong
kuku (2 – 3 kali/bulan)
4 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk memakai alas kaki
ketika bermain di luar rumah
5 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan
6 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk mencuci tangan
dengan sabun setelah BAK atau BAB
7 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk rutin mandi 2x
sehari menggunakan sabun di waktu bangun pagi dan sore atau
malam sebelum tidur
8 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk membuang
sampah pada tempat sampah
9 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk mencuci kaki
sebelum tidur
10 Apakah ibu selalu membiasakan anak untuk keramas secara
rutin, ≥3 kali seminggu
Modifikasi dari kuesioner Ariefiani R, 2009

5
7. Data mengenai kebersihan dan sanitasi (PHBS) keluarga
No. Pertanyaan Ya Tidak Skor
1 Apakah anggota keluarga ibu tidak ada yang merokok
2 Apakah imunisasi balita sudah lengkap?
3 Apakah balita rutin ditimbang ke posyandu?
4 Apakah ibu selalu menyediakan sarapan pagi setiap hari?
5 Apakah keluarga ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM)?
(BPJS atau dana sehat/JPKM)
6 Apakah ibu dan keluarga selalu mencuci tangan dengan
menggunakan sabun sebelum makan?
7 Apakah ibu dan keluarga selalu membiasakan rutin menggosok
gigi di waktu pagi hari dan malam sebelum tidur ?
8 Apakah ada anggota keluarga yang rutin berolah raga?
9 Apakah keluarga ibu biasanya makan makanan yang beraneka
ragam (makan sayur dan buah setiap harinya)?
10 Apakah keluarga ibu buang air besar di jamban/WC/kamar
mandi?
11 Apakah ibu dan balita selalu mencuci tangan dengan
menggunakan sabun setelah BAK/BAB?
12 Apakah keluarga ibu selalu menggunakan air bersih?
(punya penampungan air bersih dan tersedia air bersih)?
13 Apakah ibu menyediakan tempat sampah di rumah?
14 Apakah dirumah ibu ada sistem pembuangan air limbah?
15 Apakah di rumah ibu terdapat ventilasi yang cukup untuk
pertukaran udara?
16 Apakah lantai rumah ibu terbuat dari bahan keramik, ubin, atau
semen (bukan dari tanah)?
Modifikasi dari kuesioner Ersiyoma, 2012

6
8. Data mengenai akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan
No. Pertanyaan Ya Tidak Skor
1 Apakah ibu pernah mendengar/mendapat informasi tentang gizi
dan kesehatan
Jika ya, dari mana ibu mendapat informasi tersebut
- Keluarga/teman/tetangga
- Sekolah
- PKK
- Posyandu/bidan
- Majalah/buku/Koran/leaflet
- Radio/TV/internet
- Dokter/klinik/RS/puskesmas
Informasi tentang apa, sebutkan…

2 Apakah ibu pernah menggunakan pelayanan imunisasi di


posyandu
3 Apakah ibu mengetahui alasan datang ke posyandu
Apa alasannya…
- Untuk menimbang balita
- Untuk imunisasi
- Untuk mendapat info gizi dan kesehatan
- Untuk mendapat pelayanan KB
- Untuk mendapat pelayanan kesehatan selama kehamilan
- Untuk mendapatkan PMT
- Untuk mendapatkan kapsul vitamin A
4 Apakah kader pernah mengajak ibu untuk datang ke posyyandu
5 Apakah ibu pernah atau masih menjadi akseptor KB
Sumber KB dari…
- Posyandu
- Puskesmas
- Bidan desa
- Rumah sakit
- Mantra
- Dokter
6 Apakah ibu pernah mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
Jika ya, jenis pelayanan kesehatan apa yang pernah dikunjungi
- Puskesmas
- Polindes
7 Apakah ibu pernah mendapat penyuluhan di posyandu
8 Apakah biaya kesehatan di puskesmas terjangkau
Modifikasi dari kuesioner Ariefiani R, 2009

7
9. Data asupan makan
Waktu Berat
Menu Bahan makanan
makan URT Gram
Makan pagi

Selingan

Makan siang

Selingan

Makan
sore/malam

Selingan

8
10. Data pola konsumsi
Frekuensi makan Porsi perkali makan
Bahan makanan 3-6x Tidak
1x/hr >1x/hr 1-2 x ≤1x/bln URT Gram
/mgg pernah
1. makanan
pokok
a. nasi/beras
b. jagung
c. kentang
d. singkong
e. Lainnya….

2. lauk
hewani
a. telur
b. daging sapi
c. ayam
d. ikan
e. lainnya…….

3. lauk nabati
a. tempe
b. tahu
c. lainnya…

4. sayuran
a, bayam
b. wortel
c. kcg panjang
d. lainnya….

5. buah-
buahan
a. jeruk
b. tomat
c. pisang
d. pepaya
e. apel
f. lainnya…

9
Frekuensi makan Porsi perkali makan
Bahan makanan 3-6x Tidak
1x/hr >1x/hr 1-2 x ≤1x/bln URT Gram
/mgg pernah

6. lain-lain
a. susu
b. biskuit
c. jamu
d. teh manis
e. kopi
f. air putih
g. lainnya...

11. Data mengenai program/kegiatan instansi terkait/pemerintah yang pernah didapatkan


 Upaya penyediaan lapangan kerja
1. Apakah terdapat upaya pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
2. Jika ya, berupa apa?

 Upaya penyediaan pangan


1. Apakah terdapat upaya pemerintah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat
setempat? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
2. Jika ya, berupa apa?

 Upaya terkait peningkatan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan


1. Apakah lembaga kesehatan seperti puskesmas/dinas kesehatan pernah memberikan
penyuluhan secara umum mengenai gizi dan kesehatan bagi masyarakat setempat?
Misalkan penyuluhan tentang kurang energi protein, kurang vitamin A, anemia, obesitas,
gangguan akibat kekurangan yodium atau yang lainnya…
1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
2. Jika ya, berupa penyuluhan apa?

 Upaya terkait peningkatan perilaku yg tepat tentang gizi dan kesehatan


1. Apakah lembaga kesehatan seperti puskesmas/dinas kesehatan pernah memberikan
konseling cecara pribadi mengenai gizi dan kesehatan bagi masyarakat setempat?
1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu

10
2. Jika ya, berupa konseling apa? Misalkan konseling bagi balita gizi buruk atau yang
lainnya…

 Upaya perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar, dll)


1. Apakah terdapat upaya pemerintah dalam perbaikan infrastruktur seperti jalan, pasar,
sarana pelayanan kesehatan, dll?

PENGOLAHAN DATA KUESIONER BALITA

1. Data karakteristik balita (jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, IMT)
Data jenis kelamin anak balita terdiri dari dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan.
Data umur balita diklasifikasikan berdasarkan data yang didapatkan di lapangan,
misalnya diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu 24-35 bulan, 36-47 bulan dan 48-60
bulan.
Data berat badan, tinggi badan, IMT, termasuk umur, dapat digunakan untuk penilaian
status gizi balita secara antropometri berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB, IMT/U. Setiap
indeks memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yaitu:
Indeks BB/U:
Indeks BB/U dapat menggambarkan akut malnutrisi, yaitu menggambarkan malnutrisi pada
saat ini
Kelebihan:
a. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti masyarakat umum
b. Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis
c. Berat badan dapat berfluktuasi
d. Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil
e. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)
Kekurangan:
a. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru jika terdapat edema maupun asites
b. Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit di taksir secara
tepat karena pencatatan umur yang belum baik
c. Memerlukan data umur yang akurat
d. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak
pada saat penimbangan
e. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat.
Dalam hal ini orang tua tidak mengizinkan dilakukan penimbangan pada anaknya, karena
dianggap seperti barang dagangan dan sebagainya.

Indeks TB/U:
Indeks ini dapat menggambarkan malnutrisi di masa lampau
Kelebihan:
a. Baik untuk mengukur status gizi masa lampau
b. Ukuran panjang dapat di buat sendiri, murah dan mudah di bawa
Kekurangan:

11
a. Tinggi badan tidak cepat naik bahkan tidak mungkin turun
b. Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan
dua orang untuk melakukannya

Indeks BB/TB:
Indeks ini meggambarkan malnutrisi yang baru saja terjadi (1, 2, atau 3 bulan yang lalu)
Kelebihan:
a. Tidak memerlukan data umur
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus)
Kekurangan:
a. Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan, atau
kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor umur tidak dipertimbangkan
b. Dalam praktik sering mengalami kesulitan untuk melakukan pengukuran tinggi badan
c. Membutuhkan dua macam alat ukur
d. Pengukuran relative lebih lama
e. Membutuhkan dua orang yang melakukannya
f. Sering terjadi kesalahan dalam membaca hasil pengukuran, terutama jika dilakukan oleh
nonprofessional
(Adriani M dan Wirjatmadi B, 2012)

Acuan standar penilaian status gizi secara antropometri dapat mengacu pada:
 NCHS (National Center for Health Statistic) → cut off point menggunakan percentile

PB/U: ≥ 2nd (Tinggi / Normal)

BB/PB: ≥ 2nd ─ ≤ 98 (Normal)

IMT/U: ≥ 5th ─ < 85th (Normal)

TB/U: ≥ 5th (Tinggi / Normal)

12
 Standar antropometri penilaian status gizi anak (Kepmenkes RI
No.1995/Menkes/SK/XII/2010), mengacu pada standar WHO (2005) → cut off point
menggunakan Mean dan SD (Standar Deviasi)

2. Data karakteristik keluarga responden/balita (Umur orang tua, pendidikan terakhir


orang tua, pekerjaan orang tua, besar keluarga, status sosial ekonomi keluarga)
Umur orang tua balita (ayah dan ibu).
 Menurut Papalia, Olds, dan Fieldman (2008) data umur orang tua dikelompokan menjadi
empat kelompok yaitu usia 20-40 tahun (dewasa awal), 41-65 (dewasa tengah), dan >65
tahun (dewasa lanjut).
 Atau berdasarkan kelompok usia menurut Turner JS dan Helms DB (1991) dalam Gabriel
(2008), yaitu remaja (13-19 tahun), dewasa muda (20-30 tahun), dewasa madya (31-50
tahun), dan dewasa lanjut (51-75) tahun.

13
 Atau berdasarkan kelompok usia menurut Papalia, Olds, Fieldman (2008) yaitu kelompok
usia 20 – 40 tahun (dewasa muda) dan 40 – 65 tahun (dewasa madya).
Pendidikan terakhir orang tua balita (ayah dan ibu). Data pendidikan orang tua
dibagi menjadi tujuh kategori yaitu tidak/belum pernah sekolah, tidak tamat SD, tamat SD,
tamat SMP, tamat SMA, tamat D1/D2/D3, tamat PT
Pekerjaan orang tua balita (ayah dan ibu). Data pekerjaan orang tua dibagi menjadi
delapan kategori yaitu PNS, TNI/POLRI, Pegawai swasta, Wiraswasta, Petani, Pedagang,
Buruh, dan lain-lain.
Besar keluarga. Besar keluarga dihitung dari jumlah anggota keluarga yang tinggal
bersama dalam satu rumah tangga. Data besar keluarga dikelompokan menjadi keluarga kecil
dengan jumlah anggota keluarga sebanyak ≤4 orang, keluarga sedang dengan jumlah anggota
keluarga sebanyak 5-7 orang, dan keluarga besar dengan jumlah anggota keluarga ≥8 orang
(Hurlock 1998).

3. Data status kesehatan balita


Data status kesehatan diperoleh dengan menanyakan pernah atau tidaknya sakit,
frekuensi sakit, dan berapa lama sakit (hari) untuk setiap jenis penyakit (BPS 2000). Dari data
tersebut dapat ditentukan skor morbiditas (angka kesakitan). Skor morbiditas dihitung dengan
mengalikan lama hari sakit dengan frekuensi sakit untuk setiap jenis penyakit, seperti rumus
berikut:
Skor morbiditas= lama hari sakit x frekuensi sakit
Dari skor morbiditas dapat ditentukan status kesehatan. Semakin tinggi skor morbiditas maka
status kesehatan semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah skor morbiditas maka status
kesehatan semakin tinggi. Pengkategorian status kesehatan dapat dihitung berdasarkan interval
kelas dengan rumus (Setiawan dan Permana, 2008):
Interval kelas = skor maksimum – skor minimum
1 + 3.3 log (skor maksimum)
Nilai skor maksimum dihitung berdasarkan angka rata-rata skor maksimum dari skor
morbiditas yang didapatkan di lapangan.

4. Data mengenai pengetahuan gizi dan kesehatan ibu balita


Pengetahuan gizi terdiri dari 11 pertanyaan dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang
benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Kriteria penilaian pengetahuan gizi menurut
Khomsan (2009), yaitu kurang (jika jawaban benar <70% dari total pertanyaan), baik (jika
jawaban benar ≥70% dari total pertanyaan).

5. Data mengenai pola asuh makan


Pola asuh makan diukur dengan 11 pertanyaan tertutup yang terdiri atas aspek pemberian
ASI, kebiasaan makan, dan pola konsumsi makan. Setiap pertanyaan yang besifat positif akan
diberi nilai 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak. Sedangkan setiap pertanyaan yang
bersifat negatif diberi nilai 1 untuk jawaban tidak dan 0 untuk jawaban ya. Kriteria penilaian
kurang (jika jawaban benar <70% dari total pertanyaan), baik (jika jawaban benar ≥70% dari
total pertanyaan).

6. Data mengenai pola asuh kesehatan


Pola asuh kesehatan diukur dengan 7 pertanyaan tertutup berupa penanaman kebiasaan
perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini. Setiap pertanyaan akan diberi 1 untuk jawaban ya,

14
dan 0 untuk jawaban tidak. Kriteria penilaian kurang (jika jawaban benar <70% dari total
pertanyaan), baik (jika jawaban benar ≥70% dari total pertanyaan).

7. Data mengenai kebersihan dan sanitasi (PHBS) keluarga balita


PHBS didapatkan dengan penilaian hasil kuesioner dan pengamatan terhadap sarana
fisik. Pertanyaan kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan yang ditujukan kepada responden.
Kuesioner perilaku PHBS menggunakan jenis pertanyaan tertutup, dengan nilai 1 untuk
jawaban ya, dan 0 untuk jawaban tidak. Untuk sarana fisik, diberi nilai 1 jika sarananya
tersedia dan nilai 0 jika tidak tersedia. Nilai minimum pengukuran PHBS adalah 0 dan
maksimum 16. Kategori PHBS ditentukan dengan interval kelas. Total nilai berkisar antara 0
-16, dikategorikan menjadi kategori rendah jika skor yang diperoleh berkisar antara 0 – 5,
kategori sedang jika skor yang diperoleh berkisar antara 6 – 11, dan kategori baik jika skor
yang diperoleh berkisar antara 12 – 16.

8. Data mengenai Akses ibu terhadap informasi dan pelayanan gizi dan kesehatan.
Akses ibu terhadap informasi dan pelayanan gizi dan kesehatan terdiri dari 8 pertanyaan
yang masing-masing akan diberi skor dengan nilai 1 untuk jawaban ya, dan 0 untuk jawaban
tidak.. Kriteria penilaian kurang (jika jawaban benar <70% dari total pertanyaan), baik (jika
jawaban benar ≥70% dari total pertanyaan).

DAFTAR PUSTAKA
Adriani M dan Wirjatmadi B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Ariefiani R. 2009. Pola Asuh Makan dan Kesehatan pada Rumah Tangga yang Tahan dan Tidak
Tahan Pangan serta Kaitannya dengan Status Gizi anak Balita di Kabupaten Banjarnegara,
Provinsi Jawa Tengah [Skripsi]. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
IPB
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2000. Indikator Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statistics). Jakarta:
BPS
Ersiyoma E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Pola Asuh, Status Gizi, dan Status
Kesehatan Anak Balita di Wilayah Program Warung Anak Sehat (WAS) Kabupaten
Sukabumi [Skripsi]. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB
Gabriel A. 2008. Perilaku keluarga sadar gizi (kadarzi) serta hidup bersih dan sehat ibu kaitannya
dengan status gizi dan kesehatan balita di Desa Cikarawang, Bogor [skripsi]. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hurlock EB. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Khomsan A. 2000. Tekhnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Khomsan A, Anwar F, Mudjajanto ES. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Pengetahuan Gizi Ibu
Peserta Posyandu. Jurnal Pangan dan Gizi. Vol 4(1): 32-40.
15
Papalia DE, Olds SW, Fieldman RD. 2008. Perkembangan Manusia. Brian M, penerjemah;
Jakarta: Salemba Humanika. Terjemahan dari Human Development.
Setiawan dan Permana, 2008. Pengantar statistik. Handout statistik, UPI [internet]. Tersedia
pada: file pdf, distribusi frekuensi – Direktori File UPI. https://www.google.com/search?
q=cara+menghitung+interval+kelas&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a

16

Anda mungkin juga menyukai