Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aldi Septiadi Abdillah

Nim : 651419004

Kelas : ITP A 2019

Mata Kuliah : Analisa Pangan

ANALISIS PADA VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting
dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat
mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai buah
penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan
vitamin C lebih banyak 47% dari pada jeruk.
Asam askorbat (vitamin C) adalah lakton (ester-dalam asam hidroksikarbosilat) dengan ciri-
ciri ada gugus enadiol sebagai pereduksi kuat. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam,
yaitu asam L-askorbat (bentuk tereduksi) dan asamdehidro L-askorbat (bentuk teroksidasi). L-
asam askorbat mudah dioksidasi secara bolak-balik menjadi asam dehidro L-askorbat yang tetap
mempertahankan aktivitas vitamin C.
Vitamin C stabil dalam keadaan kering tetapi dalam bentuk larutan mudah teroksidasi
menjadi asam dehidroaskorbat terutaman oleh pengaruh oksigen, cahaya, dan pH (larutan
vitamin C paling stabil pada pH dibawah4). Penyimpanan vitamin C dalam wadah tertutup rapat
dan terlindungi dari cahaya. Vitamin C tidak dapat bercampur dengan alkali, ion logam berat
terutama besi (III) dan tembaga (II), senyawa pengoksidasi, metanamin, fenilefrin hidroklorida,
pirilamin maleat, salisilamid, natrium nitrit, natrium salisilat, dan teobromin salisilat.

Berikut ini adalah metode-metode yang digunakan dalam analisis vitamin C/asam askorbat :

1. Metode Oksidimetri
Oksidimetri merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji atau
menganalisis kadar vitamin C. Metode ini adalah metodentitrasi redoks yang menggunakan
larutan baku bersifat sebagai oksidator. Titrasi ini juga merupakan teknik titrasi yang
melibatkan perpindahan electron dengan melibatkan unsur yang dapat mengalami perubahan
tingkat oksidasi. Reaksi oksidasi reduksi antara zat penetrasi dengan yang dititrasi menjadi
dasar dilakukannya metode oksidimetri.

Secara umum berdasarkan jenis oksidator atau reduktornya, oksidimeteri terbagi menjadi
2 yaitu iodimetri dan permanganometri.
a. Iodimetri
Iodimetri merupakan titrasi langsung untuk penetapan kuantitatif yang pada dasarnya
adalah jumlah I2 yang berekasi dengan sampel terbentuk dari reaksi antara sampel dengan
ion iodida. Iodimetri merupakan suatu metode titrasi yang menggunakan iodin sebagai
oksidator. Penentuan titik akhir dari titrasi ini didasarkan pada I 2 yang bebas. Iodimetri
juga dapat digunakan dalam analisis kuantitatif kandungan vitamin C kareba I 2 dapat
mengoksidasi vitamin C. selain itu, vitamin C juga bersifat reduktor kuat, mudah
teroksidasi dan iodium mudah berkurang. Hal ini merupakan salah satu syarat senyawa
dapat dilakukan dengan metode iodimetri. Prinsip dari titrasi iodimetri yaitu iodin
mengadisi ikatan rangkap vitamin C pada atom karbon C nomor 2 dan 3, ikatan rangkap
yang diadiasi pada vitamin C oleh iodine akan terputus menjadi ikatan tunggal. Jika
seluruh ikatan rangkap pada vitamin C sudah diadiasi oleh iodine maka iodine yang
menetes akan bereaksi dengan larutan indicator amilum saat titrasi membentuk amilum
yang berwarna biru. Terbentuknya warna biru menunjukkan bahwa proses titrasi telah
selesai karena seluruh vitamin C telah diadiasi oleh iodin sehingga volume iodine yang
dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah vitamin C.
b. Permanganometri
Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan larutan standar kalium
permanganat. Cara titrasi ini banyak digunakan untuk menganalisa zat-zat organic.
Kalium permanganat (KMnO4) telah banyak digunakan kurang lebih dalam kurun waktu
100 tahun. Selain mudah diperoleh, bahan tersebut relativ murah dan tidak membutuhkan
indicator. Permanganat berekasi secara bervariasi, hal ini disebabkan biloks mangan yang
dapat berubah-ubah yaitu +2, +3, +4, +6 dan +7. Reaksi redoks ini dapat berlangsung
baik dalam susunan asam maupun basa. Dalam suasana asam ion kalium permanganat
MnO4- yang bertindak sebagai oksidator akan tereduksi menjadi Mn2+.
Prinsip titrasi permanganometri itu sendiri melibatkan electron dalam jumlah tertentu
pada reaksi oksidasi reduksi saat suasana asam. Suasana asam sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan oksidasi KMnO4 pada tingkat tinggi dari biloks +7 menjadi +2. Pada
prosesnya, indicator lain tidak dibutuhkan pada saat titrasi, hal ini disebabkan KMnO 4
mempu meberikan perubahan warna saat titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya
warna merah mudah. Oleh sebab itu, KMnO4 disebut sebagai autoindikator.
2. Metode Kolorimetri

Kolorimetri adalah teknik pengukuran yang didasarkan pada serapan cahaya oleh suatu
zat berwarna Ada dua jenis kolorimetri, yaitu direct colorimetric methods dan indirect
colorimetric methods. Hanya sebagian kecil bahan farmasi dapat menyerap kuat cahaya
tampak, namun demikian direct colorimetric methods dapat digunakan untuk menetapkan
kuantitas dari senyawa berwarna tersebut. Masalah mendasar yang ditemui pada metode
adalah pemisahan analit dari gangguan senyawa lain.
Metode kolorimetri dengan pereaksi CDNB memiliki mekanisme yang didasarkan pada
reaksi antara asam askorbat dengan CDNB dalam media basa untuk menghasilkan larutan
yang berwarna kuning kemerahan. Warna ini timbul akibat reaksi asam askorbat dalam
media basa dengan senyawa yang terdiri dari cincin aromatik dengan dua atau tiga kelompok
penarik elektron pada posisi orto dan para, Ion OH yang berasal dari natrium hidroksida
bertindak sebagai nukleofil yang akan menggantikan kedudukan ion klorida dari 1-kloro-2,4-
dinitrobenzen (CDNB), schingga terbentuk 2,4-dinitrofenol (1) Bagian fenolik dari 2,4-
dinitrofenol akan mengalami interaksi dipole-dipol intramolekul dengan gugus nitro.

3. Total Asam Askorbat I dan II

Salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan total asam askorbat adalah
spektrofotometri. Spektrofotometri ultra violet adalah bagian dari teknik analisis
spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-
380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.

Spektrofotometer UV adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,


reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer terdiri dari alat spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu manakala fotometer pula adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang diabsorbsi atau ditransmisikan.

Metode analisis dalam penetapan kadar asam askorbat dengan spektrofotometri UV Vis
merupakan metode yang baik digunakan, relative murah dan mudah yang dapat
menghasilkan ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Penetuan kadar vitamin C mengunakan
metode spektrofotometri sangat sensitive.

Anda mungkin juga menyukai