DISUSUN OLEH :
COVER
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
1.1 Pembangunan Koperasi dan Perundang – undangan ................................................... 1
1.2 Tantangan, Kendala dan Peluang dalam Pembangunan Koperasi ............................... 3
1.3 Arahan, Sasaran, dan Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi .................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
PEMBAHASAN
1
juga turut berkembang. Dewasa ini, lingkup bidang usaha koperasi mencakup baik
usaha pertanian maupun usaha non-pertanian, seperti industri pangan, penyaluran
pupuk, pemasaran kopra, pemasaran cengkeh, pemasaran susu, pemasaran hasil
perikanan, petemakan, pertambangan rakyat, kerajinan rakyat, penyaluran BBM,
penyaluran semen, usaha pakaian jadi, usaha industri logam dan tambang rakyat,
pemasaran jasa telekomunikasi, pemasaran jasa kelistrikan pedesaan, penyaluran kredit
candak kulak (KCK) dan sebagainya. Sumbangan koperasi secara nasional dalam
pengadaan maupun penyaluran beberapa komoditas penting cukup besar.
Gerakan koperasi Indonesia juga telah memiliki organisasi tunggal, yaitu Dewan
Koperasi Indonesia (Dekopin) yang berfungsi sebagai wadah perjuangan dan membawa
aspirasi bagi kepentingan gerakan koperasi. Selain itu, selama PJP I juga telah terbentuk
prasarana penunjang bagi PJP II. Prasarana penunjang tersebut di antaranya adalah
Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) dan Akademi Koperasi (Akop) sebagai
lembaga pendidikan pencetak sarjana dan kader pembangunan koperasi yang ahli di
bidang manajemen koperasi. Pada saat itu, telah berdiri pula Koperasi Jasa Audit (KJA)
yang tersebar di 20 provinsi dan berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa audit, jasa
bimbingan dan manajemen, serta jasa pelatihan. Di bidang asuransi, gerakan Koperasi
juga telah memiliki Koperasi Asuransi Indonesia (KAI). Di bidang keuangan, telah
dibentuk Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK) yang
merupakan penyempurnaan dari Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) dan
berfungsi memberikan jaminan atas kredit kepada koperasi yang diberikan oleh bank.
Selain itu, juga dibentuk Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin) dan lembaga
keuangan lainnya, seperti Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI), Koperasi Bank
Perkreditan Rakyat (KBPR), dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Modal penting
lainnya dalam pengembangan koperasi pada PJP II adalah UU Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian yang memberikan landasan hukum yang kuat bagi pembangunan
koperasi yang maju dan mandiri. Pada prinsipnya, UU perkoperasian yang baru
memberikan keleluasaan yang lebih besar kepada gerakan koperasi untuk menentukan
arah pengembangan usaha agar sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan para anggota.
Disamping itu, pemerintah tetap memberikan bimbingan, kemudahan, dan perlindungan
dalam rangkamendirikan koperasi.
2
1.2 Tantangan, Kendala dan Peluang dalam Pembangunan Koperasi
Pembangunan koperasi pada PJP I telah berhasil meningkatkan perannya dalam
perekonomian nasional. Hal ini terlihat antara lain dengan semakin tumbuhnya
koperasi mandiri dan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat mengenai koperasi.
Memasuki PJP II perlu lebih dikenali adanya berbagai tantangan yang akan dihadapi.
Dengan memanfaatkan peluang dan mengatasi kendala yang ada, diharapkan
pembangunan koperasi pada PJP II akan lebih berhasil.
1. Tantangan
Meskipun banyak hasil yang telah dicapai dalam pembangunan koperasi selama
PJP I, masih banyak pula masalah yang belum terselesaikan, yang harus
dilanjutkan dan ditingkatkan penangan¬annya dalam PJP II, sebagai tantangan
untuk mewujudkan cita-cita perkoperasian seperti yang diamanatkan dalam UUD
1945.Hingga saat ini karena berbagai alasan ekonomi dan non ekonomi, koperasi
pada umumnya belum dapat melaksanakan sepenuhnya prinsip koperasi
sebagaimana yang dicita-citakan, sehinagga koperasi sebagai badan usaha dan
gerakan ekonomi rakyat belum dapat mengembangkan sepenuhnya potensi dan
kemampuannya dalam memajukan perekonomian nasional dan meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Di samping itu berbagai kondisi struktural dan
sistem yang ada masih menghambat koperasi untuk sepenuhnya dapat
menerapkan kaidah ekonomi untuk meraih dan memanfaatkan berbagai
kesempatan ekonomi secara optimal. Sementara itu dengan terbukanya
perekonomian nasional terhadap perkembangan perekonomian dunia, akan
menghadirkan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan ekonomi nasional.
Persaingan usaha akan makin ketat, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi
meningkat, tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu
mengantisipasi dan merencanakan masa depan meningkat pula. Kedudukan dan
ke¬beradaan koperasi akan makin mantap apabila koperasi makin ter¬integrasi
dan berperan menentukan ke dalam perekonomian nasio¬nal. Oleh karena itu,
tantangan dalam pembangunan koperasi adalah mengembangkan koperasi
menjadi badan usaha yang sehat, kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya
saing sehingga mampu meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional
sekaligus kesejahteraan anggotanya.
3
Dengan memperhatikan kedudukan koperasi, baik sebagai sokoguru
perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian
nasional, peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan
mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Dalam hal ini, koperasi sebenarnya
memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas terutama dalam hal yang
menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Dalam kenyataannya,
koperasi masih menghadapi berbagai hambatan struktural dan sistem untuk
dapat berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan, antara lain dalam
memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional. Dengan demikian, yang menjadi tantangan adalah
mewujudkan koperasi, baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan
ekonomi rakyat agar mampu berperan secara nyata dalam kegiatan ekonomi
rakyat.Inti kekuatan koperasi terletak pada anggota yang berpartisipa-si aktif
dalam organisasi koperasi,dan kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam
wadah koperasi. Sementara itu, kepercayaan masyarakat terhadap koperasi
makin meningkat, tetapi belum cukup memadai antara lain disebabkan oleh
masih adanya berbagai hambatan untuk meningkatkan manfaat koperasi bagi
anggotanya. Hal ini antara lain telah menyebabkanlambatnya koperasi meng-
akar dalam masyarakat. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi masih harus
meningkatkan kemampuannya dalam menggerakkan dan menampung peran
serta masyarakat secara luas. Oleh karena itu, mewujudkan koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berakar kuat dalam masyarakat juga merupakan
tantangan pemba-ngunan koperasi dalam PJP II.
2.Kendala
4
fungsi dan peranannya dan berakibat antara lain pada kurang efektif dan
efisiennya orga-nisasi dan manajemen koperasi. Hal ini tercermin pada
pengelolaan koperasi dan tingkat partisipasi anggota yang belum optimal.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme antara lain melalui berbagai pela¬tihan, hasilnya masih jauh
dari memadai.Berkaitan dengan kendala utama tersebut, terdapat pula kenda-la
lain yang lebih spesifik, yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembangunan
koperasi. Kendala tersebut adalah lemahnya struktur permodalan koperasi,
rendahnya usaha pemupukan permodalan dari anggota dan dari dalam koperasi,
serta terbatasnya akses koperasi ke sumber permodalan dari luar. Meskipun
permodalan bukan faktor utama yang menentukan keberhasilan koperasi,
kelemahan permodalan ditambah dengan kendala lainnya akan menghambat
perkembangan dan pertumbuhan koperasi. Kendala penting lainnya adalah
terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi,
yang berpengaruh antara lain pada rendahnya kemampuan koperasi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahanya, sehingga menyebabkan pula
terbatasnyadaya saing koperasi.Mekanisme kelembagaan dan sistem koperasi
yang seharusnya berpijak pada prinsip koperasi, belum berjalan dengan baik.
Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya kesadaran anggota akan hak dan
kewajibannya, serta belum berfungsinya secara penuh meka-nisme kerja
antarpengurus dan antara pengurus dengan pengelola koperasi.Masih kurangnya
kepercayaan untuk saling bekerja sama, merupakan kendala pula bagi
terwujudnya kerja sama dan terben-tuknya jaringan usaha antara koperasi
dengan pelaku ekonomi lainnya.Kurang memadainya prasarana dan sarana yang
tersedia di wilayah tertentu, terutama kelembagaan keuangan baik bank rnaupun
bukan bank, produksi dan pemasaran, khususnya di daerah tertinggal, turut pula
menjadi kendala bagi pengembangan koperasi di daerah tersebut. Kurang
efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan
koperasi antarsektor dan antardaerah merupakan kendala pula bagi
pembangunan koperasi.Kendala lainnya adalah kurangnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang koperasi, serta kurangnya kepedulian dan
kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, yang tercermin dari masih
rendahnya peran serta dan dukungan masyarakat dalam pem¬bangunan
5
koperasi.
3.Peluang
6
ekonomi dan sosial bagi tenaga kerja, yang telah mulai dirasakan pada saat ini,
diperkirakan akan semakin mening-kat. Di samping itu, diperkirakan pula
terjadi pertumbuhan yang pesat di sektor industri yang akan meningkatkan
jumlah dan jenis perusahaan. Keadaan ini menciptakan peluang bagi
tumbuhnya koperasi karyawan baru.
Berbagai tantangan, kendala, dan peluang tersebut akan mempengaruhi
keberhasilan pembangunan koperasi dalam PJP II. Untuk menjawab berbagai
tantangan, dan mengatasi kendala terse-but serta memanfaatkan peluang yang
tersedia, disusun berbagai kebijaksanaan dan program dalam rangka
pencapaian sasaran pembangunan koperasi dalam PJP II, khususnya Repelita
VI.
1.3 Arahan, Sasaran, dan Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi
Adapun sasaran pembangunan koperasi dalam RepelitaVI adalah koperasi yang
makin maju, makin mandiri dan makin berakar dalam masyarakat, serta menjadi
badan usaha yang sehat dan mampu berperan di semua bidang usaha, terutama
dalam kehidupan ekonomi rakyat.
a. Arahan Pembangunan Koperasi Pembangunan koperasi
Sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar semakin
memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien, menjadi gerakan
rakyat yang tangguh, dan berakar dalam masyarakat sehingga mampu
memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Pembangunan koperasi juga
diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang didukung oleh jiwa dan
semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut, khususnya
koperasi di pedesaanperlu dikembangkan mutu dan kemampuannya serta
ditingkatkan peranannya dalam kehidupan ekonomi di pedesaan.
Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi dapat ditingkatkan melalui upaya
peningkatan semangat kebersamaan, meningkatkan peran aktif masyarakat
dalam menumbuhkembangkan koperasi, meningkatkan kesadaran,
kegairahan, dan kemampuan berkoperasi di seluruh lapisan masyarakat.
Fungsi dan peran koperasi juga menjadi tanggung jawab lembaga
gerakan koperasi, dimana lembaga tersebut merupakan wadah perjuangan
kepentingan dan pembawa aspirasi gerakan koperasi yang bekerja sama
dengan pemerintah sebagai pembina dan pelindungnya. Pengembangan
koperasi didukung melalui pemberian kesempatan berusaha seluas-luasnya
7
di segala sektor kegiatan ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri yaitu
dengan menciptakan iklim usaha yang mendukung kemudahanmemperoleh
permodalan. Potensi koperasi untuk tumbuh menjadi usaha skala besar dapat
terus ditingkatkan, salah satunya melalui perluasaan jaringan usaha koperasi,
pemilikan saham, serta keterkaitan usaha dengan usaha hulu dan usaha hilir,
baik dalam usaha negara maupun usaha swasta.
8
3. Semakin meningkatnya kualitas KUD yang mandiri.
4. Semakin meningkatnya kemampuan usaha dan peran KUD yang
mendorong berkembangnya agribisnis, agriindustri, industri
9
1. Meningkatkan keterkaitan usaha, kesempatan usaha dan kepastian usaha,
memperluas akses terhadap informasi usaha, mengadakan pencadangan
usaha, membantu penyediaan sarana dan prasarana usaha
10
saling membutuhkan, saling menunjang, dan saling menguntungkan.
Mengingat lingkup pembangunan koperasi sangat luas dan terkait
dengan berbagai sektor pembangunan lainnya, maka pelaksanaan dan
kebijaksaan tersebut hendaknya dilakukan secara terpadu dan selaras
dengan pelaksaan kegiataan pembinaan dan pengembanganperkoperasian di
sektor tersebut.
Memperluas akses terhadap permodalan, memperkukuh struktur
permodalan dan meningkatkan kemampuan pemanfaatan modal koperasi, antara
lain dengan meningkatkan jumlah pqgubdan jenis pinjaman untuk koperasi;
mendorong pemupukan dana internal koperasi; menciptakan berbagai
kemudahan untuk memperoleh pembiayaan dan jaminan pembiayaan. Dalam
rangka menyebarkan dan mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi
koperasi dan gerakan koperasi, yaitu antara lain yang berasal dari penyisihan
laba bersih BUMN, penyertaan modal pemerintah serta dana lainnya yang
berasal dari gerakan koperasi, agar makin mampu melayani kebutuhan
pengembangan usaha anggota koperasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/1-pembangunan-koperasi-dan-perundang-undangan-pdf-free.html ,
(Diakses pada 23 September 2021).
https://123dok.com/document/zlvxoory-tantangan-kendala-dan-peluang-dalam-pembangunan-
koperasi.html?utm_source=search_v3,(Diakses pada 23 September 2021).
http://hanifahfebrillaa.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo_13.html,(Diakses
pada23 September 2021).
Dwick Filipuslo. 2013. “Kebijakan pemerintah dalam pembangunan koperasi”
http://filipuslodwick.blogspot.com/2013/06/bab-1-pengertian.html ,(Diakses pada
23September 2021).
http://olgadealissaputri.blogspot.com/2014/01/kebijaksanaan-pemabangunan-
koperasi.html,( Diakses pada 23)
12