Anda di halaman 1dari 9

TINDAK PIDANA UMUM

DOSEN PENGAMPU :
Lilik Purwastuti Yudaningsih, SH., MH.

Nama: Erma Novita veranita


Nim: B10018155

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
2019
Tindak pidana terhadap jiwa

Pembunuhan Kasir di Boyolali

Boyolali - Fajar Sigit Santoso, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena


telah membunuh rekan kerjanya sendiri, yaitu kasir toko bangunan di Boyolali. Pemuda
berumur 19 tahun, bercat rambut pirang itu kini juga harus meringkuk di sel tahanan Mapolres
Boyolali. Karena dijerat pasal 340 tentang pembunuhan berencana.

Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi, mengatakan pembunuhan yang dilakukan tersangka
kepada korban sudah direncanakan. Karenanya, dalam kasus tersebut penyidik menerapkan
pasal pembunuhan berencana.

"Terhadap tersangka kita kenakan Pasal 340 KUHP (tentang) pembunuhan berencana, karena
di awal dia bertemu dengan korban, dia merasa tersinggung mendengar ucapan-ucapan
korban, niat tersangka untuk membunuh itu sudah ada. Artinya dia sudah merencanakan
sampai dia pura-pura menjatuhkan kendaraannya dan melakukan pembunuhan terhadap
korban dengan menggunakan senjata tajam yang menyebabakan korban merenggang nyawa,"
kata Aries Andhi, Selasa (4/12/2018).

tersangka nekat membunuh korban yang juga rekan kerjanya itu dengan dalih tersinggung
karena ditagih hutangnya. Tersangka masih memiliki tanggungan hutang sekitar Rp 350.000 ke
toko, yang belum disetorkan ke korban sebagai kasir di toko tersebut.

Tersangka menghabisi nyawa korban di tengah ladang dengan menggunakan senjata tajam
yang menyebabkan korban merenggang nyawa, di wilayah Dukuh Banjarsari, Kelurahan Kemiri,
Kecamatan Mojosongo, Boyolali pada Sabtu (1/12) malam. Mayat perempuan berumur 24
tahun itu dutemukan warga Minggu (2/12) pagi.

Polres Boyolali dalam sehari berhasil mengungkap kasus tersebut. Sekitar pukul 14.00 WIB,
Fajar Sigit Santoso alias Kenyung berhasil ditangkap di kamar mayat RSUD Pandan Arang,
Boyolali, tempat korban disemayamkan.
Analisis pasal
Fajar Sigit Santoso (tersangka), dijerat dengan pasal 340 tentang pembunuhan
berencana
“ barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun”
karena pada fakta kasus tersebut tersangka telah melakukan pembunuhan berencana,
karena di awal dia bertemu dengan korban, dia merasa tersinggung mendengar
ucapan-ucapan korban yang menagih hutangnya, niat tersangka untuk membunuh itu
sudah ada. Artinya dia sudah merencanakan sampai dia pura-pura menjatuhkan
kendaraannya dan melakukan pembunuhan terhadap korban dengan menggunakan
senjata tajam yang menyebabakan korban merenggang nyawa.

Analisis unsur
 Unsur subjektif,
Fajar Sigit Santoso dengan sengaja melakukan pembunuhan, karena pada fakta
kasus tersebut tersangka nekat membunuh korban yang juga rekan kerjanya itu
dengan dalih tersinggung karena ditagih hutangnya. Lalu timbul niat tersangka
untuk membunuh rekan kerja nya tersebut .

 Unsur objektif,
Tersangka melakukan perbuatan pembunuhan berencana, karena pada fakta
kasus tersebut di awal dia bertemu dengan korban, dia merasa tersinggung
mendengar ucapan-ucapan korban yang menagih hutang kepadanya , lalu timbul
niat tersangka untuk membunuh rekan kerjanya tersebut itu sudah ada. Artinya
dia sudah merencanakan pembunuhan dari dia pura-pura menjatuhkan
kendaraannya dan melakukan pembunuhan terhadap korban di tengah ladang
dengan menggunakan senjata tajam yang mengakibatkan korban merenggang
nyawa.
Tindak pidana terhadap badan

Penganiayaan Ny. Jainab

terdakwa LA EDI Als LA ODE EDI, pada hari Kamis  tanggal 05 Februari 2009
sekitar jam 09.00, bertempat di Dusun kota Nia Desa Eti Kec. Seram  Barat  Kab. Seram
Bagian Barat, telah melakukan penganiayaan terhadap Ny. JAINAB.

Pada saat itu korban sedang mengambil air dipenampungan air tiba-tiba kran air
dimatikan oleh terdakwa, kemudian korban menegur terdakwa dengan mengatakan
“jang kancing katong pung air dolo katong pung air baru jalan” dan kemudian terdakwa
mendatangi korban dan mengatakan “eh cuki mai ose marah beta kancing air”
kemudian terdakwa pergi meninggalkan korban, selanjutnya korban mengatakan “masa
cuma karna bagitu saja kamong marah” lalu korban mengolok-ngolok terdakwa sebagai
kepala Dusun. mendengar hal tersebut terdakwa balik sambil berkata “beta pukul ose
dolo” dan kemudian terdakwa mengayunkan pukulan dengan menggunakan telapak
tangan kanan kena pada bagian kepala sebelah kiri korban dan terdakwa meremas
mulut korban dengan menggunakan kedua tangannya sehingga korban merasa sakit.

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum dari hasil pemeriksaan yang didapatkan


maka disimpulkan adanya pembengkakan, luka lecet akibat goresan kuku jari tangan di
bagian kepala ; terdakwa meremas mulut korban dengan menggunakan kedua
tangannya sehingga korban merasa sakit yang mengakibatkan memar pada bagian
dagu.

Maka dari itu Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan :     Menyatakan Terdakwa LA EDI Als LA ODE ELI  bersalah melakukan
tindak pidana “Penganiayaan”  yang diatur dalam pasal  351 ayat (1) KUHP.      
Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama  5 (lima) bulan
penjara dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan.  Membebankan kepada
terdakwa membeyar biaya perkara Rp. 1.000,- (seribu rupiah).
Analisis pasal
Terdakwa LA EDI Als LA ODE EDI, dijerat dengan pasal 351 ayat (1) tentang
penganiayaan biasa
“ penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”
karena pada fakta kasus tersebut terdakwa telah melakukan penganiayaan hal ini
diawali Pada saat korban sedang mengambil air dipenampungan air tiba-tiba kran air
dimatikan oleh terdakwa, kemudian korban menegur terdakwa dengan mengatakan
“jang kancing katong pung air dolo katong pung air baru jalan” dan kemudian terdakwa
mendatangi korban dan mengatakan “eh cuki mai ose marah beta kancing air”
kemudian terdakwa pergi meninggalkan korban, selanjutnya korban mengatakan “masa
cuma karna bagitu saja kamong marah” lalu korban mengolok-ngolok terdakwa sebagai
kepala Dusun. mendengar hal tersebut terdakwa balik sambil berkata “beta pukul ose
dolo” dan melakukan penganiayaan tersebut.

Analisis unsur
 Unsur subjektif,
Terdakwa LA EDI dengan sengaja melakukan penganiayaan terhadap korban.
Karena pada fakta kasus tersebut korban sedang mengambil air dipenampungan
air tiba-tiba kran air dimatikan oleh terdakwa, kemudian korban menegur
terdakwa dengan mengatakan “jang kancing katong pung air dolo katong pung
air baru jalan” dan kemudian terdakwa mendatangi korban dan mengatakan “eh
cuki mai ose marah beta kancing air” kemudian terdakwa pergi meninggalkan
korban, selanjutnya korban mengatakan “masa cuma karna bagitu saja kamong
marah” lalu korban mengolok-ngolok terdakwa sebagai kepala Dusun.
mendengar hal tersebut terdakwa balik sambil berkata “beta pukul ose dolo” dan
kemudian hal inilah yang menyebakan terdakwa melakukan penganiayaan.

 Unsur objektif,
Terdakwa melakukan perbuatan penganiayaan, karena pada fakta kasus tersebut
terdakwa mengayunkan pukulan dengan menggunakan telapak tangan kanan
kena pada bagian kepala sebelah kiri korban dan terdakwa meremas mulut
korban dengan menggunakan kedua tangannya sehingga mengakibatkan korban
merasakan rasa sakit ,mengalami pembengkakan, luka lecet akibat goresan kuku
jari tangan di bagian kepala. Dan mengalami memar pada bagian dagu.
Tindak pidana terhadap kesusilaan

Kasus Percobaan Pencabulan, Supir Online Divonis 1 Tahun Penjara

Upaya yang dilakukan terdakwa I Putu AS (38) untuk melakukan tindakan percobaan
pencabulan berujung ke jeruji besi.  Ia hanya bisa tertuduk lesu saat majelis hakim PN
Denpasar pimpinan Ageliky Handajani Day menjatuhkan pidana penjara 1 tahun
terhadapnya. Majelis hakim dalam amar putusnya menyatakan, terdakwa terbukti
bersalah melakukan tindak pidana dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
mamaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan Cabul.

Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 289 KUHP. “Menghukum terdakwa dengan pidana
penjara selama 1 tahun,”ujar Hakim yang akrab disapa Kiki itu. 
 
kasus percobaan pencabulan yang mengantarkan terdakwa ke penjara ini terjadi pada
tanggal 1 Januari 2018 sekira pukul 14.10 Wita di salah satu hotel di Jalan
Mahendradata. Bermula saat korban yang berinisial PSP menyewakan mobil kepada
terdakwa untuk digunakan terdakwa bekerja menjadi sopir taksi online. Kemudian pada
tanggal 1 Januari 2018 sekitar pukul 08:00 Wita terdakwa mendapatkan tamu untuk
diantarkan ke salah satu hotel di Jalan Mahendradata.

Melihat kondisi hotel cukup baik, terdakwa akhirnya memesan satu kamar di hotel
tersebut untuk tanggal 1 Januari 2018. 
“Tujuan awal menyewa hotel tersebut untuk memberi kejutan kepada anak dan
istrinya,” sebut jaksa Kejari Denpasar itu.
Sebagaimana dalam dakwaan, selain memiliki rencana untuk memberi kejutan kepada
istri dan anaknya, ternyata terdakwa punya tujuan lain lagi yaitu ingin mengajak korban
ke hotel itu lebih dulu.
 
Terdakwa lalu mengarang cerita agar bisa mengajak korban. “Terdakwa lalu
mengarang cerita kepada korban bahwa mobil yang disewa diserempet dan tempat
kejadian persis di hotel yang sudah terdakwa pesan,” ungkap jaksa.
Nah, pada tanggal 1 Januari 2018 sekira pukul 14.00 Wita, terdakwa melakukan check
in dan dilanjutkan menjemput korban di rumahnya. 
 
Tiba di rumah korban, memang benar korban melihat bamper mobil bagian belakang
ada yang lecet. korban akhirnya bersama terdakwa pergi menuju hotel yang sudah
dipesan terdakwa karena menurut terdakwa, orang yang menyerempat menunggu di
hotel itu.
Tiba di hotel, terdakwa langsung mengajak korban ke kamar 124. Menurut terdakwa,
di kamar 124 inilah orang yang menyerempet mobilnya menginap dan menunggu.
Padahal, sebagaimana dalam dakwaan, kamar 124 adalah kamar yang sebelumnya
dipesan oleh terdakwa. Saat tiba di depan kamar, terdakwa mengetuk pintu kamar,
namun tidak ada jawaban.
Entah bagaimana, tiba-tiba korban melihat pintu kamar sedikit terbuka. Terdakwa lalu
membuka pintu dan mengatakan ada orang didalam kamar.
Setelah mengatakan itu, terdakwa memeluk pinggang korban dan menyerat masuk ke
dalam kamar, sehingga korban berteriak minta tolong.
 
Namun terdakwa terus menyeret korban hingga korban mengalami beberapa luka
ditangan. Beruntung saat itu, pintu kamar belum tertutup penuh sehingga korban
berhasil membuka pintu dan kabur.
Setelah berhasil keluar dari kamar, korban bertemu dengan salah satu pegawai hotel
hingga berlanjut ke laporan polisi.
Akibat dari percobaan pencabulan ini selain korban mengalami beberapa luka di tangan
korban juga merasakan trauma.
Analisis pasal
Terdakwa I Putu AS, dijerat dengan pasal 289 tentang pencabulan.
“barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan
perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama
Sembilan tahun”
karena pada fakta kasus tersebut terdakwa telah melakukan tindakan percobaan
pencabulan dengan membuat suatu cerita yang pada akhirnya membuat korban mau
ikut Bersamanya kehotel untuk bertemu seseorang. Entah bagaimana, tiba-tiba korban
melihat pintu kamar sedikit terbuka. Terdakwa lalu membuka pintu dan mengatakan
ada orang didalam kamar. Setelah mengatakan itu, terdakwa memeluk pinggang
korban dan menyerat masuk ke dalam kamar, sehingga korban berteriak minta tolong.
Namun terdakwa terus menyeret korban hingga korban mengalami beberapa luka
ditangan. Beruntung saat itu, pintu kamar belum tertutup penuh sehingga korban
berhasil membuka pintu dan kabur.

Analisis unsur
 Unsur subjektif,
Terdakwa I Putu AS dengan sengaja berniat melakukan pencabulan yang pada
akhirnya berakhir pada kasus percobaan pencabulan. Karena pada fakta kasus
tersebut terdakwa telah memesan kamar hotel yang akan digunakan untuk
memperlancar aksi pencabulan tersebut dan dia telah mengarang cerita
sedemikian rupa sehingga korban mau dijemput dengannya untuk pergi kehotel
bertemu seseorang maka terdapatlah unsur kesengajaan dengan hal yang
demikian.

 Unsur objektif,
Terdakwa melakukan perbuatan pencabulan yang pada akhirnya berakhir pada
kasus percobaan pencabulan , karena pada fakta kasus tersebut terdakwa
melakukan perbuatan dengan memeluk pinggang korban dan menyerat korban
masuk ke dalam kamar, sehingga korban berteriak minta tolong.
 
Namun terdakwa terus menyeret korban hingga mengakibatkan korban
mengalami beberapa luka ditangan. Beruntung saat itu, pintu kamar belum
tertutup penuh sehingga korban berhasil membuka pintu dan kabur.
Akibat dari percobaan pencabulan ini selain korban mengalami beberapa luka di
tangan korban juga merasakan trauma.

Anda mungkin juga menyukai