Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4

TEOREMA RANGKAIAN
Wahyu Bagus Subiyanto (119130115)
Asisten : Iwan Santoso(118130003)
Tanggal Percobaan : 12/10/2020
EL2102_E-1_Praktikum_Rangkaian_Elektrik_1
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak—Praktikum kali ini merupakan praktikum


terakhir untuk rangkaian elektrik. Praktikum ini Teorema Norton
menjelaskan mengenai teorema rangkaian. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengerti apa itu teorema Teorema Norton menyatakan bahwa dimungkinkan untuk
Norton dan teorema Thevenin. Setelah itu akan dijelaskan menyederhanakan suatu rangkaian yang linier, tidak peduli
mengenai teorema superposisi. Ada tiga percobaan yang seberapa kompleks rangkaian itu, menjadi sebuah rangkaian
dilakukan pada praktikum ini untuk mencari nilai Norton, ekivalen yang terdiri dari sebuah sumber arus yang disusun
Thevenin dan Superposisi. paralel dengan sebuah resistansi yang biasanya dihubungkan
juga ke beban. (Faqih, 2012)
Kata Kunci— Thevenin, Norton, Superposisi.
Seperti pada teorema thevenin, semua yang ada pada rangkaian
asli kecuali resistansi beban disederhanakan dan direduksi
I. PENDAHULUAN menjadi suatu rangkaian yang ekivalen yang lebih sederhana
untuk dianalisa
Modul ini akan membahas penggunaan teorema Thevenin,
Norton, Superposisi untuk menyelesaikan masalah di sirkuit.
ada beberapa analisis yang dibahas dalam bab ini untuk Teorema Superposisi
menyelesaikan masalah rangkaian tidak dapat diselesaikan di
modul sebelumnya, tetapi dalam modul ini, kita membahas “ Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap
penggunaan teorema Thevenin, Norton, Superposisi untuk sumber independent/ bebas yang bekerja sendiri, dengan semua
menyelesaikan masalah di sirkuit. sumber tegangan/ arus independent/ bebas lainnya diganti
dengan tahanan dalamnya. “
Adapun tujuan dari percobaan modul 1 ini ialah :
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat
1. Memahami penggunaan teorema Thevenin pada linier, dimana rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana
rangkaian arus searah persamaan yang muncul akan memenuhi jika y = kx, dimana k
2. Memahami penggunaan teorema Norton pada rangkaian = konstanta dan x = variable. (Ramdhani, 2008)
arus searah
3. Memahami teorema superposisi

III. METODOLOGI

II. LANDASAN TEORI Alat dan Bahan

Teorema Thevenin 1. Resistor 1 KOhm ( 3 buah )


2. Resistor 10 KOhm (1 Buah )
Pada teorema ini berlaku bahwa : Suatu rangkaian listrik dapat 3. Resistor 5,6 KOhm ( 1 Buah )
disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber. 4. Multimeter (1 Buah )
5. Power Supply DC ( 1 Buah )
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk 6. Kabel Jumper (5 Buah
menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian
pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan seri
dengan suatu resistansi ekivalennya (Rimbawati, 2013)
Langkah Kerja 3. Teorema Northon

1. Memulai Percobaan

2. Teorema Thevenin

4. Mengakhiri Percobaan
IV. HASIL DAN ANALISIS 0,27
I 0 0 0 0 3 mA
mA
Teorema Thevenin 1,325 1,316 1,123 1,453 1,447
V 0,6 V
R V 6V V V V
Tabel 1. Percobaan Teorema Thevenin 3 0,03 1,316 0,01 1,123 0,04 1,447
Pengukuran perhitungan I
mA 6 mA mA mA mA mA
RTH 0,827𝑘Ω 0,85𝑘Ω 1,33 1,316 0,873 1,532 1,557
V 0,4 V
VTH 0,445 𝑉 0,454 𝑉 R V 6V V V V
4 0,01 0,316 0,01 0,01 0.01 0,155
Iab 0,01 𝑚𝐴 0,535 𝑚𝐴 I
mA 6 mA mA mA mA 1 mA
1,328 1,316 0,873 1,454 1,447
Perhitungan : V 0,5 V
R mV 6V V V 6V
 Mencari RTH 5 0,01 0,235 0,01 0,01 0,01 0,258
I
1 𝑥 5,6 mA 1 mA mA mA mA mA
RTH = 1 ‖5,6 = 1 + 5,6 = 0,85𝑘Ω
Perhitungan :
 Saat V1 ON
 Mencari VTH 3 − 𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉1
1𝑘Ω = + +
× −3 = −0,454 𝑉 1000Ω 10𝑘Ω 5,6𝑘Ω 1𝑘Ω
1𝑘Ω + 5,6𝑘Ω
5,6𝑉1 + 10𝑉1 + 56𝑉1 − 168 + 56𝑉1
 Mencari Iab 0=
56𝑘Ω
−0,454 𝑉 168 = 127,6𝑉1
𝐼𝑎𝑏 = = −0,535 𝑚𝐴
0,85 𝑘Ω 𝑉1 = 1,3166 𝑉

𝑉1 = 𝑉𝑅4 = 𝑉𝑅5 = 𝑉𝑅3 = 1,3166 𝑉


𝑉𝑅2 = 0 𝑉
Teorema Norton 𝑉𝑅1 = 3 − 1,3166 = 1,683 𝑉
1,683
Tabel 2. Percobaan Teorema Norton 𝐼𝑅1 = = 1,683 𝑚𝐴
1𝑘Ω
Pengukuran perhitungan
RN 0,828𝑘Ω 3,59𝑘Ω 0
IN 0,24 𝑚𝐴 −0,54 𝑚𝐴 𝐼𝑅2 = = 0 𝑚𝐴
1𝑘Ω
Vab 0,241 𝑉 −1,923 𝑉
Perhitungan : 1,3166
10𝐾Ω × 5,6KΩ 𝐼𝑅3 = = 1,3166 𝑚𝐴
1𝑘Ω
𝑅𝑁 = = 3,59𝑘Ω
10𝐾Ω + 5,6KΩ
1,3166
𝐼𝑅4 = = 0,3166 𝑚𝐴
Loop : 10𝑘Ω
3 + 5,6𝑘Ω IN = 0
5,6𝑘Ω IN = −3 1,3166
𝐼𝑅5 = = 0,2357 𝑚𝐴
−3 5,6𝑘Ω
𝐼𝑁 = = −0,54𝑚𝐴
5,6𝐾Ω
 Saat V2 ON
𝑉𝑎𝑏 = 3,59𝑘Ω × −0,54mA = 1,923 V 2 − 𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉1
= + +
1𝑘Ω 10𝑘Ω 5,6𝑘Ω 1𝑘Ω

5,6𝑉1 + 10𝑉1 + 56𝑉1 − 112 + 56𝑉1


0=
Superposisi 56𝐾Ω
112 = 127,6𝑉1
Tabel 3. Percobaan Teorema Superposisi 𝑉1 = 0,877 𝑉
V1 On V2 On V3 On
Pengu Perhit Pengu Perhti Pengu Perhit 𝑉1 = 𝑉𝑅1 = 𝑉𝑅4 = 𝑉𝑅5 = 0,877 𝑉
kuran ungan kuran ugnan kuran ungan 𝑉𝑅2 = 0 𝑉
1,657 1,685 0,877 1,532 1,551 𝑉𝑅3 = 2 − 0,877 = 1,123 𝑉
V 0,4 V
R V V V V V 0,877
1 0,05 1,683 0,01 1,683 0,2 1,551 𝐼𝑅1 = = 1.683 𝑚𝐴
I 1𝑘
mA mA mA mA mA mA
R 2,987 0
V 0 0 0 0 3V 𝐼𝑅2 = = 0 𝑚𝐴
2 V 1𝑘
1,551
1,123 𝐼4 = = 0,1551 𝑚𝐴
𝐼𝑅3 = = 1,123 𝑚𝐴 10𝐾
1𝑘
𝑉𝑅5 = 𝑉𝑅3 = 1,447𝑉
0,877
𝐼𝑅4 = = 0,087 𝑚𝐴 1,447
10𝑘
𝐼𝑅5 = = 0,258 𝑚𝐴
5,6𝑘
0,877
𝐼𝑅5 = = 0,1566 𝑚𝐴
5,6𝑘 Analisis

 Saat V3 ON Pada percobaan ini kita membuktikan teori Thevenin. Teori


Loop I : ini menyederhanakan rangkaian sumber tegangan dan resistor
1𝑘𝐼1 + 10𝑘𝐼1 − 10𝑘𝐼2 = 0 yang sangat rumit menjadi sederhana. Berdasarkan data
11𝑘𝐼1 − 10𝑘𝐼2 = 0 percobaan saat mengukur Rth dan Vth memiliki nilai yang
11 hampir sama dengan perhitungan, hal ini dapat menjadikan
𝐼2 = 𝐼1 indikator bahwa kita dapat mengukur tegangan Thevenin dan
10
resistor Thevenin, namun saat pengukuran Iab mendapatkan
Loop II : hasil yang berbeda dengan nilai perhitungannya, hal ini
10𝑘𝐼2 − 10𝑘𝐼2 − 1𝑘𝐼4 + 5,6𝐼2 − 5,6𝐼3 = 0 disebabkan karena multimeter mengalami kerusakan.
16,6𝑘𝐼2 − 10𝑘𝐼1 − 1𝑘𝐼4 − 5,6𝐼3 = 0 Pada percobaan ini kita membuktikan teori northon. Teori ini
menyederhanakan sumber arus dan resistor yang sangat rumit
Loop III : menjadi rangkaian sederhana. Data yang didapat pada saat
1𝑘𝐼3 + 5,6𝑘𝐼3 − 5,6𝑘𝐼2 = 0 praktikum berbeda dengan perhitungan, hal ini disebabkan
6,6𝑘𝐼3 − 5,6𝑘𝐼2 = 0 karena kerusakan pada multimeter dan kurangnya pengetahuan
5,6 dari praktikan.
𝐼3 = 𝐼2 Pada percobaan terakhir yaitu Theorema Superposisi juga
6,6
didapat hasil pengukuran dan perhitungan yang jauh berbeda.
Loop IV : Pada percobaan terakhir dilakukan pengukuran arus dan
−3 + 1𝑘𝐼4 − 1𝑘𝐼2 = 0 tegangan pada semua resistor atau komponen yang
𝐼4 = 3 + 𝐼2 menyebabkan rangkaian dicopot dan dipasang. Sehingga
menurunkan ketepatan data. Pada percobaan ini juga kabel
Substitusi loop 1,2,3 ke loop 4 jumper ada yang rusak sehingga menyulitkan kami dalam
11 11 merangkai dan dapat mempengaruhi data percobaan.
16,6𝐾 ( 𝐼1) − 10𝐾𝐼1 − 1𝐾 (3 + 𝐼1) Multimeter yang dipakai juga mengalami kerusakan, namun
10 10
5,6 11 ada beberapa data yang nilainya mirip dengan perhitungan,
− 5,6 ( ( 𝐼1)) = 0 sehingga masih ada sedikit keberhasilan pada teorema
6,6 10 superposisi ini.
29
𝐼1 = 3
15
3 V. SIMPULAN
𝐼1 = = 1,551 𝑚𝐴
1,933𝑘 1. Cara menghitung Rn dan Rth sama pada teorema
11 northon dan Thevenin.
𝐼2 = × 1,551 = 1,7061 𝑚𝐴 2. Pada teorema Superposisi jika terdapat beberapa
10 sumber tegangan maka harus dimatikan terlebih
dahulu hingga menyisakan satu sumber saja pada
𝐼1 = 𝐼𝑅1 = 1,551 𝑚𝐴
rangkaian
𝑉𝑅1 = 1,551 × 1𝑘 = 1,551 𝑉
3. Memahami penggunaan teorema Thevenin, Northon,
𝑉𝑅2 = 3 𝑉
dan superposisi
3 4. Multimeter yang dipakai mengalami kerusakan
𝐼𝑅2 = = 3 𝑚𝐴 sehingga berpengaruh pada data percobaan
1𝐾
5,6 VI. REFERENSI
𝐼3 = × 1,7061 = 1,447 𝑚𝐴
6,6
Faqih, A. A. (2012). Teorema Norton. Teorema Superposisi,
𝑉𝑅3 = 1,4476 × 1𝑘 = 1,447 𝑉 Thevenin, dan Norton.
𝑉𝑅4 = 𝑉𝑅1 = 1,551 𝑉 Ramdhani, M. (2008). Rangkaian Elektrik. Jakarta: Erlangga.
Rimbawati, M. A. (2013). JURNAL ILMU PENGETAHUAN
DAN TEKNOLOGI TERAPAN. ANALISIS
GANGGUAN SATU KONDUKTOR TERBUKA (
ONE-CONDUCTOR OPEN FAULT ) PADA SISTEM
TENAGA LISTRIK, 88.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai