Anda di halaman 1dari 11

MODUL 3

ANALISIS RANGKAIAN
Wahyu Bagus Subiyanto (119130115)
Asisten : Andreas Luhut Samuel Simanjuntak (118130082)
Tanggal Percobaan : 5/11/2020
EL2102_E-1_Praktikum_Rangkaian_Elektrik_1
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Dalam memahami suatu rangkaian listrik, kita 1. Memahami analisis mesh dan node`
perluh mengetahui analisis mesh, supermesh, node, dan 2. Dapat menganalisis rangkaian kombinasi dengan analisis
supernode. Analisis-analisis tersebut berlandaskan hukum mesh dan node
Kirchhoff I dan hukum Kirchhoff II. Pada analisis node dan
3. Dapat memecahkan masalah pada rangkaian listrik DC
supernode meninjau suatu titik percabangan. Pada percabangan
tersebut diterapkan hukum Kirchhof I dan untuk supernode jika 4. Memahami analisis Supermesh
ada sumber tegangan maka dihilangkan. Pada analisis mesh dan 5. Memahami analisis Supernode
supermesh meninjau tegangan dari suatu rangkaian tertutup
dengan berlandaskan hukum Kirchhoff II. Pada percobaan 1A
II. LANDASAN TEORI
dan 1B menggunakan analisis mesh untuk menyelesaikan
rangkaian tersebut. 2A menggunakan analisis node dan 2B
Hukum Kirchoff
menggunakan analisis supernode untuk menyelesaikan
rangkaian. Pada percobaan rangkaian listrik ini diharapkan Hukum kirchoff terdiri dari dua persamaan yang membahas
mahasiswa dapat memahami analisis node, supernode, mesh, tentang kekekalan muatan dan energi dalam rangkaian listrik,
dan supermesh. dan pertama dijabarkan pada tahun 1845 oleh Gustav
Kirchhoff. Hukum Kirchhoff terbagi menjadi 2 macam, yaitu
Kata Kunci— Analisis Node, Supernode, Mesh, Supermesh, Kirchhoff Current Law atau KCL dan Kirchhoff Voltage Law
Rangkaian atau KVL.
1. Kirchhoff Current Law
I. PENDAHULUAN Hukum ini berbunyi:
“Jumlah secara aljabar arus listrik pada suatu titik
Di dunia ini listrik sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat cabang sama dengan nol”.
di era yang sekarang ini. Listrik mengalir dalam sebuah Secara ringkas:
rangkaian yang berhubungan dengan sumber tegangan, arus, ∑Ii = 0 ∑V = 0
dan komponen komponen lainnya. Untuk mengukur tegangan ∑Ii = 0
atau arus pada suatu komponen yang mudah kita dapat 2. Kirchhoff Voltage Law
menggunakan hukum ohm namun untuk rangkaian yang sudah Hukum Kirchhoff tentang tegangan didasarkan pada
mulai kompleks kita menggunakan analisis node, mesh, hukum kekekalan energy. Ketika muatan listrik q
supernode, atau supermesh. Pada analisis node kita meninjau berpindah dari potensial tinggi ke potensial rendah,
nilai arus dari suatu titik percabangan dengan berlandaskan dimana beda potensialnya ∆V, maka energi muatan itu
hukum Kirchhoff I. Pada analisis supernode tidak jauh beda akan turun sebesar q∆V. Huku,m tegangan Kirchhoff
dengan analisis supernode perbedaannya adalah jika ada berbunyi:
sumber tegangan maka kita menghilangkannya menjadi suatu “Jumlah secara aljabar tegangan listrik dalam suatu
kabel. Pada analisis mesh, kita menentukan arah loop dari suatu rangkaian tetutup adalah nol”
rangkaian tertutup, setelah itu kita menjumlahkan tegangan Secara ringkas dapat ditulis:
tegangan pada tiap komponen lalu disama dengankan dengan ∑V = 0
nol. Pada analisis supermesh tidak jauh berbedada dengan ∑Vi = 0 (Wahyudi, 2015)
analisis mesh, perbedaannya adalah jika ada rangkaian sumber
arus bebas maka kita menghilangkannya dan loop antara Analisis Node dan Supernode
rangkaian sumber arus bebas digabungkan namun arusnya tetap
berbeda. Analisis node adalah suatu metode umum untuk menganalisis
suatu rangkaian listrik dengan menjadikan salah satu titik acuan
Adapun tujuan dari percobaan modul 2 ini ialah : atau titik ground. Lalu kita memberikan variable tegangan pada
setiap titik percabangan atau node. Lalu dengan berlandaskan
hukum Kirchhoff I atau Kirchhoff Current Law (KCL) kita
mencari nilai nilai aruh masuk dan arus keluar dan diubah
menjadi bentuk
𝑣𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐼=
𝑅

Lalu disederhanakan dan didapatkan suatu persamaan. Dan


lanjut lagi mencari persamaan pada titik percabangan atau node
lainnya. Setelah mendapatkan beberapa persamaan, kita dapat
selesaikan persamaan tersebut dengan subtitusi, eliminasi, atau
aturan creamer. Berikut contoh rangkaian yang menggunakan
analisis node. Gambar 1.2 Analisis Supernode.

Berdasarkan gambar 1.2, pada supernode didapatkan


persamaan

𝑖1 + 𝑖4 = 𝑖2 + 𝑖3

𝑣1 − 𝑣2 𝑣1 − 𝑣3 𝑣2 − 0 𝑣3 − 0
+ = +
2 4 8 6

Gambar 1.1 Analisis Node Pada sumber tegangan 5V, didapatkan persamaan

Berdasarkan gambar 1.1, pada node 1 didapatkan persamaan 𝑣 2 − 𝑣3 = 5

𝑖1 = 𝑖2 + 𝑖3 Lalu selesaikan nilai dengan subtitusi, eliminasi atau aturan


creamer.
𝑣1 − 𝑣2 𝑣1 − 0
5= +
4 2
Analisis Mesh dan Supermesh
3𝑣1 − 𝑣2 = 20
Analisis mesh adalah suatu metode umum untuk menganalisis
Berdasarkan gambar 1.1, pada node 2 didapatkan persamaan suatu rangkaian listrik tertutup dengan loop menjadi acuannya.
Analisis mesh berlandaskan hukum Kirchhoff II atau Kirchhoff
𝑖2 + 𝑖4 = 𝑖1 + 𝑖5 Voltage Law (KVL). Analisis ini menjumlahkan semua
tegangan pada komponen listrik yang ada pada rangkaian loop
𝑣1 − 𝑣2 𝑣2 − 0 tertutup. Langkah awalnya adalah dengan menentukan arah
+ 10 = 5 + loop, lalu gunakan persmaan
4 6

−3𝑣1 + 5𝑣2 = 60 ∑ 𝐼𝑅 + ∑ 𝐸 = 0

Lalu selesaikan nilai dengan subtitusi, eliminasi atau aturan


creamer. Berikut gambar untuk analisis Mesh

Selain analisis node, ada analisis supernode. Analisis supernode


ini hamper sama dengan analisis node, perbedaannya terletak
pada sumber tegangan bebas yang tidak terikat dengan ground
akan dihilangkan atau diubah menjadi kabel. Berikut contoh
gambarnya

Gambar 1.3, Analisis mesh

Selain analisis mesh, ada juga analisis supermesh. Analisis


supermesh ini memiliki metode yang hamper sama namun jika
ada sumber arus bebas, maka akan putus kabelnya.
Gambar 1.4, Analisis Supermesh

Maka gambar rangkaian menjadi

Gambar 1.5, Analisis Supermesh (Charlees K. Alexander,


Matthew N.O. Sadiku, 2013)

III. METODOLOGI

Alat dan Bahan

1. Multimeter digital (1 buah)


2. Breadboard (1 buah)
Percobaan 1B. Analisis Supermesh
3. Power Supply DC (1 buah)
4. Kabel male to male (10 buah)
5. Kabel buaya-banana (4 buah)
6. Kabel buaya-buaya (2 buah)
7. Resistor 470 Ω (2 buah)
8. Resistor 100 Ω (2 buah)
9. Resistor 330 Ω (3 buah)
10. Resistor 56 Ω (2 buah)

Langkah Kerja

Percobaan 1A. Analisis Mesh


Percobaan 2A. Analisis Node

IV. HASIL DAN ANALISIS

Percobaan 1A. Analisis Mesh

Tabel 3 – 1 Percobaan Mesh

Percobaan Perhitungan Simulasi


No
I (A) V I (A) V I (A) V
0,0199
1 R1 0,0199 6,56 0,0199 6,567
5
6,55

2 R2 0,0056 0,567 0,0056 0,56 0,0056 0,554


3 R3 0,0256 1,432 0,0255 1,428 0,0255 1,429

Perhitungan :

Mesh 1 Mesh 2
-8 + 386I1 – 56I2 = 0 2 + 156I2 – 56I1 = 0
386I1 – 56I2 = 8 ....(1) 156I2 – 56I1 = -2 ....(2)

Eliminasi pers. 1 dan 2


Ir1 = 0,0199 A
Ir2 = 0,0056 A
Percobaan 2B. Analisis supernode
Ir3 = Ir1 + Ir2
Ir3 = 0,0255 A

Tegangan pada :
R1 = 0,0199 × 330 = 6,567 V
R2 = 0,0056 × 100 = 0,56 V
R3 = 0,0255 × 56 = 1,428 V Gunakan aturan creamer
V1 = 4.081 v
Percobaan 1B. Analisis Supermesh V2 = 3,0069 v

Tabel 3-2 Percobaan Supermesh Arus pada :


6−𝑣1
R1 = 100 = 0,01919 A
Percobaan Perhitungan Simulasi 𝑣1
No R2 = 470 = 0,008682 A
I (A) V I (A) V I (A) V
𝑣1−𝑣2
1 R1 0,0049 1,619 0,0041 1,6184 0,00492 1,624 R3 = 56
= 0,01918 A
2 R2 0,029 1,619 0,0289 1.6184 0,02893 1,624 𝑣2
R4 = 330 = 0,00911 A
3 R3 0,0335 3,341 0,033 3.3 0,0333 3,347 𝑣2− 2
R5 = 100
= 0,010069 A
4 Io
Tegangan pada :
Perhitungan : R1 = 0,01919 × 100 = 1,919 V
R2 = 0,008682 × 470 × 4,081 V
Mesh 1 Mesh 2 R3 = 0,01918 × 56 = 1,07408 V
-5 + 430I1 – 330I2 = 0 386I2 – 330 I1= 0 R4 = 0,00911 × 330 = 3,0069 V
430I1 – 330I2 = 5 ...(1) -330I1 + 386I2 = 0 ...(2) R5 = 0,01069 × 100 = 1,069 V
Gunakan aturan cramer, sehingga:
Arus pada : Percobaan 2B. Analisis Supernode
1930
R1 = 57080 = 0,033 A
1650 Tabel 3-4 Percobaan Supernode
R2 = 57080 = 0,0289 A
R3 = I1 – I2 = 0,033 – 0,0289 Percobaan Perhitungan Simulasi
R3 = 0,0041 A No
I (A) V I (A) V I (A) V
1 R1 0,0175 5,775 0,017 5,61 0,01761 5,75

Tegangan pada : 2 R2 0,004016 0,2249 0,004 0,24 0,00398 0,2265

R1 = 1,6184 V 3 R3 0,002349 0,775 0,0023 0,759 0,00232 0,764


R2 = 1,6184 V 4 R4 0,01583 5,225 0,015 5,23 0,01593 5,21
R3 = 3,3 V
Perhitungan :

Percobaan 2A. Analisis Node


V2 V3
Tabel 3-3 Percobaan Node I2 + I0 = I1 I4 = I0 + I3
Percobaan Perhitungan Simulasi
No I1 – I2 = I4 – I3
I (A) V I (A) V I (A) V 𝑉2 𝑉1−𝑉2 𝑉1−2𝑉3
.330 – ( 56 ) = 330
1 R1 0,0207 2,36 0,01919 1,919 0,01923 2,32
28𝑉2−165𝑉1+165𝑉2 𝑉1−2𝑉3
2 R2 0,00774 3,64 0,008682 4,081 0,00785 3,61 . 4620
= 165
3 R3 0,01585 0,888 0,01918 1,07408 0,01588 0,88 28V2 – 165V1 + 165 V2 = 28V1 – 56V3
193V2 + 56V3 = 193V1
4 R4 0,008339 2,752 0,009111 3,0069 0,00835 2,752
7,51 ×
5 R5 0,00751 0,75 0,010069 1,069
10-3
0,76 56V3 – 56V2 = 280
193V2 + 56V1 = 1158 +
Perhitungan : 249V2 = 1438
V2 = 5,77 V
Node 1 V3 – V2 = 5 – 5,77 = 0,77 V
6−𝑣1 𝑣1 𝑣1−𝑣2 Maka Arus pada :
= + 5,77
100 470 56
R1 = 330 = 0,017 A
13,09v1 – 8,39v2 = 28,2 ....(1)
6−5,77
R2 = = 0,004 A
56
Node 2 0,77
𝑣1−𝑣2 𝑣2 𝑣2+2 R3 = = 0,0023 A
330
56
= 330 + 100 6−0,77
R4 = = 0,015 A
5,89v1 – 10,19v2 = -6,6 ...(2) 330
Tegangan pada : Wahyudi. (2015). Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi.
R1 = 0,017 x 330 = 5,61 V Analisis Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pokok
R2 = 0,004 x 56 = 0,24 V Bahasan Hukum Ohm dan Kirchhoff Dalam Mata
R3 = 0,025 x 330 = 0,759 V Kuliah Elektronika Dasar I, 131-132.
R4 = 0,015 x 330 = 5,23 V

Analisis
Pada percobaan 3-1 yaitu percobaan mesh, dilihat dari tabel
diatas bahwa nilai arus dan tegangan pada pengukuran,
perhitungan, dan simulasi masing-masing memiliki nilai yang
hampir sama, hal ini berarti bahwa praktikum yang dilakukan
terbukti berhasil karena nilai dari perhitungan, pengukuran, dan
simulasi mirip.
Pada percobaan 3-2 yaitu percobaan supermesh, dilihat dari
tabel diatas bahwa nilai arus dan tegangan yang ada di
pengukuran, perhitungan, dan simulasi terbukti hampir sama,
namun pada perhitungan nilai arus di R1 sedikit agak berbeda,
tetapi tidak terlalu signifikan. Data ini didapatkan berkat
kerjasama yang baik antar sesama anggota kelompok.
Pada percobaan 3-3 yaitu percobaan node, dilihat dari tabel
tersebut nilai pengukuran dan simulasi relatif sama, tetapi pada
perhitungan agak berbeda jauh, hal ini disebabkan karena
kurangnya ketelitian praktikan dalam menghitung percobaan
tersebut.
Pada percobaan 3-4 yaitu percobaan supernode, sama seperti
table 3-1 data yang didapatkan dari nilai pengukuran,
perhitungan, dan simulasi relatif, namun pada kelompok kami
sempat mendapatkan hasil yang berbeda jauh dikarenakan alat
yang rusak, tetapi setelah diganti alat yang lebih baik
didapatkan hasil yang baik juga, sehingga percobaan ini dapat
dikatakan berhasil.

V. SIMPULAN

1. Untuk mencari nilai arus dan tegangan pada rangkaian


yang kompleks diperluhkan analisis node, supernode,
mesh, dan supermesh
2. Analisis node dan supernode berlandaskan hukum
Kirchhoff I atau Kirchhoff Current Law (KCL). Pada
supernode, jika ada sumber tegangan bebas yang tidak
terikat dengan ground maka dapat dihilangkan lalu
dijadikan kabel
3. Analisis mesh dan supermesh berlandaskan hukum
kircchoff II atau Kirchhoff Voltage Law (KVL). Pada
supermesh jika ada sumber arus bebas maka diputus
dengan rangkaian
4. Dalam menganalisis rangkaian kombinasi perluh
diperhatikan metode apa yang akan digunakan.
5. Mahasiswa dapat menyelesaikan rangkaian dengan metode
analisis node, supernode, mesh, dan supermesh.

VI. REFERENSI

Charlees K. Alexander, Matthew N.O. Sadiku. (2013).


Fundamentals of Electric Circuits. New York:
McGraw-Hill .
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai