Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi
I Made Kusuma Wijaya1, Ni Nyoman Mestri Agustini1, Gede Doddy Tisna MS2
Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga Dan Kesehatan UNDIKSHA, Bali, Indonesia.
2
Abstract
There are now a variety of adolescent problems in Bali, such as promiscuity and sexual
harassment related to adolescent reproductive health which can determine the impact on
the quality of life of teenagers. The purpose of this study was to determine the knowledge and
attitudes of high school adolescents about reproductive health and its relationship to high
school adolescent activity in maintaining reproductive health. This study used an observa-
tional analytic study design with cross-sectional. Samples were students in high school/vo-
cational school health centers that exist in the region of Buleleng, amounting to 346 people.
The samples in this study were taken with random sampling techniques, research variables
were measured using questionnaires and analysis of relationships between variables using
Pearson bivariate correlation analysis. The results showed that there is a positive and sig-
nificant relationship between the variables of knowledge to high school adolescent attitude
(p=0.000; r=0.383), knowledge to the activity of high school adolescents (P=0.000; r=0.284)
and attitude to the activity of high school adolescents (p=0,000; r = 0.269). It is concluded
that high school teenagers who have a good knowledge will be followed with a good attitude,
high school teenager who has a good knowledge will be followed by a positive activities and
high school teens who have a good attitude will be followed by a positive activities.
34
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
(pengetahuan dan sikap), faktor pendukung pada kelompok usia remaja. Populasi dalam
(pendidikan kesehatan reproduksi), dan fa- penelitian ini adalah semua siswa kelas X, XI,
ktor penguat (aktivitas petugas kesehatan dan dan XII Sekolah Menengah Atas yang berada
tokoh). di wilayah kerja Puskesmas Buleleng I, yaitu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sebanyak 3269 orang. Sampel dalam penelitian
mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap re- ini diambil dengan teknik random sampling,
maja SMA tentang kesehatan reproduksi serta dengan perhitungan jumlah sampel menggu-
hubungannya dengan aktivitas remaja SMA da- nakan tabel Krejcie, yang mempunyai keper-
lam menjaga kesehatan reproduksi di kecama- cayaan 95%. Besar sampel yang didapatkan
tan Buleleng. Dengan mengetahui hal tersebut dalam penelitian ini adalah 346 siswa.
akan memberikan sumbangan pemikiran bagi Adapun rancangan penelitian yang
pemerintah dan jajarannya untuk dapat mem- dipergunakan dalam penelitian ini adalah
berikan pelayanan kesehatan reproduksi bagi menggunakan pendekatan teori perilaku dari
remaja yang sesuai dengan kebutuhannya. Lawrence Green yang sudah dimodifikasi. Ber-
dasarkan teori ini, perilaku seseorang, dalam
Metode hal ini aktivitas remaja dalam menjaga keseha-
tan reproduksi, dipengaruhi oleh faktor predis-
Penelitian ini adalah penelitian analitik posisi, faktor pendukung, dan faktor penguat.
observasional, dengan menggunakan pendeka-
tan potong lintang (cross-sectional) yang akan Kriteria penilaian pengetahuan:
memaparkan tentang pengetahuan remaja ten- 1. Untuk pengetahuan akan diberikan skor
tang kesehatan reproduksi, sikap remaja ter- 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk
hadap kesehatan reproduksi dan hubungannya jawaban yang salah.
dengan aktivitas remaja dalam menjaga keseha- 2. Persentase pengetahuan diperoleh dengan
tan reproduksi di Kecamatan Buleleng. membandingkan total skor yang didapat
Penelitian ini dilakukan pada remaja dibagi dengan jumlah skor maksimal kemu-
SMA di Kecamatan Buleleng dengan meng- dian dikali 100%.
khususkan pada Sekolah Menengah Atas yang Pengetahuan remaja mengenai kesehatan re-
berada di wilayah kerja Puskesmas Bueleleng I. produksi dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertim- 1. Pengetahuan baik, jika persentase pengeta-
bangan bahwa menurut data Puskesmas Bule- huannya lebih dari 75%
leng I, terjadi peningkatan angka kejadian IMS 2. Pengetahuan cukup, jika persentase peng-
Faktor Pengetahuan
Pengetahuan Sikap Sikap
predisposisi siswasiswa siswa siswa
Faktor Aktivitas
Aktivitas petugas
petugas kesehatan
penguat kesehatan danmasyarakat
dan tokoh tokoh
masyarakat
Keterangan gambar:
: Diteliti
: Tidak diteliti
35
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
36
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
ehatan reproduksi didapatkan hasil dimana Jika dilihat dari umur yaitu remaja dari
tingkat pengetahuan responden terhadap kes- umur 14 tahun sampai 19 tahun maka dapat
ehatan reproduksi kita kategorikan menjadi 3 dilihat pada umur 18 tahun mempunyai tingkat
yaitu baik, cukup dan kurang. Secara umum pengetahuan baik yang paling besar yaitu se-
tingkat pengetahuan remaja sekolah menengah banyak 6 (66,7%) responden sedangkan sisanya
atas se-kecamatan buleleng tentang kesehatan 9 (47,4%) responden tingkat pengetahuannya
reproduksi cendrung cukup dan kurang, dima- cukup, 4 (21,1%) responden tingkat pengeta-
na dari hasil penelitian didapatkan siswa yang huannya kurang dan selanjutnya pada umur 15
mempunyai pengetahuan baik sebesar 148 tahun yang mempunyai tingkat pengetahuan
(42,4%) responden sedangkan sisanya sebesar baik sebanyak 51 (45,9%) responden sedangkan
164 (47%) responden mempunyai pengetahuan sisanya 56 (50,5%) responden tingkat pengeta-
yang cukup dan 37 (10,6%) responden mem- huannya cukup, 4 (3,6%) tingkat pengetahuan-
punyai tingkat pengetahuan kurang. Dari hasil nya kurang, selanjutnya umur 16 tahun yang
tersebut menunjukan bahwa masih banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik seban-
siswa remaja yang belum memiliki pengeta- yak 54 (45,4%) responden sedangkan sisanya
huan yang baik tentang kesehatan reproduksi. 55 (46,2%) responden tingkat pengetahuannya
Jika dilihat dari jenis kelamin maka re- cukup, 10 (8,4%) responden tingkat pengeta-
maja yang berjenis kelamin perempuan mem- huannya kurang, selanjutnya umur 17 tahun
punyai tingkat pengetahuan baik yang lebih yang mempunyai tingkat pengetahuan baik
tinggi daripada remaja yang berjenis kelamin sebanyak 36 (40,9%) responden sedangkan si-
laki-laki, dimana hasil yang diperoleh adalah sanya sebanyak 36 (40,9%) responden tingkat
dari 349 responden didapatkan yang mempun- pengetahuannya cukup, 16 (18,2%) responden
yai tingkat pengetahuan baik pada remaja yang tingkat pengetahuannya kurang, selanjutnya
berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak umur 14 tahun yang mempunyai tingkat peng-
92 (51,4%) reponden dan sisanya sebanyak 72 etahuan baik sebanyak 1 (12,5%) responden se-
(40,2%) responden mempunyai tingkat peng- dangkan sisanya sebanyak 7 (87,5%) responden
etahuan cukup, 15 (8,4%) responden memi- tingkat pengetahuannya cukup, 0 (0%) re-
liki tingkat pengetahuan kurang, sedangkan sponden tingkat pengetahuannya kurang, se-
pada remaja siswa sekolah menengah atas yang lanjutnya umur 19 tahun yang mempunyai
berjenis kelamin laki-laki mempunyai tingkat tingkat pengetahuan baik yang paling kecil
pengetahuan baik adalah sebanyak 56 (32,9%) yaitu sebanyak 0 (0%) responden, sedangkan
responden dan sisanya sebanyak 92 (54,1%) re- sisanya sebanyak 1 (25%) responden tingkat
sponden memiliki tingkat pengetahuan cukup, pengetahuannya cukup, 3 (75%) responden
22 (12,9%) responden memiliki tingkat peng- tingkat pengetahuannya kurang.
etahuan kurang.
Umur Responden
Pengetahuan Total
14 15 16 17 18 19
0 4 10 16 4 3
Kurang 37
(0%) (3,6%) (8,4%) (18,2%) (21,1%) (75%)
7 56 55 36 9 1
Cukup 164
(87,5%) (50,5%) (46,2%) (40,9%) (47,4%) (25%)
1 51 54 36 6 0 148
Baik
(12,5%) (45,9%) (45,4%) (40,9%) (31,5%) (0%)
8 111 119 88 19
Total 4 (100%)
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Sumber: data primer
37
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
Setelah dilakukan tabulasi data men- pengetahuan baik). Responden dengan tingkat
genai sikap responden terhadap kesehatan re- pengetahuan cukup yang memiliki sikap baik
produksi didapatkan hasil sebagai berikut: se- adalah sebanyak 86%, dan persentase tersebut
bagian besar yaitu sebanyak 302 orang (86,5%) semakin menurun, dimana hanya 58,3% re-
memiliki sikap yang baik, kemudian diikuti sponden dengan tingkat pengetahuan kurang
43 orang (12,4%) memiliki sikap yang cukup yang memiliki sikap dengan kategori baik.
dan sisanya yaitu sebanyak 3 responden (0,9%) Aktivitas responden dalam kesehatan re-
memiliki sikap yang kurang. produksi dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, positif dan negatif. Setelah dilakukan tabulasi
maka terdapat perbedaan tingkat sikap antara data mengenai aktivitas responden dalam kes-
jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Seba- ehatan reproduksi didapatkan sebagian besar
nyak 78,1 % laki-laki memiliki sikap yang baik, yaitu sebanyak 132 orang (38,2%) memiliki ak-
sedangkan sisanya yaitu sebanyak 21,9% memi- tivitas yang mengarah ke negatif, dan sisanya
liki sikap cukup dan kurang. Pada responden yaitu sebanyak 214 responden (61,8%) memi-
dengan jenis kelamin perempuan, persentase liki aktivitas yang mengarah ke positif.
responden dengan sikap baik lebih besar, yaitu Berdasarkan jenis kelamin didapatkan
sebanyak 95% memiliki sikap baik sedangkan persentase aktivitas yang negatif pada laki-laki
sisanya yaitu 5% memiliki sikap yang cukup hampir berimbang dibandingkan dengan ak-
dan kurang. tivitas positifnya, yaitu sebanyak 45,5% laki-
Bila dilihat dari umur, maka ditemukan laki memiliki aktivitas yang negatif, dan se-
bahwa persentase sikap dengan kategori baik banyak 54,5% memiliki aktivitas yang positif.
terbesar dimiliki oleh kelompok umur 14 ta- Hal tersebut sedikit berbeda pada responden
hun yaitu 100%, diikuti oleh kelompok umur dengan jenis kelamin perempuan, persentase
16 tahun, 15 tahun, 17 tahun, 18 tahun dan responden dengan aktivitas positif lebih besar,
yang terkecil adalah kelompok umur 19 tahun. yaitu sebanyak 68,7% memiliki aktivitas yang
Begitu pula sebaliknya kelompok umur 19 ta- mengarah positif dan sisanya yaitu 31,3% me-
hun memiliki persentase sikap dengan kategori miliki aktivitas yang mengarah ke negatif.
cukup dan kurang paling besar, yaitu 75%. Hal Berdasarkan umur, ditemukan bahwa
tersebut dapat dilihat pada Tabel. 3: persentase aktivitas negatif ditemukan paling
Setelah dilakukan tabulasi silang antara besar pada responden dengan umur 18 tahun
tingkat pengetahuan dan sikap responden ter- yaitu sebesar 52,6%, diikuti oleh responden
hadap kesehatan reproduksi terlihat bahwa dengan umur 19 tahun, 16 tahun, 14 tahun, 15
responden dengan pengetahuan baik diikuti tahun dan terkecil adalah responden dengan
dengan sikap responden yang baik yaitu 94,6 umur 17 tahun sebesar 33,3%. Hal tersebut da-
% (140 responden dari 148 responden dengan pat dilihat pada Tabel. 4.
Sikap
Umur Kurang Cukup Baik Total
14 0 (0%) 0 (0%) 8 (100%) 8 (100%)
15 1 (0,9%) 12 (10,8%) 98 (88,3%) 111 (100%)
16 0 (0%) 9 (7,5%) 110 (92,5%) 119 (100%)
17 2 (2,3%) 14 (16%) 71 (81,7%) 87 (100%)
18 0 (0%) 5 (26,3%) 14 (73,7%) 19 (100%)
19 0 (0%) 3 (75%) 1 (25%) 4 (100%)
Total 3 43 302 348
Sumber: data primer
38
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
Sikap
Umur
Negatif Positif Total
14 3 (37,5%) 5 (62,5%) 8 (100%)
15 40 (36,4%) 70 (63,6%) 110 (100%)
16 48 (40,7%) 70 (59,3%) 118 (100%)
17 29 (33,3%) 58 (66,6%) 87 (100%)
18 10 (52,6%) 9 (47,4%) 19 (100%)
19 2 (50%) 2 (50%) 4 (100%)
Total 133 213 346
Sumber: data primer
Setelah dilakukan tabulasi silang antara sponden dengan sikap kategori kurang hanya
tingkat pengetahuan dan aktivitas responden sebanyak 33,3% yang memiliki aktivitas positif.
dalam kesehatan reproduksi terlihat bahwa Berdasarkan analsis hubungan antar va-
responden dengan pengetahuan baik diikuti riabel menggunakan analisis korelasi bivariate
dengan aktivitas responden yang positif, yaitu pearson didapatkan data seperti Tabel 5.
70% (103 responden dari 147 responden den- Berdasarkan hasil analisa korelasi vari-
gan pengetahuan baik). Persentase tersebut able pengetahuan, sikap dan aktivitas pada ta-
semakin menurun dengan menurunnya peng- bel di atas, didapatkan bahwa terdapat korelasi
etahuan responden. Responden dengan tingkat antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan
pengetahuan cukup hanya 61,3% yang memi- dengan aktivitas dan sikap dengan aktivitas se-
liki aktivitas positif, dan responden dengan cara signifikan. Adapun korelasi antara peng-
tingkat pengetahuan kurang hanya sebanyak etahuan dengan sikap adalah sebesar 0,382.
30,6% yang memiliki aktivitas positif. Korelasi antara pengetahuan dengan aktivitas
Setelah dilakukan tabulasi silang anta- sebesar 0,284. Korelasi antara sikap dengan ak-
ra sikap responden dan aktivitas responden tivitas sebesar 0,269. Adanya korelasi yang sig-
dalam kesehatan reproduksi terlihat bahwa nifikan antara pengetahuan, sikap dan aktivitas
responden dengan sikap baik diikuti dengan menunjukkan adanya hubungan antara ketiga
aktivitas responden yang positif, yaitu 63,6% variable tersebut meskipun korelasi yang dimi-
(192 responden dari 302 responden dengan si- liki dapat dikategorikan lemah (<0,5).
kap baik). Persentase tersebut semakin menu- Dari pemaparan hasil penelitian dapat
run dengan menurunnya sikap responden. Re- diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja
sponden dengan sikap kategori cukup, hanya siswa sekolah menengah atas se-kecamatan
48,8% yang memiliki aktivitas positif, dan re- buleleng cenderung cukup dan kurang yaitu
39
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
sebesar 201 (57,6%) responden, hanya sebagian jenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat disebab-
kecil yang memiliki tingkat pengetahuan yang kan karena perbedaan pandangan terhadap ke-
baik tentang kesehatan reproduksi yaitu 148 sehatan reproduksi. Distribusi sikap responden
(42,4%) responden. Hal ini dapat disebabkan terhadap kesehatan reproduksi menurut umur,
karena kurangnya pendidikan ataupun cer- ditemukan bahwa persentase sikap dengan
amah-ceramah tentang kesehatan reproduksi kategori baik terbesar dimiliki oleh kelompok
yang diperoleh siswa tersebut. Atau dapat pula umur 14 hingga 16 tahun, sedangkan umur 17
disebabkan oleh karena metode ceramah yang hingga 19 lebih kecil. Hal ini dapat disebabkan
dilakukan kurang efektif karena siswa yang karena pada umur yang lebih muda, mereka
masih remaja ini kadang-kadang merasa malu memiliki pandangan yang lebih baik terhadap
untuk mengetahui hal-hal yang sebagian orang kesehatan reproduksi.
mungkin menganggap sebagai hal yang tabu Bila dibandingkan dengan pengetahuan
sehingga biasanya mereka senang bertanya yang dimiliki, ditemukan bahwa responden
pada teman sebayanya yang belum tentu memi- dengan pengetahuan baik diikuti dengan si-
liki pengetahuan yang baik tentang kesehatan kap responden yang baik yaitu 94,6 % (140
reproduksi ini. responden dari 148 responden dengan peng-
Dilihat dari jenis kelamin diketahui bah- etahuan baik). Persentase tersebut makin
wa remaja siswa sekolah menengah atas yang menurun dengan semakin menurunnya peng-
berjenis kelamin perempuan memiliki tingkat etahuan yang dimiliki. Hal ini erat kaitannya
pengetahuan baik yang lebih banyak yaitu se- dengan bahwa pengetahaun yang dimiliki sese-
banyak 92 (51,4%) reponden daripada remaja orang akan mempengaruhi sikap yang muncul.
siswa sekolah menengah atas yang berjenis Perilaku seksual merupakan perilaku
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 56 (32,9%) re- yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan
sponden. Hal ini dapat disebabkan oleh karena jenisnya. Perilaku ini sangat luas sifatnya dima-
siswa yang berjenis kelamin perempuan me- na perilaku ini timbul didasari oleh dorongan
miliki rasa ingin tahu yang lebih besar karena seksual. Dimana permasalahan yang sering di-
mereka lebih merasakan perubahan-peruba- hadapai remaja adalah dorongan seksual yang
han fisiologis pada diri mereka seperti misalnya sudah meningkat sementara secara normative
menstruasi untuk pertama kalinya sehingga mereka belum menikah, belum diijinkan untuk
mereka akan berusaha untuk mencari informa- melakukan hubungan seksual. Selain itu kema-
si baik dari buku-buku ataupun melalui semi- tangan seksual remaja belum diimbangi oleh
nar atau ceramah tentang kesehatan reproduksi kematangan psikososial, akibatnya kadang-
dan juga dengan teman sebayanya. kadang timbul rasa ingin tahu yang sangat
Berdasarkan teori mengenai sikap dike- kuat, keinginan bereksplorasi dan memenuhi
tahui bahwa sikap seseorang dipengaruhi oleh dorongan seksual mengalahkan pemahaman
tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan ko- tentang norma, kontrol diri, pemikiran ra-
natif. Dalam peneliian ini teori tersebut tidak sional, sehingga tampil dalam bentuk perilaku
berlaku. Sikap responden yang tidak sesuai coba-coba berhubungan seks. Berbagai faktor
dengan pengetahuan yang dimilikinya ini da- dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja
pat disebabkan oleh faktor lain. Sikap yang antara lain faktor biologis, pengaruh orang tua
ditimbulkan tidak saja ditentukan oleh kead- dan teman sebaya, faktor akademik, pemaha-
aan objek yang sedang dihadapi tapi juga oleh man dan penghayatan nilai-nilai keagamaan,
kaitannya dengan pengalaman-pengalaman kepribadian, pengalaman seksual serta banyak
masa lalu, situasi di saat sekarang dan harapan- lagi yang lainnya. Beberapa hal yang mungkin
harapan untuk masa yang akan datang (Azinar, dilakukan remaja untuk mengatasi dorongan
2013; Cahyo K, 2008). seksualnya yaitu bergaul dengan lawan jenis,
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, berdandan untuk menarik perhatian, meyalur-
maka terdapat perbedaan tingkat sikap antara kan melalui mimpi basah, menahan diri den-
jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Persen- gan berbagai cara, menyibukan diri dengan
tase responden dengan sikap baik lebih besar berbagai aktivitas, menghabiskan tenaga den-
pada jenis kelamin perempuan dibandingkan gan berolahraga, memperbanyak sembahyang,
40
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
41
I Made Kusuma Wijaya, dkk / KEMAS 10 (1) (2014) 33 - 42
Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan. Lakmiwati, I.A.A. 2003. Transformasi Sosial dan
Jurnal KEMAS 8 (2) : 153-160 Aktivitas Reproduksi Remaja. E-journal.
Cahyo,K., Kurniawan,T.P., Margawati,A. Faktor- unud.ac.id
Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Notoatmodjo,S, et al. 2005. Konsep Aktivitas
Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA Negeri Kesehatan. Buku Promosi Kesehatan Teori
1 Purbalingga Kabupaten Purbalinggga. dan Aplikasi. Jakarta
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 3(2): 86- Rizki N.A. 2012. Metode Focus Group Discussion
101 Dan Simulation Game Terhadap Peningkatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. 2009. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi. Jurnal
Laporan Tahunan Program Kesehatan Lanjut Kemas 8(1): 13-29
Usia dan Program Kesehatan Remaja Tahun Suryoputro A, dkk. 2006. Faktor-faktor yang
2009. Buleleng Mempengaruhi Aktivitas Seksual Remaja
Endarto, Y., Parmadi, S.P. 2006. Hubungan Tingkat di Jawa Tengah: Implikasinya terhadap
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual
Aktivitas Seksual Berisiko pada Remaja di dan Reproduksi. Jurnal Makara Kesehatan
SMK Negeri 4 Yogyakarta. Jurnal Kesehatan 10(1): 29-40
Surya Medika Yogyakarta.
42