Anda di halaman 1dari 31

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKU
“ANALISIS KADAR MEBENDAZOL
PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL”

DISUSUN
OLEH
NAMA : RISKA
STAMBUK : 15020190053
KELAS / KELOMPOK : C3C4 / 2
ASISTEN : AMINAH S.Farm M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di bidang Farmasi, penentuan suatu senyawa dalam sampel
sangat bermanfaat. Hal ini dapat berfungsi sebagai kontrol kualitas
sediaan obat, Apakah obat tersebut mengandung zat aktif sesuai
dengan yang tertera pada etiket dan untuk mencegah terjadinya
kesalahan pemesanan part aktif untuk produksi sediaan obat titik
untuk penentuan suatu senyawa dalam sampel biasanya dilakukan
dengan metode analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif ialah suatu metode yang dilakukan untuk
mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel titik berbagai metode
analisis kuantitatif telah dikembangkan oleh kimiawan salah satunya
adalah spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sebagai fungsi panjang gelombang setiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa atau warna yang terbentuk. Spektrofotometri uv-vis adalah
pengukuran serapan cahaya di daerah UltraViolet 200-350 nm dan
sinar tampak 350 sampai 800 nm oleh suatu senyawa.
Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan yang saat
yang harus halus dan tidak boleh cepat dikocok dan bila dikocok
perlahan-lahan endapan harus menjadi kembali.
Suspensi oral mebendazol merupakan antelmintik atau obat anti
cacing yang digunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit
yang disebabkan oleh cacing. Baik untuk memberantas maupun
membunuh cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh titik suspensi
orange benda soal mengandung mebendazol C16H13N3O3 tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang ada di etiket.

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu agar mshasiswa
mampu menjelaskan tentang analisis kadar mebendazol pada sediaan
suspensi oral secara spektrofotometri uv-vis.

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa mampu
mengetahui mengetahui dan memahami tentang analisis kadar
mebendazol pada sediaan suspensi oral secara spektrofotometri uv-
vis.

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam
cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak
boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan–lahan,
endapan harus terdispersi kembali. Beberapa ditambahkan zat
tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan
suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang.Bentuk
sediaan suspensi diformulasikan karena beberapa zat aktif
obat mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air, tetapi
diperlukan dalam bentuk cair agar mudah diberikan kepada
pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, mudah diberikan
pada anak-anak, serta untuk menutupi rasa pahit atau aroma
yang tidak enak dari zat aktif obat. Alasan lain adalah karena air
merupakan pelarut yang paling aman bagi manusia. Untuk itu air
digunakan sebagai medium pembawa pada sebagian besar
sediaan suspensi. Walaupun zat aktif obat memiliki kelarutan
buruk dalam air, zat aktif obat tetap dapat dibuat ke dalam bentuk
sediaan cair/liquida dengan adanya bantuan suspending agent (Ditjen
POM, 1979).
Antelmintik atau obat cacing (Yun. anti = lawan, helmins = cacing)
adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia
dan hewan. Dalam istilah ini termasuk semua zat yang bekerja lokal
menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat obat sistemik yang
membasmi cacing serta larvanya yang menghinggapi organ dan
jaringan tubuh. Obat-obat yang tidak diresorpsi lebih diutamakan untuk
cacing di dalam rongga usus agar kadar setempat setinggi mungkin,
lagi pula karena kebanyakan antelmintika juga bersifat toksis bagi tuan
rumah (Paulina, 2020).

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

Ektraksi cair-cair merupakan suatu metode penyarian atau


pemisahan senyawa atau komponen dari campuransenyawa berupa
larutan dengan suatu pelarut. Proses ektraksi cair-cair dilakuakan
melalui dua tahapan yakni pencampuran/mixing senyawa yang akan
diekstraksi (diluen) dengan pelarut (solven) yang sesuai dan
pemisahaan ke-2 fasa cair tersebut (Paulina, 2020).
Prinsip ekstraksi cair-cair didasarkan dnegan adanya suhu dan
tekanan yang konstan, dimana senyawa-senyawa yang akan
terdistribusi dalam proposi yang sama diantara dua fasa yang tidak
saling campur. Terbentuknya dua fasa tersebut karena adanya
perbedaan konsentrasi pada keadaan setimbang yang disebut
sebagaikoofisien distribusi atau koofisien partisi (Paulina, 2020).
Spektrofotometri Ultra Violet tampak digunakan secara umum di
laboratorium analisis kimia, baik untuk tujuan analisis kualitatif maupun
analisis kuantitatif. Popularitas teknik spektrofotometri UltraViolet
tampak atau uv-vis disebabkan oleh cara penggunaannya yang mudah
dan cara analisisnya cepat. Hampir semua laboratorium yang terlibat
dengan pengujian kimia mempunyai alat atau instrumen ini (Rohman,
Abdul, 2007).
Spektrofotometri uv-vis merupakan gabungan antara prinsip
spektrofotometri UV dan visible. Alat ini menggunakan dua buah
sumber cahaya yang berbeda yaitu sumber cahaya UV dan sumber
cahaya visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultraviolet
atau sinar tampaknya konsentrasi (Timbangen, S., dkk, 2019).
Cara kerja spektrofotometri adalah dengan menggunakan
parameter yang pada umumnya terdiri dari unsur-unsur seperti
cahaya, monokromatik monokromator, sel, fotosel, dan detektor.
Sumber spektrofotometer dapat digunakan lampu deuterium untuk
pada daerah sinar ultraviolet sampai 350 nm, atau lampu filamen yang
tampak sampai inframerah sinar yang dikeluarkan radiasi merupakan
Sinar polikromatis sehingga harus dibuat samar monokromatis oleh

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

monokromator. Radiasi yang monokromator diteruskan ke zat yang


akan diukur dan radiasinya akan diserap oleh zat tersebut. Zat yang
akan diukur nilai absorban nya diletakkan pada sel dengan wadah
kuvet. Sinar yang diteruskan akan mencapai foto sel dan energi sinar
diubah menjadi energi listrik. Namun, nilai yang dihasilkan dari
spektrofotometer bukanlah nilai absorban a melainkan transmitan t.
Oleh karena itu nilai t tersebut harus dikonversi ke dalam nilai A zaylt
yang diukur. Konversi menggunakan rumus A=-log %T. Konversi ini
dilakukan karena yang terukur adalah nilai transmitan atau besarnya
sinar radiasi yang melewati zat dan dianggap detektor. Sedangkan
yang diinginkan adalah nilai absorban atau besarnya sinar radiasi
yang terserap oleh zat dari zat yang diukur (Timbangen, S., dkk,
2019).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri uv-
vis antara lain pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV
Vis, waktu operasional untuk mengetahui waktu pengukuran yang
stabil, pemilihan panjang gelombang pembuatan kurva baku serta
pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan titik panjang gelombang
yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Beberapa alasan mengapa
harus menggunakan panjang gelombang maksimal dikarenakan pada
panajang gelombang maksimal maka kepekaannya juga maksimal
karena perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah
yang paling besar. Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk
kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum lambert beer
akan terpenuhi. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan
yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan
kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimum (Gandjar
Rohman, 2007).

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

2.2 Uraian Bahan


1. Asam Format 96% (Ditjen POM, 2014 : 1688)
Nama Lain : Asam format, asam hidrogen karboksilat
Nama Resmi : Asam Metanoat
Bobot Jenis : 1,2 gr/cm3
Berat Molekul : 46,03 gr/mol
Rumus molekul : HCOOH
Rumus struktur :

Kegunaan : Sebagai zat tambahan


Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, bau sangat tajam,
sangat korosif
2. Asam Klorida (Ditjen POM, 2014 : 156)
Nama Lain : Asam Klorida
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Rumus Molekul : HCl
Rumus Struktur :

Kegunaan : Zat tambahan


Kelarutan : Larut dalam Air tercampur penuh
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. Aquadest (Ditjen POM, 2014 : 63)

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

Nama Lain : Aquadest, Air suling


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Berat Molekul :18,02 g/mol
Rumus Molekul : H₂O
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Kegunaan : Zat pelarut
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Isopropil Alkohol p (Ditjen POM, 2014 : 1714)
Nama Lain : 2-Propanol
Nama Resmi : ISOPROPYL ALCOHOL
Bobot molekul : 60,10 g/mol
Rumus molekul : (CH3)2CHOH
Rumus struktur :

Kegunaan : Murni sebagai preaksi


Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas, mirip
etanol, rasa terbakar, dan mudah terbakar.
Penyimpan : Dalam wadah tetutup rapat
5. Kloroform (Ditjen POM, 2014: 707)
Nama Lain : Kloroform
Nama Resmi : CHLOROFORM
Bobot Molekul : 119,38 g/mol
Rumus Molekul : CHCl3
Rumus Struktur :

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

Kelarutan : Sukar larut dalam air; dapat bercampur


dengan etanol; dengan eter, dengan benzen,
dengan heksan, dan dengan lemak dan
minyak menguap.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; mudah
mengalir; mempunyai sifat khas; bau eter;
rasa manis dan membakar. Mendidih pada
suhu lebih kurang 61oC, dipengaruhi oleh
cahaya.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya, pada suhu tidak lebih 30o.
6. Mebendazol (Ditjen POM, 2014: 813)
Nama Lain : Mebendazol
Nama Resmi : MEBENDAZOLE
Bobot Molekul : 295,29 g/mol
Rumus Molekul : C16H13N3O3
Rumus struktur :

Kegunaan : Antelmintik
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam larutan
asam mineral encer, dalam etanol, dalam
eter dan dalam kloroform; mudah larut dalam
asam format.
Pemerian : Serbuk putih sampai agak kuning; hampir
tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang
290oC.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2021 :7-9)


1. Preparasi Sampel
 Isolasi Sampel (FI V; 814-815)
1) Ukur seksama sejumlah volume suspensi oral setara
dengan lebih kurang 1000 mgmebendazol, kemudian
masukkan kedalam labu tentukur 100 mL, encerkan dengan
asam format 96% sampai tanda dan campur.
2) Pipet 10 mL larutan kedalam labu tentukur 100 mL kedua,
tambahkan 40 mL asam format 96% dan panaskan didalam
tangas air pada suhu 500C selama 15 menit.
3) Dinginkan, tambahkan air sampai tanda, kocok dan saring
melalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang.
4) Pipet 10 mL filtrat kedalam corong pisah 250 mL,
tambahkan 50 mL air dan 50 mL kloroform P, kocok selama
lebih kurang 2 menit.
5) Biarkan memisah dan pindahkan lapisan koroform ke dalam
corong pisah 250 mL kedua, cuci lapisan air dua kali tiap kali
dengan 10 mL Kloroform P, tambahkan cucian kloroform
kedalam corong pisah kedua, buang lapisan air.
6) Cuci gabungan lapisan kloroform dengan campuran 4 mL
asam klorida 1 N dan 50 mL larutan asam format 96%
dalam air (1:10), dan pindahkan lapisan kloroform kedalam
labu tentukur 100 mL
7) Ekstraksi air cucian dua kali, tiap kali dengan 10 mL
kloroform P, tambahkan ekstrak gabungan kloroform
kedalam labu tentukurdiatas, tambahkan 2 mL asam format
96% dan 7 mL isopropylalcohol P, encerkan dengan
kloroform P sampai tanda, kocok
8) Pipet 5 mL larutan kedalam labu tentukur 100 mL, encerkan
dengan isopropylalcohol P sampai tanda.

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

 Analisis Kadar
1. Penyiapan Larutan
a) Larutan baku : timbang seksama lebih kurang 10
mgMebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
100 mL dan tambahkan 90 mL kloroform P, 7 mL
isopropylalcohol P dan 2 mL asam format 96%. Kocok
sampai larut, tambahkan isopropylalcohol P sampai
tanda. Pipet 5 mL larutan kedalam labu tentukur 100 mL
kedua, encerkan dengan isopropylalcohol P sampai
tanda. Larutan mengandung mebendazol lebih kurang 5
µg per mL. NB : Mebendazol BPFI, terlebih dahulu
dilakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam
sebelum digunakan, disimpan dalam wadah tertutup
rapat.
b) Larutan blangko : campur 90 mL kloroform P dengan 2
mL asam format 96% dalam labu tentukur 100 mL,
tambahkan isopropylalcohol P sampai tanda dan kocok.
Pipet 5 mL larutan ke dalam labu tentukur 100 mL yang
kedua, encerkan dengan isopropylalcohol P sampai
tanda
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Lakukan pengukuran larutan baku pada rentang panjang
gelombang 200-400 nm, panjang gelombang dimana
serapannya maksimal adalah panjang gelombang
maksimum (λ maks FI 247 nm)
3. Pengukuran larutan uji dan larutan baku ukur serapan
larutan baku dan larutan uji pada panjang gelombang
maksimum menggunakan larutan blangko.
4. Analisis Data Hitung jumlah dalam mgmebendazol,
C16H13N3O3, dalam suspensi oral yang digunakan dengan

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL
𝐴𝑢
Rumus : 200𝐶 = ( 𝐴𝑠 )

Keterangan :
C = kadar mebendazol BPFI dalam µg per mL
Au = Serapan larutan uji
As = Serapan larutan baku

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rohman Sumantri. 2007. “Analisis Makanan”. Yogyakarta: Gajah


Mada University Prees.

Ditjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi Ketiga”. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indoseia.

Ditjen POM. 2014. “Farmakope Indonesia Edisi Kelima”. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Gandjar, I. G. dan Rohman , A,. 2007. “Kimia Farmasi Analisis”.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Paulina. V. Y. Yamlean. 2020. “Buku Ajar Farmasetika”. Jawa Tengah:


Lakeisha

Petrucci, Ralph H. 1987. “Kimia Dasar Jilid 2”. Jakarta: Erlangga,

Sembiring Timbangen, dkk. 2019. “Alat penguji Material”. Bogor:


Guapedia Publisher.

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PEDAHULUAN
“ANALISIS KADAR MEBENDAZOL
PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL”

DISUSUN
OLEH
NAMA : RISKA
STAMBUK : 15020190053
KELAS / KELOMPOK : C3C4 / 2
PJ MATERI : SRI WAHYUNI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan perbedaan Suspensi dan larutan ! (3 Lit)
2. Jelaskan prinsip dari ekstraks6i cair-cair !
3. Apakah perbedaan dari larutan baku dan larutan blanko !
4. Sebutkan kelemahan dan kelebihan spektrofotometer UV-Vis !
5. Jelaskan prinsip kerja dan bagian-bagian dari spektrofotometer UV-
Vis !

JAWABAN :
1. Perbedaan larutan dan suspensi :
a) Larutan
- Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas dua zat
atau lebih dengan setiap partikel penyusunnya menyebar
merata diseluruh larutan.
(Nurul, Kamilati, 2006).
- Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia terlarut misalnya terdiri versi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling bercampur.
(Ditjen POM 2014).
- Larutan adalah sistem homogen yang mempunyai
kandungan dua atau lebih zat.
(Paulina, 2020).
b) Suspensi
- Suspensi adalah campuran yang memiliki ukuran partikel
lebih dari 1000 nm suspensi tidak dapat ditembus cahaya
contohnya suspensi adalah air kapur dan air lumpur.
(Hartutik, 2012).
- Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
(Ditjen POM, 2014).

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

- Suspension atau suspensi adalah sediaan yang


mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus yang
tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan atau vehikulum.
(Joenoes , 2003).

2. Prinsip ekstraksi cair-cair yaitu ekstraksi cair-cair atau disebut juga


ekstraksi pelarut merupakan metode pemisahan yang didasarkan
pada fenomena distribusi atau partisi suatu analisis di antara dua
pelarut yang tidak saling campur. Ekstraksi ini dilakukan untuk
mendapatkan suatu senyawa dari campuran berfasa cair dengan
pelarut lain yang juga berfasa cair. Prinsip dasar dari pemisahan
adalah perbedaan kelarutan suatu senyawa dalam dua pelarut
yang berbeda.
Selain untuk keperluan pemisahan preparatif, metode ini
juga digunakan untuk keperluan pemisahan analitik seperti
menghilangkan komponen pengganggu dalam analisis kimia,
memekatkan analit (pra-konsentrasi) sebelum analisis,
menghasilkan spesi terukur dalam suatu analisis.
Maria, Leba, 2017).

3. Perbedaan dari larutan baku dan larutan blanko


a) Larutan baku
- Larutan baku atau larutan standar yaitu larutan yang
memiliki konsentrasi atau kandungan yang pasti dan
memenuhi persyaratan sebagai acuan standar dalam
analisis atau reaksi kimia. Larutan baku yang diperoleh
langsung dari pembuatannya disebut larutan baku primer
sedangkan larutan yang dapat berfungsi sebagai larutan
baku setelah dilakukan pembakuan disebut larutan baku
sekunder.
(Mulyono, HAM, 2006).

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

- Larutan standar atau baku adalah larutan yang


konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti melalui proses
penetapan yang sangat teliti Tepat dan akurat dinyatakan
dalam N atau M.
(Hartutik, 2012).
b) Laruta blanko
- Larutan blanko adalah larutan yang tidak berisi analit atau
bahan sampel yang ingin diketahui komposisinya.
(Hartutik, 2012).
- Larutan blanko laboratorium (laboratory blank) merupakan
air bebas analit (anality free water) yang digunakan untuk
kontrol kontaminasi di lingkungan laboratorium.
(Anwar, Hadi, 2017).

4. Kelebihan dan kekurangan spektrofotometer uv-vis


a) Kelebihan spektrofotometri uv-vis
- Untuk menganalisis banyak zat 17etecto dan anorganik,
selektif
- Mempunyai ketelitian yang tinggi dengan kesalahan
17etector sebesar 1%-3%
- Analisis dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,
- Untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil [6]. Selain
itu,
- Hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang
terbaca langsung dicatat oleh 17etector dan tercetak dalam
bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan
b) Kekurangan spektrofotometri uv-vis
- Absorpsi dipengaruhi oleh pH larutan suhu dan adanya zat
pengganggu dan kebersihan dari kuvet
- Hanya dapat dipakai dari daerah UltraViolet yang panjang
gelombang kurang dari 185 nm

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

- Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung


elektron valensi dengan energi eksitasi rendah
- Sinar yang dipakai harus monokromatis
(Awwawul, dkk, 2021).
6. Prinsip kerja dan bagian-bagian dari spektrofotometer UV-Vis
a) Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-Vis yaitu sumber sinar
akan dilewatkan melalui monokromator (slit masuk, pendipersi
dan slit keluar) menuju sel absorbsi atau kuvet kemudian
diteruskan menuju detektor untuk diubah menjadi spektra.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis.
(Khopkar, 1990).
b) Bagian-bagian dari spektrofotometer uv-vis
1. Sumber Energi
Sumber energi yang digunakan berasal dari sumber radiasi.
Sumber radiasi yang sesuai untuk mengukur serapan harus
menghasilkan spektrum yang kontinu dengan intensitas
yang sama pada keseluruhan range panjang gelombang.
Sumber radiasi ultraviolet berasal dari lampu hidrogen (H2)
dan lampu deuterium (D2) (160-380 nm), sedangkan sumber
radiasi Visible (tampak) berasal dari lampu tungsten (320-
2400 nm) (Harvey, 2000).
2. Monokromator
Monokromator adalah alat untuk mengubah radiasi
polikromatik menjadi panjang gelombang tunggal
(monokromatik) menggunakan kisi difraksi atau prisma
(Harvey, 2000).
3. Kuvet
Kuvet digunakan sebagai tempat sampel. Pada pengukuran
di daerah visibel, digunakan kuvet kaca atau kuvet kaca
corex. Sedangkan pada pengukuran di daerah UV,

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

digunakan kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa karena


gelas tidak tembus pada daerah ini (Khopkar, 1990).
4. Detektor
Detektor adalah alat yang digunakan untuk menyerap energi
foton dan mengubah energi tersebut untuk dapat diukur
secara kuantitatif seperti arus listrik (Sastrohamidjojo, 1991).
5. Amplifier
Amplifier berfungsi agar isyarat listrik memadai untuk dibaca
pada sistem baca (pencatat) (Sastrohamidjojo, 1991).
6. Pencatat Sistem baca (pencatat) dimana diperagakan
besarnya isyarat listrik yang ditangkap (Sastrohamidjojo,
1991).

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

DAFTAR PUSTAKA

Kamilati, Nurul. 2006. “Mengenal Kimia” Jakarta: Yudhistira

Paulina. V. Y. Yamlean. 2020. “Buku Ajar Farmasetika”. Jawa Tengah:


Lakeisha

Hartutik. 2012. “Metode Analisis Mutu Pakan”. Malang: Universitas


Brawijaya Press.

Joenoes N.Z,. 2003. “ARS Prescribendi Resep Yang Rasional Jilid 2”.
Surabaya: Airlangga University Press.

Leba, Maria Aloisia Uron. 2017. “Buku Ajar Ekstraksi Dan Real
Kromatografi”. Yogyakarta: CV Budi Utama.

HAM, Mulyono. 2006. “Kamus Kimia”. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hadi, Anwar dan Asiah. 2017. “Statistika Pengendalian Mutu Internal


Mendukung Penerapan ISO/IEC 17025”. Bogor: IPB Press

Siti Awwalul, dkk. 2021. "Validasi Metode Penetapan Kadar Pengawet


Natrium Benzoat pada Sari Kedelai di Beberapa Kecamatan di
Kabupaten Tulungagung Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis".
Tulung Agung. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol 3. No 2. p-ISSN:
2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Khopkar. M. S. 1990. "Konsep Dasar Kimia Analitik". Jakarta: UI Press.

Harvey, David. 2000. “Modern Analytical Chemistry”. New York: McGraw-


Hill Comp.

Sastrohamidjojo, H,. 1991. “Kromatografi Edisi II”. Yogyakart: Liberty.

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

LAPIRAN

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053
ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

RISKA SRI WAHYUNI


15020190053

Anda mungkin juga menyukai