Anda di halaman 1dari 48
diktat STRUKTUR BAJA ir. Fatmawati Oemar JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERNCANAAN UNIVERSITAS JAYABAYA JAKARTA 2020 STRUKTUR BAJA Referensi : 1, Structur Baja : Desain & Perilaku Oich : C.G Salmon & JE Johnson ( Terjemahan diterbitkan oleh PT Gramedia ) 2. Structural Stee! Design Ole JE Bowles. ( Terjemahan diterbitian oleh Penerbit Erlangga ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia, 1983 ( PPBBI- 1983) Oleh Tim Pakar dibawah koordinasi LPM Ditjen Cipta Karya, Dep PU 4, Tabet Profil Baja. J, PENGENALAN STRUKTUR BAJA Pendahuluan.: Baja Konstruksi merupakan baja paduan yang terdiri dari : 98 % desi Fe) Dan + 1% Carbon (C), magnesium, sulfur, fosfor, tembaga, krom dan nikel. Keunggulan material Baja : Dibandingkan dengan bahan tain baja struktur mempunyai beberapa sifat ‘yang menguntungkan, schingga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi : Beja yang terbuat dari logam / metal sehingga bisa dibuat dengan mesin. 2, Suuktur Baja adalah straktur ringan, sehingga pondasi cukup ringan tapi kuat ( biaya murah ) 3, Dapat digunakan untuk bangunan bentang panjang. 4, Pembangunan konstruksi baja jauh lebih cepat. 5, Dapat dibuat struktur yang mempunyai bentuk arsiteitural. 6. Tiogkat ketelitian baik design maupun konstuuksi sangat tinggi sehingga menjamin kwalitas. 7, Ruang lingkup aplikasi struktur baja sangat luas antara Iain + = Jembatan ~Hanggar pesawat_ - Bangunan Industri ~ Rangkagedung — - Peronkereta api - Alat’ Konstruksi - Gedung clah raga - Pelabuahan - Bagian’ mesin 8, Kekuatan / daktilitas yang tinggi dibandingkan material lain sehingga sangat toleran terhadap beban tambahan yang tidak ditinjau pada waktu design. (Daktilitas adalah kemampuan bahan untuk mengalami perubahan yang desar & tidak elastis tanpa putus ). 9. Modulus elastisitasnya besar. 10. Hubungan tegangan — regangan yang linier sampai batas tertentu. 11. Sifat yang sama terhadap tarik dan tekan. 12. Mutunya dapat dikatakan seragam ( homogen ). Kerugian material baja 1. Mudah mengalami korosi (tergantung jenis baja ). 2. Kekuatan berkurang pada temperatur tinggi Sifat — sifat Baja : Untuk dapat mendesign struktur baja aman ( masalah teknis ) dan ekonomis, diperlukan sifat mekanis baja. Sifat mekanis baja diketahui dengan melekukan wji tarik dari benda uji dengan mesin uji tarik universal ( Universai Tensile Test Machine ), yaitu berupa grafik hubungan tegangan — regangan ( 6 — € ) atau Stress ~ Strain Relationship. A = f’ = pr 7 Se ea 7 aa ———————+ Ly ak 6 (iegangan ) = P/A e (regangan ) =A1/I W ; & Lt ' : ‘ ' ‘ ‘ ‘ ' ' ' : ‘ : ' 4 : iey L6p Li. ¢ Boer Flash funk Pouguracny Paenl, C1Ad pe, faut, Mina, Op = tegungan proporsienal, e, = regangan lelch Oy = tegangan leleh Ep = regangan plastis Oy = tegangan ultimate Daerah Elastis : I. Tubungan tegangan — regangan yung linier sampai batas tertentu. 2. Apabila beban dilepas, panjang benda uji akan kembali kepanjang semula ( tanpa ditebani). Daerah Plastis ; 1, [fubungan tegangan — regangan non finier, 2. Apabila beban dilepas, panjang beida wi tidak akan keinbali kenanjang semula, schingga terjadi deformasi permanen, 3. Tegangan lelvh / yield strength yaitu besarnya tegangan pada saat kur- Va o ~ € untuk baja berubah dari clastis menjadi plastis. 13 Banyak peraturan yang memakai dasar perhitungan berdasarkan titik leleh ini: Titik | batas proportional : 6,, ( batas dari garis lurus ) ‘Titik 2 batas leleh urtinya setelah titik ini bajanya akan meleleh : oy (batas akhir ers lengkung untuk selan juinya garis menjadi jurus ) erah Pengerasan / Strain Hardening + 1. Untuk mendapatkan deformasi perpanjangan lebih lanjut diperlukan penambahan beban tarik. _ Seolah -olali material mendapatkan perkuatan kembali. Apabila beban dilepas, terjadiluh deformasi permanen yang sangat besar Terjadi kenaikan tegangen sejaian dengan kenaikan regangan. 5, Tegangan batas ( Ultimate Sirength ) ‘a. Yaity tegangan maksimum yang dapat dicapai oleh material baja. b. Yaitu tegangan pada saat baja meniadi putus. wr Daerah rantuh : 1. Materia! kchilangan kekuatannya. 2. Titik A , putus. Modulus Elastisitas baja / modulus young (E ) 2.1 x 10° kg/m’ ( menurat PPBB! ). yaitu besarnya kemiringan ( slope ) dari kurva o - ¢ untuk baja, pada dzerah elastis. Standar peraturan yang. digunakan dalam struktur baja : 1. Peraturan Peroncanaan Bangunan Baja Indonesia 1983 (PPBBI 1983) 2. AISC ( American Institute of Steel Construction ) 3. ASTM ( American Society for Testing and Materials ). Metode desain saat ini adalah mempertahankan tegangan didalam daerah elastis yang disebut dengan desain tegangan izin, desain tegangan kerja atau desain elastis ( Allowble Stress Design ). Metode desain clastis: o < & Dimana : & = tegangan izin material baja egangan dasar oy /FK FK = faktor keamanan = 1,5 (PPBBI) = 1,6 (AISC ) © = tegangan yang terjadi akibat beban Ivar yang bekerja. Perbandingan Antara A s«dengan BJ 37: Standar ASTM : A x6 -> Fy =36 KSI, Untuk tebal < 8 inch = 2500 kg/cm? Fy =32 KSI, Untuk tebal > 8 inch = 2200 kg / em? E = 2.050.000 kg/cm? Fu = 58 KSI. PPBBI-1983 : BJ 37-» 9 y= 2400 kg / em? 4 ultimate ) = 3700 kg / em? E = 2.100.000 kg/cm? Penampang Profil Baja Beatuk profil baja : ~ Profil | (INP. IPE. DIN. WF ) - Profil siku - Profil kanal / profi C - Profil Z - Profil Lingkaran —> pipa. Profil / Wide Flange ) 250 x 175 x 7x It tt = Ilmm tebal badan. : ty = -» untuk data-data geometri lihat tabel baja. 16 sbx, sby adalah keduanya sumbu simetris sb x, sb y adalah sumbu utama, sehingga sumbu simetris berimpit dengan sumbu utama. Besaran karakteristik penampang : Ix, ly | =momen Inersia penampang terhadap sb x & sb y Ne | Wy = momen perlawanan penamspang terhadap sb x & sb y = luas penampang. Penggunaan profil I ; - Balok lentur : batok lantai, balok jembatan, balok portal. - Batang struktur rangka. ~ Elemen struktur kolom. Profil baja dibuet seefisicn mungkin, sehingga penggunaan material baja minimal. Ot Diagrawn *g- fertur- 2 i nin = s — | s e Oo 4 xg Beal TGast Proses Mekanika Teknik rindi terhadap sumbu utah’ sb x—y. 17 wl IL. BATANG TARIK Batang Tarik adalah batang yang menerima beban normal / axial tarik saja. 1. Menghitung Kapasitas batang tarik : o=P/A 5 Ap=th dimana: P_ = gaya tarik yang bekerja Ay = luas penampang bruto 2. Kapasitas batang tarik berlubang : ~ Pengaruh Lubang : Distribusi tegangan sekitarlubang : e = menurut theory of elasticity : Owex= 3X 6 na” kA Tran One =P/An $ 0,756 TL \o = Pengaruh lubang tethadap !uas neito : Menurut AISC : Luas netto effektit akibat lubang tidak botch melampaui 35 2 dari luas penampang bruto. Menurut PPBBI : Tegangan rata” pada batang tarik yang berlubang tidak boleh lebih besar dari 0,75 x 0 nn ( tegangan dasar ) dan Tuas lubang < 15 % luas penampang bruto. = Pemasangan baut atau paku keling dapat bervariasi sbb: es °o oo fF’, t= tebal pelat b. Letak lubang tidak segaris : Pia lo Menurut PPBBI, kondisi dihitung sbb : Potongan AB : Ay= Ap~n.d.t Potongan AC : Ay= Ap—n.d.t+ 5 sy.t/4u rumus ; cochrane 2s penampang bruto luas penampang netto fiameter lubang uu = jarak antar suru lubang pada arah tegak Iumns sumbu Inbang. anyak lubang dalam garis potong iebal penampang jarak antara sumbu lubang pada arah sejajar sambu fubang ¢, Potongan netto dari baja dengan lubang yang zig-zag : /— gre. Hagel Panjang netto : Ly -'4t+L,—-%t =LitLo-t T3 L a? Gt Fer © | | Pengertian Luas netto efektif ( Effective Net Arca Pada batang tarik dimana elemen elemen tariknya tidak sebidang Gaya tarik P disalurkan dari plat 1 ke profil 2 meialui paku keling atau baut. Gay P diizinkan < Ay. 6 rau’. Jadi ada harga luas netio effectif (As) m4 ~P Ag=Cy. Aq dimana A. = luas netto effectif’ C, = faktor reduksi juas netto ©, = 0,90 adalah untuk profil M, W,, S, atau T dimana jumleh baut datam arah gaya ( dalam 1 baris ) minimal 3 buah. C,= 0,85 adalah untuk sera bentuk dan penampang “ built up “ dimana jumiah baut dalam satu baris searah gaya minimai 3 buah. C,=0,75 adatah untuk batang dimana jumiah baut dalam satu baris searah gaya mirtimam 2 buah. Effek panjang batang ( Length Effect Berdasarkan PBBI dan AISC membatasi kelangsingan batang tarik : Li maksimum ‘Untuk batang utama 240 Untuk bataig sekunder 300 Is Merencanakan penampang batang tarik : BeNe Berdasarkan mutu baja, tentukan Cir. Agere = P16 izin tari Avnic = Anato / 85 % 575 Bin tari . Check kelangsingan batang ; L / i ain $ 240 Bila ya, pilih profil. Cheek tethadap 6 wr =P / An $0,75 Siintank Bila lebih besar profil diubah. IL6 Perencanaan Batang Tarik [Perencanaan Beban yang | Bekerja pada Struktur pi. ‘Analisa Perhitungan Gaya’ Batang Untuk Batang Tarik Acetic Piast Sunk Aces = 0.85 Agnus A Check : L_< 240 A pas Leena Pilih Profil Baja gunakan tabel baja Il. BATANG TEKAN Compression members Batang tekan adalah batang yang mengalami gaya tekan. Dalam hal ini bahaya tekuk dari buiang tersebut besar sekali pengaruhnya. Ada 2 macam batang tekan : a, Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya tekan axial yang searah panjang batang. a b. Kolom : merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok- balok plafond, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik untuk selanjutnya beban tersebut diteruskan kepondasi. Dalam disain batang tekan harus dilakukan : = Check kekuatan : 6<@ = Check kekakuan : 1 2inctatic rcking - Kestabilan: masaleh tekuk (harus aman ) ‘Sifat dari batang tekan : Keruntuhan batang tekan dikatagorikan menjadi 2 yaitu: 1. Keruntuhan yang diakibatkan egangan lelehnya dilampaui. Hal ini terjadi pada batang texan yang pendek ( Stocty Column ). iP sere Pendele T1 2. Keruntuhan yang diakibatkan oleh terjad Hal ini terjadi pada batang tekan yang pan): ° ang / langsing ( Slender Column ). | | OT Pada keruntuhan akibat tekuk ini, asalkan tegangan pada seluruh penampang masih dalam keadaan elastis ( belum mencapai tegangan. dasar ). Maka gaya kritis yang mampu ditzhan oleh batang tekan Dimana : Piiis = gaya terbesar yang dapat dipiku! olch batang tekan. Ly ~panjang tekuk=K1 E =modulus clastisitas baja 1 =Inersia L — =panjeng batang tekan K =koefisien panjang tekuk tergantung kondisi perletakan Lihat pada tabel PPBBI ( tabel 6 ). Sena qebi+ Seneli aS bebas / | | ‘| Lot | i ! ye fee nya eee gepre Jepi- 1 Sendt Rs ya we \t x 26 ket * m2 \4 \ Ke2 Desain Batang tekan ; \ 1. 6 = Pitan <3 ( tegangan sesungguhnya ). A Pada desain batang tekan, perhitungan tegangan tidak didasarkan pada iegangan sesungguhnya, tapi didasarkan pada fegangan tekuk (buckling stress } 6 = © Pan <3 dimana ; A= Iwas kotor penampang A @ = faktor tekuik besernya tergantung dari Nilai kelangsingan batang tekan (A) & Jenis bajanya. 2. Faktor tekuk «9 dapat diitung sbb : (Lihat PPBBI) tabel 2,3,4,5 =o, Res n= Ly 07 Oy i min 1x 10 Skg/em* Untuk : 2, < 0,183 © 0183 iin s= V Tint iniot AL Me Le > imin2 irnin2 > insin 2? dain Dr» dy — Jadi proses tekuk akan mudeh terjadi pada batang yang mempunyai angka kelangsingan (\) yang besar. Catatan : bila \< 20 tidak ada tekuk > @=3 bila \ > 20 ada tekuk, harus dicari @ nya. (pada tabel PPBBI ). i4 19 Contoh perhitungan Diketahui : )= 56,8 ; baja mutu Fe 360 (BJ 37) Tentukan @ ? Jawab + lihat tabe! 3, untuk Fe = 360 ( PPBBI 83) 2=56 > @= 1,295 X=57 > @=1,306 X= 56,8 — @= 1,295~- 368-56 (1,295 - 1,306) 57-56 = 1,295 - 08 (-0,011) = 1,304 1 Pengertian sumbu utama Proses tekuk terjadi pada sumbw wtama. Tinjauan profi WF Sumbu x dan y merupakan sumbu simetii, Proses tekuk akan terjadi a paling kecil ). pada sumbu yang Jeniah, ( sumbu yang iners Tinjau profil siku : Sumbu x dan sumbu y bukan sumbu utama, karena bukan sumbu simetri Sumbu € dan sumbu 7 merupakan sumbu simetri jadi merupakan sumbu utama. ILS Resamya In dan Ié dapat lihat ditabel baja atau gunakan rumus Io = k=l + VCReRY + Py 2 2 Inn = bo - VGELY + Po 2 2 Pengertian sumbu bahan dan sumbu bebas bahan : Pada batang tunggal ( terdiri atas 1 profil saja ) kedua sumbu merupakan sumbu bahan karena memotong profil tersebut. Pada batng tersusun ( terdiri atas beberapa profil yang digabungkan ), maka mungkin salah satu atau kedua-duanya merupakan sumbu bebas bahan. ‘Sumbu bebas bahan adalah sumbu yang tidak memotong profil Profil tungeal sumbu xdan sumbu y adalah swmbu dahan TIL6 2\ Profil tersusun ( Profil gabungan ): Pada kolom atau batang tekan yang panjang dengan beban yang berat (misalnya pada rangka jembatan ), pemakaian profil tunggal tidaklah hemat. Disebabkan profil tunggal lebih berat dari pada profil tersusun pada umumnya. Pada profil tersusum, jarak antar profil dapat diatur, sehingga momen Inersia (1) techadap semua sumbu dapat memenuhi kebutuban. Agar ekonomis dapat diatur sehingga |, = ty Profil tersusun dari profil — profil yang kecil, tipis dan ringan tetapi dapat menghasilkan Inersia yang besar. Berbagai macam profil tersusun : ieee G a fee ry {7 4 T i \ yada i | i ¥ I ! li juts eee a! ri F i “i 1 i ' iy \ | { ! li pats 1 EG b ‘| 8 Tnersia untuk profil a, b, ¢:Ty=2 Chat Ar (0,5) } Sumbu x = sumbu bahan ; sumbu y= sumbu bebas bahan. m = jumlah profil tunggal yang, membentuk satu kesatuan. te aha ! (|e i { | E (ee > ' ' Li ' t ¥ = Inersia untuk profil d : Iy=3 hi +2Ax.@ Inersia untuk profile » Iy=4 ly + 2AiC15 ay +2A\(0.5ay A; _ adalah luas penampang satu profil. 1-1 adalah sumbu minimum dari elemen batang ( satu profil ). ——- adalah pelat kopel. Pada profil tersusun yang mempunyai sumdu bebas chan, supaya batang- batang yang disusun dapat bekerja sama, pada tempat tertentu harus dihubungkan satu sama lain dengan pelat kope!. Fungsi Pelat Kopel : 1, Memperkecil panjang tekuk batang-batang tunggal (Ly dibagi-bagi menjadi L, oleh pelat pelat kepel }. 2. Mencegah gaya geser memanjang yang timbul sewaktu batang melekuk. 3. Menggabungkan kedua profil agar dapat bekerja sama, sehingga dapat mempertahankan bentuk tetap penampang. IL.8 23 ge ; 5 L fof Bs Dp Dr Diagram D akibat normal tekan Jadi pada titik A harus dipasang plat kopel. Pada batang tersusun harus ditinjau kestabilan terhadap kedwa sumbu bahan dan sumbu bebas bahan. TERHADAP SUMBU BAHAN (x=x)? Kelangsingannya adalanhy= Le /ix Dimana : L,. = panjang tekuk profil tersusun tegak lurus sumbu x — x. i, = jari jari inersia terhadap sumbu x fe = V Deva A toot pott ‘TERHADAP SUMBU BEBAS BAHAN (Y_—Y Kelangsingannya adalah y= VA," +0,5mAj Dimana: jy Kelangsingan ideal. 24, = untuk penampang tungga! dy= Lyliy dan X1=Lr/ ini Li = jarak pelat kopel II inie = i dari 1 profil tanggal yang terkecil, e $$ Lo iy = Vihear! A aap Ty tot = 21y°+2 AY prof - 2 — re Dimana : A gat = 2 Ai prott a Ya jarak titik berat Iprofil = T terhadap sumbu Y | 4 m9 = = +E Lr 24 Syarat-syarat pelat kopel : 1. Pelat kopel membagi batang tersusun menjadi beberapa bagian yang sama panjang. Misalkan panjang batang 400 cm, jarak pelat kopel diembil 50 cm. Berartijumlah pele" kopel= 400/59 + 1 = 9 pelat kopel. ————— 8x50cm . Jumfah pelat kopel minimal 3 buab. Pelat kopel harus cukup kaku hingga memenuhi : Ip/a > 10 Iy/ 1 wn Tp=2.1/12 th'( utk 2pelat kopei ) Dimana : a= Jarak sumbu-sumbu profi! tunggal. tebal pelat kopel. bar pelat kopcl. jarak pelat kopel Tnersia baiang tunggal thd Sumbu lemah. | | Ip= 1/12 th’( utk Ipelat Kopel ) | | | 1 I Ht t i Ly 1 ———! 4.Gaya yg dipikul pelat kopel: Jika batang tekan hanya memiikul gaya Tekan maka D = 0,02 P. I TL.10 t ae Jika batang tekan hanya memikul gaya Tekan P dan juga beban q (terbagi rata ) maka D dipilih terbesar antara 0,02 P dan % qL. [ |= [IE D akan menimbulkan tegangan geser Dimana: Y =sumbu bebas bahan Ss =A promt. 2a i Ty = 20) + At pont (22)?} B= | satuan Jadi gaya geser persatuan panjang {re -Sy/Iy Jarak pelat kopel L sehingga gaya geser yang dipikul oleh pelat kepel : Twp WM | i ~ L + if v oF +4 v thot it Eyl Me M11 5.Penyambungan pelat kope! keprofil tersusun : a. Jika mepegurakan baut Gaya V dipindahkan kebaut, timbul momen : V.b Tt baut memikul momen + geser (baut bekerja potongan 1 ). 1 ‘le Catatan: aA 1 ji . at | + + aoe gaya yang dipikul baut : L/2 an Bila ada 2 pelat kopel maka - Bila hanya | pelat kope! maka Gaya yang dipikul baut : L Check pelat kopel pada potongan 1-1 : Penampang mengalami perlemahan : O=M/ Wpei, dimana: M= — V.b (untuk 1 pelat kope! ) M=%V.b ( untuk 2 pelat kopel ) T=V/ Aye dimana ; V adalah untuk 1 pelat kopel, untuk 2 peiat Kopel menjadi % V. Karena penampang mengalami perlemahan maka berlaku rumus Huber Henky : 0; = V eae b. Jika menggunakan las: Pindahkan V ke las no, 2 timbul momen. Vb. Vv Jadi las 2 memikul geser sebesar 1V 4 Atau 4 V (tergantung jumlah pelat F T kopel ) A i Momen yang terjadi diimbangi oleh ga L Ya pada las no 1 sebesar M/h. € _— * 4 Pengecekan penampang ( tak ada perle- Mahan): © ==M/W Ve tats = 1,5V I Ape kopet +———1 111.12, 6. Koefisien tekuk untuk batang tersusun : Ditentukan oleh harga \, dan d, @,P/A < & —bilasbx adalah sumbu bahan @,P/A << & —bila sb y adalah sumbu bebas bahan 7. Syarat kestabilan batang tersusun : d& BLM Ay 21,201 Ai (untuk profil tunggal ) < 50 Langkah perhitungan batang tersusun jika salah satu sumbunya adalah sumbu bahan : 1. Pra rencana luas profil : A tatsias “=> pilih profil 2, Profii menekuk pada sumbu bahan : hx =Lix/ ig < 200 =} oke 3. Check profil yang dipilih terhadap kekuatan : OxP/A <& ===> oke bila, P/A > & maka profil diperbesar. 4. Menekuk terhadap sumbu bebas bahan (y-y } iy =V Ay + m/2 AY? syarat profil ekenomis diy = Ay Karena h, diketahui besarnya maka harga , dapat dicavi, sehingga jarak pelat kopel dapat ditentukan ingat Ay = Ly / imin.- Dari harga L; yang baru ini, hitung lagi \; kemudian check : de 21201 dy 2 1,2 dan di < 50 5. Check kembali apakah batang menekuk terhadap sumbu x atau sumbu y (bebas bahan ) ; bila 4x > My ===> btg menekuk thd sb x (sb bahan ). Dx < Ay ==> btg menekuk thd sb Y (sb be- bas bahan ) kemudian check : oP / A < ¢ => oke M13 28 6.Menentukan pelat kopel dan penyambungan keprofil, apakah menggunakan las atau baut. Prarencana profil tersusun dan profil tunggal akibat gaya normal tekan : cara pende“atan yang paling mudah adalah = Batang tunzgal (untuk Profil WE) : Auatsin = P/E + 1,510 Dimana :P = gaya normal tekan (kg ) Ly = panjang batang tekan (m) @ = tegangan izin (kg/cm ) A =Luas penampang (cm ) Baitang tersusun : [ A taksian = P/F +0.65 Ly? A taksiran = P / 6 + 2,5 Ly T.14 29 Awasian = P/O + 1,75 Le | | A tusinn = P/E +3,5 Le? L_, a i q M.S IV.BALOK TERLENTUR Baiok adalah elemen struktur yang memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya, yang menyebabkan balok tersebut melentur. ie | 5 Sy. mothe tentar Wane, momen lentur wales Pef.tetesi wales a. Balok Ditumpu Sederhana b. Balok Kantilever Dalam proses desain balok, awalnya kita meninjay masalah momen Jentur balok. Momen lentur timbu! pada balok akibat beban pada balok. Efek lain misalnya geser atau defleksi , juga dapat menentukan desain balok dan harus dicheck. Kriteria Desain Balok : 1, Kekuatan : tegangan: 0, 7, G; 2.Kekakuan : lendutan / defleksi. 3. Kestabilan : masalah tekuk pada flens tekan. Struktur Balok : a. Struktur Balok Sederhans : —fiens i rT — Web \ h \ —— ut ee Ivisen tet Stmichir Sinko dertenha, 4.1 b. Struktur Balok Diatas Beberapa Perletakan : Analisa : ~ Pers. tiga momen / Clapeyron - Momen distribusi/ Cross. Struktur Statis Tak Tentu cc. Kombinasi Struktur Rangka Batang : = ALOE. Straktur balok z BC BAD Struktur batang Pendel iV elemen rangka batang \ Struktur statis tertentu aS d. Struktur portal bangunan bertingkat. {UIT |__ batets. kolowm 5.1. Desain Kekuatan : a, Akibat Momen Lentur (M). My/ YT y= tegangan lentur / = bengkok.. 1/2h W,, = momen perlawanan penampang. —y besaran penampang ada pa da tabel profil. M M sa Wy. 2 — Srna, Wy Ww, = + ee digunakan untuk memilih dimensi profil b. Akibat Normal ( P ) 7 33 c. Akibat Gaya Lintang (L ). F = 0586 untuk BJ 37, % = 960 kg/en? Dimana: L = gaya lintang pada potongan yang ditinjau S = Statis momen bagian diatas/ dibawah potongan yang Ditinjau terhadap garis netral. b= lebar serat pada poton; 1, = momen Inersia terhadap sumbu x. = 5.2 Desain Kekakuan : Lendutan yang terjadi < Jendutan ijin Imax SO 1 a lihat tabel PPBI. — untuk balok lantai: 9 = -— L 360 5.3. Desain Kestabilan ‘Tekuk pada flens diusahakan tidak terjadi dengan memberi bracing / pengaku. Contoh soal : Struktur kantilever ABC memikul beban P dititik B. Mutu Baja BJ 37, periksa apakah balok baja T kuat memikul beban P ? 4 Pa lo-dton 240 baw My 8 iS wt 13cm L toc | Zoom Ba ww V.ALAT SAMBUNG Pada konstruksi baja digunakan beberapa macam alat sambung yatig menghubangkan tiga elemen struktur utama : elemen lentur, elemen tarik dan elemen tekan. ‘Alat sambung tersebut adalah : 1. Paku Keling ( Rivet ), 2. Baut ( Bolt ) : - Baut biasa - Baut mutu tinggi. Las ( Welding ) w PAKU KELING: ‘Ada dua macam sambungan yaitu sambungan tampang satu ( beririsan satu ) dan sambungan tampang dua ( beririsan kenibar ) T a tie. Sambungan tampang satu (Lap Joint). ° bidaug geser i 4 bidang ge - Sambungan tampang satu meimpunyai satu bidang geser. -Biasanya 0,= dp, - Bila 0, # 62 maka diambil 2 yang terkecil. - Timbul momen sekunder karena ada eksentrisitas sebesar € ~ Akibat momen sekunder P.e naka batang akan membengkok. Konstruksi ini Kurang baik. Jadi sambungan tampang satu sedapat mungkin dihindari. Sambungan tampang dua : (Butt Joint ). oe a oe Baayen 3g Sambungan tampang dua mempunyai dua bi - Biasanya @) <2 0 diambil harga yang terkeeil. - Pada sambungan tampang dua tidak terjadi momen sekunder. - Sambungan ini merupakan sambungan konstruksi yang baik. Kerusakan sambungan ° Rusaknya sambungan disebabkan oleh — Pembebanan terlalu besar pada geseran dibidang geser schingga paku menjadi patah akibat geseran. ~ Tekanan terlalu besar pada dinding lubang atau disebut tekanan tumpu, sehingga dinding lubang rusak karena adanya tekanan tumpu (tekanan dinding lubang ). Kemampuan sambungan : Kemampuan alat peryambung didasarkan atas : - Keruntuhan geser. - Keruntvhen tumpu. Terhadap Geser (+ Untuk bertampang sat pan dt Untuk bertampang dua: N,=2x Va wd? = Dimana:d =e paku keling = o lubang (cm ) N, = beban yang diizinkan yang dipikul oleh paku keling. = =tegangan geser izin dalam ke/om? = 0,8 6 Gy = tegangan tarik ijin = 0,86 Terhadap Tumpu (ip ) : Luas lubang yang tertekan sebenamya bidang cekung + silinder. Tetapi untuk mempermudah diambil proyeksi sebesar 0.d. Maka beban tumpu yang dapai dipikul oich bidang tumpu = dinding lubang dari pelat. 5.2 36 =A.d.cy dimana 2 ~tebal pelat yang disambung dalam em d =o paku keling dalam em Ny = beban yang diizinkan yang dipikul oleh diding Lubang pelat. 2s untuk s\>2d 1,6 6 untuk 15d K=_M_ dimana:K,= Koos 0/5 °K z r Akibat momen M |] Kx= My y ~ordinat baut yang ditinjau Extsy x= ordinat baut yang ditinjau Ak.bat P dalam arah sumbu Y : Ky'= Pf dimana n= jumlah baut. -VE20( KK Kua = Ke + (Ky + Ky!)? Untuk menentukan besamye masing” gaya baut M lebih baik di tabelkan sbb: No.baut|_x [x Y? K, | ky [XY Keoua 1 | 7 e - [2 z — = 3 L eas 4 1 = a ee L351 1 | z= ie y Sambungan yang mi it // sumbunya Jonis sambungan ini adelaly sambungan pelat Konsol Kekolom T —e pina 6 as Pas wel eet Cette i + i| , & [tra tiot a, Ht / +| HL] yw Tékan a i “ Kolom P dipindahkan pada bidang kontak antara konsol dan kolom > momen P.c Gaya P sendiri dipikul oleh 2 baris baut masing” 5 buah sehingga ma: baut = 0,1 P( 1). Bauia: Baut akan mengalami gaya geser akibat dari P dan momen. ( sudah dibahas ) Yaitu K,,K, dan Ky! > Kia = VK + (Ky + Ky! 5.10 Bautb : kul % nya Menentukan tegangan geser yang dipikul oleh baut : coat = PR.n / Yad? < tran jumlah baris =2 , jumlah baut 1 baris = n 3. Syarat PPBBI : a = Vo? +3 v faiah baut Dengan anggapan pelat konsol berputar dimana titik perputaran a paling bawah. —> Cara ¥. Jarak baut 1 ke baut 5 ( titik putar hy ) Jarak baut 2 ke baut 5 (titik putar hy ) Jarak baut 3 ke baut 5 ( titik putar hy ) Jarak baut 4 ke baui 5 (titik putar hy ) M =Ny.hy + No.hg + No.hy + Nahy + Ns-hy Ni : adalah gaya yang dipikel baut no.1 (ingat ada 2 baut ) > paiing besar diterima haut. Pada baut ini bekerja gaya geser P dan momen M = P.c Baut bagian atas mengalami tarikan dan disebelah bawah mengalami teks nan, Gaya tekan dipikul oleh baja siku penyambung. Untuk menghitung tegangan yang timbul dibuat luas pengganti ( NR ormed Area Method )-> Cacal ‘hitungan adalah sbb 1. Tentukan lokasi garis netral. Luas baut diatas garis netral dapat digantikan dengan svatu Tuas pengganti berupa persegi panjang. RYH ee ein all Vemma ___b s pengganti: by. S = ad? b=wae}s (diperotch } ‘Tegangan maximum akibat momen yang bekerja, terjadi pada baut paling atas sama dengan tegangan maximuyn yang terjadi pada luas pengganti ar Menentukan momen Inersia : [= 1/3 by (4¢)' + 1/3 bx? Menentukan tegangan tarik yan3 terjadi : 6 as=M(h-x)/ 21 SAL Angka 2 menyatakan bahwa n omen M dipikul ole 2 baris baut, jadi AkibaiP > N,(i baut)=0,1P(7) Pc > Ni (1 baut ) = 0.5 (Mi ao = Vo3t ) menimbulkan t ~> menimbolkan Sik

Anda mungkin juga menyukai