Anda di halaman 1dari 8

Hasil Pengamatan Modul 7: Sistem Respirasi

a. Proses inspirasi dan ekspirasi


Tabel
Komponen- komponen Yang Terlibat dan Perubahan Yang Terjadi pada Proses
Ekspirasi dan Inspirasi

Proses Komponen yang Terlibat Perubahan yang Terjadi


Ekspirasi  Rongga dada  Otot berelaksasi
(Relaksasi)  Otot diafragma  Otot diafragma mengecil
 Otot interkostal eksternal  Rongga dada mengecil
Inspirasi  Otot diafragma  Otot berkontraksi
(Kontraksi)  Otot interkostal eksternal  Otot diafragma mendatar
 Volume rongga dada membesar konstraksi
 Paru-paru mengembang  Rongga dada membesar
 Berdasarkan hasil pengamatan proses ekspirasi dan inspirasi:
Lingkar dada normal: 86 cm
Pada saat melakukan inspirasi: 90 cm
Pada saat melakukan ekspirasi: 80 cm
 Berdasarkan hasil pengamatan:
Frekuensi pernafasan di video: 16 kali

b. Frekuensi Pernafasan
Bunyi pernafasan;
16x permenit dan dikatakan normal karena frekuensi pernafasan (jumlah pernafasan)
normal manusia berkisar 20-22x permenit. Frekuensi pernafasan ketika setelah
melakukan aktifitas fisik akan meningkat. Berguna untuk memasok energi yang
dibutuhkan.
 Bunyi pernafasan = 16x permenit
 Pada hasil pengamatan dapat dikatakan normal, masih diambang batas normal dimana
berkisar 12-15 kali permenit. Jika bunnyi pernafasan cepat karena kegiatan sehari-hari
yang dilakukan atau terdapat penyakit bawaan.
c. Menentukan perbandingan Volume Tidal (VT), Volume Ekspirasi Cadangan
(VEC), dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC)

Diketahui: Perbandingan
VT = 500 cm3 VT : VEC : VIC
KV = 1900 cm3 500 : 1250 : 150
VEC = 1250 cm3 10 : 25 : 3

Jawaban:
VI = KV – (VT + VEC)
C
= 1900 – (500 + 1250)
VI = 150 cm3
C
Termasuk ke dalam pernafasan normal. Rentang pernafasan yang normal adalah 50
-300.
Hasil Pengamatan Modul 8: Sistem Kardiovaskular

a. Pengukuran Tekanan Darah


Tabel 8.1
Hubungan Tekanan Darah dengan Posisi atau Aktivitas Tubuh

Tekanan Darah Tekanan Darah


Posisi/ Aktivitas Perempuan (sistole/ Perempuan
diastole) (sistole/ diastole)
Duduk 119 / 80 120 / 80
Berbaring 100 / 70 105 / 72
Kaki 90 tubuh 108 / 71 110 / 73
Berdiri 110 / 72 115 / 75
Kerja otak (diberi soal perhitungan ) 123 / 88 127 / 90
Gerak badan selama 1 menit 130 / 100 135 / 114

Dilakukannya berbagai berbagai aktifitas dan posisi akan mempengaruhi


tekanan darah dimana tekanan darahnya akan naik. Karena disebabkan oleh
peningkatan denyut jantung yang signikan yang merupakan respon dari
kardiosvaskular terhadap adanya kontraksi otot. Selain itu juga adanya peningkatan
tekanan darah ini dikarenakan adanya peningkatan curah jantung. Kerja ini juga
berfungsi untuk melakukan kontraksi dengan cara mengangkut O 2.
Perbedaan prinsip pengukuran tekanan darah dengan cara atau metode
palpitori dan metode auskultasi dimana pada metode palpatori untuk menentukan
tekanan darah sistolik, tekanan sistolik diukur saat munculnya kembali denyut nadi
dimana pada cara palpatory ini hanya dapat mengukur sistol, karena denyutnya
muncul, sehingga tidak dapat membaca diastole. Sedangkan untuk metode auskultasi
dengan cara menghitung 2 tekanan gelombang dimana terdapat dua ketukan, ketika
menunjukkan sistol dan dua adalah diastole.

b. Hyperemia
Hyperemia pasif/rekatif
Hyperemia adalah peningkatan jumlah darah di pembuluh darah di pembuluh
suatu organ dan jaringan di tubuh. Hyperemia adalah suatu keadaan dimana terdapat
darah secara berlebihan di dalam pembeuluh darah atau keadaan yang disertai
meningkatnya volume darah dalam pembuluh darah yang melebar.
Hyperemia pasif diakibatkan karena terangsangnya inflamasi saraf pasadilator.
Dilakukan dengan benang yang dililitkan pada jari tangan sehingga berwarna
keunguan karena adanya penyumbatan kurangnya oksigen. Karena jumlah aliran
darah terganggu (tidak ada suplay oksigen) dan terjadi pengosongan. Dapat dilihat
dari para pendaki gunung es, dimana jari tangannya tidak bisa disembuhkan karena
jaringannya rusak.
Suplai darah berkurang disebabkan adanya tekanan pada venula dan vena yang
mengalirkan darah dari jaringan. Disebabkan sistematiknya juga. Dapat
memungkinkan terjadinya kegagalan jantung dalam memompa darah.

Hyperemia aktif/fungsional
Hyperemia aktif disebabkan karena adanya peradangan, atau adanya dilatasi
(darah menumpuk) arteriol. Peristiwa fisiologis yang menyebabkan adalah akibat
terangsangnya saraf vasodilatasi/ vasodilator.
Perbedaan

Akti : muncul semburat merah contoh bisul (dapat ditusuk untuk penyembuhan)
f
Pasif : warna keunguan karena tidak ada pasokan oksigen
Ciri ciri

Akti : warna kemerahan, suhu hangat, ukuran membesar


f
Pasif : warna keunguan, suhu dingin, ukuran mengecil

Pengukuran Sel darah Merah


Fungsi natrium sitrat 25% untuk pengencer, mencegah pembekuan darah.
Jumlah eritrosit

 Pada pria dewasa sel


: ± 5.400.000
mm3
 Pada wanita dewasa sel
: ± 4.800.000
mm3
Pada hemositometer sel darah merah apda

Kanan atas (m1) : 85 Kiri bawah (m4) : 108


Kanan bawah (m2) : 90 Tengah (m5) : 100
Kiri atas (m3) : 93
Total:

Jumlah = m1 + m2 + m3 + m4 + m5
hemositometer
= 85 + 90 + 93 + 108 + 100
= 476
476 x 10.000 = 4.760.000 (masih diambang batas normal)
Karena di dalam tubuh sel merah jumlahnya sangat banyak. Maka dapat disimpulkan
sel darah merah (eritrosit) yang terkandung dalam video NORMAL. Karena eritrosit

sel
darah normal berkisar 4,8 – 5 juta
mL .

Pengukuran Sel Darah Putih


Asam asetat glasial untuk cairan pengencer, menghancurkan sel selain leukosit (sel
darah putih).
Fungsi pewarna gentian violet adalah untuk memberi warna pada inti dan granula
leukosit sehingga mudah diamati dibawah mikroskop.
Pada sel darah putih yang dihitung kotak kecil sama seperti sel darah merah kecuali
bagian tengah.
Diketahui:

Kanan atas (m1) : 50 Kiri atas (m3) : 48


Kanan bawah (m2) : 45 Kiri bawah (m4) : 45
Jumlah hemositometer = m1 + m2 + m3 + m4
= 50 + 45 + 48 + 45
= 188
188 x 50 = 9.400 (berada di normal)
Kesimpulan berdasarkan perhitungan sel darah putih dan dibandingkan dengan
literatur maka sel darah putih NORMAL. Karena jumlah kisaran leukosit normal

sel
sebesar ± 5.000 – 10.000
mm3

Pengukuran Hematokrit
Tujuan pengukuran % hematokrit untuk mengetahui konsentrasi eritrosit (sel darah
merah) didalam darah.
Pada pengamatan didapatkan hasil
Tinggi sel darah : 2,5 cm
Tinggi sel darah dan plasma : 4,5 cm
tinggi sel darah
Maka % hematokrit = x 100 %
tinggi sel darah dan p lasma
2,5 cm
= x 100 %
4,5 cm
= 55,56% (masih diambang batas normal)
Kesimpulan berdasarkan perhitungan hematokrit dan dibandingkan dengan literatur
maka hematokrit yang terkandung dalam video NORMAL. Karena jumlah kisaran
leukosit normal sebesar ± 45% pada perempuan dan ± 60% pada laki-laki.
Hematokrit dibawah normal
Mengidentifikasi gejala penyakit anemia, leukimia, gagal ginjal, kekurangan vitamin
B dan vitamin C.
Hematokrit diatas normal
Mengidentifikasi terjadinya dehidrasi, penyakit jantung dan paru-paru.

Pengukuran Nilai Hb
Metode Tallquist
Metode ini membandingkan antara warna darah dengan warna pada skala Tallquist.
Percobaan dengan menggunakan metode ini bersifat kualitatif.
Metode Sahli
Metode ini mengubah hemoglobin menjadi hematin asam, kemudian ditunggu sampai
warna campuran standar, setelah itu dilihat angka yang terbaca pada skala. Angka
yang terbaca menunjukkan nilai Hb darah. Metode ini bersifat kuantitatif.
Nilai normal Hb
g
Pria : 14-18
dL
g
Wanita : 12-16
dL
g
Anak-anak : 11-13
dL
*Keterangan : Jika Hb dibawah normal dikarenakan mengidap penyakit anemia atau
kekurangan sel darah merah. Jika Hb diatas normal dapat menyebabkan penyakit
jantung dan paru-paru.

Waktu Pendarahan
Waktu pendarahan normal : 13-15 detik.
Mekanisme penghentian pendarahan terdiri dari homeostasis primer dan sekunder.
Mekanisme homeostasis primer adalah dimana aliran darah akan berhenti dan terjadi
pembentukan sumbatan platelet.
Mekanisme : Secara otomatis vasokontriksi pembuluh darah, otot polos pada dinding
arteri berkontraksi.
Pembekuan sumbat platelet :
 Adhesi : Platelet menempel pada pembuluh darah rusak.
 Agresi : Senyawa ADP, serotonin lepas, mengaktivasi platelet disampingya.

Waktu Koagulasi

Waktu koagulasi normal : 25-30 detik (½ menit)

Waktu darah mulai keluar hingga tampak benang fibrin. Benang fibrin berfungsi
untuk menutup luka sebagai jembatan. Benang fibrin akan membentuk formasi seperti
jaring disekitar sel darah yang akan menghentikan pendarahan aktif pada luka.

Mekanisme

Jalur ekstrinsik dan intrinsik membentuk protombinase, protombinase Ca2+ mengubah


protombin menjadi trombin, trombin Ca2+ mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin
pada pembekuan darah.

Penggolongan Darah

Darah dapat mengalamani aglutinasi ketika ditetesi serum, karena membran eritrosit
mengandung 2 tipe antigen yaitu antigen A dan antigen B yang disebut aglutinogen.
Sebaliknya antibodi yang terdapat dalam plasma darah akan bereaksi dengan yang
spesifik terhadap antigen A maupun antigen B yang akan memnyebabkan aglutinasi.

Pada pengamatan didapatkan hasil

Golongan darah A, karena terjadi penggumpalan darah oleh serum anti-A sehingga
dapat dipastikan bahwa tipe golongan darahnya adalah A.

Tranfusi darah
Pada golongan darah A, jika memerlukan transfusi darah hanya dapat diberikan oleh
orang yang bergolongan darah A atau O saja. Karena pada golongan darah A
mengandung antigen yang sesuai sedangkan darah O dapat mendonorkan pada
golongan darah mana saja karena tidak berpihak pada antigen manapun.

Pendonor darah

Jika golongan darah A menjadi pendonor, maka hanya bisa mendonorkan darah
kepada orang yang bergolonggan darah A saja. Karena memiliki antigen yang sesuai
apabila diberikan pada antigen yang berbeda maka akan terjadi penggumpalan darah
disebabkan ketidaksesuaian golongan darah.

Anda mungkin juga menyukai