Anda di halaman 1dari 7

MATERI 2

MEMBACA KRITIS

Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu
a. menetapkan gagasan penting dari tulisan ilmiah, buku ilmiah, artikel ilmiah, atau
bahan dari internet (yang ilmiah) yang akan digunakan sebagai rujukan (kutipan)
dalam tulisan ilmiah;
b. menyusun kutipan langsung dan tidak langsung dalam tulisan ilmiah sesuai kaidah
yang benar;
c. menyajikan karya ilmiah dalam berbagai forum resmi.

3.1 Pengertian
Membaca kritis dimaksudkan untuk mendapatkan informasi atau gagasan yang terdapat
dalam tulisan. Hasil membaca kritis ini disajikan secara tertulis maupun lisan. Penyajian
tertulis dituangkapkan dalam bentuk kutipan, rangkuman, atau gagasan pokok. Penyajian
lisan disampaikan dalam forum resmi, seperti diskusi, pelatihan, atau penyuluhan.

3.2 Membaca Kritis


Kegiatan membaca kritis untuk menulis adalah kegiatan membaca untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang dikembangkan. Dengan
demikian, kita selalu berpikir skeptis, yaitu bertanya, dan berusaha mencari bukti untuk
menguji kebenaran informasi. Berdasarkan ragamnya, membaca kritis bertujuan untuk
mencari topik, informasi khusus, dan informasi perincian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis tulisan ilmiah (seperti makalah,
tugas akhir, atau hasil penelitian) adalah
a. mengenali tesis (pernyataan masalah);
b. meringkas butir-butir penting;
c. menyitir konsep-konsep penting;
d. menentukan bagian yang dikutip;
e. menentukan implikasi dari sumber yang dikutip;
f. menentukan posisi penulis sebagai pengutip.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis buku ilmiah (seperti buku) adalah
memanfaatkan indeks untuk menemukan konsep penting, menemukan konsep-konsep
penting untuk bahan menulis, menemukan dan menandai bagian-bagian buku yang akan
dikutip, menentukan implikasi dari sumber yang dikutip, dan menentukan posisi penulis
sebagai pengutip.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis tulisan populer (seperti koran atau
majalah) adalah mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas, menemukan
signifikansi atau relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan, memanfaatkan isu
tulisan populer untuk bahan atau inspirasi dalam menulis, dan membedakan isi tulisan
populer dan ilmiah.
1
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis bahan-bahan yang tersaji dalam
internet untuk menulis adalah kiat praktis untuk menemukan bahan-bahan dalam jaringan
internet, memilih dan mengevaluasi bahan-bahan dalam jaringan internet, menemukan isi
atau gagasan penting dalam bahan-bahan yang tersedia, dan memanfaatkan bahan-bahan
dalam jaringan internet.
Proses membaca kritis dapat dilakukan dengan langkah berikut.
a. mengerti isi bacaan, artinya mengerti benar ide pokoknya, mengetahui fakta dan detail
pentingnya, dan dapat membuat simpulan dan interpretasi dari ide-ide itu;
b. menguji sumber penulis, misalnya apakah dapat dipercaya, kompeten, atau identitas
yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. membandingkan gagasan penulis dan pembaca;
d. menerima atau menolak.
Jadi, jangan berkesimpulan bahwa sesuatu yang tercetak itu selalu benar, mesti lengkap
dan dapat dipercaya. Sebagai pembaca yang baik, Anda dapat memberikan penilaian
untuk diri sendiri (dalam bentuk interpretasi) dengan syarat terbuka terhadap gagasan
orang lain.

3.2.1 Penyajian Kutipan Langsung


Kutipan langsung pendek (kurang dari lima baris) ditulis di antara tanda kutip (”...”) dan
dintegrasikan langsung dengan teks. Pada akhir kutipan diikuti dengan (nama belakang,
tahun: halaman). Perhatikan contoh berikut.

Contoh Penyajian Kutipan Langsung kurang dari lima baris


1 “Berdasarkan tebal film, gradasi batas akhir berbutir lebih halus yang mempunyai
luas permukaan lebih besar sehingga tebal selimut menjadi lebih tipis dibanding
dengan campuran batas bawah yang agregatnya lebih kasar dan apabila
digunakan dapat memengaruhi stabilitas dan ketahanan lama” (Kusdiono,
2009:149).

Catatan:
Kutipan di atas diambil dari penulis artikel ilmiah Kusdiono. 2009. “Komparasi
Pengaruh Gradasi Agregat Batas Bawah dengan Bergradasi Batas Atas Terhadap
Karakter Marshall pada Beton Aspal Campuran Panas”. Wahana Teknik Sipil.
Vol. 14, No. 3, Agustus 2009, Halaman 149.

2 ………kalimat penulis (pengutip) ………… Dalam akuntansi syariah,


“perhitungan laba rugi (statement of income) adalah laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu” (Padmantyo,
2010:53)…………………………………………………………………...

2
Catatan :
Kutipan di atas diambil dari artikel ilmiah Analisis Manajemen Laba pada
Laporan Keuangan Perbankan Syariah (studi pada Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat Indonesia) oleh Sri Padmantyo. Benefit Jurnal Manajemen dan
Bisnis Volume 14, Nomor 2, Desember 2010, halaman 53.

Contoh Penyajian Kutipan Langsung lebih dari lima baris


1. Setiyono (2009:63) mengemukakan bahwa analisis multi kriteria merupakan
metode digunakan dalam masalah pengambilan keputusan dan dimaksudkan
untuk bisa mengakomodasi aspek-aspek di luar kriteria ekonomi dan
finansial serta juga bisa mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait
dengan suatu proyek secara komprehensif dan scientific. Analisis multi
kriteria dengan metode Analytical Hierarchy Process(AHP) mengubah
kriteria yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif menjadi nilai yang bisa
dihitung melalui pembobotan suatu kriteria.

Keterangan:
Kutipan di atas diambil dari artikel ilmiah Setiyono, Karnawan Joko.
2009.”Penentuan Koridor Jalan Lingkar Di Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang. Wahana Teknik Sipil . Vol. 14 No. 2 Agustus 2009 .
Halaman 1-16.

2 Padmantyo (2010:63) mengatakan manajemen laba yang dilakukan dengan


menaikkan laba terjadi karena kemungkinan manajemen bersikap optimis
dalam melaporkan kinerjanya, yaitu dengan mengakui pendapatan masa
depan menjadi pendapatan sekarang sehingga kinerja perusahaan lebih
tinggi daripada kinerja fundamentalnya. Sebaliknya, manajemen laba yang
dilakukan dengan menurunkan laba terjadi karena kemungkinan besar
manajemen bersikap konservatif dalam melaporkan kinerjanya, yaitu dengan
mengakui biaya masa depan menjadi biaya sekarang yang mengakibatkan
kinerja lebih rendah dari kinerja fundamentalnya.

Dengan menaikkan dan menurunkan laba dan seterusnya ………(kalimat


penulis/pengutip) ……………………………………

Catatan:
Kutipan ini diambil dari artikel ilmiah Analisis Manajemen Laba pada Laporan
Keuangan Perbankan Syariah (studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia) oleh Sri Padmantyo. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis
Volume 14, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 63)

3
3.2.2 Penyajian Kutipan tidak Langsung
Cara mengutip pendapat yang dikemukakan dengan bahasa sendiri ditulis tanpa tanda
kutip langsung terpadu dengan teks. Pernyataan yang diacu, nama pengarang, tahun, dan
halaman ditulis langsung (terpadu) dalam teks. Cara kedua dilakukan dengan mengutip
kutipan orang (sebagai pengutip pertama) secara langsung dari tulisan pengutip pertama.

Contoh Penyajian Kutipan tidak Langsung


1. Perkerasan jalan di Indonesia beberapa kurun terakhir ini telah mengalami
kondisi yang dapat menyebabkan perencanaan jalan untuk 10 tahun, tetapi pada
kenyataannya baru beberapa tahun sudah mengalami kerusakan yang riil. Hal ini
disebabkan faktor penyebab kerusakan jalan, yaitu pembebanan yang terjadi
dilapangan berlebih (overload) atau physical Damage Factor (PDF) berlebih,
banyaknya arus kendaraan yang lewat (time loaded) sebagai akibat pertumbuhan
jumlah kendaraan yang cepat dari kendaraan pribadi maupun komersial dan
perubahan lingkungan atau oleh karena fungsi drainase yang kurang baik.

Teks di atas dapat diringkas menjadi kutipan tidak langsung seperti berikut.

Perencanaan jalan yang diperkirakan untuk sepuluh tahun sering rusak sebelum
waktunya. Hal ini disebabkan oleh pembebanan yang berlebih, banyak
kendaraan yang lewat, dan fungsi drainase yang kurang baik
(Kusdiyono,2009:137).

Catatan:
Kutipan di atas diambil dari penulis artikel ilmiah Kusdiono. 2009. “Komparasi
Pengaruh Gradasi Agregat Batas Bawah dengan Bergradasi Batas Atas Terhadap
Karakter Marshall pada Beton Aspal Campuran Panas”. Wahana Teknik Sipil.
Vol. 14, No. 3, Agustus 2009, Halaman 137.
2 Meskipun secara teoritis perbankan syariah beroperasi dengan sistem bagi hasil,
dalam praktiknya terdapat kemungkinan bank syariah melakukan kebijakan
manajemen laba (Pramono, 2006:54). Hal ini terkait dengan permasalahan
tingkat akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana asabah/Investment
Account Holder (IAH) dan pemilik perusahaan.

Dari teks di atas dapat diambil sebagai kutipan tidak langsung seperti berikut.
Secara teoritis perbankan syariah beroperasi dengan sistem bagi hasil, dalam
praktiknya terdapat kemungkinan bank syariah melakukan kebijakan manajemen
laba (Pramono dalam Padmantyo, 2010:54).

…………kalimat penulis/pengutip) …………………………………..

Catatan:
Kutipan ini diambil dari artikel ilmiah Analisis Manajemen Laba pada Laporan
Keuangan Perbankan Syariah (studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia) oleh sri padmantyo. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis
Volume 14, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 54.

4
3 Suryolelono dalam Warsiti (2009:38) menyatakan penambahan abu sekam padi
dan kapur juga meningkatkan sudut gesek dalam tanah.

Kutipan di atas diambil dari teks berikut.


…kapur lebih efektif sebagai bahan stabilisator tanah dari pada semen, dan dapat
dipakai untuk berbagai jenis tanah. Suryolelono (1999:32) menyatakan
penambahan abu sekam padi dan kapur juga meningkatkan sudut gesek
dalam tanah. ....

Stabilisasi dengan kapur dan posolan cocok untuk tanah kohesif (Soedarmo dan
Purnomo dalam Wiqoyah, 2002:22)

Pendapat ahli/orang lain yang ditulis (sebagai kutipan) dalam tulisan Warsiti.
“Peningkatan CBR dan Memperkecil Swelling Tanah Subgrade dengan Metode
Stabilisasi Tanah dengan Kapur”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14 No. 1 April 2009:
38).

3.3 Penyajian Lisan


Penyajian lisan berkaitan dengan kegiatan berpidato. Pidato adalah suatu gagasan yang
disampaikan secara lisan dalam acara tertentu. Berpidato adalah kegiatan menyampaikan
gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan
aspek-aspek nonkebahasan yang mendukung efisiensi dan efektivitas pengungkapan
gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu. Berpidato bisa dilakukan dalam
acara seminar, lokakarya, rapat, peresmian (misalnya peresmian gedung), peringatan
(misalnya Sumpah Pemuda), dan sebagainya.

3.3.1 Jenis Penyajian Lisan


Penyajian lisan (Keraf, 1980: 316-317) dilakukan dengan beberapa cara berikut.
a. Metode serta merta (impromptu)
Penyajian lisan dilakukan oleh seseorang secara serta merta, artinya gagasan yang
disampaikan tanpa persiapan (spontanitas). Hal ini disampaikan oleh seseorang yang
sudah terbiasa dengan keseharian, seperti pejabat atau pemimpin dalam memberikan
sambutan dalam acara rapat atau acara seremonial yang lain.
b. Metode Menghafal
Penyajian lisan ini dilakukan dengan menghafal naskah yang sudah disusun. Hal ini
disampaikan oleh pemula berpidato. Kelemahan metode ini adalah jika terdapat
bagian yang terlupakan akan mengganggu gagasan berikutnya sehingga gagasan
yang disampaikan tidak utuh. Oleh karena itu, metode ini hendaknya dihindari
terutama di kalangan mahasiswa dan dewasa.
c. Metode Naskah
Penyajian lisan ini dilakukan dengan membaca naskah yang sudah disusun secara
sistematis sehingga gagasan yang disampaikan dibaca secara lengkap atau bahkan
dapat pula mengembangkan gagasan tertentu dengan ilustrasi atau contoh yang
terkait.
5
d. Metode ekstemporan (catatan singkat)
Penyajian lisan ini dilakukan dengan cara menyiapkan catatan singkat gagasan yang
akan disampaikan (pointer) sehingga gagasan (catatan singkat) diungkapkan dengan
bahasa lisan sesuai dengan kemampuan seseorang.
Metode tersebut dapat dimanfaatkan oleh seseorang yang akan menyampaikan gagasan
secara lisan.

3.3.2 Hakikat Penyajian Lisan


Hakikat menulis naskah pidato adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis
yang siap untuk dilisankan melalui berpidato. Menyunting naskah pidato dilakukan
terhadap isi, bahasa, dan penyajian. Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah
pidato yang telah disiapkan dengan cara menghidupkan suasana dan menciptakan
interaksi yang hangat dengan audience.

Penyajian lisan memenuhi kriteria berikut, yaitu isinya sesuai dengan kegiatan yang
sedang berlangung, isinya menggugah, membangun optimisme dan bermanfaat bagi
pendengar, isinya tidak menimbulkan pertentangan (sara), isinya benar dan objektif,
bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan disampaikan secara santun, terbuka, jujur,
dan bersahabat.

Langkah yang dilakukan dalam penyajian lisan adalah


a. pembukaan,
b. pembukaan berisi sapaan kepada pihak-pihak yang hadir,
c. sajian isi,
d. sajian isi berupa penjabaran gagasan pokok sesuai dengan waktu yang disediakan, dan
e. penutup berupa penegasan kembali gagasa pokok yang dijabarkan, harapan, dan
ucapan terima kasih.

3.4 Presentasi
Presentasi dilakukan dalam situasi resmi, seperti diskusi atau pelatihan. Presentasi
dilakukan dengan memperhatikan langkah berikut, yaitu:
a. mempersiapkan materi, artinya mencari bahan atau informasi yang terkait dengan topik
yang akan disampaikan;
b. menyampaikan presentasi dengan langkah 1) membuka presentasi dan menarik
perhatian dan 2) menjelaskan ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dengan
menggunakan alat bantu visual;
c. menjawab pertanyaan atau menanggapi atau mempertimbangkan masukan/saran;
d. mendayagunakan suara dan bahasa tubuh.
Dalam diskusi (seperti seminar), seseorang yang akan mempresentasikan materi harus
menyiapkan makalah.

3.5 Rangkuman
Membaca kritis untuk menulis dilakukan untuk menpatkan gagasan pokok atau hal yang
penting untuk dijadikan sebagai kutipan langsung maupun tidak langsung dalam tulisan
6
atau laporan pembaca. Dalam pengutipan tersebut disebutkan sumber identitasnya (nama
penulis buku,tahun: halaman). Hal membaca kritis digunakan sebagai bentuk
pertanggung-jawaban pengutip terhadap argumen yang dikemukakan baik dalam pidato
atau diskusi.

3.6 Evaluasi
Kerjakan soal berikut dengan cermat!
1. Apakah yang dimaksud dengan membaca kritis?
2. Jelaskan langkah- langkah membaca kritis dan berpidato?
3. Jika Anda akan menyajikan materi dalam pelatihan atau penyuluhan, apa yang harus
dipersiapkan? Jelaskan dengan sistematis!
4. Buatlah hasil membaca kritis berupa kumpulan kutipan dari referensi (dari jurnal
ilmiah, buku teks, laporan penelitian, atau peraturan perundang-undangan dan contoh
penyajian dalam wacana tinjauan pustaka atau landasan teoretis!

Anda mungkin juga menyukai