Anda di halaman 1dari 33

HALAMAN JUDUL

PROYEK PEKERJAAN PENGAWASAN JEMBATAN LIBA KAMPUNG


HARAPAN DALAM

Disusun oleh :

1. Harmiati : 17-111-051
2. Tresiliana Aveliani : 17-111-007

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala nikmat-nikmatnya dan rahmatnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, guna memenuhi salah satu syarat mata
kuliah kerja lapangan yang ada pada Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan yang
bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses pelaksanaan
pekerjaan kosntruksi dilapangan, dan usaha untuk mengatasi kendala yang sering
terjadi di lapangan. Untuk itu kami telah melakukan kerja praktek pada proyek
Pekerjaan Pengawasan Jembatan Liba Kampung Harapan Dalam. Dalam
penyusunan laporan ini kami menyadari adanya kekurangan, oleh karena itu kami
mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Jayapura Oktober 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Maksud Dan Tujuan..................................................................................2

1.2.1 Maksud...............................................................................................2

1.2.2 Tujuan................................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan.........................................................................2

1.4 Batasan Masalah........................................................................................2

1.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................................2

1.5.1 Pengumpulan Data Primer.................................................................2

1.5.2 Pengumpulan Data Sekunder.............................................................3

1.6 Sistematika Penulisan................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK..............................................................5

2.1 Latar Belakang Proyek..............................................................................5

2.2 Tujuan Dan Sasaran...................................................................................5

2.2.1 Tujuan Proyek....................................................................................5

iv
2.2.2 Sasaran Proyek...................................................................................5

2.3 Nama Dan Lokasi Proyek..........................................................................6

2.3.1 Nama Proyek......................................................................................6

2.3.2 Lokasi Proyek....................................................................................6

2.4 Data Proyek...............................................................................................7

2.5 Manajemen Proyek....................................................................................7

2.6 Hubungan antara unsur-unsur proyek.....................................................10

2.7 Organisasi Proyek....................................................................................12

2.8 Realisasi Pekerjaan Proyek.....................................................................13

BAB III SPESIFIKASI PEKERJAAN.................................................................18

3.1 Spesifikasi Administrasi..........................................................................18

3.2 Spesifikasi Teknis....................................................................................18

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN...........................................................21

4.1 Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang...................................................21

4.2 Pekerjaan pengecoran tiang pancang......................................................22

4.3 Pekerjaan pengecoran Lantai Kerja.........................................................23

BAB V PENUTUP................................................................................................25

5.1 Kesimpulan..............................................................................................25

5.2 Saran........................................................................................................25

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek..................................................................................13

Gambar 2.2 Hubungan Siklus Manajemen Proyek/ Konstruksi..........................14

Gambar 2.3 Skema Hubungan Kerja Unsur-Unsur Proyek.................................17

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Proyek..............................................................18

Gambar 4.1 Pemasangan Tiang Pancang 5.........................................................28

Gambar 4.2 Pengecoran Tiang Pancang 6...........................................................29

Gambar 4.3 Pengecoran Lantai Kerja 7...............................................................30

vi
DAFTAR TABEL

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota jayapura merupakan kota yang terdapat diprovinsi papua
yang letaknya paling ujung timur. Kota jayapura adalah salah satu kota
yang mendapat Otonomi khusus. Kota jayapura Saat ini sedang
melaksanakan pembangunan salah satu sektornya adalah pembangunan
infrastuktur. Dengan dibangunnya infrastruktur dapat menunjang program
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pembangunan jembatan dilakukan untuk menghubungkan jalan
yang terputus akibat rintangan seperti sungai, danau, selat, saluran,
lembah ataupun jurang. Panjang dan lebar bentang jembatan disesuaikan
dengan rintangan yang dilalui. Pada saat ini jembatan menjadi salah satu
prasarana yang penting untuk menunjang kelancaran pergerakan lalu
lintas. Semakin lebar bentang jembatan maka semakin banyak pula
volume kendaraan yang dapat dilalui dan berdampak pada peningkatan
kelancaran lalu lintas.
Guna untuk menunjang pembangunan di sektor tersebut maka
diperlukan seorang ahli yang handal, serta terampil dibidang khususnya
Teknik Sipil. sebagai mahasiswa Teknik Sipil yang akan terjun di dunia
kerja. Mahasiswa dituntut mampu mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan. Oleh karena itu mahasiswa Teknik Sipil
diwajibkan melaksanakan Kerja Praktek (KP) yang merupakan salah satu
mata kuliah serta syarat untuk menyelesaikan kuliah di Program Studi
Teknik Sipil Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.
Dengan adanya Kerja Praktek (KP) dapat memberikan kesempatan
bagi mahasiswa di bidang Teknik Sipil untuk menambah ilmu dan
pengalaman yang didapat di lapangan. atas dasar itulah kami mengambil
Kerja Praktek pada pelaksanaan Pembangunan Jembatan Liba II Kalkote
Kampung Harapan.

1
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud
1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Kerja
Praktek
2. Meningkatkan Mutu dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan
bagi peserta kerja praktek (KP)
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diterima selama masa studi di kampus

1.2.2 Tujuan
Mengetahui secara langsung pelaksanaan pekerjaan suatu proyek
pembangunan jembatan, yaitu pemasangan tiang pancang dan
pengecoran tiang pancang serta pengecoran lantai kerja.

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan


Dalam pembuatan laporan penulis hanya membahas tentang
pelaksanaan pekerjaan pemasangan tiang pancang dan pengecoran tiang
pancang serta pengecoran lantai kerja pada Pembangunan Jembatan Liba
II Kalkote Kampung Harapan. Pada saat kami memulai kerja praktek
progres kerja sudah mencapai 35% hingga selesainya kerja praktek
progres kerja sudah mencapai 45%.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah hanya di ambil pada Pembangunan Jembatan Liba II
Kalkote Kampung Harapan agar tidak menyimpang.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data sebagai berikut :

1.5.1 Pengumpulan Data Primer


1. Wawancara (interview)
Yaitu data yang diperoleh dengan melakukan proses tanya jawab
dengan para narasumber yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek tersebut. Salah satunya tanya jawab dengan
mandornya tentang langkah kerja dilapangan.

2
2. Pengamatan Langsung (Observasi)
Yaitu data yang diperoleh dengan melihat atau mengamati secara
langsung proses pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut yaitu
dengan mengambil foto-foto untuk di dokumentasikan.

1.5.2 Pengumpulan Data Sekunder


1. Studi Pustaka
Yaitu data yang diperoleh dari buku-buku referensi yang
berhubungan ilmu Teknik Sipil dan referensi Laporan Kerja
Praktek yang ada serta materi dari internet.
2. Data Proyek
Yaitu data-data yang berhubungan dengan proyek yang diperoleh
dari pengawas proyek. Adapun data-data yang diperoleh di
lapangan yaitu :
- Gambar Rencana
- Spesifikasi Bahan

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan Kerja Praktek dengan Judul Proyek Pembangunan Jembatan Liba
II Kalkote Kampung Harapan. Terdiri dari lima bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan kerja
praktek, ruang lingkup pekerjaan,metode pengumpulan data dan
sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK

Bab ini menguraikan tentang latar belakang proyek,tujuan dan sasaran


proyek, nama dan lokasi proyek, data proyek, manajemen proyek dan
hubungan antara unsur-unsur proyek.

BAB III RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Bab ini menguraikan tentang rencana pekerjaan dan syarat-syarat yang


harus dipenuhi dalam menjalankan proyek.

3
BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bab ini menguraikan proses pelaksanaan pekerjaan yang diamati di


lapangan selama masa kerja praktek.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang dapat disimpulkan dan menjadi
saran dalam proses pekerjaan pemasangan tiang pancang dan pengecoran
tiang pancang serta pengecoran lantai kerja pada Pembangunan Jembatan
Liba II Kalkote Kampung Harapan.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1 Latar Belakang Proyek
Peningkatan sarana dan prasarana sangat diperlukan sejalan dengan
semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh
wilayah indonesia. Sehingga pembangunan prasarana proyek jembatan
sangat menentukan dalam menunjang tercapainya program pembangunan
yang telah direncanakan.
Mengingat pentingnya peranan jembatan, maka pembangunan
jembatan harus ditinjau dari berbagai sisi. Hal tersebut antara lain
peninjauan kelayakan konstruksi jembatan tersebut, dalam klasifikasi
jembatan sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya dalam
menerima beban. Dalam kaitannya dengan keselamatan kerja maka perlu
diperhatikan juga tingkat keamanan dan kenyamanan dalam pemakaian
jembatan tersebut.
Dengan melihat hal ini, maka Pemerintah Kabupaten Jayapura,
guna meningkatkan pelayanan dari para wakil rakyat bagi masyarakat di
suatu daerah maka pemerintah kabupaten jayapura membangun Jembatan
Liba II Kalkote Kampung Harapan.
2.2 Tujuan Dan Sasaran
2.2.1 Tujuan Proyek
1. Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
2. Menjaga kualitas proyek membuat standar kualitas proyek agar
tidak dikerjakan secara seenaknya.
3. Membuka Lapangan kerja baru bagi penduduk kota Jayapura.

2.2.2 Sasaran Proyek


1. Menyelesaikan dan mengembangkan proyek sesuai dengan
anggaran biaya dan waktu yang telah ditentukan.
2. Meningkatkan nama baik pelaksana proyek berdasarkan kualitas
hasil proyek.

5
3. Menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk mendukung
kelancran aktivitas proyek.
4. Menjaga keharmonisan antar pihak dalam proyek sehingga dapat
memberikan yang terbaik untuk proyek yang sedang dijalankan.

2.3 Nama Dan Lokasi Proyek


2.3.1 Nama Proyek
Adapun nama proyek yang diambil sebagai tempat pelaksanaan
Kerja Praktek adalah : Pembangunan Jembatan Liba II Kalkote
Kampung Harapan

2.3.2 Lokasi Proyek


Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Liba II Kalkote Kampung
Harapan di Jayapura terletak di Kampung Harapan.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek

6
2.4 Data Proyek
Data Proyek Pembangunan Jembatan Liba II Kalkote Kampung Harapan
di Jayapura adalah sebagai berikut :

 Nama Kegiatan :Pembangunan Jembatan Liba II Kalkote Kampung


Harapan
 Lokasi : Jalan Kalkote
 Pemilik Proyek : PT. Caribian Citra Perkasa
 Kontraktor Pelaksana : PT. Caribian Citra Perkasa
 Konsultan Pengawas : CV.ZALIKA ENGINEERING
 Nilai Kontrak : Rp. 11.800.335.400,32
2.5 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan
sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam
waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Manajemen suatu proyek
bertujuan untuk menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang
telah direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh sebab itu
perlu adanya kerja sama yang baik antar unsur pendukung dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban berdasarkan batas ruang lingkup dan
wewenang masing-masing mutlak diperlukan, dan merupakan modal dasar
dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan.
Ada tiga aspek manajemen yang menjadi acuan keberhasilan dari
manajemen yaitu manajemen mutu, waktu, dan biaya. Sistem manajemen
yang diterapkan pada suatu proyek akan mempengaruhi kelancaran
pekerjaan, efisien waktu, dan efisiensi biaya. Setiap keputusan yang
diambil akan mempengaruhi keseluruhan kerja proyek. Sehingga
dibutuhkan kemampuan pengambilan keputusan yang mampu memandang
perspektif proyek.

7
Gambar 2.2 Hubungan Siklus Manajemen Proyek/ Konstruksi

Dalam manajemen proyek diperlukan suatu perencanaan


(planning), pengorganisasian (organizing), pemrosesan (actuating), dan
pengecekan (controlling). Adapun penjelasan lebih lanjut fungsi-fungsi
manajemen menurut George R. Terry adalah :
1. Perencanaan (planning)
Planning merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan data,informasi, asumsi, atau fakta kegiatan yang
akan dipilih dan dilaksanakan pada masa mendatang. Adapun
tindakan dalam planning meliputi:
a. Penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
c. Penentuan strategi serta prosedur operasi.
d. Menyiapkan sumber pendanaan dan standar kualitas yang
diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat
pengawas maupun pengendalian kegiatan, atau pedoman pelasksanaan
kegiatan serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang
diperlukan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan untuk mengumpulkan dan
membagi kegiatan ke dalam koridor yang sesuai dengan
pekerjaan masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain
dengan cara tertentu. Adapun tindakan dalam organizing
meliputi:

8
a. Membagi pekerjaan ke dalam tugas operasional.
b. Menggabungkan jabatan ke dalam unit yang terkait.
c. Memilih serta menempatkan orang-orang pada pekerjaan
yang sesuai.
d. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing personil.
Manfaat dan fungsi pengorganisasian ini adalah sebagai pedoman
pelaksanaan proyek dimana pembagian tugas dan hubungan tanggung
jawab serta kewenangan terlihat jelas.
3. Pelaksanaan (acuating)
Pelaksanaan adalah wujud realisasi dari serangkaian planning dan
organisasi serta menyelarasakan seluruh anggota organisasi ke
dalam kegiatan pelaksanaan, agar seluruh anggota dapat bekerja
sesuai koridor masing-masing demi mencapai tujuan bersama.
Adapun tindakan dalam acuating meliputi :
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara efektif.
b. Melaksanakan tugas sesuai wewenang dan tanggung
jawab masing-masing.
c. Memberikan pengarahan, penguasaan dan motivasi serta
berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk
pengawasan.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya
keseimbangan tuga, hak dan kewajiban masing-masing bagian organisasi,
dan mendorong terciptanya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan evaluasi baik dari segi kualitas dan kuantitas serta
memastikan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan. Adapun
tindakan dalam controlling meliputi :
a. Mengukur kualitas dan kuantitas dari hasil pekerjaan.
b. Membandingkan hasil terhadap standar yang telah
diteteapkan.

9
c. Memberikan evaluasi terhadap penyimpangan yang terjadi
serta saran perbaikan.
d. Menyusun laporan kegiatan.
Manfaat dari fungsi controlling adalah sebagai upaya untuk
memperkecil kemungkinan kesalahan yang berpengaruh terhadap
kualitas, kuantitas, biaya serta waktu. Berhasil atau tidaknya suatu
proyek tergantung dari manajemen yang baik dan dapat di
jalankan dalam organisasi tersebut. Hal itu dikarenakan apabila
manajemen yang dijalankan maka secara langsung berpengaruh
dalam proyek secara keseluruhan.
2.6 Hubungan antara unsur-unsur proyek

Gambar 2.3 Skema Hubungan Kerja Unsur-Unsur Proyek


1. Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Pemilik Proyek
 Ikatan berdasarkan kontrak, konsultan memberikan layanan
konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar - gambar
rencana dan peraturan serta syarat -syarat, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
2. Hubungan kontraktor dengan pemilikproyek
Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik
proyek yang telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan peraturan

10
serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
3. Hubungan konsultan pengawas dengan pemilik proyek
Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional, pengawas
menyampaikan perubahan-perubahan yang terjadi berkaitan dengan
pelaksanaan dilapangan. Owner membayar atau mengurangi biaya
perubahan.
4. Hubungan konsultan perencana dengan kontraktor
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan, konsultan memberikan
gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, kemudian kontraktor
harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
5. Hubungan konsultan pengawas dengan kontraktor
Terikat hubungan fungsional, pengawas melakukan pengawasan
selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati. Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan dan kendala-kendala secara teknis kepada pengawas.
6. Hubunngan konsultan pengawas dengan konsultan perencana
Terikat hubungan fungsional, perencana memberikan hasil desain
serta peraturan-peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas
melaporkan hasil pekerjaan serta kendala-kendala teknis yang timbul
dilapangan guna mencari perubahan.
7. Hubungan sub kontraktor dengan kontraktor
Sub kontraktor hanya memiliki hubungan dengan kontraktor saja
tanpa ada hubungan dengan elemen-elemen dalam proyek selain
kontraktor. Ikatan kontrak hanya terjadi dengan kontraktor.

11
2.7 Organisasi Proyek

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Proyek

 PT. CARIBIAN CITRA PERKASA disebut sebagai pemilik proyek


karena yang memberikan pekerjaan untuk membuat suatu bangunan dan
menyediakan dana atau biaya bagi pembangunan tersebut. Dalam hal ini
yang betindak sebagai pemilik proyek pembangunan jembatan adalah PT.
CARIBIAN CITRA PERKASA
 Kontraktor Pelaksana PT. CARIBIAN CITRA PERKASA yang
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pekerjaan proyek dan
sebagai pemilik proyek itu sendiri.
 Konsultan Pengawas CV.ZALIKA ENGINEERING merupakan
perorangan atau badan usaha yang berfungsi mengawasi jalannya
pekerjaan dilapangan agar sesuai dengan perencanaan
 Konsultan Perencana perorangan atau badan usaha yang menggunakan
keahliannya dalam pengerjaan perencanaan bangunan sesuai dengan
keinginan pemilik proyek yang di desainoleh CV.ZALIKA ENGINEERING

12
2.8 Realisasi Pekerjaan Proyek
Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki
dimensi biaya, mutu, dan waktu dalam mewujudkan gagasan atau ide
seseorang sehingga menjadi kenyataan atau terlibat secara fisik di
lapangan. Sebuah proyek dapat terealisasi dengan baik, di perlukan suatu
perencanaan yang matang dan proses realisasi pada umumnya merupakan
urutan kegiatan yang sistematis dengan tujuan agar proyek yang dibangun
dapat berguna semaksimal mungkin.
Umumnya realisasi suatu proyek melalui proses-proses kegiatan
seperti adanya kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan terlaksananya
(feasibility study), keputusan untuk membangun dan pembuatan penjelasan
(penjabaran) yang lebih rinci tentang rumusan kebutuhan tersebut
(briefing), penuangan dalam bentuk rancangan awal (preliminary design),
pembuatan rancangan yang lebih rinci dan pasti (design development dan
detail design), persiapan administrasi untuk pelaksanaan pembangunan
dengan memilih calon pelaksana (procurement), kemudian pelaksanaan
pembangunan pada lokasi yang telah disediakan (construction), serta
pemeliharaan dan persiapan penggunaan bangunan tersebut (maintenance,
start-up, dan implementation).
1. Adanya kebutuhan (Need)
Adanya suatu proyek disebabkan karena adanya keinginan akan
suatu kebutuhan (need) dari manusia itu sendiri. Sehingga untuk
mengungkapkannya ke bentuk nyata diperlukanlah suatu bentuk
media sehingga keinginan dapat terwujud. Pada proyek
pembangunan jembatan, pihak pemlik mempunyai keinginan untuk
mengembangkan infrastruktur yang ada di kota jayapura.
2. Tahap studi kelayakan (Feasibility Study)
Tahap ini bertujuan meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek
konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari
aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan
sumber pendanaan) maupun aspek lingkungannya.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap sudi kelayakan ini adalah :

13
 Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat
estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek tersebut.
 Meramalkan manfaat yang diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (non ekonomis)
maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial).
 Menyusun analisa kelayakan proyek, baik ekonomis
maupun finansial.
 Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi
apabila proyek tersebut dilaksanakan.
 Dalam hal ini studi kelayakan dilaksanakan di lokasi
proyek yaitu
Jl. Kalkote Kampung Harapan.
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek
menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga
konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan
pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
 Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan
tenaga ahli.
 Mempertimbangkan kebutuhan pemakai keadaan lokasi dan
lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya,
persyaratan mutu.
 Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran
biaya dan implikasinya, serta rencana pelaksanaan.
 Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga
dapat menggambarkan denah dan batas-batas proyek.
 Dalam hal ini studi kelayakan dilaksanakan di lokasi
proyek yaitu
Jl. Kalkote Kampung Harapan.

14
4. Tahap perancangan (Design)
Tahap ini bertujuan melengkapi penjelasan proyek dan
menentukan tata letak, rancangan, metoda konstruksi, dan taksiran
biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak
berwenang yang terlibat. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
ini adalah :
 Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian
akhir.
 Memeriksa masalah teknis.
 Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek.
 Mempersiapkan :
- Rancangan skema (pra rancangan) termasuk
rancangan biaya.
- Rancangan terinci.
- Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal.
- Daftar kuantitas, taksiran biaya akhir.
- Program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal
waktu.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai
pelaksana yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
 Proses prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi
dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum
memasukan pnawaran.
 Dokumen kontrak merupakan metoda penyampaian
dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang
akan diadakan dan metoda penyampaian dokumen
penawaran tersebut harus dicantumkan dalam dokumen
lelang.

15
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh PT.
CARIBIAN CITRA PERKASA.
7. Tahap Pemeliharaan Dan Persiapan Penggunaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang
telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas
bekerja dengan sebagaimana mestinya. Kegiatan ini dimulai sejak
proyek terealisasi dan berfungsi, serta berlangsung terus hingga
batas umur proyek.
8. Administrasi
Administrasi merupakan pencatatan mengenai segala aktivitas
yang berkaitan dengan suatu proyek. Administrasi dan organisasi
mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Organisasi
merupakan alat atau wadah dari administrasi dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Administrasi yang baik dan teratur, akan dapat menetapkan segala
peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi
misalnya dalam bidang keuangan, kepegawaian, dan sebagainya.
Peraturan dan ketetapan tersebut mempunyai tujuan dan sasaran
sesuai dengan bidangnya masing-masing yaitu:
 Administrasi keuangan
Bertujuan untuk menjamin keberhasilan terlaksananya
program pembangunan dengan sempurna, serta menyusun
dan mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan.
 Adminstrasi dibidang teknik logistic
Bertujuan untuk mengawasi jumlah, waktu, dan kebutuhan
keluar masuknya barang dan perlengkapan yang digunakan
untuk menyelesaikan proyek tersebut.

16
 Administrasi kepegawaian
Bertujuan supaya tercapai penempatan personil yang
mantap sesuai dengan keahlian serta mewujudkan struktur
kepegawaian yang mantap, efektif, dan tetap.
Dari uraian di atas dalam penyusunan administrasi yang
baik maka harus ada hal-hal sebagai berikut :
- Kelompok manusia
- Kerjasama dalam kelompok
- Kerja tim/usaha/proses
- Bimbingan/ kepemimpinan/pengawasan
- Tujuan
Dalam proyek konstruksi, pemilik (owner), konsultan, dan
kontraktor memiliki administrasi untuk mendukung setiap
pekerjaan masing-masing. Dengan di dukung oleh
administrasi yang baik, maka proyek yang dikerjakan akan
berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.

17
BAB III
SPESIFIKASI PEKERJAAN
3.1 Spesifikasi Administrasi
Administrasi merupakan kegiatan penunjang proyek dan sangat di
perlukan. Tugas administrasi proyek ini mengurus dan menyelesaikan
kegiatan proyek yang bersifat administratif, keuangan, dan umum,
menyiapkan berita acara lapangan menyusun dokumentasi.
1. Buku Harian
Penyedia jasa wajib membuat buku harian sebagai bahan laporan
harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan. Buku harian
harus disetujui oleh Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas (bila
ada) laporan harian berisi:
 Kuantitas dan macam bahan yang ada
 Penempatan tenaga kerja, jumlah, jenis, dan kondisi
peralatan
 Keadaan cuaca
 Catatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaa
3.2 Spesifikasi Teknis
Secara umum spesifikasi teknis merupakan deskripsi detail tentang
persyaratan kinerja barang dalam memenuhi kebutuhan yang telah
ditetapkan (performance) atau deskripsi detail mengenal kualitas bahan,
metode dan standar kualitas barang, jasa atau pekerjaan yang harus
diberikan oleh penyedia (conformance).
Dilihat dari segi tujuan dokumen untuk syarat-syarat teknis
meliputi gambar-gambar dan spesifikasi (dan latar kuantitas pekerjaan
untuk kontrak unit price) seperti yang di uraikan dalam deskripsi proyek.
Syarat-syarat administratif untuk penyelenggaraan administratif dan
managemen kontrak meliputi syarat-syarat umum kontrak, penawaran dari
kontraktor, persetujuan kontrak dan pelengkapnya (apabila ada).
Dilihat dari segi tujuan syarat-syarat administratif merupakan
pelengkap atau pendukung pada syarat-syarat teknis, akan tetapi dilihat
dari segi hukum merupakan syarat-syarat yang penting untuk terjadinya

18
dan sahnya suatu kontrak. Keseluruhan dokumen-dokumen tersebut baik
yang berisi syarat-syarat teknis maupun administratif merupakan satu
kesatuan yang disebut dokumen kontrak atau Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) dan yang secara lengkap meliputi :
1. Gambar-gambar kontrak (contract drawing) yang menunjukan
pekerjaan yang akan dibangun, dimensi-dimensi susunan-
susuanannya patok-patok serta ukuran-ukurannya.
2. Spesifikasi (uraian/perincian teknis= spesification). Yang
menggambarkan dengan kata-kata pekerjaan yang akan di bangun,
kualitet material-material dan cara pelaksanaannya yang harus
diterapkan, metode pengujian dan sebagainya.
3. Daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantitas) berlaku khusus untuk
kontrak unit price. Dokumen ini memberikan ukuran kuantitas atau
banyaknya dari setiap jenis pekerjaan. Kuantitas tersebut adalah
berdasarkan hitungan-hitungan atas gambar-gambar atau taksiran-
taksiran lainnya. Umumnya jenis pekerjaan diklasifikasikan
berdasarkan metode pelaksanaan, lokasi serta metode pengukuran
dari pada pekerjaan yang bersangkutan.
4. Syarat-syarat umum kontrak (General Condition Of Contract). Yang
menetapkan fungsi, tanggung jawab dan wewenang dari Employer,
kontraktor dan tenaga ahli (Engineer) dan meliputi beberapa hal
seperti metode pembayaran, asuransi, denda kelambatan, tanggung
jawab tiap pihak pada kontrak dan sebagainya.
5. Berita acara penjelasan (Letter of Explanation,Clarification atau
Aanwijzing) yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan
dalam kontrak.
6. Penawaran atau tender (Tender, Bidding Proposal, Offerte) yang
diajukan dan ditanda tangani oleh kontraktor dan merupakan
penawaran finansial dari kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dokumen.
7. Perjanjian atau persetujuan kontrak (Legal/Formal Agreement).
Surat ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak untuk mengesahkan

19
atau menguatkan perjanjian mereka bersama (pemilik dan
kontraktor) secara timbal balik, untuk membuat kontrak di antara
mereka seperti yang telah ditetapkan oleh semua dokumen-dokumen
diatas.
Dokumen kontrak diatas secara menyeluruh berada dalam satu
kesatuan yang utuh dan mempunyai 3(tiga) fungsi yang penting didalam
pelaksanaan dari pada proyek :
1. Sebagai keterangan terhadap pekerjaan yang akan diborongkan
sifatnya sedemikian sehingga penawaran dapat dimasukkan oleh
para kontraktor, jadi berfungsi sebagai dokumen pelelangan atau
tender.
2. Dokumen-dokumen tersebut menjadi pegangan/petunjuk dan
pedoman atau buku undang-undang selama periode pelaksanaaan
proyek/kontrak.
3. Sebagai dokumen kontrak, yang dapat dipakai sebagai bukti
kebenaran dalam kasus proses perselisihan atau arbitrase atau
bahkan dalam proses yang terpaksa lewat saluran hukum
dipengadilan.
Karena itu dokumen itu sangatlah penting terutama gambar-gambar
dan spesifikasi harus benar-benar diteliti oleh kontraktor dalam membuat
penawarannya untuk setiap proyek.

20
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang
Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu asalkan
tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah
ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa
kerusakan. Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi
atau mandrel dan kepala tiang harus dilindungi dengan cincin besi atau
besi non-magnetik. Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi
maksimum atau penetrasi tertentu, sebagaimana yang diperintahkan oleh
direksi pekerjaan atau ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai
mencapai kedalaman penetrasi. Berikut ini penjelasan proses
pemancangan tiang pancang pada jembatan yang akan dilakukan :
1. Penyelidikan Tanah
Dalam rangka untuk memenhi design perencanaan Jembatan Liba
II Kalkote Kampung Harapan maka penyelidikan tanah akan
menjadi dasar perencanaan pondasi yang akan digunakan.
Penyelidikan tanah sangat penting sebelum proses pemancangan
dimulai ini dikarenakan akan menentukan kedalaman tiang
pancang yang akan dipancang.
2. Pengalihan aliran air
Pengalihan aliran air dilakukan agar supaya pada saat pensettingan
alat pancang dan pemancangan tiang pancang dilakukan tidak
terjadi banjir.
3. Penentuan titik-titik yang akan dipancang
Penentuan titik-titik yang akan dipancang ini harus sesuai dengan
gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika
sudah fix titik mana yang akan dipancang, maka pada saat itu
pelaksanaan pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan.
4. Penurunan tiang pancang
Setelah tiang pancang sampai ke lokasi tujuan, tiang pancang
tersebut segera diturunkan agar supaya menghemat waktu.

21
Penurunan tiang pancang menggunakan alat excavator dan
diletakan dilokasi yang terdekat agar pada proses pemancangan
nanti pengambilan tiang pancang mudah atau dekat untuk diambil.
Tiang pancang yang diturunkan harus disusun seperti piramida dan
dilapisi kayu sebagai alasnya agar supaya pada proses pengambilan
untuk dipancang, tiang pancang tersebut mudah untuk diangkat.
5. Proses pengecetan tiang pancang
Proses pengecetan tiang pancang dilakukan agar supaya pada saat
dipancang kita mengetahui panjang tiang pancang yang telah
masuk kedalam tanah.

Gambar 4.1 Pemasangan Tiang Pancang 5


4.2 Pekerjaan pengecoran tiang pancang
Tiang baja mempunyai keuntungan yaitu kuat ringan untuk
ditangani, mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang
tinggi bila di pancang pada lapisan tanah keras dan mampu dipancang
dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai lapisan
dukung, atau untuk mendapatkan daya dukung tahanan geser yang tinggi.

22
Sebagian besar pengerjaan tiang pancang pada proyek jembatan
adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian diisi dengan
beton. Suatu jalinan penulangan (reinforcing cage) ditempatkan di dalam
pipa sebelum pengecoran. Batang-batang penulangan akan keluar di atas
permukaan pemotongan tiang dan berfungsi untuk mengikat tiang pada
kepala jembatan atau cap pilar.
Seringkali tidak praktis memadatkan beton dengan getaran pada
bagian bawah tiang yang dicor di tempat. Penulangan harus diletakan
ditengah pipa dengan selimut yang disyaratkan. Hal ini dapat dicapai
dengan menempatkan pengatur jarak (spacer) yang sesuai pada bagian luar
jalinan penulangan dan perhatikan bahwa pengatur jarak tersebut mungkin
akan berputar pada waktu jalinan diturunkan ke dalam tiang. Alat pancang
yang di gunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel.

Gambar 4.2 Pengecoran Tiang Pancang 6


4.3 Pekerjaan pengecoran Lantai Kerja
Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor lantai adalah
sebagai berikut :

23
1. Periksa bahwa semua kotoran debu, beton lama, potongan kawat
pengikat dan sebagainya dibersihkan dari acuan.

2. Menegaskan bahwa jembatan kerja (runway) ditopang bebas dari


penulangan.

3. Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar
pekerjaan dapat berlangsung tanpa melanggar syarat-syarat teknik.

4. Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan)


bila pengecoran tidak dapat diselesaikan sebelum gelap.

5. Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop-end bila


persediaan beton terganggu/terlambat.

6. Mamastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil


benda uji bahan atau beton sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Gambar 4.3 Pengecoran Lantai Kerja 7

24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan Kerja Praktek yang kami lakukan pada Proyek
Pembangunan Jembatan Liba II Kampung Harapan Di Jayapura yang telah
kami selesaikan dalam bentuk sebuah laporan dan dari hasil pengamatan
yang kami dapatkan dilapangan dapat kami disimpulkan bahwa :
1. Beton Mutu Sedang fc’30 MPa Lantai Jembatan = 70,37M³

2. Beton Mutu Sedang fc’30 MPa untuk Rigid Pavement =200,00M³

3. Beton Mutu Sedang fc’20 MPa (Abutment) =272,30M³

4. Beton Mutu Sedang fc’20 MPa (Isian Tiang Pancang) = 81,61M³

5. Beton Mutu Rendah fc’15 Mpa = 90,00M³

6. Beton Mutu Sedang fc’10 Mpa =7,80M³

5.2 Saran
1. Didalam pelaksanaan pekerjaan proyek seharusnya mengacu
dengan perencanaan dan spesifikasi yang ada.
2. Sangat di perlukannya suatu pengawasan yang baik, baik dari
pihak yang bersangkutan pada setiap pekerjaan yang dilakukan
agar dapat di selesaikan dengan rencana yang ada.
3. Bagi kita para mahasiswa agar dalam melaksanakan kerja praktek
ini di harapkan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh karena
dapat menambah wawasan kita.

25
DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Kerja Unsur-Unsur Proyek. (2015, November). Dipetik Nobember 24,
2020, dari Teknik Sipil:
http://metodebangunansipil.blogspot.com/2015/11/hubungan-kerja-unsur-
unsur-proyek.html

Gisdek, P. (2018, Agustus). Laporan Kerja Praktek pada ProyekPembangunan


Hotel Iswara Dewata. Dipetik November 24, 2020, dari Academia:
https://www.academia.edu/40080877/Laporan_KP_siap_print

Silalahi, J. (2011, Desember 31). Administrasi Proyek. Dipetik November 24,


2020, dari Scribd: https://id.scribd.com/doc/93731129/Administrasi-
Proyek

Widodo, B. (2020, Maret 02). Spesifikasi Teknis Dan Administrasi. Dipetik


November 24, 2020, dari Sribd:
https://id.scribd.com/document/449734694/BAB-3-SPESIFIKASI-
TEKNIS-DAN-ADMINISTRASI-PROYEK-edit-doc

26

Anda mungkin juga menyukai