Anda di halaman 1dari 2

Bronkitis

Definisi
Bronkitis merupakan proses keradangan pada bronkus dengan manifestasi utama
berupa batuk, yang dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Proses ini dapat
disebabkan karena perluasan dari proses penyakit yang terjadi dari saluran napas maupun
bawah.

Etiologi
1. Infeksi :
a) virus: RSV, Parainfluenza, Influenza, Adeno, morbilli
b) bakteri: H.influenza B, Stafilokokus, Streptokokus, pertusis, tuberkulosis, mikoplasma
c) fungi: monilia
2. Alergi : asma
3. Kimiawi :
a) aspirasi susu, aspirasi isi lambung
b) asap rokok
c) uap/gas yang merangsang

Bronkitis Akut
Bronkitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas virus. Oleh
karena itu, bronkitis akut lebih sering terjadi pada musim dingin ketika virus pernapasan
mendominasi. Agen virulen menyerang epitel trakeobronkial, yang menyebabkan aktivasi
sel-sel inflamasi dan pelepasan sitokin. Terdapat gejala-gejala konstitusi, seperti demam dan
malaise. Epitel trakeobronkial dapat rusak dan tersensitisasi, sehingga batuk terus berlarut-
larut selama 1-3 minggu.
Umumnya, anak datang dengan keluhan infeksi pernapasan atas, seperti rinitis. Tiga
sampai empat hari kemudianbatuk mulai muncul, yang pada awalnya mungkin tidak
produktif. Setelah beberapa hari, batuk menjadi produktif, dan sputum berubah purulen, yang
menunjukkan migrasi leukosit dan tidak selalu berarti infeksi bakteri. Banyak anak menelan
dahak mereka, dan hal ini dapat menyebabkan anak muntah/emesis. Nyeri dada dapat
menjadi keluhan menonjol pada anak yang lebih tua, diperburuk oleh batuk. Lendir atau
sputum secara bertahap berkurang, biasanya dalam waktu 5-10 hari, dan kemudian batuk
secara bertahap mereda. Seluruh episode biasanya berlangsung sekitar 2 minggu dan jarang
lebih dari 3 minggu.

Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis dapat dinilai dengan baik pada pada orang dewasa, didefinisikan
sebagai batuk produktif 3 bulan atau lebih setiap tahunnya selama 2 tahun berturut-turut atau
lebih. Penyakit ini dapat berkembangtanpa disadari, dengan periode obstruksi akut bergantian
dengan periode tenang.
Penerapan definisi ini kepada anak-anak tidak jelas. Namun, seperti orang dewasa,
anak-anak dengan penyakit inflamasi kronis atau mereka dengan eksposur yang bersifat
toksik dapat menyebabkan rusaknya epitel paru. Dengan demikian, batuk kronis atau
berulang pada anak harus dicari lebih jauh penyebab infeksi paru atau sistemiknya.

Pemeriksaan Fisik Pasien dengan Bronkitis


Temuan pada pemeriksaan fisik bervariasi dengan umur pasien dan tahap penyakit.
1. Keadaan umum baik, anak tidak tampak sakit
2. Demam bisa ada (sub febris) atau tidak ada
3. Tidak didapatkan adanya sesak, pada pemeriksaan paru didapatkan ronki basah kasar,
dapat terdengar ronki kering (coarse moist rales) yang tidak tetap
4. Dapat ditemukan nasofaringitis, rinitis, dan konjuntivitis

Pemeriksaan penunjang
1. Foto toraks dapat normal atau peningkatan corak bronkovaskuler.
2. Pada pemeriksaan laboratorium leukosit dapat normal atau meningkat

Penatalaksanaan Bronkitis
1. Mengontrol batuk agar sekret menjadi lebih encer/lebih mudah dikeluarkan :
- Anak dianjurkan untuk minum lebih banyak
- Pemberian uap atau mukolitik, bila perlu diikuti fisioterapi dada.
- Hati-hati dalam pemberian antitusif dan antihistamin karena akan mengakibatkan
sekret menjadi lebih kental sehingga dapat menimbulkan atelektasis atau pneumonia
2. Penggunaan antibiotika pada bronkitis tidak dianjurkan, karena kebanyakan penyebab
bronkitis adalah virus yang bersifat self-limiting disease. Antibiotik diindikasikan apabila
didapatkan adanya kecurigaan infeksi sekunder. Pilihan antibiotika yang dapat
digunakan, yaitu: ampisilin, kloksasilin, kloramfenikol, eritromisin.

Komplikasi
Komplikasi bronkitis akut jarang didapatkan. Pada anak dengan gizi kurang dapat
terjadi komplikasi berupa otitis media, pneumonia, pleuritis, dan sinusitis. Pada bronkitis
yang berulang atau kronik, harus dipikirkan kemungkinan tuberkulosis, alergi, sinusitis,
tonsilitis adenoid, bronkiektasis, adanya benda asing (corpus alienum), adanya kelainan
kongenital, defisiensi imun, dan fibrosis kistik.

Second-generation
macrolide, ketolide,
fluoroquinolone, secondor
third-generation
cephalosporin, β-lactam
+ β-lactamase inhibitor,
doxycycline, trimethoprim/
sulfamethoxazole,
amoxicillin

Anda mungkin juga menyukai