2020
STAINLESS STEEL CROWN (SSC)
A. PENGERTIAN
SSC (Stainless Steel Crown) adalah bentuk restorasi extra-coronal yang
sangat berguna dalam pemulihan gigi yang telah rusak parah, geraham desidui
yang telah menjalani terapi pulpa dan hipoplasia gigi desidui atau gigi permanen
(Cameron, dkk., 2008). SSC (Stainless Steel Crown) juga merupakan salah satu
dari sebagian restorasi yang aman untuk pencegahan menetap atau jangka
panjang dari keretakan gigi (McDonald, dkk., 2004). Gigi geraham desidui
apabila terserang karies yang luas yang tidak mungkin dilakukan preparasi
kavitas yang memuaskan untuk tumpatan amalgam, maka SSC (Stainless Steel
SSC (Stainless Stell Crown) dikenal sebagai mahkota berbasis nikel. Mahkota
ini memiliki komposisi antara lain Nikel (72%), Chromium 14% , Fe 6-10 %,
pertama memerlukan restorasi karena mahkota ini jauh lebih baik dari pada restorasi
lainnya dan hampir tidak perlu diganti hingga gigi tersebut tanggal (Welburry, 1995).
Keunggulan dan durabilitas SSC bila dibandingkan dengan amalgam dan restorasi
lainnya telah banyak diteliti. Braff pada tahun 1974 membandingkan SSC dengan
Dawson pada tahun 1981, juga mendukung pendapat Braff (Matthewson, 1995).
Macam :
adalah metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik
belum digunting.
c : Bentuk festooned
B. INDIKASI
SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak – anak karena banyak
keuntungannya. SSC merupakan suatu bahan restorasi yang ideal untuk mencegah
kehilangan gigi susu secaraprematur.Berikut beberapa indikasi dari penggunaan SSC,
yaitu:
1. Kerusakan yang meluas pada gigisusu
Finn (1973) menyatakan pemakaian SSC sangat efektif untuk perawatankaries
rampan atau frekwensi kariesnya tinggi, dimana gigi sudah banyak kehilangan
strukturmahkota,sehinggatidakdapatditambaldenganbahantambalanbiasa.SSC merupakan
restorasi mahota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya
sekunder karies menjadikecil.
C. Alat danBahan
Alat :
1. Diagnostic set
2. Set bur
3. Plastis instrument
4. Glassplate
5. MahkotaSSC
6. Tang paruh burung
Bahan:
1.Zinc phospate
D. Tahapan Kerja
Preparasi mahkota. A. Pandangan labial. Bagian proksimal dibuat sejajar. B. Pandangan proksimal.
C. Pandangan insisal (J. R. Pinkham Dentistry, 1988, 253)
g. Penghalusan pinggir – pinggir yangtajam
Pinggir – pinggir yang tajam bagian proksimal mengakibatkan crown sukar
beradapatasi dengan gigi. Bagian pinggir yang tajam dari preparasi harus dibulatkan
h. Perlindungan pulpa
Setelah dilakukan pembuangan jaringan karies mencapai dentin yang dalam,
sebaiknya ditutupi dengan kalsium hidroksida yang berfungsi untuk melindungi
pulpa terhadap iritasi.
f. Perlindunganpulpa
Pembuangan jaringan karies yang telah mencapai dentin cukup dalam sebaiknya
ditutupi dengan kalsium hidroksida,yang berfungsi melindungi pulpa terhadap
iritasi.
2. Pemotongan SSC
a. Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi.
b. Tekan SSC ke arah gingiva:
bila terlalu tinggi atau rendah maka oklusi tidakbaik.
bila terlalu besar ataukecil,SSC tidak dapat memasuki sulkus gingiva.
c. Periksa apakah tepi SSC pada daerah aproksimal sudah baik.
3. Pembentukan SSC
Diperlukan tang – tang khusus :
a. Tempatkan tang dengan paruh cembung sebelah dalam dan paruh cekung
sebelahluarmahkotayangakandibentuk.
b. Bagian bukal danl ingual serta servikal dibentuk dengan konfigurasi yang sesuai dengan
giginya. Bagian servikal harus benar menempel pada posisi gigi untuk mendapatkan
retensi yang maksimal.
4. Penghalusan SSC
a. Penghalusan merupakan langkah terakhir dan pentingjikaSSC telah sesuai.
Permukaan kasar akan mengiritasi gingiva dan memudahkan penumpukan plak.
b. Untuk tindakan ini daerah margin SSC diasah ke arah gigi supaya pinggirnya
tidak mengiritasi gingiva, kemudian pinggir dihaluskan dan dilicinkan dengan
stone bur atau rubber whell.
Penghalusan SSC
5. Pemasangan SSC
a. Setelah gigi selesai dipreparasi, SSC dipersiapkan, gigi dikeringkan dan
diisolasi dengan gulungan kapas. Saliva ejektor dipasang agar gigi tetap kering
dan bebas dari saliva.
b. Gunakan adhesif semen misalnya polikarboksilat, diaduk sampai konsistensi
seperti krim dan dialirkan kedinding sebelah dalam SSC hingga hampir penuh.
Pengisian mahkota dengan semen
c. Pasang SSC dari lingual ke bukal, tekan dengan jari sampai posisi yang tepat
kemudian pasien disuruh menggigit dengan wooden blade diletakkan di atas
gigi tersebut.
d. Jika semen telah mengeras, bersihkan semua kelebihan bahan terutama pada
celah gingiva dan daerah interdental papil dengan menggunakan skeler. Semen
yang berlebihan dapat mengakibatkan inflamasi gingiva dan ketidaknyamanan.
e. Pasien diinstruksikan untuk diet setengah lunak selama satu hari dan dianjurkan
untuk membersihkan celah gingiva dan daerah interdental papil dengan dental floss.
E. EVALUASI KEBERHASILAN