Anda di halaman 1dari 8

LOMBA PENULISAN IDE/GAGASAN

KATEGORI PEMBERDAYAAN EKONOMI/UMKM

DENGAN JUDUL

“STRATEGI BISNIS SKALA HORIZONTAL

DAN BISNIS SKALA VERTIKAL DI BIDANG AGRARIS”

(Sumber gambar : idntimes.com, pikiran-rakyat.com & agroindonesia.co.id)

Karya Tulis :

M. Fajar

Ramdani

R. M Sidik

Albar Aditia P

AHM BEST STUDENT 2021


Daftar Isi

I. Bagian Pembukaan
Halaman Judul……………………………………………………….I.1
Daftar Isi…………………………………………………..…………I.2
Ringkasan……………………………………………………………I.3

II. Bagian Isi


Rumusan Kerangka Berpikir…………………………….…………II.1
Metode Penerapan Ide…………………………………….………..II.2
Hasil / Produk / Prototype………………………………….………II.3
Manfaat Penelitian………………………………………….……...II.4

III. Bagian Penutup


Kesimpulan & Saran……………………………………….……..III.1
Profil Peneliti……………………………………………….…….III.2
Lampiran-lampiran………………………………………….……III.3

I.2
Ringkasan

Secara garis besar, kami memiliki rencana untuk menjalankan usaha yang akan
dikelola oleh kelompok masyarakat dalam suatu wilayah di Indonesia. Usaha yang akan
kami jalankan yaitu dibidang agraris seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan.

Latar belakang ide ini yaitu ketika kami menyadari bahwa di lingkungan masyarakat
ada potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang
dimanfaatkan. Kami memiliki harapan, dalam suatu wilayah masyarakat di Indonesia
secara mikro maupun makro, minimal ada satu usaha yang dikelola bersama dengan
harapan dapat menaikan perekonomian masyarakat di wilayah tersebut. Dampak lain dari
adanya usaha yang dikelola bersama ini yaitu agar meningkatkan persatuan dan kesatuan
serta sikap gotong royong pada masyarakat yang kini mulai luntur.

Untuk itu, kami berencana akan membuka usaha yang akan melibatkan kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah dengan strategi bisnis yang kami miliki, yaitu strategi
bisnis skala horizontal dan bisnis skala vertical.

Bisnis skala horizontal adalah bisnis skala mendatar/sejajar berupa usaha pertanian,
peternakan, perkebunan, dan perikanan. Sedangkan bisnis skala vertical adalah bisnis
lanjutan yang akan kami jalankan yang masih berhubungan dengan bisnis skala
horizontal. Contoh bisnis skala vertical adalah restoran, yang dimana kami akan
mensuplai bahan pangan yang berasal dari hasil bisnis skala horizontal kepada restoran
tersebut.

Maksud dari strategi bisnis skala horizontal dan bisnis skala vertical ini yaitu,
dimana pada bisnis skala horizontal kami fokuskan untuk memproduksi sesuatu,
sedangkan adanya bisnis skala vertical ini yaitu agar hasil produksi pada bisnis skala
horizontal dapat disuplai kepada bisnis skala vertical.

Di era ekonomi 4.0 ini, tentunya di setiap usaha yang akan kami jalankan, akan
memanfaatkan kecanggihan teknologi mulai dari proses produksi hingga pemasaran
produk.

I.3
Rumusan Kerangka Berpikir

A. Latar Belakang

Awal mula ide/gagasan ini muncul yaitu ketika kami berkunjung ke rumah
saudara salah satu dari kami di Cikidang, Kab. Sukabumi. Ketika itu kami melihat
disana ada kolam ikan yang tidak terpakai. Kami menyayangkan hal tersebut,
karena menurut kami, jika kolam ikan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik,
maka akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Untuk itu, kami mengajak pemilik kolam tersebut untuk bekerjasama


menjalankan usaha Aquaponik dengan memanfaatkan kolam tersebut. Aquaponik
adalah usaha budidaya ikan yang dipadukan dengan pertanian organic. Kami
menjalankan usaha tersebut dengan sistem bagi hasil. Yang dimana kami sebagai
pemilik modal dan manager pemasaran, mendapat bagian sebesar 35%, sementara
sang pemilik kolam sekaligus pengelola usaha tersebut, mendapatkan bagian
sebesar 65%.

Selain itu, di tempat lain, secara sadar kami juga sering menjumpai wilayah
yang memiliki potensi SDA, namun kurang dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat di daerah tersebut. Atau justru sebaliknya, yang dimana sebenarnya
ada seseorang atau kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan potensi SDA,
namun mereka tidak memiliki peluang untuk menjalankan niat mereka tersebut.
Faktor utama kesempatan tersebut tidak datang kepada mereka biasanya yaitu
karena mereka tidak memiliki lahan atau bahkan tidak memiliki modal usaha.

Untuk itu, kami memiliki rencana untuk menjalankan bisnis yang melibatkan
masyarakat untuk memanfaatkan potensi SDA yang dimiliki dalam suatu wilayah
agar masyarakat dapat merasakan manfaat SDA tersebut, dan/atau memberikan
kesempatan bagi kelompok masyarakat yang ingin menjalankan usaha namun
tidak mendapatkan peluang usaha tersebut.

Alasan kami memilih bidang agraris dalam menjalankan bisnis yaitu karena
potensi wilayah Indonesia yang strategis untuk menjalankan usaha di bidang
tersebut. Sedangkan, alasan kami menggunakan strategi bisnis skala horizontal
dan bisnis skala vertical adalah agar kami dapat memanfaatkan dengan baik setiap
peluang usaha yang ada untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
luas.

Dan dengan pemanfaatan kecanggihan teknologi, tentunya usaha kami akan


semakin mudah untuk berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Potensi SDA di suatu wilayah kurang dimanfaatkan masyarakat dan
kurang diperhatikan Pemerintah.
Dikutip dari itnmalangnews.id, bahwa pemanfaatan Sumber Daya Alam
di Indonesia belum maksimal.  Indonesia punya kekayaan biodiversitas
kedua di dunia, dengan potensi sebesar ini, seharusnya lebih dari cukup
untuk membangun negeri sampai ke taraf yang lebih maju. Namun,
karena pemanfaatan Sumber Daya Alam yang belum maksimal, maka
potensi tersebut belum mampu membawa Indonesia menjadi Negara
Maju
2. Banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang produktif dan
bertaraf rendah.
Dikutif dari Bengkulu.bkkbn.go.id, bahwa kualitas SDM Indonesia masih
rendah. Hal ini terjadi karena kualitas pendidikan di Indonesia kurang
merata. Dampak yang ditimbulkan adalah banyaknya pengangguran.
Untuk itu, diperlukan lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat
Indonesia dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan diperlukan
penyuluhan bagi masyarakat Indonesia yang kurang pendidikan agar
SDM Indonesia berkualitas dan dapat lebih produktif.
3. Tidak adanya kesempatan atau dukungan bagi seseorang atau
sekelompok masyarakat untuk menjalankan usaha.
4. Banyak masyarakat desa yang memilih merantau ke kota untuk bekerja,
ketimbang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di wilayah
tersebut.
Dikutip dari osf.io, bahwa urbanisasi yang terjadi di Indonesia dipicu
karena berbagai faktor baik berupa faktor pendorong yang meliputi
kemiskinan, minimnya fasilitas di pedesaan, standar hidup yang rendah,
dan terbatasnya lapangan pekerjaan, serta faktor penarik yang meliputi
fasilitas kota memadai dan standar hidup yang tinggi.
Perlu diingat, urbanisasi memberikan banyak dampak negative, baik bagi
masyarakat maupun bagi lingkungan. Untuk itu, perlu adanya
pencegahan agar urbanisasi tidak terus terjadi dan agar kestabilan
lingkungan tetap terjaga. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu
dengan membangun fasilitas desa yang memadai dan pemanfaatan SDA
secara maksimal. Dengan demikian, masyarakat desa tidak perlu lagi
melakukan urbanisasi.
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelian ini diantaranya, yaitu :

1. Agar potensi alam di suatu wilayah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat


untuk dijadikan sumber matapencaharian.
2. Agar masyarakat lebih produktif.
3. Untuk menciptakan peluang usaha bagi masyarakat.
4. Agar masyarakat desa tidak perlu lagi merantau ke kota untuk mencari
pekerjaan dan SDA yang ada dapat dimaksimalkan dengan baik.

D. Target

Target kelompok kerja pada masyarakat untuk menjalankan usaha ini yaitu
Kelompok Remaja Karang Taruna atau Kelompok Ibu-ibu PKK di suatu wilayah.
Sedangkan target wilayah untuk menjalankan usaha adalah wilayah dengan
potensi alam yang cocok untuk menjalankan usaha di bidang agraris.

Target ide bisnis ini diantaranya, yaitu :

1. Setiap wilayah di Indonesia mampu memanfaatkan SDA yang ada untuk


kepentingan masyarakat.
2. Mampu membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat.
3. Mampu meningkatkan taraf masyarakat desa.
4. Dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan Indonesia.
5. Mampu menembus pasar ekspor luar negeri.

II.1
Metode Penerapan Ide/Gagasan

Dalam perencanaan ide ini, kami memiliki Timeline sebagai berikut.

 Start Plan
Hal pertama yang akan kami jalankan adalah bisnis skala horizontal. Kami
akan memulai dari bisnis pertanian dan perikanan yang dipadukan dalam
Aquaponik seperti yang kami jelaskan di latar belakang. Target mulai
usaha ini yaitu pada bulan Agustus 2021 mendatang.
 Follow-up Plan
Selanjutnya, sebelum kami merambah pada bisnis horizontal yang lain,
kami mentargetkan untuk sukses di bisnis Aquponik ini dalam jangka
waktu 6 bulan yaitu pada bulan Januari 2022.
Setelah itu, kami akan membuka usaha lain di bisnis skala horizontal.
Target kami, bisnis skala horizontal ini dapat terealisasi secara mutlak
dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun. Dan ditargetkan dapat sukses
dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun.
Agar setiap usaha yang kami jalankan tidak terabaikan, maka nantinya
kami akan membagi tugas agar setiap orang dari kami dapat focus
menjalankan satu usaha.
 Vertical Scale Plan
Setelah kami sukses menjalankan bisnis skala horizontal, selanjutnya kami
akan mengembangkan bisnis tersebut dengan membuka bisnis skala
vertical. Target nya, bisnis skala vertical ini dapat sukses dalam jangka
waktu kurang dari 5 tahun.
Setelah bisnis skala horizontal dan bisnis skala vertical ini terealisasi,
selanjutnya mungkin kami akan membentuk komunitas pengusaha muda
untuk mengelola semua bisnis yang kami miliki di setiap daerah agar
semua bisnis tersebut dapat meraih kesuksesan dan tidak terabaikan.

Dalam penerapan bisnis skala horizontal, kami memiliki dua opsi perencanaan,
yaitu :
1 Sistem kerjasama dan bagi hasil
Pada sistem ini, kami menawarkan kepada pihak kedua untuk menjalankan
usaha bersama pada asset yang dimiliki oleh pihak kedua, yang dimana
kami berperan sebagai pemilik modal dan manager pemasaran. Sedangkan
pihak kedua sebagai pemilik asset dan pengelola usaha. Sistem pembagian
hasilnya yaitu sebesar 35% sebagai pemilik modal dan manager
pemasaran, dan sebesar 65% sebagai pemilik asset dan pengelola usaha.
2 Sistem Gaji
Pada sistem ini, kami berperan sebagai pemilik usaha sekaligus pemilik
modal. Namun, pengelolaan usaha kami ini dilakukan oleh karyawan
(masyarakat) dengan sistem pemberian gaji.
Alat pendukung yang digunakan dalam usaha ini, yaitu :
1. Komputer/laptop untuk mempromosikan produk secara daring.
2. Kamera untuk mengambil gambar produk yang akan dipromosikan.
3. Kendaraan sebagai alat transportasi logistic.
4. Gudang sebagai tempat penyimpanan hasil produksi.

Sebelum memfokuskan diri ke hal lain, hal pertama atau misi pertama yang harus
kami jalankan yaitu usaha Aquaponik. Berikut rincian modal usaha Aquaponik :

 Modal persiapan kolam yaitu Rp. 1.015.000


1. Kapur pertanian Rp. 375.000 (100kg)
2. Pupuk organic Rp.280.000 (100kg)
3. Bambu Rp. 360.000 (20 batang)
4. Waring Rp. 300.000 (1 roll)
 Modal untuk tempat produksi pertanian yaitu Rp. 3.980.000
1 Bambu Rp. 1.440.000 ( 80 batang )
2 Botol air mineral 1,5L Rp. 1.050.000 ( 700 botol )
3 Pipa pvc 0,5 inc Rp. 90.000 ( 5 batang )
4 Plastik UV Rp. 1. 200.000 ( 1 roll )
5 Lain – lain Rp. 200.000
 Modal untuk tanam sayuran Rp. 2.250.000
1 Benih sayuran Rp. 100.000 (5 paket)
2 Rockwool Rp. 1.250.000 ( 250 balok )
3 Netpot Rp. 900.000 (1500 pcs)
 Modaluntuk budidaya ikan Rp. 4.700.000
1 Bibit ikan Rp. 2.000.000 (10.000 bibit)
2 Indukan ikan Rp. !.000.000 (3 paket indukan bersertifikat)
3 Pakan ikan Rp. 1.500.000 (5 sak)
4 Vitamin ikan Rp. 200.000 (4 botol)

Total modal awal yang dibutuhkan yaitu Rp. 11.945.000

II.2

Anda mungkin juga menyukai