Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(OWA)
Disini terdapat daftar obat wajib apotek yang dikeluarkan berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3 daftar obat yang diperbolehkan diserahkan tanpa resep
dokter. Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam :
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu ditunjang dengan sarana
yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan disertai dengan informasi yang tepat sehingga
menjamin penggunaan yang tepat dari obat tersebut.
Oleh karena itu, peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan
pengobatan sendiri. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang
harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat,
umur) serta penyakit yang diderita.
Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien.
Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan
1 tube.
Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-
indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta
tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
Jenis OWA
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masayrakat, maka obat-obat
yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita
pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison),
infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun
dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
pengobatan sendiri.
Kontrasepsi oral
Indikasi: konstipasi
Bisakodil Suppo (Laksan)
Maksimal 3 suppo
a. Mukolitik
Indikasi: alergi
Mebhidrolin
Maksimal 20 tablet
Indikasi: alergi
Dexchlorpheniramine maleat
Maksimal 20 tablet biasa; 3 tablet lepas lambat
Antiparasit
6 Indikasi cacingan
Mebendazol Maksimal 6 tablet; sirup 1
botolDiubah menjadi Obat Bebas Terbatas
6 Tab 200 mg
1 Albendazol
3 Tab 400 mg
Indikasi: acne
4 Clindamisin
1 Tube
7 Fenoterol 1 Tabung
13 Omeprazol 7 Tablet
16 Scopolamin 10 Tablet
17 Sucralfat 20 tablet
18 Sulfasaladin 20 tablet
Saluran pencernaan
Sistem muskuloskeletal
Indikasi: antigout
Alopurinol Maksimal 10 tablet 100 mg
Pengulangan dari resep
3 Antihistamin
Indikasi: antihistamin
Siproheptadin Maksimal 10 tablet
Pengulangan dari resep
Indikasi: asma
Antiasma
4 1 tabung
Orsiprenalin
Pengulangan dari resep
Organ sensorik
Antiinfeksi umum
Satu paket
a. Kategori I (2HRZE/4H3R3) Sebelum fase lanjutan, penderita harus
kembali ke dokter
6 Satu paket
b. Kategori II
Sebelum fase lanjutan, penderita harus
(2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
kembali ke dokter
Satu paket
c. Kategori III (2HRZ/4H3R3) Sebelum fase lanjutan, penderita harus
kembali ke dokter