Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

BIDANG RUMAH SAKIT


DI RS. dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN
BINTARO JAKARTA SELATAN
PERIODE 01 OKTOBER – 30 NOVEMBER 2018

DISUSUN OLEH :

Agung Rifal Suyadi Arifin Tarigan, S.Farm 1704026161

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
,,
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan kehendak-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan dan
menyusun laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit
dr.Suyoto Pusrehab Kemhan Jakarta Selatan. Dimulai pada tanggal 1 Oktober –
30 November 2018.
Laporan ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka Jakarta. Proses PKPA di Rumah
Sakit dr.Suyoto Pusrehab Kemhan Jakarta Selatan telah memberikan banyak
informasi dan pengetahuan serta bimbingan bagi Kami. Kami menyadari
banyak hambatan yang dialami selama penyusunan laporan PKPA ini, namun
dengan bantuan dan bimbingan yang baik berupa saran maupun dorongan
moril dari berbagai pihak laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus Kami sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Hadi Sunaryo, M.Si., Apt., Selaku Dekan Fakultas Farmasi
dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR.Hamka.
2. Ibu Ani Pahriyani, M.Sc., Apt., Selaku Ketua Program Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
Hamka.
3. Ibu Nora Wulandari, M.Farm., Apt., Selaku Pembimbing PKPA
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah
Prof.DR.Hamka.
4. Bapak Kolonel dr. Budi Satriyo Utomo, Sp., KFR., MARS., Selaku
Kepala Rumah Sakit dr.Suyoto Pusrehab Kemhan Jakarta Selatan.
5. Bapak Feri Yulian, S.Si., Apt.,MM Selaku Kepala Instalasi Farmasi
Rumah Sakit dr.Suyoto Pusrehab Kemhan dan juga pembimbing PKPA
yang telah memberikan perhatian, saran serta bimbingan selama PKPA.
6. Bapak Kurnia Sulistiyo, S.Farm., Apt selaku pembimbing lapangan
PKPA di Rumah Sakit dr. Suyoto

iii
7. Ibu Rizki Winarti Kusumadewi, S.Farm., Apt selaku pembimbing
lapangan PKPA di Rumah Sakit dr. Suyoto
8. Seluruh staf pegawai Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr. Suyoto
Pusrehab Kemhan yang telah banyak membantu dan membimbing selama
pelaksanaan PKPA
9. Seluruh staf Pengajar Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan
Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.
10. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswa Program Profesi Apoteker
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka angkatan XXIX atas
segala bantuan dan motivasi yang telah diberikan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung. Semoga Allah
SWT membalas segala kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKPA ini masih memiliki
banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan Kami. Untuk itu
saran dan kritik dari pembaca sangat Kami harapkan. Kami berharap laporan
PKPA ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 30 November 2018

Penyusun

iiiiv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker ....................................................... 2
BAB II TINJAUAN RUMAH SAKIT ................................................................... 3
A. Sejarah .......................................................................................................... 3
B. Visi, Misi, Motto, dan Falsafah RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan .............. 4
C. Tugas dan Fungsi RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan ................................... 4
D. Struktur Organisasi RS dr. Suyoto ............................................................... 5
E. Instalasi Farmasi RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan ..................................... 5
F. Pengolahan Limbah Rumah Sakit dr. Suyoto .............................................. 7
G. CSSD (Central Steril Supply Departement)................................................. 8
BAB III KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN .......................................... 10
A. Kegiatan ..................................................................................................... 10
B. Pembahasan ................................................................................................ 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 25
A. Kesimpulan ................................................................................................ 25
B. Saran........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
LAMPIRAN ...................................................................................... .................... 27

iii
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan Harian Praktik Kerja Profesi Apoteker Di RS dr. Suyoto ....... 10

vi
iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit ..................................................... 27


Lampiran 2. Resep dan Telaah Resep .................................................................. 28
Lampiran 3. Copy Resep dan Etiket..................................................................... 29

Lampiran 4. Kartu Stok Obat ................................................................................ 31


Lampiran 5. Plastik Klip ....................................................................................... 32
Lampiran 6. Lembar Informasi dan Edukasi Pasien ............................................. 33
Lampiran 7. Lembar SOAP .................................................................................. 34
Lampiran 8. Lembar Edukasi Obat Pulang ........................................................... 35
Lampiran 9. Lembar Asuhan Kefarmasian ......................................................... 36
Lampiran 10. Lembar Pelayanan Informasi Obat ................................................ 37
Lampiran 11. Lembar Pengajuan Barang.............................................................. 38
Lampiran 12. Bukti Permintaan Obat dan Alkes .................................................. 39
Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika................................................................. 40
Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika ............................................................ 41
Lampiran 15. Foto Rumah Sakit dr. Suyoto ......................................................... 42
Lampiran 16. Instalasi Pengolahan Air Limbah ................................................... 43

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari upaya
kesehatan. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Salah satu sarana fasilitas pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri
yang dipengaruhi oleh perkembangan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan setinggi- tingginya.
Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun
2009). Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
termasuk pelayanan farmasi klinik. Dalam upaya menyelenggarakan pelayanan
farmasi di Rumah Sakit terdapat fasilitas yang dapat menunjang penghantaran
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, salah satunya adalah Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang bertanggungiawab penuh atas
pengelolaan dan pengendalian seluruh sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lain yang beredar dan digunakan dirumah sakit. Instalasi Farmasi menurut
Permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah

1
2

Sakit adalah unit pelaksanaan fungsional yang menyelenggarakan seluruh


kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. IFRS dibawah pimpinan seorang
Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Apoteker yang memenuhi persyaratan
peraturan perundang- undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional.
Apoteker yang khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk
menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan
secara terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat di
implementasikan.Perkembangan tersebut dapat menjadi peluang sekaligus
merupakan tantangan bagi Apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya
sehingga dapat memberikan Pelayanan Kefarmasian secara komprehensif dan
simultan baik yang bersifat manajerial maupun farmasi klinik.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan Apoteker dalam praktek kefarmasian yang sebenarnya adalah dengan
menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit dr.
Suyoto Jalan Veteran Raya No.178 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan yang
bekerja sama dengan Progran Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. Hamka Jakarta.
B. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Rumah Sakit dr. Suyoto bagi mahasiswa tingkat profesi apoteker yaitu:
1. Memberi pemahaman kepada calon apoteker mengenai tugas, peran, dan
tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit
2. Mendidik dan melatih calon apoteker agar lebih kompeten di dunia kerja
3. Mempelajari manajemen pengelolaan dan pelayanan yang baik melalui
pengamatan langsung kegiatan yang dilakukan selama PKPA
4. Melatih keterampilan untuk berinteraksi dan berkomunikasi serta
meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.
BAB II
TINJAUAN RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT DR. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN
A. Sejarah

Sejarah pendirian Rumah Sakit dr. Suyoto tidak bisa dipisahkan dari
sejarah induk organisasinya, yaitu Pusat Rehabilitasi (PUSREHAB) Departemen
Pertahanan (DEPHAN). Diawali dengan sebuah keinginan untuk memberikan
penghargaan kepada penyandang cacat (penca) ABRI/Veteran tahun 1960,
beberapa tokoh Veteran membuat sebuah gagasan membangun suatu fasilitas
rehabilitasi bagi penyandang cacat (penca) dalam bentuk Rumah Sakit Veteran.
Pada tahun 1968 gagasan itu dihimpun dan dituangkan dalam bentuk naskah
tertulis sebagai Naskah Proyek Rehabilitation Center (RC) ABRI/Veteran berupa
rencana membangun R.C ABRI/Veteran secara lengkap di Bintaro, Jakarta
Selatan.
Rumah Sakit dr. Suyoto Pusrehab Kemhan merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari lingkungan Kementrian Pertahanan yang pengelolaan
operasionalnya bertanggung jawab kepada Kapus Rehab Kemhan. Berada di
lokasi yang sangat strategis, tepatnya di jalan Veteran 178 Bintaro Kelurahan
Bintaro Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Rumah Sakit dr. Suyoto
Pusrehab Kemhan mendapatkan izin penyelenggaraan Rumah Sakit pada tahun
2007 dari Departemen Kesehatan untuk melayani anggota penca TNI, anggota
Kemhan (TNI dan PNS di lingkungan Kemhan dan keluarganya) maupun
masyarakat umum.
Rumah Sakit dr. Suyoto Pusrehab Kemhan merupakan Rumah Sakit
tipe B. Rumah Sakit dr. Suyoto Pusrehab Kemhan pada tahun 2009 telah
terakreditasi untuk lima pelayanan, lalu pada tahun 2016 telah melakukan
akreditasi versi 12 dengan tingkat paripurna, memiliki 212 tempat tidur dengan
berbagai kelas perawatan meliputi super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas
III, serta perawatan khusus seperti perinatology, ICU, dan PICU, serta 19 poli
rawat jalan.

3
4

B. Visi, Misi, Motto, dan Falsafah RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan


1. Visi
Mewujudkan Rumah Sakit dengan unggulan Rehabilitasi Medik
menuju
pelayanan kesehatan prima bagi personel Kementerian Pertahanan dan TNI,
PNS Kemhan, serta masyarakat.
2. Misi
Misi RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan adalah meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal, melalui :
a. Menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan di bidang Rehabilitasi
Medik komprehensif.
b. Menyelenggarakan rujukan teknis Rehabilitasi Medik
c. Menyelenggarakan siaga kesehatan dalam membantu korban bencana
d. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum sebagai sub sistem kesehatan nasional.
3. Motto
Respek Sigap Dalam Situasi
4. Falsafah
Melayani dan mewujudkan penyandang disabilitas personel pertahanan
dan TNI serta masyarakat umum yang mandiri dan produktif.

C. Tugas dan Fungsi RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan


Rumah Sakit dr. Suyoto mempunyai tugas melaksanakan pelayanan medik,
penunjang medik, dan rehabilitasi medik secara terpadu, serta penelitian dan
pengembangan dengan kekhususan rehabilitasi medik komprehensif sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudkan, Rumah Sakit dr. Suyoto
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan, pelayanan medik, penunjang medik
serta penelitian dan pengembangan di bidang rehabilitasi medik
komprehensif;
5

2. Pelayanan rujukan teknis rehabilitasi medik, pelayanan pasien dan


penunjang diagnosis;
3. Pelayanan siaga kesehatan dalam membantu korban bencana
4. Pelaksanaan administrasi umum di bidang perencanaan, program dan
anggaran, tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan kerumahtanggaan serta
data dan informasi Rumah Sakit; dan
5. Pengembangan profesi kesehatan melalui komite medik dan staf
fungsional kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dr. Suyoto.

D. Struktur Organisasi RS dr. Suyoto


Rumah Sakit dr. Suyoto Pusrehab Kemhan diketuai oleh seorang
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) yang berpangkat Kolonel dan dibantu oleh 2
(dua) wakil yaitu Wakil Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Wakil Kepala
Bidang Penunjang Medis. Karumkit juga membawahi 1 sub bagian Tata Usaha
(TU) yang terdiri dari tiga bidang pelayanan, yaitu Urusan Datin, Urusan Keuangan,
Urusan Umum. Rumah Sakit dr. Suyoto memiliki 10 (sepuluh) departemen unsur
pelaksana antara lain :
1. Departemen Watsif (Perawatan Intensif) dan Rikkes (Pemeriksaan
Kesehatan)
2. Departemen Gigi dan Mulut
3. Departemen Keperawatan
4. Departemen Mata, THT dan Kulit Kelamin
5. Departemen Penyakit Dalam, Jantung dan Paru
6. Departemen Obgin dan Anak
7. Departemen Penyakit Syaraf, Jiwa, dan Ketergantungan Obat
8. Departemen Bedah, Anastesi, dan Ortopedi
9. Departemen Rehabilitasi Medik
E. Instalasi Farmasi RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan
1. Struktur Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr. Suyoto PusrehabKemhan
Struktur organisasi instalasi farmasi merupakan bagan yang
menggambarkan garis koordinasi, kewenangan, pembagian tugas dan fungsi
organisasi instalasi farmasi. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Kepala Instalasi
6

(Ka Instal) Farmasi yang berkualifikasi Apoteker dan telah menempuh program
S2. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh
administrasi farmasi yang membawahi langsung pengelolaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan habis pakai, pelayanan farmasi klinik serta pengendalian
mutu farmasi.

2. Kegiatan Pelayanan Instalasi Farmasi


Kegiatan Pelayanan di Instalasi Farmasi
meliputi :
a. Layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
b. Layanan Farmasi Rawat Jalan
Instalasi farmasi umum
Instalasi farmasi BPJS
c. Layanan Farmasi Rawat Inap
d. Layanan Farmasi Kamar Operasi (OK)
e. Layanana Farmasi ICU dan PICU

3. Ruang Lingkup Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi 2 kegiatan, yaitu kegiatan
yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan
tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan peralatan.
a) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di rumah sakit yang menjamin
seluruh rangkaian kegiatan perbekalan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
BMHP. Pengelolaan harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan
menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali
biaya. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP meliputi:
1) Pemilihan
2) Perencanaan
7

3) Pengadaan
4) Penerimaan
5) Penyimpanan
6) Pendistribusian
7) Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
8) Pengendalian
9) Administrasi
b) Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin.
Pelayanan farmasi klinik berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 72 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi :
1. Pengkajian dan pelayanan resep
2. Penelusuran riwayat penggunaan obat
3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan informasi obat (PIO)
5. Konseling
6. Visite
7. pemantauan terapi obat (PTO)
8. Monitoring efek samping obat (MESO)
9. Evaluasi penggunaan obat (EPO)
10. Dispensing sediaan steril
11. Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD)
F. Pengolahan Limbah Rumah Sakit dr. Suyoto

Limbah RS di bagi 2 macam yaitu limbah padat medis dan limbah cair medis.
a). Limbah padat medis terdiri 4 jenis.
1) Limbah padat medis infeksius, adalah sampah yang terkombinasi cairan
tubuh pasien, pewadahannya dimasukkan tempat sampah yang sudah
8

dilapisi kantong plastik warna KUNING. Contoh: infus set,


kateter/kantong urine, masker, sarung tangan, jaringan tubuh, dll.
2) Limbah padat medis non infeksius adalah sampah yang tidak terkombinasi
cairan tubuh pasien, pewadahannya dimasukkan tempat sampah yang
sudah dilapisi kantong plastik warna HITAM. Contoh: plastik pembungkus
spuit, kertas, dll.
3) Limbah medis benda tajam adalah sampah yang dapat menusuk/melukai
dan terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien, pewadahannya
dimasukkan box tahan tusuk (safety box) berwarna KUNING. Contoh :
jarum suntik, pisau bedah, dll.
4) Limbah daur ulang, adalah sampah yang tidak terkontaminasi dengan
cairan tubuh pasien dan dapat diolah kembali, pewadahannya dimasukkan ke
dalam tempat sampah yang sudah dilapisi kantong plastik berwarna PUTIH.
Contoh: infuse, vial, botol, dll.
5) Limbah cairan medis adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit dan kemungkinan mengandung
mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Pembuangannya
dimasukkan ke dalam kloset/septic tank (feses dan urine), cairan WSD,
nanah, cairan dari botol suction, dan lain-lain. dituang ke dalam saluran
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
G. CSSD (Central Steril Supply Departement)
Risiko infeksi dapat diturunkan dengan proses-proses pembersihan,
desinfeksi, dan sterilisasi yang benar (Abdullah et al 2014). Tujuan dari Instalasi
Pusat Sterilisasi yaitu membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan
kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi, menyediakan dan menjamin
kualitas hasil sterilisasi (Jabbari 2012).
Instalasi pusat sterilisasi adalah unit pelayanan non struktural yang berfungsi
memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar dan memenuhi kebutuhan
barang steril di Rumah Sakit. Instalasi pusat sterilisasi atau Central Steril Suplay
Departement (CSSD) merupakan salah satu unit dibawah tangung jawab manajer
layanan medik dan penunjang medik. Berdasarkan pedoman instalasi pusat
sterilisasi menurut KepMenkes No.40 tahun 2009 yang dijadikan
9

sebagai acuan dalam pengelolaan instalasi pusat sterilisasi oleh KARS tahun
2012, instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh kepala instalasi (dalam jabatan
fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada wakil direktur penunjang
medik
BAB III
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Rumah


Sakit dr.Suyoto yang berlokasi di JL. RC Veteran No.178 Bintaro Jakarta Selatan.
Kegiatan PKPA ini dilaksanakan mulai dari tanggal 1 Oktober sampai dengan
30 November 2018 dengan 2 (dua) shift, yaitu shift pagi pukul 07.00-15.30 WIB
dan shift siang pukul 14.00-21.00 WIB. Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
dr.Suyoto meliputi 2 (dua) kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat managerial
berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dan pelayanan farmasi klinik. setiap mahasiswa/i mendapatkan penempatan di
depo farmasi rawat inap, depo farmasi rawat jalan (BPJS), depo farmasi rawat
jalan non bpjs (Eksekutif), depo OK dan IGD, CSSD, dan IPAL Adapun kegiatan
adapun yang dilakukan di Instalasi Farmasi di Rumah Sakit dr. Suyoto dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan Harian Praktik Kerja Profesi Apoteker Di RS dr. Suyoto

No Waktu Lokasi Kegiatan


1. Oktober - November Pembukaan 1. Sambutan dari RS dr. Suyoto
2018 PKPA dan 2. Pemberian materi tentang RS
pengenalan Pusrehab Kemhan dr. Suyoto
RS. DR 3. Kunjungan ke tiap- tiap apotek,
Suyoto CSSD, IGD, OK, dan gudang
BPJS dan gudang umum.
4. Melihat tata letak penyimpanan
obat dan alkes
5. Melihat dan mengamati alur
pelayanan resep hingga obat
diserahkan kepada pasien.
6. Pemberian tugas khusus
pemantauan terapi obat pada
pasien

10
11

2. Oktober - November Apotek BPJS 1. Mempelajari sistem pelayanan


2018 resep BPJS
2. Mempelajari jumlah pemberian
obat yang tercover oleh BPJS
3. Melakukan cek stok obat
4. Melakukan penyiapan obat
5. Melakukan Pemberiaan
Informasi Obat kepada pasien
3. Oktober - November Apotek 1. Mempelajari sistem pelayanan
2018 Umum resep untuk pasien umum dan
asuransi
2. Mempelajari sistem
penyimpanan obat
3. Melakukan penyiapan obat
4. Mempelajari cara PO defecta
4. Oktober - November Apotek 1. Mempelajari sistem pengadaan
2018 Rawat Inap barang di depo rawat inap
2. Mempelajari sistem
penyimpanan obat di rawat
inap
3. Mempelajari sistem pelayanan
resep
4. Membantu menyiapkan obat
untuk pasien
5. Membantu menyiapkan obat
pulang dan penulisan lembar
edukasi pasien pulang
6. Melakukan kegiatan One Daily
Dose
7. Membantu mengisi trolly
Emergency di setiap ruang
perawatan rawat inap
8. Melakukan pengisian kardek
pasien di ruang perawatan.
5. Oktober - November Depo OK, 1. Melihat tata letak penyimpanan
2018 IGD obat, alkes dan BMHP di depo
farmasi IGD.
2. Membantu menyiapkan obat
dan alkes untuk keperluan
operasi dan untuk pasien gawat
darurat
3. Pengenalan trolly emergency
dan penjelasan SPO pemakaian
Trolly Emergency
4. Melakukan stok harian
pemakaian obat, alkes, dan
BMHP di depo farmasi OK
12

6. Oktober - November Apoteker 9. Mengamati apoteker


2018 Keliling melakukan visite kepada pasien
rawat inap dan mengisi lembar
SOAP
10. Memberikan edukasi kepada
pasien yang ingin pulang dari
rawat inap.
7. Oktober - November CSSD 12. Mengamati alur penerimaan
2018 barang kotor dan proses
sterilisasi barang di setiap
ruangan CSSD

8. Oktober - November IPAL 1. Mengamati, melihat cara


2018 pengolahan limbah dan juga
alur penanganan limbar cair dan
padat
9. Oktober – November Penutupan 1. Pemaparan Tugas Pemantauan
2018 Terapi Obat (PTO)
2. Penutupan dan pelepasan
mahasiswa PKPA

B. Pembahasan
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat. Bagian yang berwenang untuk menyelenggarakan
pelayanan obat di rumah sakit adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
Kegiatan yang dilakukan oleh IFRS meliputi pengelolaan perbekalan farmasi
seperti pemilihan, perencanaan, pengadaan, memproduksi, penerimaan,
penyimpanan, dan pendistribusian, serta pelayanan kefarmasian terkait
penggunaan obat dan alat kesehatan yang habis pakai.
Untuk memaksimalkan pelayanan obat di rumah sakit, sangat diperlukan
profesionalisme apoteker. Apoteker merupakan tenaga kefarmasian yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
Rumah sakit dr. Suyoto merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari lingkungan
Kementerian Pertahanan yang pengelolaan operasionalnya bertanggung jawab
kepada kapus rehab kemhan. Status rumah sakit dr. Suyoto adalah Rumah Sakit tipe
B dan pada bulan april tahun 2016 telah melakukan Akreditasi Paripurna,
13

memiliki 152 tempat tidur dengan berbagai kelas perawatan meliputi Super VIP,
VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III serta perawatan khusus seperti Perinatologi, ICU,
dan PICU serta 19 poli rawat jalan. Mendapatkan surat izin penyelenggaraan Rumah
Sakit pada tahun 2007 dari Departemen Kesehatan untuk melayani anggota
penyandang cacat (penca) TNI, anggota Kemhan (TNI dan PNS dilingkungan
Kemhan dan keluarganya) maupun masyarakat umum.
Instalasi Farmasi RS dr Suyoto adalah bagian dari sistem pelayanan
kesehatan RS dr Suyoto yang dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi
yang secara struktural berkedudukan dibawah Wakarumkit Penunjang Medis.
Instalasi Farmasi RS. dr. Suyoto membawahi 5 depo farmasi yaitu depo IGD,
depo OK, depo rawat inap, apotek rawat jalan BPJS/Dinas dan apotek rawat jalan
Umum. Instalasi farmasi umum melayani resep pasien umum atau obat yang tidak
tersedia di instalasi farmasi BPJS/Dinas. Instalasi farmasi BPJS/Dinas hanya
melayani resep BPJS/Dinas yang diperuntukkan bagi pasien dinas TNI dan PNS
Kemhan. Depo farmasi IGD, OK dan rawat inap melayani resep baik pasien
umum maupun pasien BPJS/Dinas.
Berdasarkan jenis pelayanan, Rumah Sakit dr. Suyoto merupakan Rumah
sakit tipe B. Menurut PMK No. 56 tahun 2014 Rumah Sakit tipe B memiliki
tenaga kefarmasian meliputi : 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi
farmasi Rumah Sakit, 4 (empat) orang apoteker yang bertugas di rawat jalan yang
dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian (TTK), 4
(empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan)
orang TTK, 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh
paling sedikit 2 (dua) orang TTK, 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu
paling sedikit 2 (dua) orang TTK, 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator
penerimaan dan distribusi yang merangkap melakukan pelayanan farmasi klinis di
rawat inap.
Rumah sakit tipe B harus memiliki tenaga kefarmasian profesi Apoteker
sebanyak 5 Apoteker, sedangkan di Rumah Sakit dr. Suyoto hanya memiliki 5
(lima) apoteker meliputi : 1 (satu) apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah
sakit, 1 (satu) apoteker di rawat jalan pasien bpjs yang dibantu 3 (tiga) orang
TTK, 1 (satu) orang apoteker di rawat jalan umum dibantu 5 (lima) orang TTK, 1
14

(satu) apoteker di rawat inap dibantu oleh 4 (empat) orang TTK dan 1 (satu)
Apoteker sebagai Apoteker keliling.
Saat pelaksanaan PKPA di RS dr. Suyoto dibagi ke bebrapa Instalasi
yaitu Instalasi farmasi umum, Instalasi farmasi BPJS/dinas, depo farmasi IGD, depo
farmasi OK, depo farmasi rawat inap.
1. Instalasi Farmasi Umum
Instalasi farmasi rawat jalan salah satunya adalah Instalasi farmasi umum.
Instalasi umum melayani pasien umum dan pasien BPJS yang obatnya tidak
tertanggung oleh BPJS. Apotek umum melayani pasien 24 jam yang terbagi
dalam tiga shift (shift pagi: 07.30-15.00, shift siang: 13.00-21.00, dan shift
malam: 21.00-07.00).
Pelayanan resep pasien berdasarkan Individual Prescription untuk pasien
rawat jalan dan pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang tidak dirawat inap.
Alur pelayanan resep di depo apotek umum yaitu ketika pasien membawa resep
lakukan skrining resep, cek ketersediaan obat, untuk resep internal Rumah Sakit bila
ada obat yang tidak tersedia konfirmasi dokter untuk mengganti dengan obat lain
yang sejenis. Pergantian obat atas persetujuan obat penulis resep dan pasien,
selanjutnya hargai obat terutama untuk obat-obat racikan, obat disiapkan bila
pasien telah membayar obat di kasir, kemudian obat yang telah di keluarkan
melalui resep di masukkan ke sistem komputerisasi untuk pelaporan pemakaian
obat. Setiap obat yang telah di layani cek dengan teliti sebelum resep di arsipkan.
Skrining resep dilakukan dengan telaah resep meliputi: kejelasan tulisan,
benar nama pasien, benar nama obat, benar dosis, benar waktu dan frekuensi
pemberian, benar cara pemberian, ada tidaknya poli farmasi, ada atau tidaknya
duplikasi obat, interaksi obat yang mungkin terjadi. Pelayanan kefarmasian yang
dilakukan selama PKPA di depo farmasi apotek umum meliputi skrining resep,
mengecek ketersediaan obat, menghargai obat, menyiapkan obat dan
menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan Pemberian Informasi Obat
(PIO).
2. Instalasi Farmasi BPJS
Instalasi farmasi BPJS hanya melayani pasien BPJS yang sebelumnya
telah mendapat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat satu. Apotek BPJS di
15

kepalai oleh seorang apoteker dalam pelaksanaan kerjanya di bantu oleh satu
orang tenaga teknis kefarmasian dan satu orang tenaga administrasi. Apotek BPJS
melayani pasien mulai pukul 07.30-20.00 dari hari Senin sampai hari Jumat.
Pelayanan resep pasien berdasarkan Individual Prescription untuk pasien
rawat jalan dan pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang tidak dirawat inap.
Adapun obat-obatan yang diberikan untuk pasien BPJS dimana untuk pasien
kronis obatnya diberikan untuk 1 bulan, sedangkan untuk pasien non kronis obatnya
diberikan hanya untuk 1 minggu. Obat-obat yang di layani hanya obat yang masuk
E-katalog dan bila dalam pelayanan ada obat yang tertanggung namun
persediaannya tidak ada, maka petugas apotek BPJS akan memberikan Copy Resep
yang telah di paraf oleh kepala ruangan untuk menganmbil obat di Apotek
Sanafarma. Apotek Sanafarma merupakan apotek yang bekerja sama dan
mempunyai MOU dengan RS. dr. Suyoto.
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan mahasiswa selama PKPA di depo
farmasi apotek BPJS meliputi menyiapkan obat dan menyerahkan obat kepada
pasien disertai dengan pemberian informasi obat (PIO). Depo farmasi apotek
BPJS selama pelayanan resep tidak melakukan skrining resep dikarenakan pasien
BPJS yang banyak dan meminimalkan waktu tunggu pasien.
3. Depo Farmasi OK (Kamar Operasi)
Depo farmasi OK hanya melayani pasien yang akan di operasi saja, baik
untuk alkes ataupun injeksi, depo OK tidak melayani resep untuk obat oral,
sehingga pelayanan resep obat oral dilakukan dari Depo Farmasi Rawat Inap.
Pelayanan di depo farmasi OK di mulai pukul 07.30-16.00, di hari sabtu tidak ada
pelayanan, namun apabila ada opreasi cito biasanya petugas depo farmasi OK
sistem on call. Namun dalam kondisi tertentu, jika tidak ada petugas depo farmasi
OK, karena depo farmasi OK berada di ruangan OK maka petugas OK mengambil
sendiri kebutuhan obat atau alkes yan di perlukan, hal ini dapat menyebabkan
human error karena ada kalanya pengeluaran obat tidak terstock oleh petugas OK
nya.
Penyiapan obat di depo OK ada formulir khususnya yang di tulis oleh
petugas OK sesuai dengan kebutuhan operasinya, kemudian petugas di depo OK
yang menyiapkan sesuai dengan yang tertulis di formulir permintaan tersebut. Di
16

dalam ruang OK terdapat trolly emergency yang di cek setiap hari, bila terpakai
untuk operasi maka keesokan harinya akan di tambah lagi sesuai dengan stok
tetapnya. Bila ada permintaan dokter untuk keperluan operasi, sementara di depo-
depo farmasi lain dan gudang farmasi tidak tersedia biasanya akan dilakukan
pembelian cito melalui kepala instalasi farmasi di teruskan ke bagian pengadaan.
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama PKPA di depo farmasi OK yaitu
menyiapkan obat dan alkes yang dibutuhkan pasien untuk operasi dengan
menggunakan formulir permintaan obat OK, kemudian dilanjutkan dengan
menyetok pengeluaran obat tersebut di kartu stock.
4. Depo Farmasi IGD (Instalasi Gawat Darurat)
Depo farmasi IGD melayani semua resep pasien IGD, baik pasien umum
maupun pasien BPJS. Depo IGD terdapat trolly emergency di dalam ruangan IGD
yang mempunyai stok tetap yang di cek setiap pergantian shift dan bila obatnya
terpakai langsung di ganti. Depo farmasi IGD melayani 24 jam dimana di bagi
dalam tiga shift (shift pagi: 07.00-14.00, shift siang: 14.00-21.00, dan shift mala:
21.00-07.00).
Pelayanan resep IGD bila pasiennya tidak di rawat inap, maka resep obat
oral di ambil dari depo farmasi apotek umum ataupun depo farmasi apotek BPJS,
sementara untuk pemakaian alkes tetap dari depo farmasi IGD. Pengendalian
obat-obatan di depo IGD menggunakan kartu stock yang di catat setiap pergantian
shift untuk obat-obat yang terpai dan stock opname yang di lakukan setiap satu
bulan sekali. Sumber obat yang terdapat di depo IGD berasal dari gudang umum
dan gudang BPJS, namun untuk pelaksanaannya di lapangan dilakukan subsidi
silang baik untuk pasien umum maupun pasien BPJS akan tetapi dalam
pelaporannya tetap di pisahkan. Kegiatan mahasiswa selama PKPA di depo
farmasi IGD yaitu menyiapkan obat berdasarkan resep pasien dari IGD, lalu
menghargai obat tersebut dan menyetok pengeluaran obatnya.
5. Depo Farmasi Rawat Inap
Depo farmasi Rawat Inap melayani semua pasien yang di rawat di RS. dr.
Suyoto. Depo farmasi rawat inap di kepalai oleh seorang apoteker, di bantu oleh
satu orang apoteker dan empat orang tenaga teknis kefarmasian. Depo farmasi
17

rawat inap tidak melayani selama 24 jam dan hanya di bagi dalam dua shift saja
yaitu shift pagi pukul: 07.30-15.00 dan shift siang pukul 14.00-21.00.
Alur pelayanan resep untuk pasien yang di rawat inap yaitu resep di tulis
setelah dokter visite kemudian dari ruang perawatan menyerahkan resep ke depo
rawat inap. Selanjutnya obat di siapkan dengan sistem One Daily Dose (ODD) yang
dilakukan setiap hari oleh petugas farmasi untuk pemakaian satu hari dengan jumlah
obat yang di sesuaikan dengan aturan pakainya. Setelah obat di siapkan peruangan,
lalu petugas depo rawat inap yang mendistribusikannya ke ruangan di sertai buku
serah terima dengan perawat.
Alur pelayanan untuk pasien yang akan pulang yaitu pasien di nyatakan
pulang oleh dokter dan atas permintaan pasien sendiri (APS) dengan
menandatangani formulir untuk pasien APS, di sertai dengan resep obat pulang,
obat di siapkan untuk 7 hari pemakaian, biasanya pasien di anjurkan untuk kontrol
kembali ke dokter untuk melanjutkan pengobatan. Untuk pasien yang pulang ada
pengisian formulir obat pulang pasien yaitu “Lembar Edukasi Pasien” yang memuat
keterangan nama obat, jumlah, aturan pakai, PIO terhadap pasien dan di bawah
formulir di sertai tanda tangan petugas farmasi depo rawat inap.
Depo farmasi rawat inap mempunyai trolly emergency yang di letakkan di
masing-masing ruangan perawatan yang mempunyai stok tetap yang di cek setiap
pergantian shift dan bila obatnya terpakai langsung di ganti. Depo rawat inap di RS.
dr. Suyoto melayani ruangan lantai 2 (Alamanda, HD), lantai 3 (Anggrek, Dahlia),
lantai 4 (Anyelir, Kenanga), ICU dan PICU. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa
selama PKPA di depo farmasi rawat inap yaitu menyiapkan obat dengan sistem
OsDD dan mengganti penggunaan obat untuk trolly emergency untuk masing-
masing ruang perawatan, mendistribusikan obat ke ruang perawatan serta mengisi
formulir lembar edukasi pasien pulang.
6. Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi
Pengelolaan obat di instalasi farmasi terdiri dari :
a. Pemilihan
Kriteria pemilihan obat dengan memprioritaskan obat essensial (Vital,
Esensial, Non Esensial / VEN) dan berpedoman pada formularium Rumah
Sakit Dr. Suyoto. Formularium Rumah Sakit Dr. Suyoto sudah dibuat sejak
18

tahun 2012, dan direvisi setiap satu tahun sekali. Isi dari formularium tersebut
diambil dari pola konsumsi berdasarkan survey ke dokter atau quisioner obat
yang akan digunakan dokter, dan hasil rekomendasi dari Komite Farmasi
Terapi (KFT). Dokter diberikan pilihan untuk memilih 1 macam obat generik
dengan maksimal 3 macam brand dari obat generik tersebut.
b. Perencanaan
Perencanaan obat di instalasi farmasi Rumah Sakit dr. Suyoto mengacu
pada
kebutuhan dan pertimbangan anggaran. Perencanaan dilakukan berdasarkan
defekta yang diajukan ke Kepala Instalasi Farmasi. Perencanaan kebutuhan
obat di instalasi farmasi masih dilakukan secara manual dengan buffer stock
20% dari stok awal.
Metode yang diterapkan dalam perencanaan dapat ditinjau dari :
1) Banyaknya pemakaian bulan lalu
2) Jumlah kebutuhan obat
3) Jumlah sisa stok obat di apotek dan di gudang
c. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di RS Dr. Suyoto
dilakukan
dengan 3 jalan yaitu :
1) Pembelian langsung
Sistem pembelian langsung dilakukan setiap satu bulan sekali pada Instalasi
Farmasi atau Apotek Umum..
2) Tender
Sistem tender dilakukan setiap tiga bulan sekali pada Apotek BPJS.
3) Hibah
Sistem hibah didapatkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Kementrian Pertahanan, contoh obatnya yaitu obat program TB.
d. Penerimaan

Penerimaan barang dilakukan oleh petugas gudang farmasi, dengan


melakukan pengecekan antara faktur dan surat pesanan, lalu dilakukan
pemeriksaan kesesuaian antara jenis barang, jumlah barang, kondisi fisik
barang dan tanggal kadaluwarsa barang minimal 2 tahun dari tanggal
19

penerimaan barang. Khusus obat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor harus


diterima dan ditandatangani oleh apoteker yang mempunyai surat izin praktek.
e. Penyimpanan
Penyimpanan sedian farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
berdasarkan :
1) Apotek :
a) Bentuk sediaan
b) Alfabetis
c) FIFO (First In First Out) & FEFO (First Expired First Out)
d) Kondisi penyimpanan
e) Obat Look Alike Sound Alike (LASA), diberikan label dan
disimpan pada rak yang berjarak satu rak terpisah sehingga tidak
berdekatan
f) Obat High Alert juga diberikan label khusus dengan
penyimpanan pada lemari khusus.
2) Gudang :
a) Bentuk Sediaan
b) Alfabetis
c) FIFO (First In First Out) & FEFO (First Expired First Out)
d) Kondisi penyimpanan
f. Pendistribusian Obat
Dalam melakukan distribusi obat, Rumah Sakit dr. Suyoto menerapkan
3 macam sistem distribusi. Adapun distribusi bekal kesehatan (termasuk obat)
yang dilaksanakan meliputi :
1) Floor Stock
Sistem floor stock adalah suatu sistem pengelolaan dan distribusi obat
sesuai dengan yang ditulis oleh dokter pada resep obat yang disiapkan dan
persediaan obatnya berada diruang perawat, tetapi persediaan di ruangan tetap
dikendalikan oleh instalasi farmasi, termasuk ke dalamnya adalah trolly
emergency untuk masing-masing ruangan. Alur sistem distribusi Floor Stock
adalah dokter menulis resep kemudian diberikan kepada perawat untuk
diinterpretasikan, kemudian perawat menyiapkan semua obat yang diperlukan
20

dari persediaan obat yang ada di ruangan sesuai resep dokter untuk diberikan
kepada penderita.
2) Individual Prescribing
Sistem Individual prescribing atau resep individual yaitu resep yang
ditulis oleh dokter diberikan kepada pasien, lalu ditebus ke instalasi farmasi
rumah sakit sesuai dengan yang ditulis pada resep, meliputi persiapan dan
pemberian etiket sesuai dengan nama pasien yang bersangkutan. Sistem
Individual order atau resep individual dilakukan di Apotek Umum dan Apotek
BPJS, yang digunakan untuk pasien rawat jalan.
3) One Daily Dose (ODD)
Satuan unit dosis merupakan sistem distribusi dimana obat yang
diminta disiapkan, diberikan/digunakan dan dibayar dalam unit dosis tunggal siap
pakai selama 24 jam. Sistem ODD digunakan untuk pasien rawat inap. Alur
sistem distribusi ODD dimulai dengan penulisan resep oleh dokter untuk
penderita, kemudian resep tersebut dibawa oleh keluarga pasien atau perawat
kepada apoteker untuk di interpretasikan. Resep tersebut akan disiapkan untuk
kebutuhan penggunaan 24 jam. Perawat kemudian memberikan obat kepada
pasien setiap satu kali pemakaian.
g. Pemusnahan dan Penarikan
Sediaan farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak dilakukan
pemusnahan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, sedangkan untuk limbah cair, radiologi serta alat kesehatan
dimusnahkan menggunakan orang ketiga yakni PT. Wastek.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar atau
kepentingan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM atau berdasarkan insiasi sukarela
oleh pemilik izin edar dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala
BPOM.
h. Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
di RS. dr. Suyoto menggunakan sistem manual (kartu stok) dan sistem
komputerisasi rumah sakit. Pengendalian persediaan di Apotek Umum dilakukan
dengan stock opname setiap satu bulan sekali.
21

i. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu.
Kegiatan Administrasi terdiri dari :
1) Pencatatan dan Pelaporan
2) Adminitrasi Keuangan
3) Administrasi Penghapusan
7. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang
diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi
dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan
keselamatan pasien, sehingga kualitas hidup pasien meningkat. Pelayanan farmasi
klinik di Rumah Sakit dr. Suyoto belum berjalan secara maksimal, karena pelayanan
farmasi klinik yang dilakukan di Rumah Sakit dr. Suyoto adalah pengkajian dan
pelayanan Resep yang dimulai dari skrining resep, dimana resep yang diterima
harus sesuai dengan persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan
persyaratan klinis. Untuk resep narkotika dan psikotropika dari luar rumah sakit
tidak di layani.
Penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan dengan melihat data
rekam medik atau pencatatan penggunaan obat pasien, dimana hanya dilakukan
untuk pasien dari IGD saja. Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit
dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker lain, perawat, profesi
kesehatan lainnya serta pasien secara langsung. Untuk pelayanan informsi obat
dalam bentuk leaflet, brosur dan penyuluhan sudah tidak berjalan lagi di
Rumah Sakit, hanya dalam bentuk banner.
Konseling dilakukan oleh Apoteker tetapi unuk saat ini pelaksanaan
konseling tidak dilakukan. Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien
rawat inap yang dilakukan Apoteker secara mandiri. Untuk visite di RS dr.
Suyoto sudah dilakukan namun masih kurang maksimal. Monitoring Efek
Samping Obat atau di RS dr. Suyoto disebut Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) telah berjalan dengan baik, apabila ada kasus
yang terjadi akan dibahas di Komite Medis dan hanya dalam lingkungan intern
saja.
22

Untuk kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat, Dispensing Sediaan Steril


dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah tidak dilakukan di RS dr. Suyoto.
Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya kefarmasian, dan tidak adanya
sarana dan prasarana serta peralatan yang mendukung. Melalui kegiatan
farmasi klinik yang telah dilaksanakan dilapangan, diharapkan diperoleh
kepatuhan penggunaan obat oleh pasien dan pemberian obat yang rasional
(tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, tepat rute pemberian, tepat
waktu, tepat lama pemberian, dan tepat informasi obat), sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan berperan dalam kemajuan terapi
yang diberikan selama perawatan.
8. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah pada Rumah Sakit dr.Suyoto terdiri dua pengolahan
yaitu pengolahan limbah cair dan pengolahan limbah padat.
a. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair di Rumah Sakit dr Suyoto terdiri dari 7 bak
penampungan limbah. Dimana bak pertama merupakan kolam yang berisi limbah
air dari pasien seperti air urine pasien, air yang digunakan untuk mandi dan
mencuci dan limbah cair lainnya yang berasal dari rumah sakit dr. Suyoto. Setelah
limbah masuk kedalam bak pertama selanjutnya limbah akan dimasukkan dalam
bak kedua untuk diolah yaitu bak equalisasi bak ini dimaksudkan untuk
menangkap benda kasar yang mudah mengendap yang terkandung dalam air baku,
seperti pasir atau lain-lain yang tidak tersaring pada screen sehingga dapat dicapai
penurunan kekeruhan. Selanjutnya limbah akan dialirkan ke bak ke tiga yaitu bak
sarang tawon pada bio reaktor sangat efektif untuk mengurangi polutan organik baik
secara aerob maupun secara anaerob.
Selanjutnya limbah akan dialirkan ke bak keempat yaitu bak aerasi. Pada
proses aerasi, mikroba yang digunakan adalah bakteri filamen yang berfungsi
untuk mereduksi zat-zat pencemar yang tersisa. Di bak aerasi zat-zat organik
dirubah kedalam bentuk karbon dioksida, air dan sejumlah energi juga dihasilkan
sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak. Kemudian limbah dialirkan ke
bak kelima yaitu bak sedimentasi, air limbah yang telah diuraikan terbagi menjadi
2 fraksi yaitu fraksi supernatant dan fraksi padatan/lumpur. Supernatant secara
23

visual terlihat agak jernih dan sedikit mengandung padatan tersuspensi sedangkan
sebagian padatan/lumpur yang mengendap dibawah akan dikembalikan ke bak
aerasi, supernatant kemudian mengalir ke bak ke enam yaitu bak klorinasi untuk
melakukan proses desinfeksi, yaitu membunuh bakteri dengan menggunakan
kaporit. Kemudian limbah dialirkan ke bak terakhir yaitu bak penampungan air
output limbah yang didalamnya terdapat ikan sebagai indikator kualitas air output
limbah. Jika ikan tersebut mati maka limbah tidak dapat dibuang kelingkungan
tetapi jika ikan tetap hidup menandakan limbah dapat dibuang ke lingkungan
masyarakat. Selain menggunakan indikator ikan, limbah cair juga dilakukan
pengujian ph sebelum di buang ke lingkungan masyarakat. Limbah ini digunakan
untuk perternakan, perikanan dan perkebunan yang terdapat pada RS dr Suyoto.
b. Pengolahan Limbah Padat
Adapun pengolahan limbah padat pada Rumah Sakit dr.Suyoto adalah
limbah padat dari pasien pertama-tama dimasukkan kedalam penyimpanan limbah
padat atau disebut dengan TPS limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Kemudian semua pengolahan limbah padat di rumah sakit dr Suyoto ini diolah oleh
pihak ketiga yaitu PT Jasa Medipes (Wastex) untuk pengelohannya.
9. Centralized Sterile Supply Departemen (CSSD)
Centralized Sterile Supply Departemen (CSSD) adalah unit sterilisasi yang
melayani kebutuhan akan instrument/bahan steril yang digunakan untuk berbagai
tindakan medis, penunjang medis, asuhan keperawatan dan lain-lain serta
bertanggung jawab atas pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian. Pelayanan
unit sterilisasi Rumah Sakit dr Suyoto meliputi kepentingan internal, berupa
pemenuhan kebutuhan alat instrument steril, bahan steril guna menunjang
kelancaran operasional rumah sakit antara lain: kamar operasi, UGD, ICU, rawat
inap, poliklinik, penunjang medis dan ruang bayi. Barang atau bahan yang
disterilkan antara lain : set ganti perban (kain kassa, gunting, klam, pinset), kain
linen, baju operasi, alat-alat operasi.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi
steril atau penghilangan semua mikroorganisme yang hidup. Rumah sakit dr. Suyoto
dalam proses sterilisasi menggunakan 3 mesin, yaitu mesin washer untuk pencucian
alat instrumen yang prosesnya selama 45 menit, mesin suhu tinggi
24

134ºC menggunakan steam steril dan autoklaf yang digunakan untuk sterilisasi alat-
alat instrumen, sedangkan suhu rendah 121ºC menggunakan plasma untuk alat-
alat berbahan plastik dan linen. Prosesnya untuk mesin suhu tinggi dan suhu rendah
kurang lebih selama 45 menit.. Sedangkan untuk alat-alat instrumen yang tidak
masuk ke dalam tubuh, prosesnya hanya dengan DTT (Desinfektan Tingkat Tinggi).
Alur masuknya produk untuk disterilisasi yaitu sistem sekali proses. Alat
atau instrumen yang ingin di sterilisasi di berikan ke CSSD kemudian dilakukan
penerimaan dan penulisan data meliputi: ruangan asal alat/instrumen, nama alat atau
instrumen dan lain-lain setelah itu dilakukan dekontaminasi yang dilanjutkan
dengan merendam dengan cairan enzimatik (Alkazide atau Alkazime) selama 10-
15 menit untuk menghilangkan lemak atau darah di instrumen, lalu di bersihkan
dengan disikat dan dicuci dengan air mengalir, rendam dengan desinfektan selama
10-15 menit lalu bersihkan kembali disikat dan dicuci dengan air mengalir, setelah
di keringkan dilakukan packing dengan green paper untuk linen sedangkan
instrumen kasa dengan plastik pouches lalu diberi label, indicator internal lalu di
sterilisasi dengan autoklaf.
Alat atau instrumen yang telah steril di letakkan diruang penyimpanan
sebelum di kirim ke depo masing-masing. Pintu masuk dan keluar harus berbeda
untuk menghindari alat yang sudah tersterilisasi tidak terkontaminasi. Penanggung
jawab unit CSSD seorang perawat yang sudah menjalani pelatihan terkait CSSD.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Hasil dari Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan di RS. dr.
Suyoto pada bulan Oktober- November 2018 adalah:
1. Beberapa pelayanan farmasi klinik yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016 telah dijalankan di Rumah Sakit dr.
Suyoto antara lain pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat
penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO), dan visite.

2. Pelayanan resep yang dilakukan meliputi skrining resep, penyiapan obat,


menghargai obat, penyerahan dan pemberian informasi obat (PIO). Tetapi
untuk depo apotek BPJS tidak dilakukan skrining resep dikarenakan pasien
yang banyak dan meminimalkan waktu tunggu pasien.

B. Saran
Dalam meningkatkan Pelayanan Farmasi Klinik di RS. dr.Suyoto, perlu
adanya peningkatan kegiatan terutama dalam hal :
1. Perlu dilakukan peningkatan dalam pelayanan farmasi klinik agar memenuhi
seluruh persyaratan dalam Peraturan Meteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016
yaitu Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah (PKOD), Pemantauan Terapi Obat (PTO), Pelayanan Informasi
Obat (PIO) ke tenaga kesehatan lain (dokter, perawat, dll), Drug Related
Promblems (DRP’s), Evaluasi penggunaan Obat (EPO), pelaporan Reaksi
Obat yang Merugikan (ROM).
2. Perlu penambahan tenaga kefarmasian untuk memenuhi persyaratan dan
standar pelayanan berdasarkan PMK No. 56 tahun 2014 yang memiliki 13
apoteker pada Rumah Sakit tipe B, sehingga pelayanan farmasi klinis di
Rumah Sakit dapat dilakukan dengan baik dan agar dapat meminimalkan waktu
tunggu pasien.

25
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 12 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 72 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 56 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Presiden RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Presiden RI. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

27
Lampiran 2. Resep dan Telaah Resep

Gambar 2. Resep dan Telaah Resep

28
Lampiran 3. Copy Sesep dan Etiket
1. Copy Resep

Gambar 3. Copy Resep

29
2. Etiket Warna Biru Untuk Pemakaian Obat Luar

3. Etiket Pemakaian Infus

4. Etiket Warna Putih Untuk Pemakaian Obat Dalam

Gambar 4. Etiket Untuk Pemakaian Obat Luar dan Obat Dalam

30
Lampiran 4. Kartu Stok Obat

Gambar 5. Kartu Stok Obat

31
Lampiran 5. Plastik Klip

Gambar 6. Plastik Klip

32
Lampiran 6. Lembar Informasi dan Edukasi Pasien

Gambar 7. Lembar Informasi dan Edukasi Pasien

33
Lampiran 7. Lembar SOAP

Gambar 8. Lembar SOAP

34
Lampiran 8. Lembar Edukasi Obat Pulang

Gambar 9. Lembar Edukasi Obat Pulang

35
Lampiran 9. Lembar Asuhan Kefarmasian

Gambar 10. Lembar Asuhan Kefarmasian

36
Lampiran 10. Lembar Pelayanan Informasi Obat

Gambar 11. Lembar Pelayanan Informasi Obat

37
Lampiran 11. Lembar Pengajuan Barang

Gambar 12. Lembar Pengajuan Barang

38
Lampiran 12. Bukti Permintaan Obat dan Alkes

Gambar 13. Bukti Permintaan Obat dan Alkes

39
Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika

Gambar 14. Surat Pesanan Narkotika

40
Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika

Gambar 15. Surat Pesanan Psikotropika

41
Lampiran 15. Foto Rumah Sakit dr. Suyoto
Gambar 16. Foto Rumah Sakit dr. Suyoto

42
Lampiran 16. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Gambar 17. Instalasi Pengolahan Air Limbah

43

Anda mungkin juga menyukai