Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

Masalah Penelitian

Dosen Pengampu : Ni Putu Sri Harta Mimba, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak,CA,CMA

Oleh : Kelompok 3

I Made Prasetia Dwikamajaya (1907531184)

Nyoman Putri Artiwi (1907531190)

Putu Ariyuda Putra (1907531195)

I Gede Bagus Dony Manuaba (1907531222)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
MASALAH PENELITIAN

Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan
masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian
(research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan
apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa
ditemukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb).

Masalah penelitian dapat diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin
dapat menuntun peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Adanya kesenjangan tersebut
menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan terjadi, dan dari pertanyaan
inilah permasalahan penelitian dapat dikembangkan. Sehingga, adanya suatu kondisi problematik
tertentu, menandakan suatu penelitian dapat dikembangkan, yaitu:

1. Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan penelitian
terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.
2. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi.
3. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu
kemungkinan

Beberapa fungsi dari identifikasi masalah:

1. Sebagai bentuk dorongan dari suatu kegiatan dari penelitian untuk menjadi penyebab suatu
kegiatan penelitian terjadi untuk dilakukan.
2. Perumusan dapat dilakukan dengan pengembangan sehingga mendapatkan wawasan baru.
3. Tahu apa saja yang harus dibahas, apa saja yang harus diselesaikan sehingga menjadi suatu
karya, hasil ataupun wawasan baru.
4. Mempermudah untuk menentukan mana saja yang harus diprioritaskan dan mana yang hanya
akan menjadi bagian pelengkap.

4.1 Sumber-sumber Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber. Hal-hal
yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian adalah masalah atau peluang, dimana
pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun kedalamannya. Masalah diartikan
sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas-batas
toleransi yang diharapkan. Sedangkan peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang
menguntungkan jika dapat diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat menjadi
ancaman bila peluang itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
Berbagai sumber, dari mana permasalahan penelitian dapat digali, diidentifikasi dan
dikembangkan, antara lain dari:
1. Pengalaman Pribadi
Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah dari pengalaman pribadinya
dalam keseharian, juga pengalaman akademik selama belajar, dan mengerjakan tugas
ataupun laporan.
2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian
Peneliti dapat mengambil permasalahan penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang
biasanya tercantum pada saran untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian
tersebut.
3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian
Membaca buku teks, jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya
khasanah pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi masalah
yang memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi
Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan orang yang lebih berpengalaman atau para
pakar di bidangnya dapat membuka wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh
identifikasi masalah yang direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau tesis.
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek
Hasil observasi dan pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah yang
potensial dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan
Paradigma pendidikan yang selalu berubah dan berkembang dari masa ke masa dalam
berbagai hal seperti kurikulum, media dan metode pembelajaran dapat dijadikan sumber
berbagai identifikasi masalah untuk penelitian.
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat
Fenomena pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas maupun dalam
masyarakat dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber masalah
yang dapat diangkat dalam suatu penelitian.
8. Deduksi dari teori
Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada ataupun merupakan cabang studi yang
sedang dikembangkan.

Menurut Margono (2010: 54), Masalah adalah kesenjangan antara harapanakan sesuatu
yang seharusnya ada (das sollen) dengan kenyataan yang ada (den sein). Misalnya,
kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA (das sein) dengan harapan akan
kemampuan perguruan tinggi menampung lulusanitu (das sollen). Untuk meningkatkan
kemampuan melihat sesuatu masalahyang perlu diteliti, ia harus giat mencari masalah dari
sumber-sumbernya:

1. Bacaan
Seseorang penenliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian atau
laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab per-masalahan
dengan tuntas. Bahkan suatu penelitianitu memberi rekomendasi untuk diteliti lebih
lanjut.
Bacaan yang telah dijadikan sumber masalah, misalnya berupa buku.Buku yang
menuat generalisasi dari teori-teori pendidikan bahasa dapatdijadikan acuan dalam
penetapan masalah. Teori yang berupa prinsip- prinsip umum dapat diaplikasikan dalam
masalah penelitian yang lebihspesifik. Teori ini menjadi sumber masalah yang akan
dibuktikankebenarannya melalui penelitian secara empiris.
2. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmuah, misalnyadiskusi,
seminar, lokakarya, dan konferensi. Dari pertemuan ilmiahtersebut dapat muncul
berbagai ide penelitian dan permasalahan actual,yang memerlukan pemecahan melalui
penelitian. Peserta-peserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawamakalah-
makalah yang memecahkan permasalahan menurut bidangnyamasing-masing. Mungkin
saja masalah itu perlu diteliti pula dari segiilmu lain
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai otoritas ilmu, yaitu yang memiliki kepakaran,komitmen,
dan kekondidtenan atas suatu ilmu. Orang yang memiliki otoritas ini menjadi figur atau
panutan orang-orang yang memiliki ilmu dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh
pemegang otoritas ini dapat bersifat formal dan nonformal.
4. Pengamatan Sekilas
Pengamatan yang dilakukan seseorang secara tidak direncanakan atausecara sepintas
dapat melahirkan permasalahan yang sangat kaya.Melalui pengamatan, seseorang dapat
mengenal kondisi aktual dilapangan yang dapat dijadikan permasalahan penelitian yang
pemecahannya berguna untuk diimplementasikan sesuai dengan keadaanterkini.
5. Pengalaman Individual atau Kelompok
Pengalaman seseorang atau sekelompok orang yang didapat sepanjang waktu
tertentu dapat memunculkan permasalahan yang dapat diiddentifikasi sebagai
permasalahan penelitian. Seseorang akan mengenali suatu permasalahan dari aktivitas
rutin dan intensif. Di tempat-tempat bekerja, seseorang dapat melihat secara
langsung,mengalami langsung berbagai perostiwa. Pengalaman ini tidak selamanya
berdampak positif, tetapi adakalanya berdampak tidak seperti yang diharapkan. Ini dapat
dijadikan sebagai permasalahan penelitian berdasarkan data faktual.
6. Perasaan atau Ilham
Dalam benak seorang peneliti yang sudah berpengalaman, mungkin tiba-tiba muncul
suatu pertanyaan yang mendorong melakukan penelitian. Permasalahan ini amat menarik
dan akan memberi pengetahuan baru. Maka, dapat disimpulkan kriteria untuk
mempermasalahkan sesuatu persoalan di dalam penelitian, yaitu:
a. Masalah itu penting dan berguna dipecahkan.
b. Ada kemapuan untuk memecahkan masalah itu.
c. Masalah itu menarik untuk dipecahkan.
d. Hasil pemecahan masalah menambah pemahaman dan pengetahuan.
e. Dapat dikumpulkan data-data yang cukup.
f. Permasalahan dapat dibatasi.
7. Laporan hasil penelitian
Banyak intuisi yang memiliki lembaga penelitian atau perpustakaan sebagai sumber
informasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukanoleh intuisi tersebut. Di samping
itu jurnal-jurnal penelitian merupakan laporan hasl-hasil penelitian yang mutakhir, yang
dapat pula dijadikan sumber masalah penelitian. Melalui internet, informasi mengenai
materi penelitian dalam jurnal dapat dengan mudah didapat. Biasanya, dalam sebuah
laporan penelitian atau jurnal terdapat rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang
berkeitan dengan penelitian itu. (Syamsuddin& Damaianti, 2011: 46).

4.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Ada sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penemuan
masalah penelitian (Radjab & Jam’an, 2017), yaitu :
a. Bidang Masalah dan Topik yang Menarik
Inisiatif penelitian dapat berasal dari peneliti atau pihak sponsor yang membiayai
proyek penelitian. Jika ide penelitian berasal dari peneliti, bidang masalah yang dipilih
umumnya adalah yang menarik perhatian dan merupakan bidang keahlian yang dikuasai
oleh peneliti. Lingkungan peneliti termasuk: latar belakang pendidikan, pemikiran dan
disiplin yang ditekuni, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bidang
masalah dan pemahaman peneliti terhadap masalah yang diteliti. Pemilihan bidang
masalah mengarahkan peneliti untuk menentukan topik atau pokok masalah yang
diteliti.
b. Signifikansi Secara Teoritis atau Praktis
Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang masalah dan topik penelitian yang
menarik untuk diteliti mempunyai signifikansi secara teoritis (untuk penelitian dasar)
atau secara praktis (untuk penelitian terapan). Pertimbangan yang digunakan untuk
menentukan signifikansi masalah penelitian berkaitan dengan tiga hal sebagai berikut:
a. Adanya dukungan konsep-konsep teoritis dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang mempunyai topik sejenis.
b. Tersedianya dan dapat diperolehnya data yang relevan dengan topik penelitian.
c. Kontribusi penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah
praktis.

c. Diuji Melalui Pengumpulan dan Analisis Data


Masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data.
Masalah yang terlalu umum cenderung akan melibatkan banyak variabel dan jumlah
data yang harus dikumpulkan, sehingga peneliti akan sulit untuk menginterpretasikan
hasilnya. Agar dapat diuji, peneliti perlu mengisolasi masalah umum menjadi masalah
spesifik yang mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan unit
analisis. Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis, misalnya individu,
kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi, industri, dan negara.
d. Sesuai dengan Waktu dan Biaya yang Tersedia.
Spesifikasi masalah yang diteliti, disamping berdasarkan pertimbangan agar
masalahnya dapat diuji, juga karena pertimbangan waktu dan biaya. Pembatasan skop
masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek, misalnya periode waktu pengamatan,
unsur-unsur variabel yang diteliti, dan lingkungan subjek penelitian.

Menurut Fraenkel dan Wallen dalam (Sugiyono, 2018) mengemukakan bahwa masalah
penelitian yang baik adalah:
a. Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui
sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas, semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah
tersebut.
c. Masalah harus signifikan, jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan dan agama.

4.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian

Bentuk-bentuk masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat


eksplanasinya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya hasil penelitian nanti digunakan untuk
menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Berdasarkan hal tersebut maka bentuk
masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk rumusan masalah deskriptif, komparatif dan
asosiatif, komparatif asosiatif dan struktural. Bentuk rumusan masalah ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.

a. Rumusan Masalah Deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu
dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif (yang dicetak miring adalah
variabel penelitian):
1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT. Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A?
3) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap adanya impor gula yang tanpa dibebani
bea masuk?
4) Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan sistem multilevel?
5) Seberapa tinggi jumlah barang yang terjual dan keuntungan PT. Petani (dua
variabel).
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri. Peneliti yang bermaksud mengetahui
kinerja “Kabinet Indonesia Bersatu”, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi
berbadan hukum, efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat kepuasan dan
apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah di bidang kesehatan adalah contoh
penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri, BUMN dan
Swasta? (satu variabel pada 3 sampel)
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan, kemampuan, dan disiplin kerja antara pegawai Swasta
Nasional dan Perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel).
4) Adakah perbedaan kenyamanan naik Kereta Api dan Bus menurut berbagai
kelompok masyarakat?
5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa,
dan gunung? (satu variabel pada 3 sampel).
6) Adakah perbedaan jumlah penjualan antara mobil sedan dan niaga?
7) Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank
Pemerintah?

8) Adakah perbedaan loyalitas antara pelanggan Pegawai Negeri Sipil dengan


Pegawai Swasta?
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan
yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprokal/timbal balik.
1) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi, bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang
datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung.
(Di pedesaan Jawa Tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi
burung Prenjak, maka diyakini akan ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu).
b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya
buah?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan marketing?
d) Adakah hubungan antara sering datang ke Gunung Kawi dengan prestasi bisnis?
e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang dibeli?
Contoh judul penelitiannya 1) Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan
dengan jumlah sepatu yang terjual. 2) Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi
kerja di bidang pemasaran. 3) Hubungan antara payung yang terjual dengan tingkat
kejahatan.
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi, disini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi),
contohnya:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap iklim kerja perusahaan?
c) Seberapa besar pengaruh tata ruang toko terhadap jumlah pengunjung?
d) Seberapa besar pengaruh ruang toko yang diberi AC dan keramahtamahan pelayan
terhadap nilai penjualan?

Contoh judul penelitiannya:


(a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.
(b) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di
Departemen X. Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua
dengan dua variabel independen.
3) Hubungan Interaktif/Resiprocal/Timbal Balik
Hubungan interaktif atau resiprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi.
c) Hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Makin banyak biaya yang dikeluarkan
untuk iklan maka akan semakin banyak penjualan. Demikian juga semakin banyak
penjualan, maka akan semakin banyak biaya yang disediakan untuk iklan.
d. Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif
Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan
perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi yang
berbeda. Contoh:
1) Adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan nilai penjualan antara di Toko
A dengan Toko B?
2) Adakah perbedaan pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin pegawai antara
Lembaga Pemerintah dan Swasta?
e. Rumusan Masalah Struktural
Rumusan masalah struktural adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan validitas struktur hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada variabel
interveningnya. Untuk menguji struktur hubungan antar variabel yang bersifat kausal
digunakan analisis jalur (path analysis) dan untuk menguji struktur hubungan antar
variabel yang dilengkapi dengan variabel manifest yang bersifat kausal atau resiprokal
digunakan SEM (Structure Equation Model/Model Persamaan Struktural). Contoh
rumusan masalah struktural:
1) Apakah struktur hubungan antar variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan di PT Kinanta dapat dibuktikan dengan data empiris yang terkumpul?
2) Apakah struktur hubungan antar variabel yang mempengaruhi kepemimpinan Bupati
didukung oleh data empiris yang terkumpul?
4.4 Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Investigatif, dan
Pertanyaan Pengukuran

Secara hierarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan
yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan
Schindler (2014) membedakan hierarki pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu sebagai berikut:

1) Pertanyaan Akuntansi
Adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang
akuntan dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan. Suatu
pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan terkait akuntansi, seperti “Mengapa terjadi
kesalahan pencatatan pada laporan posisi keuangan (neraca)?”

2) Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian (research question) yaitu suatu pertanyaan yang menekankan pada
fakta dan pengumpulan informasi. Pertanyaan penelitian merupakan pertanyaan
manajemen yang lebih spesifik yang harus dijawab, yakni yang menyatakan tujuan studi
penelitian bisnis. Proses penelitian yang menjawab pertanyaan yang lebih spesifik ini
dapat memberikan informasi yang diperlukan manajer untuk membuat keputusan yang
dia hadapi. Misalnya, terkait dengan suatu bank terbesar dan tertua yang beberapa tahun
belakangan tidak mengalami peningkatan keuntungan, maka dari pertanyaan manajemen
mengenai “bagaimana meningkatkan keuntungan?” dapat diajukan pertanyaan penelitian
sebagai berikut: “apakah bank harus memposisikan dirinya sebagai lembaga yang modern
dan progresif (dengan perubahan yang sesuai dalam layanan dan kebijakan) atau
mempertahankan citranya sebagai yang tertua dan yang paling dapat diandalkan di
kota?”.
3) Pertanyaan Investigatif
Pertanyaan investigatif merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat
menanggapi pernyataan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil
pertanyaan penelitian yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–pertanyaan
yang lebih rinci. Pertanyaan investigatif terkait dengan pertanyaan penelitian tersebut
diatas dapat diajukan:
1. Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan
pemanfaatannya?
a. Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
b. Sejauh mana berbagai jasa sedemikian menarik?
c. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan
jasa tertentu?
2. Bagaimana posisi persaingan bank tersebut?
a. Bagaimana pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
b. Sejauh mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang
dilakukan oleh bank?
c. Bagaimana pertumbuhan dalam jasa-jasa bila dibandingkan dengan
lembaga-lembaga saingannya?
4) Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan pengukuran (measurement question) adalah pertanyaan aktual yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Pertanyaan
pengukuran dalam survei pertanyaan-pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang
sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dalam
kuesioner. Contoh: bagaimana penilaian anda terhadap kualitas dan harga produk A?
DAFTAR PUSTAKA

Mahdiyah. 2016. Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian. Cetakan 2 Edisi 1. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsuddin dan Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Radjab, Enny., dan Andi Jam’an. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Makassar: Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Muhammadiyah Makassar.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Cooper, Donald R., & Pamela S. Schindler. (2014). Business Research Methods, (12th ed). USA:
McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai