PNEUMONIA
PNEUMONIA
“PNEUMONIA”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
SUCI MULTAZAM (PO714241194014)
RATNA RIANTI (PO714241194036)
WANTI (PO714241194040)
RAHAYU NINGSI (PO714241194047)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
”Makalah kardiovaskular pulmonal pneumonia”, Salam serta salawat tak lupa
pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar muhammad SAW, seorang
nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang
benerang seperti yang kita rasakan saat ini.
Saya menyadari dalam makalah ini masih ada kesalahan dan kekurangan,
hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang
kami miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami
dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan pemikiran, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun orang banyak agar mengetahui tentang perubahan fisiologis
sistem respirasi pada penuan
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMURSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. PENGERTIAN PNEUMONIA..................................................................3
C. ETIOLOGI..................................................................................................4
D. PATOFISIOLOGI......................................................................................5
F. ANAMNESIS...............................................................................................7
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................8
H. PEMERIKSAAN FISIK..........................................................................11
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
A. KESIMPULAN..........................................................................................18
B. SARAN.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran nafas bawah masih menjadi masalah utama dalam bidang
kesehatan. World Health Organization (WHO) melaporkan infeksi saluran nafas
bawah sebagai infeksi penyebab kematian paling sering di dunia dengan hampir
3,5 juta kematian per tahun. Pneumonia dan influenza didapatkan sebagai
penyebab kematian sekitar 50.000 estimasi kematian pada tahun 2010.1,2
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli,
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat. Pneumonia berdasarkan tempat didapatkannya dibagi dalam dua
kelompok utama yakni, pneumonia komunitas (community aqquired pneumonia,
CAP) yang didapat di masyarakat dan pneumonia nosokomial (hospital aqquired
pneumonia, HAP).3,4 Pneumonia komunitas (PK) atau community-acquired
pneumonia (CAP) masih menjadi suatu masalah kesehatan utama tidak hanya di
negara yang sedang berkembang, tetapi juga di seluruh dunia. PK merupakan salah
satu penyebab utama kematian di dunia dan merupakan penyebab kematian
terbesar ke-6 di Amerika Serikat. Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001 mencatat kematian akibat pneumonia dan infeksi saluran nafas
sebanyak 34 per 100.000 penduduk pada pria dan 28 per 100.000 penduduk pada
wanita. Sementara itu, menurut Riskesdas 2013, pneumonia menduduki urutan ke-
9 dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia, yaitu sebesar 2,1%.5,6,7
Pneumonia tentunya perlu mendapat perhatian dan penanganan yang tepat,
mengingat penyakit ini masih menjadi permasalahan kesehatan utama di
Indonesia. Untuk itu, diagnosis yang tepat, pemberian terapi antibiotika yang
efektif, perawatan yang baik, serta usaha preventif yang bermakna terhadap
penyakit ini perlu dilakukan agar berkurangnya morbiditas dan mortalitas pada
pneumonia.
3
B. RUMURSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dewasa penderita penyakit
pneumonia yang mengalami gangguan ketidak efektifan bersihan jalan nafas?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pneumonia, pencegahan, gejala, penyebaran,
pengobatan, dan tindakan yang harus dilakukan pada penderita pneumonia
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PNEUMONIA
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim
paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat. Pnemunonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia kominiti dan
pneumonia nosokomial. Pneumonia komunitas adalah pneumonia yang terjadi
akibat infeksi di luar rumah sakit, sedangkan pneumonia nosokomial adalah
pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit.
Pneumonia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, klasifikasi paling sering
ialah menggunakan klasifikasi berdasarkan tempat didapatkannya pneumonia
(pneumonia komunitas dan pneumonia nosokomial), tetapi pneumonia juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan area paru yang terinfeksi (lobar pneumonia,
multilobar pneumonia, bronchial pneumonia, dan intertisial pneumonia) atau agen
kausatif. Pneumonia juga sering diklasifikasikan berdasarkan kondisi yang
mendasari pasien, seperti pneumonia rekurens (pneumonia yang terjadi berulang
kali, berdasarkan penyakit paru kronik), pneumonia aspirasi (alkoholik, usia tua),
dan pneumonia pada gangguan imun (pneumonia pada pasien tranplantasi organ,
onkologi, dan AIDS).
1. Anatomi
Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang, dipisahkan
oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk
menyaring dan menghangatkan udara (Muttaqin, 2009).
Faring
5
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, terdapat di
dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut setelah dapat ruas
tulang leher.Terdapat epiglotis yang berfugsi menutup laring pada waktu
menelan makanan (Muttaqin 2009).
Laring (pangkal tenggorokan)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara terletak
di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea di bawahnya (Muttaqin, 2009)
Trakea (batang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari laring yang di bentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (hurup
C).sebelah dala diliputi oleh sel bersilia yang berfungsi untk mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan.
Percabangan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina
(Muttaqin, 2009)
Bronkus (cabang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada ketinggian
vertebra torakalis IV dan V (Muttaqin, 2009)
Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung hawa (alveoli).Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.
Jika dibentangan luas permukaannnya kurang lebih 90 meter persegi, ada
lapisan inilah terjadi pertukaran udara (Muttaqin, 2009)
2. Fisiologi
Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam
tubuh terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton,
1997)
Ventilasi
6
Difusi Gas
Transportasi gas
C. ETIOLOGI
Menurut pendapat Ngastiyah pada tahun (2005) etiologi pneumonia ada 7 yaitu :
bakteri, virus, Mikoplasma pneumonia, jamur, aspirasi, Pneumonia hipostatik,
Sindrom Loeffler.
a. Bakteri
b. Virus
d. Jamur
e. Aspirasi
Disebabkan karena terus-menerus berada dalam posisi yang sama. Gaya tarik
bumi menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru-paru, dan
infeksi membantu timbulnya pneumonia.
g. Pneumonia oleh radiasi
Disebabkan karena terus menerus terpapar oleh radiasi sehingga terjadi
infeksi pada paru yang dapat menyebabkan kerusakan paru.
h. Pneumonia hipersensitivitas
D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai
usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan
penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya, adalah yang paling berisiko.Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan
hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh
menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri
pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru.
Kerusakan jaringan paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan
yang dilakukan oleh pejamu.Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan oleh
bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel sistem
pernapasan bawah.Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan
peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari
lobus paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru
(tiga di paru kanan, dan dua di paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan
paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah.Pneumonia adalah bagian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif yang
merupakan sekelompok penyakit karena bakteri streptococcus
pneumoniae.Kuman pneumokokus dapat menyerang paru selaput otak,
atau masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ
lainnya.infeksi pneumokokus invasif bias berdampak pada kecacatan
8
permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi,
kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian (Corwin 2009).
Anoreksia
Muntah
Diare
Sumbatan nasal
Keluaran nasal
Batuk
F. ANAMNESIS
• Bagaimana sifat dahak ? misal bau nya? ( pada abses paru bau busuk ) ,
konsistensonya ? ( abses paru purulent , pneumonia mucopurulunt )
9
• Riwayat alergi
Riwayat kebiasaan
Riwayat keluarga
Riwayat lingkungan
10
berhasil masuk dimana pada stadium ini akan menderita seperti infeksi saluran
nafas biasa seperti demam , batuk dengan dahak yang sedikit , mailse, nafsu
makan berkurang, dilanjutkan dengan fase hepatisasi yang berlangsung pada
miggu ke 1 sampai ke 3, dimana pada stadium ni alveolus akan menjadi penuh
dan padat karena terisi PMN, sel darah merah. Sehingga pada stadium ini
alveolus akan mengeras seperti hepar sehingga disebut stadium hepatisasi, pada
stadium ini gejala akan semakin berat yaitu demam yang tinggi (>39c) ,
menggigil , biasa disertai sesak nafas, dan batuk yang semakin parah namun
disertai batuk kering akan pada stadium ini terjadi pengersan alveolus ( sama hal
nya dengan kasus pada hari ke 14 disertai dengan batuk kering ) , Stadium
selanjutnya adalah stadium resolusi yaitu berlangsung pada minggu ke3 . Pada
stadium ini alveolus akan melunak sehingga dahak akan banyak keluar pada
batuk ( pada kasus setelah batuk kering kemudian dikuti dengan dahak yang kian
bertamba banyak ) .Sehingga apabila kasus dihubungkan dengan pneumonia ,
pasien telah masuk pada stadium resolusi )
Sakit kepala yang dirasakan merupakan gejala infeksi akut , yang biasa
menyertai demam, batuk ,malaise . Suara parau merupakan gejala yang
menyertai sakit tenggorokan yang diderita pasien.
• Pengobatan :
Hal ini terjadi karena pengobatan kausatif yang tidak berhasil , kemungkinan
warna riak yang keruh kehijauan disebabkan kuman anaerob.
Batuk dengan bercak darah kemungkinan akibat batuk yang semakin berat
sehingga menyebabkan teriritasinya saluran nafas yang menyebabkan bercak
darah pada batuk pasien, Kemungkinan lain adalah karena pada stadium
hepatisasi dimana terjadi mengisian alveolus oleh salah satunya adalah eritrosit
sehingga terjadi pengerasan kemudian diikuti stadium resolusi dimana terjadi
perlunakan sehingga eritrosit keluar bersama dahak , namun diharapkan
gambaran riak bercampur dengan darah bukan hanya bercak darah.
Nyeri dada biasanya terjadi apabila telah mengenai bagian pleura, nyeri dada kiri
menunjunjukan bahwa kelainan terdapat pada paru bagian kiri,. Untuk
membantu dapat dilakukan pemeriksaan fisik
Riwayat Kebiasaan
Sama halnya dengan merokok, konsusmsi alkohol seperti pasien ini juga
merupakan faktor predisposisi terjadinya pneumonia.
12
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut pendapat Betz dan Sowden (2002) meliputi :
13
5. Tes kulit untuk Tuberkulin
pengobatan.
6. Jumlah leukosit
7. Bronkoskopi
H. PEMERIKSAAN FISIK
Temuan hasil pemeriksaan fisik bervariasi sesuai dengan beratnya penyakit. Dapat
14
ditemukan peningkatan laju pernapasan dan pemakaian otot bantu napas. Stem
fremitus dapat meningkat atau melemah pada pemeriksaan palpasi dada. Pada
pemeriksaan perkusi bisa didapati dullness. Pada pemeriksaan auskultasi
ditemukan ronki, suara pernapasan bronkial, dan friction rub. Temuan pada
pemeriksaan auskultasi bervariasi tergantung pada beratnya infeksi. Bila sudah
terjadi empiema, suara pernapasan dapat melemah.Diagnosis pneumonia tidak
cukup hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja. Pemeriksaan fisik
hanya memiliki sensitifitas rata-rata 58% dan spesifisitas 67%. Pemeriksaan foto
X-ray toraks dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis dan membedakan dari
kondisi penyakit lainnya.
Diagnosis Banding
Gejala-gejala CAP dapat mirip dengan gambaran penyakit lainnya. Berikut
diagnosis banding CAP yang dibedakan menurut ada atau tidaknya abnormalitas
pada hasil foto X-ray toraks.
Foto X-Ray Toraks Abnormal
Congestive Heart Failure (CHF)
Tuberkulosis paru
Pneumonitis aspirasi
Infark paru
Fibrosis paru
Bronkiektasis
Pneumonia eosinofilik akut
Pneumonitis hipersensitif
Vaskulitis paru
Cedera paru akibat pemakaian kokain
Foto X-Ray Toraks Normal
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) eksaserbasi akut
Influenza
Bronkitis akut
Pertussis
Asma
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pneumonia bakteria merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang organ paru.
Penyebab infeksi ini karena sistem imun yang lemah sehingga bakteri dengan mudah
masuk dalam tubuh. Sistem imun yang lemah ini salah satunya disebabkan oleh gaya
hidup yang yang buruk seperti minum alkohol dan merokok. Pengobatan masih belum
efektif dan optimal karena bakteri sudah resisten terhadap antibiotik tertentu. Pencegahan
yang dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan gaya hidup yang baik.Penularan
Pneumonia adalah dengan cara penyebaran lewat udara dan penyebaran langsung dari
pnderita pneumonia yang tidak di isolir.
Kritik dan Saran
Pada penyusunan makalah ini, penyusun memiliki kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah. Oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
16
17
1