Anda di halaman 1dari 5

[TINJAUAN PUSTAKA]

Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkulosis Paru


Amri Yusuf1 dan Merry Indah Sari2
1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2 Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit i nfeksi menular ya ng disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis da n m a s i h m e nja di
ma s alah kesehatan utama dunia terutama di negara berkembang s eperti Indonesia. World He al th Organi z ati on ( W H O)
menya takan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB. Tuberkulosis di Indonesia menduduk i p eri n gk a t
l i ma besar dunia bersama India, Chi na, Filipina dan Pa kistan. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2016 a dalah 391
per 100.000 penduduk, dimana hampir s eparuhnya adalah wanita pada usia produktif dan s ekitar 1-3% merupakan wani ta
ha mil ya ng menderita TB. Selama kehamilan dapat terjadi transmisi basil TB ke ja nin, bi as a nya te rja di s eca ra l i m fa ti k ,
hema togen atau s ecara langsung. Diagnosis klinis TB pada kehamilan l e bi h s ul i t k a rena g eja la ya ng m u ncul s eperti
kel elahan, sesak nafas, berkeringat, l emas, batuk, dan demam ringan mirip dengan gejala fisiologis kehamilan. World Health
Organization s a ngat merekomendasikan s krining gejala dan pemeriksaan Xpert MTB (Mycobacte ri um tube rcul os i s ) / R I F
(Resistance to Rifampin) untuk mendiagnosis TB pada kehamilan. Pengobatan TB pada kehamilan sama s eperti wanita ya ng
ti da k hamil. Dalam pengobatan menggunakan OAT (Obat a ntituberkulosis) s eperti isoniazid, ri fampi si n, a ta u e ta m bu tol
ha rus diperhatikan efek teratogenik pada janin. TB ya ng ti dak diobati a tau TB ya ng diobati terlambat dapa t m eng a ra h k e
peningkatan morbiditas neonatal, berat lahir rendah, prematuritas, dan peningkatan k om pl ik a si k eha m i la n, te rm a su k
peningkatan morbiditas ibu, a borsi, perdarahan post partum, komplikasi persalinan, dan pre -eklampsia.

Kata kunci: kehamilan, OAT, tuberkulosis paru.

Management in Pregnancy with Pulmonary Tuberculosis


Abstract
Tuberculosis (TB) is a contagious i nfectious disease caused by Mycobacterium tube rcul os i s a n d i s s ti ll a m a jor h ea l th
probl em of the world especially i n developing countries like Indonesia. The World Health Organization (WHO) s ta tes th a t
one third of the world's population have been i nfected with Mycobacterium tuberculosis. TB i n Indonesia is ra nked f i fth i n
the worl d a fter India, Chi na, Philippines a nd Pa kistan. Indonesia’s TB prevalence rate i n 2016 i s 391 per 100,000 population,
of whi ch nearly half a re women a t productive a ge a nd a bout 1-3% are pregnant women with TB. During pregna ncy, th e re
ma y be tra nsmission of TB bacilli to the fetus, usually occurring lymphatically, hematogens or directly. The clinical diagnos is
of TB i n pregnancy i s more difficult to diagnose because symptoms that a ppear s uch a s f a ti g ue, s hort n ess o f b rea th,
s wea ti ng, wea knes s , cough, a nd mi l d fevers a re s i mi l a r to phys i ol ogi ca l s ymptoms of pregna ncy. WHO s trongl y
recommends symptom screening a nd Xpert MTB (Mycobacterium tuberculosis)/RIF (Resistance to Rifampin) diagnose TB i n
pregnancy. Trea tment of TB i n pregnancy i s as same as women w h o a re n ot p re gna n t. In th e trea tm ent u s i ng a nti
tuberculosis drugs l ike isoniazid, ri fampicin, or ethambutol, we have to co ns i dered te ra tog eni c e ff ect o n th e f etus .
Untrea tment TB or late-treatment TB may l ead to i ncreased neonatal morbidi ty, l ow bi rth w ei gh t, p rema tu ri ty, a nd
i ncreased pregnancy complications, i ncluding maternal morbidity, a bortion, postpartum hemorrhage, complication of birth
process, a nd pre -eclampsia.

Keywords: a nti tuberculosis drugs, pregnancy, pulmonary tuberculosis.

Kores podensi: Amri Yusuf, Kost Melati, Rajabasa Bandar Lampung, HP 08117900399, e-mail: a mriysff@gmail.com

Pendahuluan dapat ditemukan 6 hingga 9 juta kasus


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit tuberkulosis baru yaitu 95%. 2 Kecepatan
infeksi menular yang disebabkan oleh Bakteri penyebaran tuberkulosis bisa meningkat lagi
Tahan Asam (BTA) Mycobakterium sesuai dengan peningkatan penyebaran
tuberkulosis dan sampai saat ini masih Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acuired
menjadi masalah kesehatan utama dunia Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan
terutama di negara berkembang seperti munculnya kasus TB-MDR (multy drug
Indonesia. 1 World Health Organization (WHO) resistant) yang kebal terhadap bermacam
menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia obat.3
telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Dalam TB adalah penyebab kematian urutan
setiap detik, ada satu orang yang terinfeksi kesembilan dunia di atas HIV / AIDS. Pada
tuberkulosis. Setiap tahunnya, diperkirakan tahun 2016, angka kematian TB HIV-negatif

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 622


Amry Yusuf dan Merry Indah Sari I Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru

diperkirakan 1,3 juta orang (menurun dari 1,7 untuk mencegah keterlambatan diagnosis.
juta orang di 2000) dan TB HIV-positif Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan
mencapai 374.000 orang. 4 Tuberkulosis di berupa batuk (74%), penurunan berat badan
Indonesia menduduki peringkat lima besar (41%), demam (30%), nafsu makan menurun
dunia bersama India, China, Filipina dan (30%) dan hemoptisis (19%). Sebagian besar
Pakistan. Jumlah pasien TB di Indonesia adalah tuberkulosis pada kehamilan sering kali tanpa
sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB dunia. gejala yang khas, maka sekitar 30% ibu
Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang
2016 adalah 391 per 100.000 penduduk, dilahirkan diketahui menderita tuberkulosis
dimana hampir separuhnya adalah wanita, kongenital.8
dan menyerang sebagian besar wanita pada
usia produktif. Sekitar 1-3% dari semua wanita Isi
hamil menderita tuberkulosis dan terdapat 16 Tuberkulosis adalah penyakit menular
wanita hamil dengan tuberkulosis aktif, dan 7 langsung yang disebabkan oleh
dari 11 yang diperiksa menderita positif HIV.4,5 Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian
Di Lampung, hingga akhir Desember besar (80%) menyerang paru-paru. Penularan
tahun 2015, angka penemuan kasus penderita penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi
TB Paru sebanyak 8.492 kasus. Angka yang mengandung droplet nuclei, sehingga TB
keberhasilan pengobatan di Propinsi Lampung paru merupakan manifestasi klinis yang paling
tahun 2015 sudah mencapai target yaitu sering dibandingkan pada organ lain. Pada TB
92,6%.6 Berdasarkan data yang diperoleh dari kulit atau jaringan lunak penularan bisa
laporan bidang Pengendalian Penyakit dan melalui inokulasi langsung. 9,10
Penyehatan Lingkungan (P2PL) TB paru Dinas Menurut American Thoracic Society dan
Kesehatan Kota Bandar Lampung, angka WHO 1964 diagnosis TB paru adalah
kejadian TB paru di Bandar Lampung pada menemukan kuman Mycobacterium
bulan Januari-Juli 2014 sebesar 459 kasus. Dari tuberculosis dalam sputum atau jaringan paru
data tersebut, diketahui bahwa angka secara biakan.11 Diagnosis ditegakkan
kejadian tertinggi terdapat pada kecamatan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
Panjang, yaitu sebesar 44 kasus. 7 pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis
Kehamilan bukanlah suatu faktor didapatkan riwayat mengenai gejala
predisposisi terhadap timbulnya tuberkul osi s respiratorik seperti batuk lebih dari dua
pada seseorang ataupun faktor yang minggu, batuk darah, sesak napas, dan nyeri
mempengaruhi perjalanan dan manifestasi dada, sedangkan pada gejala sistemik
klinis penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis pada ditemukan adanya demam dan keringat
kehamilan merupakan masalah tersendiri malam, penurunan berat badan, malaise, dan
karena selain mengenai ibu, juga dapat anoreksia. Pemeriksaan fisik ditemukan suara
menular pada janin yang dikandung dan nafas tambahan berupa ronki basah, kasar dan
berpengaruh buruk terhadap janin melalui nyaring dari auskultasi. Pemeriksaan
berbagai macam cara terutama pada masa penunjang berupa: radiologi (foto toraks),
perinatal. Walaupun infeksi transplasental pemeriksaan bakteriologi dapat berasal dari
jarang, bayi memiliki resiko terinfeksi me lal ui dahak (uji sputum), dan uji mantoux.
kontak dengan ibu dengan tuberkulosis aktif. Diagnosis TB ditegakkan dari hasil
Komplikasi perinatal seperti ukuran pemeriksaan sputum dan atau kultur bakteri
janin kecil untuk masa kehamilan, berat bayi yang positif. WHO merekomendasikan
lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum, pemeriksaan cepat untuk mendiagnosis TB
kematian janin, dan tuberkulosis kongenital paru menggunakan alat Xpert MTB/RIF,
merupakan beberapa penyulit yang dapat sebuah tes molekuler untuk Mycobacterium
timbul pada seorang ibu hamil yang menderita tuberculosis (MTB) dan resisten rifampisin
tuberkulosis. 2 (RIF) dengan menggunakan sampel dari dahak
Keterlambatan diagnosis tuberkulosis dalam waktu dua jam. 9,12 Alur diagnosis TB
pada neonatus sering terjadi karena paru pada orang dewasa dapat dilihat pada
keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada gambar 1.
ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan
penyakit ibu hamil sangat penting diketahui

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 623


Amry Yusuf dan Merry Indah Sari I Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru

dari petugas kesehatan tentang gejala TB


selama kehamilan.16
Diagnosis klinis tuberkulosis pada i bu
hamil lebih sulit untuk terdiagnosis karena
gejala yang muncul seperti kelelahan, sesak
nafas, berkeringat, lemas, batuk, dan demam
ringan mirip dengan gejala fisiologis
kehamilan. Untuk wanita hamil di sebagian
besar negara dengan beban tuberkulosis yang
tinggi, praktek perawatan standar saat ini
untuk skrining TB dan diagnosisnya sama
dengan yang digunakan untuk mendeteksi
penyakit populasi umum. Tes diagnostik yang
disarankan mencakup mikroskopis, kultur,
deteksi molekul DNA seperti Xpert MTB/RIF,
dan radiografi thoraks yang menimbulkan
risiko minimal untuk janin, juga
direkomendasikan pada wanita yang terdapat
kontak dengan TB. Pada daerah dengan
tingkat HIV yang tinggi, WHO sangat
Gambar 1. Alur Diagnosis TB merekomendasikan skrining gejala dan
pemeriksaan Xpert MTB / RIF. 17,18,19
Tuberkulosis dapat menimbulkan Pada wanita hamil dengan gejala
infertilitas pada wanita, dengan cara sugestif dan tanda-tanda TB, tes tuberkulin
mencegah terjadinya konsepsi, karena pada juga aman dilakukan walaupun masih menjadi
beberapa wanita dengan tuberkulosis perdebatan mengenai sensitivitas uji
seringkali hasil konsepsi berimplantasi pada tuberkulin selama masa kehamilan. Laporan
tuba fallopii.13 sebelumnya menyarankan bahwa uji
Pengaruh TB pada kehamilan tuberkulin (mantoux test dan tine test) akan
tergantung dari beberapa faktor antara lain: berkurang sensitivitasnya pada kehamilan,
lokasi penyakit (intra atau ekstrapulmonal), sementara studi terbaru menunjukkan tidak
usia kehamilan, status gizi ibu dan ada ada perbedaan yang signifikan dalam keadaan
tidaknya penyakit penyerta. Selama kehamilan hamil dan tidak hamil.14,19
dapat terjadi transmisi basil TB ke janin. Setelah diagnosis dikonfirmasikan,
Transmisi biasanya terjadi secara limfatik, rekomendasi WHO untuk pengobatan
hematogen atau secara langsung. Janin dapat tuberkulosis pada wanita hamil adalah sama
terinfeksi melalui darah yang berasal dari seperti untuk wanita yang tidak hamil, bahkan
infeksi plasenta melalui vena umbilikal is atau untuk HIV positif menggunakan terapi
aspirasi cairan amnion, komplikasi seperti ini antiretroviral (ART). Wanita hamil dengan TB
jarang terjadi. TB yang terjadi disebut sebagai aktif biasanya diterapi dengan tidak
TB kongenital. 14 mempertimbangkan trisemester kehamilan.
Metode skrining TB paru berbasis gejala OAT yang digunakan tidak berbeda dengan
untuk ibu hamil adalah sub optimal dan pe rl u wanita yang tidak hamil seperti isoniazid,
pemeriksaan lebih lanjut, hal ini disebabkan rifampisin, etambutol juga digunakan secara
karena beberapa gejala yang muncul luas pada wanita hamil. Obat-obat tersebut
dikaburkan oleh perubahan fisiologis selama dapat melalui plasenta dalam dosis rendah
kehamilan.15 Fakta membuktikan bahwa kasus dan tidak menimbulkan efek teratogenik pada
TB di negara-negara Afrika Sub-Sahara pada janin.14,20
ibu hamil yang terdiagnosis sangat rendah. Hal Streptomisin adalah satu-satunya obat
ini mungkin disebabkan oleh kinerja buruk yang telah terbukti memiliki efek ototoksik,
dari algoritma skrining gejala WHO yang yang menyebabkan tuli sensorineural pada
direkomendasikan untuk mengidentifikasi TB bayi, sehingga tidak boleh diberikan pada i bu
pada ibu hamil, dan kesadaran yang rendah hamil dengan tuberkulosis. Terdapat satu
laporan ethionamide ditemukan

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 624


Amry Yusuf dan Merry Indah Sari I Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru

menyebabkan efek teratogenik, sedangkan eklampsia. Perawatan pranatal dapat menjadi


ethambutol dan rifampisin juga telah peluang yang sangat baik untuk skrining,
dihubungkan dengan peningkatan insiden mendiagnosis TB dan menindaklanjuti
keterlambatan pertumbuhan janin, kelahiran perawatan TB, terutama untuk wanita yang
prematur dan malformasi.17,20 memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan,
Efek yang merugikan dari isoniazid yaitu seperti perempuan dengan status sosial dan
terdapat sedikit peningkatan resiko pada ekonomi yang terbatas.17,23
sistem saraf pusat, tetapi tidak meningkatkan
resiko kelainan kongenital atau abortus. Pada Ringkasan
pemberian isoniazid sebaiknya diberikan Tuberkulosis adalah penyakit menular
piridoksin 50 mg/hari untuk mencegah langsung yang disebabkan oleh
terjadinya neuropati perifer. Pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian
fungsi hati sebaiknya dilakukan saat besar (80%) menyerang paru-paru.
pemberian isonizid dan rifampisin. Pemberian Tuberkulosis pada kehamilan merupakan
vitamin K dilakukan pada akhir trismester masalah tersendiri karena selain mengenai
ketiga kehamilan dan bayi yang baru lahir. ibu, juga dapat menular pada janin yang
Walaupun beberapa penelitian tidak dikandung dan berpengaruh buruk terhadap
menunjukkan efek teratogenik dari isoniazid janin melalui berbagai macam cara terutama
pada wanita post partum, tetapi beberapa pada masa perinatal.
rekomendasi menunda pengobatan ini sampai Keterlambatan diagnosis tuberkulosis
persalinan bahkan 3-6 bulan post partum. 20 pada neonatus sering terjadi karena
Pada kasus multidrug resistant (MDR) keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada
digunakan pirazinamid, akan tetapi ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan
pirazinamid tidak digunakan secara rutin pada penyakit ibu hamil sangat penting diketahui
wanita hamil karena terdapat efek untuk mencegah keterlambatan diagnosis.
teratogenik. Paraamino salisilat (PAS) telah Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan
digunakan secara aman pada wanita hamil berupa batuk (74%), penurunan berat badan
akan tetapi obat tersebut ditoleransi tubuh (41%), demam (30%), nafsu makan menurun
secara buruk. 21 (30%) dan hemoptisis (19%). Sebagian besar
Pengobatan secara obstetri juga perlu tuberkulosis pada kehamilan sering kali tanpa
diperhatikan seperti pemeriksaan antenatal gejala yang khas, maka sekitar 30% ibu
yang teratur, istirahat cukup, makanan bergizi, terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang
pengobatan anemia, dan dukungan keluarga dilahirkan diketahui menderita tuberkulosis
yang optimal. Berikan isolasi yang memadai kongenital.
selama persalinan dan pasca persalinan. Bayi
harus diperiksa untuk mengetahui adanya Simpulan
tuberkulosis. Walaupun infeksi transplasental WHO merekomendasikan untuk
jarang, bayi memiliki resiko terinfeksi me lal ui pengobatan tuberkulosis pada kehamilan
kontak dengan ibu dengan tuberkulosis aktif. sama seperti wanita yang tidak hamil. Namun,
Seksio sesaria tidak dilakukan atas indikasi yang harus diperhatikan adalah pemberian
tuberkulosis paru, kecuali apabila ada indikasi OAT yang dapat menimbulkan efek
obstetrik.22,23 teratogenik terhadap janin. OAT seperti
Tuberkulosis paru yang tidak diobati atau isoniazid, rifampisin, etambutol digunakan
yang terlambat diobati dapat menyebabkan secara luas pada wanita hamil. Seksio sesaria
konsekuensi berat pada ibu dan anak. Wanita tidak dilakukan atas indikasi tuberkulosis
hamil dengan TB paru yang dirawat dengan paru, kecuali apabila ada indikasi obstetrik.
tepat dapat mencegah terjadinya peningkatan
komplikasi maternal atau neonatal. Sementara Daftar Pustaka
yang tidak diberikan pengobatan, TB dapat 1. Departemen Kesehatan Republik
meningkatkan morbiditas neonatal, seperti Indonesia. Pedoman nasional TB. Jakarta:
berat lahir rendah, prematuritas, dan juga Depkes RI; 2014.
dapat meningkatkan empat kali lipat 2. Laksmi PW, Mansjoer A, Alwi I, Setiadi S.
morbiditas ibu, seperti aborsi, perdarahan post Penyakit-penyakit pada kehamilan: peran
partum, kesulitan persalinan, dan pre-

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 625


Amry Yusuf dan Merry Indah Sari I Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru

seorang internis. Jakarta: Interna 14.Olabisi ML, Ibraheem A. Tuberculosis in


Publishing; 2008. pregnancy. Journal of Pregnancy [internet].
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2012 [disitasi 12 april 2018]; 3(4):1-8.
Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan Tersedia dari:
tuberkulosis di Indonesia. Jakarta: http://dx.doi.org/10.1155/2012/379271
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2008. 15.La Course SM, Cranmer LM, Bekker A,
4. World Health Organization. Global Steingart KR, Black D, Horne DJ, et al.
tuberculosis report [internet]. Geneva: Symptom screening for active tuberculosis
WHO; 2017 [disitasi 12 April 2018]. in pregnant women living with HIV
Tersedia dari: http://www.who.int/tb [internet]. USA: Cochrane Database of
5. World Health Organization. WHO Report Systematic Reviews; 2018 [disitasi 12 April
2016 Global Tuberculosis Control 2018]. Tersedia dari :
[internet]. Geneva: WHO; 2016 [disitasi 12 http://doi.org/10.1002/14651858
April 2018]. Tersedia dari: 16.Lin HC, Lin HC, Chen SF. Increased risk of
www.who.int/tb/data low birth weight and small for gestational
6. Dinas Kesehatan. Profil kesehatan provi nsi age infants among women with
Lampung tahun 2015. Bandar Lampung: tuberculosis. BJOG. 2010; 117:585-90.
Pemerintah Provinsi Lampung; 2016. 17.Nguyen, Pandolfini C, Chiodini P, Bonati M.
7. Dinas Kesehatan. Profil dinas kesehatan Tuberculosis care for pregnant women: a
kota Bandar Lampung 2014. Bandar systematic review. BMC Infectious
Lampung: Pemerintah Kota Bandar Diseases; 2014; 14: 617-21.
Lampung; 2015. 18.Sugarman J, Colvin C, Moran AC, Oxlade O.
8. Dharmawan BS, Setyanto DB, Rinawati R. Tuberculosis in pregnancy: an estimate of
Diagnosis dan tata laksana neonatus dari the global burden of disease. Lancet Glob
ibu hamil tuberkulosis aktif [internet]. Sari Health. 2014; 2(12):710-716.
Pediatri; 2004 [disitasi 12 April 2018]. 19.Getahun H, Sculier D, Sismanidis C,
Tersedia dari: https://saripediatri.org Grzemska M, Raviglione M. Prevention,
9. Sudoyo AW. Tuberkulosis paru. Dalam: diagnosis, and treatment of tuberculosis i n
Sudoyo AW, editor. Ilmu penyakit dalam. children and mothers: evidence for action
Jilid III. Jakarta: Interna Publishing; 2009. for maternal, neonatal, and child health
hlm. 243-45. services. J Infect Dis. 2012; 205(Suppl
10.Barker RD. Clinical tuberculosis. The 2):216-27.
American Journal of Medicine [internet]. 20.Vijay K, Gudeta A, Zerihun A, Lewis O,
2016 [disitasi 12 April 2018]; 44(6):384-9. Ahmed S, Gajjala J, et al. Case report
Tersedia dari: http://doi.org/10.1016 postpartum tuberculosis: a diagnostic and
11.World Health Organization. International therapeutic challenge [internet]. Hindawi
standards for tuberculosis care (ISTC). Publishing Corporation; 2016 [disitasi 12
Tuberculosis Coalition for Technical april 2018]. Tersedia dari:
Assistance: World Health Organization; http://dx.doi.org/10.1155/2016/3793941
2006. 21.Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta:
12.Gilpin C, Korobitsyn A, Migliori GB, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UI; 2014.
Raviglione MC, Weyer K. The world health 22.Depkes RI. Pharmaceutical care untuk
organization standards for tuberculosis penyakit tuberkulosis. Jakarta: Direktorat
care and management. EurRespir J Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
[internet]. 2018 [disitasi 12 April 2018]; Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan
51:1800098. Tersedia dari: Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI;
http://doi.org/10.1183 2005.
13.Gebreegziabiher D, Adane K, Abebe M. 23.Harries AD, Jahn A, Smith AB, Gadabu J, GP
Survey on undiagnosed active pulmonary Douglas, Khader A, et al. Cohort analysis of
tuberculosis among pregnant mothers in antenatal care and delivery outcomes in
mekelle and surrounding districts in tigray, pregnancy: a basis for improving maternal
ethiopia. Int J Mycobacteriol. 2017; health. International Union Against
6(1):43–46. Tuberculosis and Lung Disease Health
solutions for the poor. 2014; 4(2):75–78.

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 626

Anda mungkin juga menyukai