“TERAPI MAGNET”
TUGAS
Oleh
Tediy Junianto NIM 112310101033
Wafi Hidayat NIM 112310101034
Kikianita Oktavia Eriyanti NIM 112310101063
Fitania Marizka P NIM 112310101064
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan dalam terapi komplementer
dengan medan magnet
1.2.2 Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui dan memahami pengertian terapi magnet;
b. untuk mengetahui dan memahami konsep terapi magnet;
c. untuk mengetahui dan memahami penggunaan terapi magnet;
d. untuk mengetahui dan memahami proses terapi magnet;
e. untuk mengetahui dan memahami dampak terapi magnet;
f. untuk mengetahui dan memahami indikasi terapi magnet;
g. untuk mengetahui dan memahami kontraindikasi terapi magnet;
h. untuk mengetahui dan memahami Standar Operasional Prosedur (SOP)
terapi magnet.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
Untuk menambah wawasan atau ilmu mengenai asuhan keperawatan
dalam dalam terapi komplementer dengan medan magnet
2.1 Pengertian
Terapi magnet merupakan pengobatan nonmedis dengan memanfaatkan
medan magnet secara aman dan tanpa efek samping untuk mempercepat proses
penyembuhan dengan cara menyeimbangkan dan mengembalikan arus
elektromagnetik yang ada di dalam sel-sel darah manusia. Saat aliran energi
dalam tubuh abnormal, kulit disekeliling titik akupoint biasanya menjadi perih
dan nyeri jika tersentuh. Dengan terapi magnet syaraf di sekitar titik akupoint
distimulasi energi elektromagnetik, sehingga rasa perih dan nyeri berkurang.
Aliran magnetik dalam tubuh kita secara alami dibentuk oleh sirkulasi aliran ion
listrik dalam sel dan transmisi listrik dari syaraf sampai membran sel. Terapi ini
juga merupakan metode yang aman, yang menggunakan medan magnet untuk
tujuan terapi.
Bumi adalah medan magnet alam. Tubuh manusia juga merupakan suatu
medan magnet sebagai akibat dari proses bioelektrik dalam tubuh. Dalam kondisi
normal elektron dan ion bekerja seimbang. Bila keseimbangan terganggu, arus
dan distribusi dalam sel akan terpengaruh dan hal ini biasanya menjadi akar dari
banyak penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh.
2.2 Konsep
Kehidupan berkembang dibawah pengaruh medan magnetik bumi.
Meskipun medan magnetik ini relatif kecil, tetapi berperan dalam berbagai fungsi
tubuh. Tubuh manusia merupakan struktur yang unik, terdiri atas sel-sel yang
merupakan suatu massa protoplama yang mengandung nukleus. Protoplasma atau
sitoplama adalah komponen kimia komplek penyusun utama sel daripada nukleus.
Tiap-tiap sel manusia merupakan bagian kecil dari komponen magnetik dan
komponen tersebut melewati semua organ. Organ-organ tersusun atas sel dan
jaringan. Cairan tubuh mengandung berbagai macam ion seperti Potassium (K+),
Klorida (Cl), Phosphor (PO4), Sodium (NA+), dan sebagainya.
Ion terdiri atas atom atau radikal. Pada elektrolisis, ion memiliki
kecenderungan untuk melewati dari satu polaritas ke polaritas lainnya. Ion
merupakan konduktor dan arus listrik melalui ion-ion tersebut dikelilingi oleh
medan magnetik disekitarnya. Semua jaringan dan sistem syaraf dalam tubuh
diatur oleh medan magnetik dalam tubuh.
Medan elektromagnetik ini merupakan prinsip dasar dari terapi magnetik.
Medan magnetik ini cenderung fluktuatif, organ dalam tubuh yang memancarkan
medan magnet maksimum 3,00,000 kilo-gauss pada saat seseorang tidur. Pada
waktu normal nilai medan magnetnya berbeda. Jadi nilai rata-rata dari medan
magnet tiap organ alam tubuh berbeda-beda. Jika ada dalam tubuh organ ada yang
terkena suatu penyakit, dengan seketika medan magnetisnya terganggu. Nilai
yang baik adalah medan magnet dapat menginduksi kearah nilai normal pada
organ-organ. Ini merupakan esensi dari terapi magnetik.
Terapi magnetik mempunyai efek baik terhadap sel, jaringan dan syaraf
ketika diaplikasikan ke bagian yang terpengaruh. Terapi magnetik membuat
peningkatan sirkulasi dalam aliran darah menjadi lancar (Hendrajaya,2005)
2.6 Indikasi
1. Sistem Muskuloskeletal
Misalnya, trauma (distorsi, fraktur). Beberapa penelitian melaporkan bahwa
medan magnetik bergetar meningkatkan penyembuhan fraktur pada tulang
panjang tibia yang gagal sembuh setelah beberapa minggu. Dalam penelitian
ini disebutkan bahwa fraktur yang bisa menggunakan terapi magnet adalah
fraktur yang belum dilakukan tindakan operatif pemasangan pen.
2. Arthritis
Keefektifan terapi magnetik dalam mengurangi nyeri pada arthitis
berdasarkan penelitiandouble blind, plasebo- kontrol yang dipublikasikan
oleh Journal of Rheumatology. Hasilnya terapi magnet ini dapat mengurangi
rasa nyeri yang dialami oleh penderita artritis karena terapi magnet ini bisa
langsung menembus sel syaraf organ yang ada di dalam tubuh.
3. Nyeri Kronik
Nilai dari terapi medan magnetik bergetar pada terapi nyeri telah dites pada
penelitian longitudinal. Pada pasien dengan nyeri kronik yang sukar sembuh
dengan terapi konvensional, diberikan medan magnetik sebanyak 60 gaus, 10
Hz diberikan selama 20 menit perhari selama 10 hari. Nyeri dinilai
menggunakan skala nyeri analog linear, sebelum dan sesudah terapi. Semua
pasien menunjukkan penurunan rasa nyeri setelah terapi.
2.7 Kontraindikasi
1. Bagi pengguna pacemaker, defibrilator, pompa insulin atau peralatan
elektronik medis lainnya tidak dianjurkan menggunakan terapi magnet.
2. Ibu yang sedang mengandung juga tidak diperkenankan menggunakan
terapi ini
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TERAPI MAGNET
JUDUL SOP :
TERAPI MAGNET
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PENGERTIAN Terapi magnet adalah pengobatan nonmedis dengan
memanfaatkan medan magnet secara aman dan tanpa
efek samping untuk mempercepat proses
penyembuhan dengan cara menyeimbangkan dan
mengembalikan arus elektromagnetik yang ada di
dalam sel-sel darah manusia.
TUJUAN 1. untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang tidak
sehat dalam tubuh
2. menstabilkan sirkulasi kardiovaskuler
3. menjaga fungsi metabolisme
4. menjaga stamina dan kekebalan tubuh,
5. mengurangi gejala depresi, dan mampu
6. mengatasi stress dan beberapa penyakit lainnya
INDIKASI 1. trauma (distorsi, fraktur).
2. Arthritis
3. Nyeri Kronik
4. Pasien dengan penyakit syaraf (stroke, vertigo
CARA BEKERJA :
1) Mencuci tangan, jika perlu gunakan sarung tangan.
2) Persilahkan pasien untuk membuka pakaian jika diperlukan.
3) Oleskan minyak pada bagian yang akan diterapi.
4) Tempelkan magnet pada bagian tubuh yang akan diterapi.
5) Setelah ±30 menit, lepaskan magnet, kemudian bersihkan bagian yang
diterapi.
6) Bereskan alat
7) Buka sarung tangan, kemudian cuci tangan.
HASIL:
1) Evaluasi perasaan pasien
2) Evaluasi reaksi terapi
3) Dokumentasikan prosedur dan hasil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Durasi penggunaaan terapi magnet dalam tubuh, usahakan pemakaiannya
20-30 menit perhari dlam 10 hari
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis saat ini masih terus belajar dan menunggu kritik yang membangun
dari pembaca, baik civitas akademika maupun khalayak publik demi
kesempurnaan pembuatan paper dengan topik terapi komplementer (terapi
magnetik). Penulis juga memberikan saran kepada masyarakat luas, baik yang
belum menggunakan baik yang sudah menggunakan benda-benda berbau magnet
dengan tujuan kesehatan, harus tetap diketahui indikasi dan kontraindikasinya.
Tidak semua masyarakat bisa memakai alat kesehatan berbahan magnet. Harus
benar-benar diperhatikan efek yang ditimbulkan meski dibawah sadar. Dalam
terapi komplementer harus diingat kembali bahwa terapi ini merupakan terapi
pelengkap saja. Kesembuhan klien juga tidak melulu hadir karena pemakaian
magnet dalam keseharian. Tetapi lebih kepada sugesti/kepercayaan dan
pendekatan diri kepada sang Pencipta dalam setiap panjatan doanya.
Diperbolehkan menggunakan alat terapi magnetik, namun tetap mengikuti
prosedur penyembuhan konvensional dari tenaga kesehatan dalam proses
penyembuhan suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
2. Magnet yang seperti apa dan berapa kekuatan magnetnya yang digunakan
dalam terapi magnet tersebut?
Jawab :
Terapi magnet menggunakan magnet khusus yang mempunyai kekuatan
antara 300 sampai dengan 3000 gauss. (Gauss adalah Satuan Internasional
untuk kekuatan magnet, pengukuran kekuatan magnet dapat dilakukan
dengan alat yang disebut gauss meter). Untuk terapi yang optimal,
dianjurkan menggunakan kekuatan magnet antara 2500 sampai dengan
3000 gauss. Bahan magnet yang mempunyai kekuatan 2000-3000 gauss
adalah Neodymium Magnet. Jenis magnet ini dikenal sebagai Raja Magnet
karena kekuatan magnetnya paling besar dibandingkan dengan kekuatan
jenis magnet yang lain.
3. Indikasi terapi magnet salah satunya yaitu untuk pasien trauma seperti
fraktur. Lantas bagaimana pemakaian pasien yang fraktur menggunakan
pen?
Jawab :
Memang terapi magnet dianjurkan untuk pasien trauma seperti fraktur,
namun fraktur tanpa penggunaan pen/hanya menggunakan gips saja.
Karena medan magnetik bergetar meningkatkan penyembuhan fraktur
pada tulang panjang tibia yang gagal sembuh setelah beberapa minggu.
Namun berbeda lagi jika pasien fraktur menggunakan pen, karena sifatnya
bisa menarik magnet maka tidak dianjurkan/termasuk dalam
kontraindikasi.
Di dalam tubuh manusia terdapat sel-sel darah yang mengandung zat besi
(Fe) dan Neodymium magnet (Nd2Fe14B) yang digunakan dalam terapi
biomagnetik yang juga mengandung zat besi. Ketika magnet atau sinar
inframerah diletakkan dekat pembuluh arteri utama, seperti pembuluh
darah arteri akan terjadi perangsangan (reaksi Fe pada Neodymium
terhadap Fe pada sel-sel darah) sehingga sel-sel yang sebelumnya saling
menempel dan bersambungan akhirnya terurai. Hal ini mengakibatkan
aliran darah menjadi lebih lancar.
10. Terapi magnet juga bisa untuk pasien nyeri. Bagaimana mekanisme terapi
magnet dalam mengatasi nyeri kronik?
Jawab :
Nyeri kronik adalah keadaan aliran energi dalam tubuh abnormal.Saat
aliran energi dalam tubuh abnormal, kulit disekeliling titik akupoint
biasanya menjadi perih dan nyeri jika tersentuh. Dengan terapi magnet
syaraf di sekitar titik akupoint distimulasi energi elektromagnetik,
sehingga rasa perih dan nyeri berkurang.