Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar
fungsi siklus reproduksi berjalan lancar. Wanita memiliki beberapa hormon pada
organ seksnya yaitu :
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita
yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya
payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder.
Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung
telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Dalam
sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan tidak
adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks diturunkan
karena pengangkatan kedua rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta
dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu
untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak
memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu tinggi dapat mengurangi
selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran payudara, dan
kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Pada minggu I & II kehidupan didunia luar masih ada pengaruh Estrogen dari
ibu, krn itu uterus baru lahir agak lebih besar daripada anak kecil juga menimbulkan
pembengkakan payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan
kadang-kadang disertai sekresi cairan seperti air susu, sekitar 10 – 15 % bayi wanita
dpt timbul perdarahan pervaginam dalam mgg pertama Terdapat tiga hormon
estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan estriol.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai 13
tahun. Hal ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan
rahim (uterus), vagina, tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke
rahim) berkembang. Pada saat itu rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh
serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah tubuh (pantat, paha) dan yang pasti
membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen mencapai level yang cukup
tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang telah masak lepas
dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.
Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan
siklus menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar
hypothalamus (di otak kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar ini
merangsang ovarium untuk mulai memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen
bertanggungjawab pada pemasakan sel telur selama rentang waktu dua minggu
siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak sekitar hari ke-12, ovulasi
terjadi.
Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak berlebihan,
juga menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di payudara, tungkai, dan
juga di otak. Wanita mengeluh payudara sakit, kaki terasa berat, dan sakit kepala
yang berlebihan.
Cuma saja pengobatan cara ini relatif mahal, dan dapat menimbulkan keluhan
seperti pada wanita menopause, sehingga selama pemberian Gn-RH-analog harus
selalu diberikan tambahan hormon estrogen dan progesteron.
Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Oleh karena itu sebelum
menjalani terapi estrogen disarankan melakukan pemeriksaan profil lipid darah.
Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung
sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen
secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol Program di AS
mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam memperbaiki profil lipid
(kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung.
2. Progesterone
GnRH adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon FSH dan LH, merupakan
hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi,
maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH
akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
Neuron GnRH merupakan sel neuroendokrin yang sangat unik karena tidak
berasal dari perkembangan jaringan otak. Sekitar satu dekade yang lain, sejumlah
ilmuwan menyebutkan penemuan neuron GnRH pada hidung seekor embrio tikus
yang sedang berkembang. Saat ini telah terbukti bahwa pada manusia, neuron
GnRH juga berasal dari luar otak, tepatnya dari bagian medial olfactory placode
pada hidung. Beberapa ribu neuron GnRH bermigrasi menuju hipotalamus saat
masa janin dengan waktu tempuh sekitar 16 hari untuk tikus, 70 hari untuk domba
dan 16 minggu untuk manusia.
Neuron GnRH bergerak sepanjang akson nervus terminalis dan saraf
vomeronasal seakan dapat mengendus arah tujuan dan di mana harus berhenti.
Tidak adanya migrasi neuron GnRH pada masa embrio, akan mengakibatkan
sindrom Kallmann yang disebabkan tidak terjadinya sekresi hormon terkait.
Penyebab kedua adalah sekresi yang tidak mencapai sasaran, sehingga kedua
hormon gonadotropin yang diperlukan bagi perkembangan guna mencapai pubertas
tidak tersekresi dengan baik.
Ritme sirkadia
GnRH juga merupakan hormon yang disekresi pulsatik oleh neuron GT1 - GT7 yang
mempunyai ekspresi gen ritme sirkadia, sebagai stimulasi terhadap SCN (bahasa
Inggris: suprachiasmatic nucleus), salah satu area pada pusat saraf otonomi, guna
menyesuaikan ritme metabolisme berdasarkan sinyal pulsatik yang dikirimkan.
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada
usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak
terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang benar-
benar mempengaruhi jumlah kadar HCG adalah usia kehamilan
Kadar HCG minimal yang bisa terdeteksi
Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22
IU/ml. Bila kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan kalau
kadar HCG-nya terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil
anggur.
6. Prolaktin hormon
1. Laktogenesis I
2. Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase
terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa
cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah
produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak
menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau
banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL (Human placental lactogen) . Akan tetapi kadar
hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak
dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga
jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk
memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI
lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah
saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini,
namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi
mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah
melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73
jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak
langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel
darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi
dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih
rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi
makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan
hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem
kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara
dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI.
Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa
baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.