Anda di halaman 1dari 8

Enterprise Architecture Planning (Practical)

Tugas Summary
Perencanaan Arsitektur Perusahaan (Praktikum)
Week 4 – 27/28 September 2021

NIM : 081911633066
Nama : Aqil Akmaludin Makarim

Preliminary Phase
Adalah fase persiapan dan inisiasi untuk menentukan arah bisnis sebuah arsitektur
enterprise yang akan dilakukan. Fase ini memiliki tujuan yang dibagi menjadi 2, yaitu
penentuan dan penetapan kapabilitas arsitektur.
Input dari preliminary phase terdapat 2 jenis, yaitu input non-arsitektur dan input
arsitektur. Input non arsitektur adalah strategi dan rencana meliputi bidang bisnis organisasi,
TI, prinsip bisnis, tujuan bisnis, dan penggerak bisnis. Juga tentang framework utama yang
beroperasi dalam bisnis, misalnya manajemen proyek/portofolio, kapabilitas arsitektur, serta
perjanjian mitra dan kontrak. Sedangkan input arsitektur adalah berupa model yang sudah ada
sebelumnya untuk mengoperasikan kapabilitas arsitektur enterprise dapat digunakan sebagai
dasar untuk fase awal.
Togaf ADM adalah metode yang dapat digunakan oleh perusahaan di berbagai situasi dan
sector/jenis industri, juga metode ini dapat berkerja berdampingan dengan kerangka kerja
arsitekturlainnya apabila dibutuhkan, sehingga pada ADM, untuk memperoleh kerangka kerja
khusus organisasi yang sesuai, setiap proses pada fase preliminary sangat tergantung pada
cakupan dan tujuan dari arsitektur yang akan dibangun, serta Architecture Governance yang
digunakan
Tahapan pada fase awal adalah
• Cakupan organisasi perusahaan yang terkena dampak
Mengidentifikasi core enterprise, soft enterprise, extended enterprise,
komunitas yang terlibat dan tata Kelola yang terlibat.
• Menentukan tata kelola dan kerangka kerja dukungan
Output dari fase ini adalah Architecture Governance yang mengatur architecture
material seperti standar, pedoman, model dan laporan kepatuhan

1
Enterprise Architecture Planning (Practical)

• Menentukan dan membentuk tim Enterprise Architecture


Meliputi penentuan kemampuan bisnis dan perusahaan, penilaian kesiapan
arsitektur enterprise, alokasi peran dan tanggung jawab pada arsitektur
perusahaan, peninjauan sponsor dan dewan, serta penilian kebutuhan anggaran.
• Mengidentifikasi dan menetapkan Architecture Principle
Architecture Principles mengatur proses arsitektur, mempengaruhi
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan Arsitektur Perusahaan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis, dan merupakan dasar architecture governance.
• Penyesuaian kerangka kerja TOGAF dan, jika ada, kerangka kerja arsitektur lain
yang dipilih
penyesuaian harus menghasilkan kumpulan istilah yang menjelaskan
architectural content dan mudah dimengerti oleh setiap stakeholders.
• Mengembangkan strategi dan rencana implementasi alat dan teknik
Untuk memenuhi pemahaman dan memungkinkan meningkatkan efektifitas
dalam pembuatan keputusan para stakeholders. Mencakup teknik manajemen,
manajemen keputusan, workshop techniques, pemodelan bisnis, pemodelan
infrastruktur terperinci, produk kantor, bahasa, dan manajemen repositori serta
alat arsitektur yang lebih forma
Output dari preliminary phase adalah organizational model untuk enterprise
architecture, tailored architecture framework, initial architecture repository, Architecture
Governance Framework, Principles Catalog, Permintaan untuk Architecture Work (Optional).
Approach mendefinisikan :
1. Enterprise
Menentukan scope perusahaan dan memastikan sponsor dapat menyediakan
sumber daya untuk business management.
2. Organizational Context
Memahami konteks seputar architecture framework yang akan digunakan,
meliputi model komersial, stakeholder, proses yang bernjalan, baseline
architecture landscape, dan kemampuan perusahaan.
3. Architecture Work
Memperjelas Kepentingan perusahaan dalam Enterprise Architecture.
4. Principles

2
Enterprise Architecture Planning (Practical)

Berkaitan dengan business principle dan architecture governance serta untuk


informasi architecture work.
5. Management Framework
Frameworks utama yang perlu dikoordinasikan dengan TOGAF framework adalah:
o Business Capability Management
o Project/Portfolio Management Methods
o Operations Management Methods
o Solution Development Methods
6. Management Framework Relationships
7. Kematangan Enterprise Architecture
Pengukuran kematangan untuk menentukan tahapan untuk meningkatkan
kemampuan, menggunakan Capability Maturity Models(CMM).

Phase A: Architecture Vision

Phase B: Business Architecture


Fase dengan tujuan Mengembangkan target arsitektur bisnis yang menjelaskan cara
kerja perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis, juga Identifikasi kandidat komponen Roadmap
Arsitektur berdasarkan kesenjangan antara Baseline dan Target Arsitektur Bisnis.
Pada fase ini, input yang ada adalah sebagai berikut:
1. Bahan refrensi eksternal untuk perusahaan
2. Input non arsitektural
Berisi tentang permintaan pekerjaan arsitektur, prinsip bisnis, tujuan bisnis, dan
penggerak bisnis, serta penilaian kemampuan, juga rencana komunikasi
3. Input Arsitektural
Meliputi model organisasi untuk arsitektur perusahaan, kerangka arsitektur,
laporan pekerjaan.
Langkah yang ada dalam fase ini adalah:
1. Memilih model refrensi
Memilih sumber arsitektur bisnis berdasarkan repositori arsitektur.
2. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis dasar

3
Enterprise Architecture Planning (Practical)

Untuk mendukung arsitektur target


3. Mengembangkan deskriprsi arsitektur bisnis target
Mendukung visi arsitektur bisnis
4. Melakukan analisis kesenjangan
Verifikasi terhadap model yang dibuat
5. Menentukan komponen peta jalan kandidat
Roadmap untuk kegiatan prioritas
6. Menyelesaikan dampak di seluruh lanskap arsitektur
Pengecekan dampak dari model yang dibuat
7. Melakukan tinjauan formal pada stakeholder
Memeriksa motivasi awal dan hasil
8. Menyelesaikan arsitektur bisnis
Dokumentasi building blocks dan hasil akhir
9. Membuat dokumen definisi arsitektur
Dokumentasi keputusan building block dan definisi arsitektur.
Output yang dihasilkan dari fase ini adalah:
1. Menghilangkan dan memperbarui versi
Prinsip arsitektur dan bisnis.
2. Draf dokumen definisi arsitektur
Dasar dan target dari arsitektur bisnis.
3. Draf spesifikasi persyaratan arsitektur
Hasil analisis dan komponen.
Pendekatan yang dilakukan adalah :
1. Pendekatan umum
2. Mengembangkan deskripsi dasar
3. Menerapkan kapasitas bisnis
4. Menerapkan aliran nilai
5. Menerapkan peta organisasi
6. Menerapkan teknik pemodelan
7. Repositori arsitektur

4
Enterprise Architecture Planning (Practical)

Phase C1: Data Architecture


Tujuan dari fase ini adalah mengembangkan target Arsitektur Data yang dapat
membolehkan Business Architecture dan Architecture Vision dengan cara yang dibahas dari
pendapat pekerja Arsitektur dan Stakeholder. Juga mengidentifikasi kandidat komponen dari
roadmap arsitektur berdasarkan jarak antara Baseline dan Target Data Arsitektur.
Langkah-langkah yang ada pada fase ini meliputi:
1. Memilih model refrensi, sudut pandang, dan tools.
Dibagi menjadi 5 aktifitas, yaitu:
• Menentukan keseluruhan proses modelling
• Identifikasi kebutuhan katalog Data Building Blocks
• Identifikasi kebutuhan matriks
• Identifikasi diagram yang dibutuhkan
• Identifikasi tipe kebutuhan yang perlu diperoleh
2. Mengembangkan deskripsi arsitektur data dasar
Untuk mendukung architecture vision dan target business architecture,
pengembangan dilakukan tergantung pada sejauh mana elemen data yang ada
kemungkinan akan dibawa ke dalam target arsitektur data, serta untuk
memenuhi concern stakeholder.
3. Kembangan deskripsi arsitektur data target.
Mengembangkan deskripsi target arsitektur data untuk mendukung visi
arsitektur dan target arsitektur bisnis.
4. Menganalisis Kesesnjangan
Analisis kesenjangan antara performa dengan target yang ingin diacapai.
5. Menentukan komponen roadmap
Roadmap Arsitektur Data awal ini akan digunakan sebagai bahan mentah untuk
mendukung definisi yang lebih rinci tentang peta jalan lintas disiplin yang
terkonsolidasi dalam fase peluang & solusi.
6. Mengatasi dampak di landscape arsitektur
Memahami dampak yang lebih luas atau implikasi.
7. Tinjauan formal stakeholder
8. Finalisasi arsitektur data
9. Membuat dokumen definisi arsitektur
Untuk output yang dihasilkan adalah:
• Architecture vision yang diperbarui dan diperbaiki
• Dokumen draft architecture definition
• Draft architecture requirement specification
• Data architecture roadmap
Approach atau pendekatan pada fase ini meliputi:
• Manajemen data
• Data migrasi
• Tata Kelola data

5
Enterprise Architecture Planning (Practical)

Phase C2: Application Architecture


Pada fase ini memliki tujuan yaitu mengembangkan arsitektur aplikasi dan
mengidentifikasi komponen arsitektur aplikasi.
Input dalam fase ini adalah:
1. Model organisasi
Berisi tentang ruang lingkup, peran, dan pembagian wewenang
2. Tailored architecture framework
3. Prinsip aplikasi
4. Statement of architecture work
5. Visi arsitektur
6. Repository
7. Draft Architecture Definition Document Baseline and Target of Business,
Data,Application, and Technology
8. Draft Architecture Requirement Specification
9. Komponen bisnis dan data.
Langkah-langkah pada fase ini adalah:
1. Tentukan refrensi model, sudutpandang, dan tools.
Prinsip aplikasi dikembangkan berdasarkan viewpoints, yaitu cara pandang
stakeholders dalam perusahaan. Selain itu, prinsip aplikasi juga harus dilengkapi
dengan identifikasi tools dan teknik yang akan digunakan.
2. Buatlah deskripsi garis dasar aplikasi
Membuat deskripsi mengenai bagimana aplikasi pada kondisi saat ini bekerja.
3. Buatlah deskripsi target aplikasi
Deskripsi mengenai aplikasi yang diinginkan di masa mendatang. Deskripsi ini
harus mendukung visi, target bisnis, dan juga target data yang diinginkan di masa
mendatang.
4. Lakukan analisa gap
Untuk membandingkan baseline (aplikasi saat ini) dan target (aplikasi
mendatang). Dengan melakukan gap analysis, maka dapat ditemukan perbedaan
dan letak pengembangan yang diperlukan.
5. Tentukan Roadmap
adalah urutan pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan aplikasi
enterprise. Roadmap menentukan prioritas dan fase yang perlu diselesaikan.

6
Enterprise Architecture Planning (Practical)

6. Uraikan dan selesaikan dampak yang muncul pada lanskap arsitektur


Poin-poin yang diamati
• Dampak arsitektur aplikasi
• Apakah perubahan menghasilkan dampak
• Apakah ada peluang untuk memudahkan jalannya arsitektur aplikasi
• Apakah arsitektur aplikasi berdampak pada project lain
• Apakah arsitektur aplikasi mendapatkan dampak dari project lain
7. Lakukan review bersama stakeholder
Review arsitektur aplikasi bersama stakeholder dan konfirmasi apakah arsitektur
aplikasi sudah sesuai dengan motivasi dan keinginan mereka juga analisa
terhadap arsitektur bisnis dan data.
8. Finalisasi
a. Tetapkan standard dari masing-masing building blocks.
b. Dokumentasikan building block
c. Crosscheck keseluruhan arsitektur terhadap kebutuhan bisnis;
dokumentasikan alasan keputusan dalam setiap building block
d. Dokumentasikan laporan pemenuhan kebutuhan
e. Dokumentasikan pemetaan akhir dari arsitektur
f. Finalisasi produk terkait seperti gap analysis
9. Dokumentasi
a. Dokumentasikan alasan dari setiap keputusan building block.
b. Persiapkan bagian arsitektur aplikasi pada dokumen definisi arsitektur.
Masukkan laporan dan grafik dari modeling tools, dan tulis sudut pandang
utama dari arsitektur.
c. Berikan akses untuk stakeholder dalam mereview dan memberikan
feedback.
Output yang dihasilkan adalah:
• Visi arsitektur baru
• Draf dokumen definisi arsitektur
• Draf spesifikasi kebutuhan arsitektur
• Dokumen lain (katalog, matrix, diagram)
Pendekatan yang dilakukan adalah repositori arsitektur. Dilakukan dengan Analisa
mengenai kebutuhan arsitektur apliaksi yang relevan dalam repositori.

7
Enterprise Architecture Planning (Practical)

Phase D: Technology Architecture


Tujuan dari fase ini adalah mengembangkan Target Technology Architecture dan
mengidentifikasi kandidat komponen architecture roadmap.
Tahapan yang ada pada fase ini adalah:
1. Memilih refrensi model, sudut pandang, dan alat.
2. Mengembangkan baseline technology architecture description.
3. Mengembangkan target technology architecture description.
4. Melakukan analisis GAP
5. Mendefinisikan kandidat komponen roadmap
6. Menyelesaikan dampak dan implikasi dari technology architecture
7. Mengadakan tinjauan kembali bersama stakeholder
8. Melakukan finalisasi technology architecture
9. Membuat architecture definition document
Output dari fase D adalah:
• Hasil perbaikan dan pembaharuan dari hasil fase architecture vision
• Draf architecture definition document
• Draf architecture requirement specification
• Komponen technology architecture dari sebuah architecture roadmap.

Anda mungkin juga menyukai