Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

dan STRATEGI PELAKSANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN
“ANSIETAS”

Dosen Pembimbing :
Ns. Siti Nurjannah, M.Kep., Sp.Kep.J

Disusun Oleh:

Nama : Bimo Ambar kusumo


NIM : 1911020071
Kelas : 4B Keperawatan S1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2021
A. Pengertian

Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami


perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam
berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2015).
Ansietas dapat diartikan sebagai suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang
tidak mudah disertai respon otonomis individu, perasaan khawatir yang disebabkan
oleh perasaan antisipasi terhadap bahaya (Wilkinson, 2017). Ansietas merupakan
gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan
mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2016).
Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal ansietas,
teori tersebut antara lain:
1. Teori psikoanalisis
Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego
berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Teori interpersonal
Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga dihubungkan dengan
trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang
yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun
masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas.
Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang
dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan hubungan antara
manusia.

3. Teori perilaku
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi.
Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan
akan menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang menyebabkan seseorang

menjadi ansietas.
B. Tanda dan Gejala
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari, 2016), antara lain sebagai berikut:
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
C. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat aminobutirik-gamma
neroregulator (GABA) juga berperan utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Psikologis
Konflik emosional antara 2 elemen yaitu: id (dorongan insting atau
impuls primitif) dan superego (hati nurani). Ego berfungsi menengahi
tuntutan dari 2 elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas
mengingatkan ego bahwa ada bahaya yang mengancam.
c. Sosiokultural
Merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor ekonomi,

latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.


2. Faktor Presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas biologi
Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti
kebutuhan akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan
faktor umum penyebab ansietas.
b. Ancaman terhadap rasa aman
Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan
diri meliputi; tidak trcapainya harapan, tidak terpenuhinya kebutuhan

akan status, rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan prilaku, tidak
mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.

D. Rentang Respon

Tingkat Ansietas Karakteristik


Ansietas ringan 1. Berhubungan dengan ketegangan dalam

peristiwa sehari-hari
2. Kewaspadaan meningkat
3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat
4. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar

dan menghasilkan kreativitas


5. Respons kognitif: mampu menerima
rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada
masalah, menyelesaikan masalah secara
efektif, dan terstimulus untuk melakukan
tindakan
6. Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk
tenang, termor halus pada tangan, dan suara
kadang-kadang meninggi
Ansietas berat 1. Respons fisiologis: nafas pendek, nadi ekstra
sistol dan tekanan darah meningkat, mulut
kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit
kepala, sering berkemih, dan letih.
2. Respons kognitif: memuaskan perhatiannya
pada hal yang penting dan mengesampingkan
yang lain, lapang persepsi menyempit, dan
rangsangan dari luar tidak mampu diterima
3. Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-
sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan
lebih cepat, susah tidur, dan
perasaan tidak aman.
Ansietas berat 1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil

dan mengabaikan hal yang lain


2. Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan
tekanan darah naik, berkeringat dan sakit
kepala, penglihatan berkabut, serta tampak
tegang
3. Respons kognitif: tidak mampu berpikir berat
lagi dan membutuhkan benyak
pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi
menyempit
4. Respons perilaku dan emosi: perasaan
terancam meningkat dan komunikasi menjadi
terganggu (verbalisasi cepat)
Panik 1. Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik
dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta
rendahnya koordinasi motoric
2. Respons kognitif: gangguan realitas, tidak
dapat berpikir logis, persepsi terhadap
lingkungan mengalami distorsi, dan
ketidakmampuan memahami situasi
3. Respons perilaku dan emosi: agitasi,
mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-
teriak, kehilangan kendali/kontrol diri
(aktivitas motoric tidak menentu), perasaan
terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang
membahayakan diri sendiri dan/atau orang
lain.
E. Pohon Masalah

Re
ke sik
ke o p
ra er
sa ila
n ku
Deficit perawatan diri
sehari -hari
Pe
n ru
ba
pe h a
n na
di m
Perubahan sensori Ansietas (core problem) ri pi
De la
persepsi halusinasi pe fisi
ta raw t
n
di a
ri

Gangguan konsep diri: Koping keluarga tidak


harga diri rendah efektif

F. DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN

Data Masalah Keperawatan


DS : Ny.B (60th) post operasi katarak tgl Ansietas
31 Mei 2021
Tanggal 5 juni 2021 Ny.B kontrol ke
poliklinik mata rumah sakit no medical
record.21.09.123
Hasil pengkajian data didapatkan data Ny.B
mengatakan khawatir bahwa setelah operasi
matanya tidak bisa melihat sama sekali.
Mengeluh jantung berdebar-debar,susah tidur,
mulut kering, gelisah, tangan berkeringat
dingin, fokus perhatian hanya pada setelah
operasi, rangsang luar tidak mampu diterima,
dan lapangan persepsi menyempit.
DO : Hasil Observasi : Ekspresi wajah
terlihat tegang, rentang perhatian menyempit ,
perubahan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan
darah naik) tampak sering nafas pendek,
gerakan tersentak-sentak , meremas-remas
tangan dan tampak bicara banyak dan lebih
cepat.

G. ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi


Ansietas (D.0080) Luaran Utama Observasi

Penyebab  Tingkat Ansietas  Identifikasi saat

 Krisis situasional Luaran Tambahan tingkat ansietas


berubah (mis :
 Kebutuhan tidak  Dukungan Sosial
Kondisi, waktu,
terpenuhi  Harga diri
stressor)
 Krisis Maturasional  Kesadaran diri
 Identifikasi
 Ancaman terhadap  Proses Informaso kemampuan
konsep diri
 Kesadaran Diri mengambil
 Ancaman terhadap keputusan
 Kontrol Diri
kematian
 Monitor tanda-
 Proses Informasi
 Kekhawatiran tanda Ansietas
 Status Kognitif
mengalami
kegagalan  Tingkat Agitasi
Teraupetik
 Disfungsi sistem  Tingkat
 Ciptakan suasana
keluarga pengetahuan
teraupetik untuk
 Hubungan orang tua
menumbuhkan
anak tidak Tujuan :
kepercayaan
memuaskan
Setelah dilakukan  Temani pasien
 Faktor Keturunan tindakan Keperawatan untuk mengurangi
(Tempramen mudah diharapkan Klien tidak
kecemasan , jika
teragitasi sejak lahir) mengalami kecemasan memungkinkan
 Penyalahgunaan zat yang berlebih
 Pahami situasi yang
 Terpapar bahaya membuat ansietas
lingkungan Kriteria Hasil :  Dengarkan dengan
(Mis,toksin, polutan, penuh perhatian
dan lain-lain)
 Gunakan
 Kurang terpapar pendekatan yang
informasi tenang ddan
Gejala dan Tanda Mayor meyakinkan
Subjektif :
 Tempatkan barang
 Merasa bingung
pribadi yang
 Merasa khawatir
memberikan
dengan akibat dari
kenyamanan
kondisi yang
 Motivasi
dihadapi
mengidentifikasi
 Sulit berkonsentrasi
situasi yang
Obyektif :
memicu kecemasan
 Tampak gelisah
 Tampak tegang  Diskusikan
 Sulit tidur perencanaan
realistis tentang
Gejala dan Tanda Minor peristiwa yang akan
Subjektif : datang
 Mengeluh pusing
 Anoreksia
Edukasi :
 Palpasi
 Jelaskan prosedur,
 Merasa tidak berdaya
termasuk sensasi
yang mungkin
Objektif :
dialami
 Frekuensi napas
meningkat  Informasikan

 Frekuensi nadi sescara faktual

meningkat mengenai

 Tekanan darah diagnosis,

meningkat pengobatan dan

 Diaforesis prognosis

 Tremor  Anjurkan keluarga


 Muka tampak pucat untuk tetap bersama
 Suara bergetar pasien , jika perlu
 Kontak mata buruk
 Anjurkan kegiatan
 Sering berkemih
yang tidak
 Berorientasi pada
kompetitif , sesuai
masa lalu
kebutuhan

 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi

 Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan

 Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat

 Latih teknik
relaksasi

Kolaborasi :

Kolaborasi obat
antiansietas , jika perlu

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Pertemuan Ke 1 ,Hari Jum’at, Tanggal 11 Juni 2021

NAMA MAHASISWA : Bimo Ambar Kusumo


NIM : 1911020071

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
DS : Ny.B (60th) post operasi katarak tgl 31 Mei 2021
Tanggal 5 juni 2021 Ny.B kontrol ke poliklinik mata rumah sakit no medical record.21.09.123
Hasil pengkajian data didapatkan data Ny.B mengatakan khawatir bahwa setelah operasi
matanya tidak bisa melihat sama sekali. Mengeluh jantung berdebar-debar,susah tidur, mulut
kering, gelisah, tangan berkeringat dingin, fokus perhatian hanya pada setelah operasi, rangsang
luar tidak mampu diterima, dan lapangan persepsi menyempit.
DO : Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit , perubahan tanda-tanda
vital (nadi dan tekanan darah naik) tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak-sentak ,
meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.

2. Diagnosa Keperawatan:
1) Ansietas
2) Koping individu tidak efektif
3) Takut
3. TujuanUmum:
1) Menurunkan tingkat kecemasan klien
2) Mendukung dan melindungi klien
4. TujuanKhusus:
 Mampu mengenal ansietas
 Mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
 Mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatur ansietas
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. FASE ORIENTASI
a. Salam terapeutik :
"Assalamualaikum wr.wb" Selamat pagi bu!" Saya Perawat zikrina selia, Saya senang
dipanggil Selia , saya perawat diruang ini yang akan memeriksa ibu". Saya dinas pagi jam
07.00 s.d Jam 14.00 WIB" Siapa nama ibu?" Ibu senang dipanggil siapa?"

b. Evaluasi/Validasi :
"Bagaimana perasaan ibu saat ini?" Coba ibu ceritakan apa yang ibu alami saya akan
mendengarkan dengan baik bu" Oh jadi itu yang ibu rasakan sekarang , saya akan
memeriksa ibu dulu ya , oh iya tekanam darah ibu cukup tinggi ya 145/90 mmHg dan nadi
ibu 90x/mnt

c. Kontrak:
Topik: "Sekarang bagaimana kalo kita bercakap-cakap tentang rasa cemas yang ibu
rasakan? Kita akan bercakap-cakap tentang kecemasan yang ibu alami setelah operasi
katarak ya bu.". "Tujuannya agar ibu lebih tenang dan dapat melakukan cara untuk
mengurangi kecemasan ibu.

Waktu : "Berapa lama kita akan bercakap-cakap bu? Bagaimana kalo 20 menit"?"
Tempat : “Dimana kita akan bercakap-cakap "?"Bagaimana kalo disini saja"?

2. FASE KERJA
Apa yang menyebabkan ibu merasa cemas? Tanda dan gejala yang muncul apa bu?
Apa yang bisa ibu lakukan ketika ibu cemas?
Bagus sekali ibu berdoa apakah dengan berdoa ibu menjadi lebih tenang? Oh bagus ibu bisa
lakukan itu setiap ibu mengalami cemas.
Selain berdoa ada beberapa cara lagi untuk mengatasi cekas yaitu Cara fisik , sosial serta
psikologis .
Kali ini saya akan ajarkan ibu secara fisik yaitu tarik nafas dalam . Begini caranya bu saya
peragakan ya bu ?
Tarik nafas dalam-dalam melalui hidung tahan sebentar pada hitungan ketiga ibu buang nafas ,
nafas ibu pelan-pelan melalui hidung. Seperti saya ini . Sekarang coba ibu lakukan. Bagus sekali
bu. Ibu melakukannya dengan baik . Ibu dapat melakukan ini tiga sampai lima kali sekali bila
cemas muncul ."

3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi (Respon Subyektif dan Objektif) : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita
bercakap-cakap. Lebih tenang bagus bu coba sekarang ibu jelaskan kembali pada saya
tanda-tanda jika ibu cemas, apa yang dapat dilakukan ketika cemas” bagus ibu sudah
paham . Karena kita sudah 20 menit bercakap-cakap saya harus kepasien lain ya bu
selamat siang”

b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : “Ingat untuk latihan nafas dalam ya bu dan untuk mengingatkan ibu untuk
latihan akan saya buatkan jadwal pada kertas ini ya bu. Baik ibu sampai jumpa lagi.
Selamat Siang
c. Kontrak yang akandatang (Kontrak ,Waktu,Tempat)
Waktu: Satu minggu lagi ibu harus kontrol ke poliklinik mata lagi ya bu?” Pada saat itu,
kita akan belajar latihan yang kedua yakni relaksi otot progresif dengan cara
mengendurkan dan mengencangkan seluruh otot-otot ibu agar tetap relax dan nyaman.
Bgaimana kita bertemu pada saat Poliklinik ini buka yaitu jam 08.00 s/d 14.00 diruang
ini?”
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Jakarta: Salemba Medika


Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
NANDA.2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Kalsifikasi 2012-2014. Jakarta:

EGC
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC

dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC


Keliat, Budi Anna. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai