Anda di halaman 1dari 8

“PEMILIHAN KONSEP”

Mata Kuliah
“DESAIN PRODUK”

Dosen Pengampu:
Bakti Dwi Waluyo, S.Pd., MT.

Disusun Oleh:

BUDI SALMAN INDRA WAHYUDI RISTIANI APRILIA


SIMBOLON SIMANJUNTAK
(5191131001)
(5191131002) (5192431005)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
PEMILIHAN KONSEP

1. Pengertian Pemilihan Konsep

Pemilihan konsep (concept selection) adalah proses mengevaluasi konsep


dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan, membandingkan
kelebihan/kekurangan setiap konsep dan selanjutnya memilih satu atau lebih
konsep untuk dikembangkan lebih lanjut. 
Berdasarkan pendapat Ulrich dan Eppinger (2003, p 124), concept
selection adalah proses mengevaluasi konsep sesuai dengan kebutuhan konsumen
dan kriteria lainnya, membandingkan kekuatan dan kelemahan tiap konsep dan
memilih satu konsep yang dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan.

2. Kriteria yang Menjadi Dasar Pemilihan Konsep

Berikut ini adalah ada beberapa tujuh kriteria yang menjadi dasar pemilihan
sebuah konsep produk (Ulrich, 2001):
1) Kemudahan penanganan.
2) Kemudahan penggunaan.
3) Kemudahan membaca terdapat (untuk alat yang memiliki alat ukur).
4) Akurasi pengukur dosis (untuk alat ukur).
5) Daya tahan.
6) Kemudahan proses manufaktur.
7) Mudah dibawa.

3. Keuntungan Metode Terstruktur

Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan


secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling
menjanjikan. Proses ini biasanya membutuhkan beberapa iterasi dan mungkin
diajukanya tambahan penyusunan dan perbaikan konsep. Secara khusus metode
seleksi konsep yang terstruktur memberikan keuntungan potensial sebagai berikut:
(Ulrich, 2001).
a. Produk terfokus pada pelanggan
Konsep secara eksplisit dievaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi
konsep kemungkinan besar difokuskan pada pelanggan.

b. Rancangan yang kompetitif


Dengan membandingkan (benchmarking) konsep dengan rancangan yang
sudah ada, desainer akan mengusahakan rancangan agar menyamai atau
melebihi penampilan pesaingnya pada beberapa dimensi kunci.
c. Koordinasi antara proses dan produk yang lebih baik
Evaluasi produk yang emplisit dengan penekanan terhadap kriteria
manufaktur akan memperbaiki kemampuan produksi produk dan
menyesuaikan produk dengan kapabilitas proses dari perusahaan.

d. Mengurangi waktu untuk pengenalan produk


Sebuah metode yang terstruktur akan menjadi sebuah bahasa umum
diantara insinyur perancangan, insinyur manufaktur, perancangan industri,
pemasar dan manajer proyek. Hal itu mengakibatkan berkurangnya
ambiguitas dalam komunikasi sehingga komunikasi lebih cepat dan
kesalahan awal dapat diminimalisir.

e. Pengambilan keputusan kelompok yang efektif


Dalam tim pengembangan filosofi dan garis pedoman organisasi, kemauan
anggota untuk berpartisipasi, dan pengalaman anggota tim dapat
menghambat proses seleksi konsep. Metode yang terstruktur akan
mendorong pengambilan keputusan objektif dan memperkecil
kemungkinan keputusan yang sewenang-wenang atau faktor personal yang
mempengaruhi pemilihan konsep produk.

f. Dokumentasi proses keputusan


Metode terstruktur akan menghasilkan catatan yang akan membantu
memahami alasan (rasionalitas) yang berada di belakang keputusan
konsep. Catatan ini bermanfaat untuk membantu proses belajar (asimilasi)
anggota tim baru dan untuk menilai dengan cepat pengaruh perubahan
kebutuhan konsumen pada alternatif yang tersedia.

4. Metode Pemilihan Konsep

Metode pemilihan konsep sangat bervariasi dilihat dari tingkat Efektivitasnya.


Beberapa metode tersebut adalah (Papilo,2006):
1) Keputusan Eksternal, konsep-konsep dikembalikan lagi kepada pelanggan,
klien untuk diseleksi.

2) Produk Juara, Konsep dipilih secara pribadi oleh seorang anggota yang
paling berpengaruh dalam tim pengembangan.

3) Intuisi, Konsep dipilih berdasarkan dipilih berdasarkan perasaan seluruh


anggota tim. Pemilihan tidak melalui proses pertentangan, melainkan yang
terbaik berdasarkan penglihatan.
4) Multivoting, Konsep dipilih berdasarkan suara terbanyak dari keseluruhan
anggota tim.
5) Pro dan Kontra, Tim membuat daftar kelebihan dan kelemahan dari setiap
konsep, kemudian memilih konsep terbaik berdasarkan pendapat
keseluruhan anggota.

6) Prototipe dan Pengujian, Tim membuat dan menguji prototipe dari tiap
konsep lalu menyeleksi berdasarkan data hasil pengujian.

Adapun proses pemilihan konsep dilakukan dengan dua tahap yaitu (Papilo,2006):
1) Penyaringan Konsep
Didasarkan kepada metode yang dikembangkan Oleh Stuart Pugh atau
disebut sebagai Seleksi Konsep Pugh. Tujuanya adalah mempersempit
jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep-konsep yang
ada. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan penyaringan konsep
adalah (Papilo,2006):

a) Menyiapkan Matrik Seleksi


Matriks seleksi merupakan matrik yang memperlihatkan hubungan
antara setiap konsep dengan kriteria pemilihannya.

b) Menilai Konsep
Penilaian konsep dilakukan dengan melihat kelebihan yang
dimiliki setiap konsep berdasarkan kriteria penilaian yang telah
dirancang sebelumnya. Penilaian konsep didasarkan dengan tingkat
dominasi atau kelebihan yang dimiliki suatu konsep terhadap
konsep - konsep lainnya.

c) Membuat Rangking Konsep


Sebelum ditentukan rangking dari setiap konsep, perlu di ukur nilai
bersih dari setiap konsep dengan menentukan selisih antara jumlah
(+) dengan jumlah (-). Setelah didapat Nilai Bersih, maka
ditentukan Rangking atau peringkat dari setiap konsep.

d) Menggabungkan dan Perbaiki Konsep


Setelah menilai dan merangking konsep, tim harus memeriksa
apakah hasilnya masuk akal. Konsep yang telah dimodifikasi/
digabungkan akan dimasukkan kedalam Matrik Seleksi pada proses
Penilaian Konsep.

e) Memilih Satu atau Beberapa Konsep


Setelah mendapatkan beberapa konsep yang dipilih maupun
digabungkan, dilakukan pemilihan satu atau beberapa konsep yang
nantinya dimasukkan kedalam Matrik Seleksi pada proses
Penilaian Konsep.

2) Penilaian Konsep
Digunakan agar peningkatan jumlah alternatif penyelesaian (solusi) dapat
dibedakan lebih baik di antara konsep bersaing. Pada tahap ini, Tim
Pengembangan Produk memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap
kriteria seleksi dan memfokuskan kepada hasil perbandingan yang lebih
baik dengan penekanan pada setiap kriteria. Tahapan yang dilakukan
dalam melakukan penilaian konsep adalah (Papilo,2006):
a) Menyiapkan Matrik Seleksi
Matriks seleksi merupakan matrik yang memperlihatkan hubungan
antara setiap konsep dengan kriteria pemilihannya. Perbedaanya adalah
disini diberikan persentase beban kepada konsep yang nantinya
dikalikan dengan nilai rating tiap konsep.

b) Menilai Konsep
Penilaian konsep dilakukan dengan melihat kelebihan yang dimiliki
setiap konsep berdasarkan kriteria penilaian yang telah dirancang
sebelumnya. Kriteria penilaian yang digunakan adalah dengan
menggunakan skala lima yakni :

c) Membuat Rangking Konsep


Sebelum ditentukan rangking dari setiap konsep pada tahap penilaian
ini , perlu di ukur Nilai Beban (Score) dari setiap konsep Formulasi:

dimana :
S = Score konsep
rij = Nilai konsep j untuk kriteria i
wi = Beban untuk kriteria i

Setelah didapat nilai beban, maka ditentukan rangking atau peringkat


dari setiap konsep.

d) Menggabungkan dan Perbaiki Konsep


Pada dasarnya setelah peringkat konsep diketahui, Tim dapat langsung
memilih konsep yang akan dikembangkan untuk tahap berikutnya.
Namun beberapa perbaikan kreatif masih dapat dilakukan dengan
melihat kelemahan- kelemahan yang ada dari konsep terpilih.

e) Memilih Satu atau Beberapa Konsep


Setelah tim melaksanakan proses penyaringan hingga penilaian akhir,
dimana di tentukannya peringkat dari setiap konsep. Tim dapat
langsung memilih satu atau lebih konsep berdasarkan nilai
peringkat/rangking tertinggi di antara konsep yang ada. Konsep terpilih
akan digunakan untuk proses pengembangan produk selanjutnya.

f) Merefleksikan Hasil dan Proses


Evaluasi tahap akhir ini perlu dilakukan dengan melihat proses
pemilihan konsep secara keseluruhan dan mempertimbangkan kembali
apakah konsep terpilih memang layak untuk dikembangkan pada tahap
selanjutnya. Selain itu, Tim juga perlu mengevaluasi tentang sistem
pelaksanaan seleksi dari segi kelemahan-kelemahan yang ada untuk
perbaikan pada tahapan seleksi konsep berikutnya.

Ada 2 tahap metode seleksi konsep, tahap pertama disebut concept screening dan
tahap kedua disebut concept scoring. Kedua tahap ini, mengikuti 6 langkah proses
aktivitas seleksi konsep (Ulrich dan Eppinger, 2003, p 129) yaitu :

1) Prepare the Selection Matrix


 Concept screening : menyiapkan kriteria fisik yang dapat
menerangkan setiap konsep dan disusun dalam suatu matriks.
Kemudian, dengan pertimbangan mendalam, ditentukan concept yang
ingin dijadikan sebagai patokan atau concept reference untuk
dibandingkan dengan konsep lainnya. Referensi konsep ini bisa berupa
produk terbaik, produk pesaing, atau konsep produk standar.
 Concept scoring : membuat subkriteria dari kriteria yang sudah ada
sehingga penilaian dilakukan lebih detil. Kemudian menambahkan
bobot pada kriteriaan subkriteria tersebut. Dan konsep yang dinilai
adalah konsep hasil pemilihan dari concept screening.

2) Rate the Concepts


 Concept screening : skala relatif yaitu ”lebih baik”(+), ”same as”(0),
atau ”lebih buruk”(-) diberikan pada setiap sel dalam matriks.
 Concept scoring : skala interval digunakan, yaitu skala 1-5. pada
konsep scoring, tidak digunakan concept reference karena setiap
konsep dinilai.

3) Rank the Concepts


 Concept screening : jumlahkan semua tanda skala relatif. Kemudian
dari hasil penjumlahan itu, konsep dengan jumlah ”plus” terbanyak dan
”minus” terkecil diberi peringkat yang paling baik.
 Concept scoring : kalikan bobot dengan skala yang diberikan. Dan
penjumlahannya akan bisa menentukan peringkat bagi setiap konsep.

4) Combine and improve the concepts


 Concept screening : meninjau hasil dan mempertimbangkan untuk
menggabungkan atau mengembangkan beberapa konsep.
 Concept scoring :meninjau hasil dan mencoba kemungkinan
kombinasi untuk meningkatkan kekurangan dari berbagai konsep
menjadi konsep yang lebih baik.

5) Select one or more concepts


 Concept screening : menentukan konsep yang akan dipilih untuk
memasuki tahap concept scoring.
 Concept scoring :menentukan konsep yang akan dilanjutkan ke
pengembangan selanjutnya.

6) Reflect on the results and the process


 Concept screening : Peninjauan kembali dari hasil pemilihan konsep.
 Concept scoring : Peninjauan dan refleksi dari hasil pemilihan konsep.

B. KESIMPILAN

Pemilihan konsep (concept selection) adalah proses mengevaluasi konsep dengan


memperhatikan kebutuhan pelanggan, membandingkan kelebihan/kekurangan setiap
konsep dan selanjutnya memilih satu atau lebih konsep untuk dikembangkan lebih
lanjut. 

Kriteria yang menjadi dasar pemilihan sebuah konsep produk


1) Kemudahan penanganan.
2) Kemudahan penggunaan.
3) Kemudahan membaca terdapat (untuk alat yang memiliki alat ukur).
4) Akurasi pengukur dosis (untuk alat ukur).
5) Daya tahan.
6) Kemudahan proses manufaktur.
7) Mudah dibawa

Metode pemilihan konsep adalah


1) Keputusan Eksternal
2) Produk Juara
3) Intuisi
4) Multivoting
5) Pro dan Kontra
6) Prototipe dan Pengujian

Adapun proses pemilihan konsep dilakukan dengan dua tahap yaitu


1) Penyaringan Konsep
2) Penilaian Konsep

C. REFERENSI
https://lembaranku9.blogspot.com/2019/12/pemilihan-konsep.html?m=1
https://www.scribd.com/doc/116111296/Vii-Concept-Generation-and-Selection
http://repository.uin-suska.ac.id/3887/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai