Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ameilia Rizkiani Fauzan Zahrani

NIM : 021911133023
Kelas : A
Tugas Farmakologi & Terapi II
Metronidazole
Metronidazole (flagyl) adalah obat anti amoeba yang bekerja dengan cara berdifusi
dalam sel bakteri anaerob. Obat ini merupakan nitroimidazole yang dibuat dengan cara
mengisolasi Streptomyces sp yang berfungsi untuk mengatasi berbagai peradangan yang
disebabkan oleh protozoa atau parasite lainnya. Pemilihan obat ini dinilai efektif dalam
melawan bakteri anaerob yang gram-positif maupun gram-negatif. Secara spesifik, obat
antibiotic ini dinilai efektif melawan Streptococcus viridans, sebuah bakteri gram-positif
anaerobic, yang salah satunya adalah S. sanguinis. (Lim K, Widyarman AS, 2018)
Dalam melawan bakteri anaerob, obat ini bekerja dengan merusak DNA bakteri
sehingga sintesis asam nukleatnya terhambat. Kombinasi metronidazole dengan antibiotic
beta lactam diindikasikan untuk peradangan orofasial yang akut mauupun periodontitis
kronis. Metronidazole melalui proses metabolisme di hati melewati proses oksidasi,
hidroksilasi, dan konjugasi. Administrasinya dilakukan secara oral, absorbsinya dinilai baik,
dan distribusinya pun baik, yaitu bisa mencapai 4-6 μg/mL dari serum apabila mengonsumsi
250 mg obat ini. (Heta S, Robo I, 2018)
Pada bidang kedokteran, metronidazole bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi
genital akibat trikomoniasis. Sedangkan pada bidang kedokteran gigi, obat ini efektif
melawan bakteri anaerobic berbentuk kokus dan bakteri anaerob berbentuk batang, sehingga
digunakan untuk mengobati penyakit periodontal. (Pejcic A, et al., 2010) Dosis yang
disarankan untuk pengobatan periodontitis kronis adalah 250 mg yang diberikan 3 kali sehari
selama 8 hari. Namun Adapun efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini yaitu antara lain
mual, mulut terasa kering, dan sakit kepala. (Seiler JS, Herold RW, 2005)
Interaksi metronidazole bersama dengan beberapa jenis obat akan menimbulkan efek
samping. Contohnya jika digunakan bersama antikoagulan oral, metronidazole akan
meningkatkan efek antikoagulan. Selain itu, obat ini tidak boleh dikonsumsi bersama dengan
alcohol karena akan menimbulkan efek disulfiram. (Tedjasulaksana R, 2016)
Sedangkan apabila digunakan bersama amoksisilin, mereka akan dengan efektif mengatasi
infeksi periodontal anaerob. Penggunaan kombinasi metronidazole dan amoksisilin ini akan
menekan pertumbuhan berbagai bakteri yang berspektrum luas seperti Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, dan masih banyak lagi. Keduanya akan
bekerja secara sinergis karena amoksisilin akan meningkatkan penyerapan metronidazole.
(Tedjasulaksana R, 2016)
Referensi:
Heta S., Robo, I. 2018. The side effects of the most commonly used group of antibiotics in
periodontal treatments. Med Sci.
Lim, K., Widyawarman, A.S. 2018. The Comparison of Metronidazole, Clindamycin, and
Amoxicillin against Streptococcus sanguinis. Journal of Indonesian Dental Association 1(1).
pp. 29-33
Pejcic, A., Kesic, L., Obradovic, R., Mirkovik, D. 2010. Antibiotics in the Management of
Periodontal Disease. Scientific Journal of the Faculty of Medicine in Nis 27(2). pp. 85-92
Seiler, J.S., Herold, R.W. 2005. The use of systemic antibiotics in the treatment of aggressive
periodontal disease. Journal of General Dentistry. pp. 155-159
Tedjasulaksana, R. 2016. Metronidasol sebagai Salah Satu Obat Pilihan untuk Periodontitis
Marginalis. Jurnal Kesehatan Gigi 4(1). pp. 19-23

Anda mungkin juga menyukai