Anda di halaman 1dari 6

“CEFILSAMHUROVE”

(Cekungan Filter Sampah Hutan Mangrove): Ide Aplikasi Preventif


Timbunan Sampah Pencemar Ekosistem Untuk Hutan Mangrove di
Rembang

Oleh : Puspito Rizky Wahani

Instansi Sekolah : SMA N 1 PAMOTAN

Alamat :Ds.Sumberejo, Kec.Pamotan, Kab. Rembang

PENDAHULUAN

Apa itu Ekosistem? , Menurut Tansley (1935) ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di
dalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan
keanekaragaman spesies atau species diversity. Salah satunya adalah ekosistem mangrove,
Menurut Warsono (2000) ekosistem mangrove hanya dapat ditemukan di daerah tropis dan
subtropis serta dapat berkembang dengan baik pada lingkungan seperti pantai yang dangkal,
muara sungai dan pulau, Sebagian besar jenis-jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah
berlumpur, terutama di daerah endapan lumpur yang terakumulasi.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2015 mennunjukan
,sebanyak 23% hutan mangrove dunia ada di Indonesia. Berdasarkan hasil pemetaan oleh
Bakosurtanal tahun 2009, luas mangrove di Indonesia sekitar 3,2 juta ha yang tersebar di
berbagai pulau (Hartini et al., 2009). Data tersebut menunjukkan bahwa hutan mangrove yang
ada di indonesia sebagai negara kepulauan, cukup luas, dan menjadi bagian struktural dalam
menopang populasi hutan mangrove yang ada di dunia. Hutan Mangrove yang seharusnya
menjadi perisai bagi negara kepulauan seperti Indonesia ,dari tahun ke tahun mengalami
penurunan akibat adanya kerusakan , yang kemudian kerusakan tersebut berdampak pada
ekosistem mangrove. Penurunan ekosistem mangrove akibat kerusakan hutan mangrove salah
satunya bisa ditemukan di sepanjang pesisir pantai utara jawa . Fadel (2010) dalam
Soeprobowati dan Suedy (2010) menyebutkan bahwa pantura Jawa Tengah dengan panjang
pantai 325 km mengalami kerusakan mangrove terparah dibandingkan pantura Jawa Barat
maupun Jawa Timur. Kerusakan mangrove tersebut telah mencapai 96,5 % (62,5 % rusak berat
dan 32 % rusak ringan), sedangkan yang tidak rusak hanya sekitar 3,5 % (Puryono, 2009).
Pencemaran hutan mangrove adalah sebab utama penurunan kualitas ekosistem dan kerusakan
hutan yang berupa timbunan sampah dari pembuangan sampah domestik perkampungan serta
dari sekitaran daerah pantai yang menjadi objek wisata. “Lalu cara apakah yang dapat menjadi
solusi dari pencemaran sampah yang merusak ekosistem mangrove ini? “

Pembahasan

Hutan mangrove berperan penting dalam mencegah terjadinya abrasi, pelindung dari naiknya
air laut akibat perubahan iklim, serta menjadi salah satu ekosistem yang berperan bagi habitat
ikan untuk bertelur. Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem yang berada di daerah
yang berlumpur, sehingga ekosistem tersebut banyak dihuni oleh beberapa spesies fauna
seperti Kepiting Laga /fiddler crab (Uca sp), Kepiting Semapor /Semaphore Crab (Hyoplax
sp), Ikan Gelodok /Mudskiper (Periophthalmus sp),Udang pistol /Pistol Shrimp (Alpheus Sp),
Kelomang Darat /Land Hermit Crab (Coenabita sp),Kelomang Mangrove /Mangrove Hermit
Crab (Clibanarius sp) dan masih banyak lagi.

Dari semua jenis fauna yang hidup dalam hutan mangrove, kondisi hutan mangrove menjadi
sebuah point penting dan kunci dalam kelangsungan hidup semua jenis fauna tersebut, hutan
mangrove yang bersih, dan terhindar dari pencemaran akan mempengaruhi spesies fauna di
dalamnya dan kemudian dapat meningkatkan populasi spesies. Namun , jika hutan mangrove
tercemar, maka populasi spesies hutan mangrove akan berkurang. Jika Pencemaran terjadi,
akan membuka kemungkinan spesies fauna hutan mangrove punah dan berdampak pada
ekosistem di sekitarnya.

Pengenalan Konsep Filter Air dalam Tindakan Pencegahan Timbunan Sampah

Untuk mencegah terjadinya kerusakan ekosistem mangrove tersebut, maka perlu di adakan
tindakan pencegahan terjadinya penumpukan sampah di kawasan hutan mangrove terutama di
kawasan hutan mangrove Rembang, sehingga dapat meminimalisir kerusakan-kerusakan yang
ada. Bentuk pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah membersihkan kawasan
hutan mangrove dari sampah. Jenis kegiatan nya berupa kegiatan-kegiatan gotong royong
sebagai bentuk partisipasi baik dari organisasi pecinta mangrove maupun dari masyarakat
sekitar. Namun, kegiatan pembersihan kawasan hutan mangrove dari sampah tidak terlepas
dari besarnya upaya ,waktu yang dibutuhkan cukup lama dan tenaga yang harus
dikeluarkan,karena memang, kawasan hutan mangrove cukup luas dan medan nya juga
berlumpur.

Dari hambatan tersebut diperlukan sebuah cara yang inovatif sehingga kegiatan membersihkan
kawasan mangrove menjadi lebih cepat dan efisien .Seperti halnya konsep yang dipakai pada
salah satu percobaan dalam ilmu biologi ,yang menjelaskan bahwa untuk mendapatkan air yang
jernih dari air yang mulanya keruh/kotor adalah dengan memfilter air tersebut dengan bahan-
bahan yang terdiri dari serabut kelapa, kerikil, sponge, bata, arang dan pasir .Konsep
ditunjukkan gambar.

Penerapan Konsep Filter Air Melalui “CEFILSAMHUROVE”

Dari konsep tersebut kita dapat menerapkannya untuk membuat sebuah inovasi yang dapat
mencegah timbunan sampah pada kawasan mangrove,yaitu dengan “CEFILSAMHUROVE”
:Cekungan Filter Sampah Hutan Mangrove.

Apa yang dimaksud dengan “CEFILSAMHUROVE”?

“CEFILSAMHUROVE” adalah aplikasi atau ide pembuatan cekungan yang dapat memfilter
sampah-sampah yang hanyut menuju ke kawasan mangrove. “CEFILSAMHUROVE” ini
nantinya berupa pemasangan filter dari jaring pada sekitar kawasan mangrove atau pada
keliling hutan mangrove, jaring yang digunakan akan di pasang sedikit menjorok ke arah tepi
pantai sehingga nanti sampah tidak akan menumpuk di dekat pohon mangrove, jenis jaring
yang akan digunakan adalah jaring yang memiliki lubang tidak terlalu besar atau relatif sedang
agar nantinya sampah dapat terperangkap di jaring namun ikan yang berada di perairan
mangrove tetap akan bisa berenang dan tidak terhalang jaring. Jaring dipasang dengan
tinggi/lebar kurang lebih satu meter ,setengah meter lebar jaring akan dipasang vertikal dan
menyisakan setengah meter jaring lagi. Kemudian setengah meter jaring sisa tersebut dapat
digunakan untuk bagian lengkungan. Jaring dipasangkan/dikaitkan pada penopang berupa
bambu satu meter lebih sedikit yang ditancapkan kedalam tanah dengan kuat agar jaring
tersebut memiliki posisi vertikal mengelilingi hutan mangrove. Setengah meter sisa bawah
jaring tadi tidak hanya dibiarkan bergelantung saja ,Namun bagian bawah jaring akan di tarik
ke depan dan diikat dengan patok kayu lalu ditancapkan kedalam tanah , sehingga nanti bentuk
jaring tersebut berupa lengkungan ke arah depan. Di bawah lengkungan jaring akan di buat
cekungan yang tidak terlalu dalam kurang lebih 60 cm sepanjang jaring yang dipasang di
keliling hutan mangrove ,yang fungsi cekungan tersebut adalah ketika air laut naik /pasang
sampah akan terjaring,Namun ketika surut sampah tersebut akan jatuh kedalam cekungan
tersebut dan tidak kembali hanyut ke arah laut, fungsi yang kedua dari cekungan tersebut adalah
agar memudahkan dalam pengambilan sampah oleh masyarkat atau petugas kebersihan karena
sampah yang tadinya terjaring akan terkumpul di dalam cekungan yang terdapat dibawah
jaring.

Contoh kerangka animasi ‘CEFILSAMHUROVE”

Dengan adanya “CEFILSAMHUROVE” Maka, sampah plastik akan terhalang dan terjaring
ketika hanyut menuju ke kawasan mangrove dan nantinya akan terkumpul dalam cekungan.
Maka, efek positif “CEFILSAMHUROVE” akan diperoleh dan kebersihan dan kelestarian
ekosistem hutan mangrove akan kembali membaik dari adanya kerusakan karena timbunan
sampah .

Biaya yang di Perlukan dan Solusi pemecahan

Biaya yang akan dikeluarkan ketika pembuatan cekungan filter ini tidak bisa dikatakan sedikit,
karena dalam pembuatan cekungan filter tersebut memerlukan komponen biaya pembelian
jaring yang menyesuaikan keliling dari hutan mangrove, dan dana yang digunakan untuk
membayar tenaga kerja yang membuat cekungan. Walaupun begitu,jika upaya pencegahan
timbunan sampah dengan “CEFILSAMHUROVE” ini dapat di terapkan, saya yakin tidak
hanya ekosistem mangrove yang akan membaik tetapi, cekungan filter itu dapat membantu
hutan mangrove untuk kembali berfungsi optimal dalam menghasilkan udara di sekitar
kawasan hutan menjadi lebih segar, kualitas pohon mangrove akan meningkat dan jumlah
kadar oksigen yang dihasilkan akan lebih banyak.

Masalah besar dana yang di butuhkan, bisa dicari solusinya yaitu dengan adanya kontribusi dan
kerja sama antar masyarakat sekitar kawasan mangrove atau dari organisasi pecinta mangrove
dengan pemerintah, karena dengan adanya pengajuan laporan dari masyarakat sekitar kawasan
mangrove kepada pemerintah untuk merealisasikan pembentukan cekungan filter pada hutan
mangrove ini maka biaya dapat ditekan, karena di pikul bersama sehingga, tidak memberatkan
salah satu pihak baik dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat.

Masyarakat juga dapat menunjukkan kontribusi kepedulian terhadap hutan mangrove dengan
melakukan kegiatan kerja bakti dalam pembuatan cekungan sehingga lama waktu pembuatan
cekungan bisa berlangsung dengan cepat dan segera manfaat dapat diperoleh baik untuk
kelangsungan ekosistem hutan mangrove dan warga sekitar.

Kesimpulan

Dari pokok bahasan yang berdasarkan pembahasan masalah dan solusi yang dijelaskan dapat
diambil kesimpulan jika pembuatan cekungan filter “CEFILSAMHUROVE” diharapkan
menjadi sebuah bentuk aplikasi yang dapat digunakan masyarakat Rembang untuk
memperbaiki tatanan dan kualitas dari ekosistem hutan mangrove serta menjadi bentuk
pencegahan (preventif) dari timbunan sampah yang dapat berpotensi merusak tanaman
mangrove , ekosistem yang berada di sekitarnya seperti ekosistem pantai dan kerusakan
lingkungan lainnya yang dapat terjadi.

Di harapkan juga ekosistem mangrove yang terdiri spesies fauna dan jenis-jenis tanaman
mangrove dapat terselamatkan dari adanya kerusakan, hutan mangrove akan berfungsi kembali
secara optimal sebagai penghalang tingginya air laut karena perubahan iklim, pencegahan
terhadap terjadinya abrasi dan sebagai habitat tempat tinggal ikan untuk bertelur.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber pencarian terkait masalah diambil dari:

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR. (n.d.). Retrieved from MANGROVE

DAN MANFAATNYA: https://kkp.go.id/brsdm/bdasukamandi/page/541-mangrove-

dan-manfaatnya

ORANG REMBANG.COM. (2014, JULI 1). Retrieved from Wisata Hutan Mangrove di Kab.

Rembang: https://www.orangrembang.com/pariwisata/wisata-hutan-mangrove-di-

kab-rembang.html

RimbaKita.com. (2019). Retrieved from Ekosistem – Pengertian, Komponen, Ruang

Lingkup, Hubungan & Jenis: https://rimbakita.com/ekosistem/

Sabani, T. S. (2021, July 14). 99.CO. Retrieved from Cara Membuat Saringan Air Sederhana

Di Rumah Tanpa Repot!: https://www.99.co/blog/indonesia/cara-membuat-saringan-

air/

Skripsi Struktur Komunitas Mangrove di Daerah Wonorejo Pantai Timur Surabaya Prasetya,

Ardi N. (n.d.). Retrieved from ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga:

http://repository.unair.ac.id/25527/15/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai