Dibuat Oleh :
2021
RETORIKA
Pengertian Retorika
Retorika dapat dipahami adalah seni dalam berkomunikasi atau berbicara yang baik yang
dicapai berdasarkan bakat dan keterampilan. Kesenian berbicara ini bukan hanya sekedar
berbicara ke sana kemari tanpa tahu arah, akan tetapi suatu seni untuk berbicara dengan
baik, jelas, padat, dan mengesankan. Retorika merupakan gabungan yang serasi antara
pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara. Retorika juga dapat dimengerti
sebagai seni untuk meyakinkan audiens dengan apa yang disampaikan oleh pembicara.
Dalam Retorika seorang pembicara dalam membujuk audiens harus memperhatikan
beberapa aspek yaitu aspek teroris yaitu logika, emosi, dan etika atau kredibilitas. Karena
apa gunanya berbicara jika tidak membawa efek? Orang yang menembak banyak ikan bukan
berarti seorang penembak yang baik, begitu juga dengan orang yang berbicara banyak tidak
selalu orang tersebut padai dalam berbicara.
Mengapa orang perlu belajar Retorika? Dan mengapa orang – orang mau menguasai ilmu
pandai berbicara ini? Di dalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang –
orang yang berpengaruh yang memiliki kepandaian dalam hal berbicara. Kepandaian
berbicara atau keterampilan menggunakan bahasa yang efektif yang sangat di andalkan.
Keterampilan dan kesanggupan untuk mengusai seni berbicara yang dapat dicapai dengan
melakukan latihan yang teratur, mengusai bahan, mempelajari dan mempergunakan unsur
– unsur retorika dan paham apa jenis – jenis retorika.
Berikut adalah unsur – unsur retorika dan jenis – jenis retorika yaitu :
A. Unsur – unsur Retorika
1. Komunikator
Komunikator yaitu juga disebut sebagai pembicara merupakan pusat dari
komunikasi. Seorang pembicara yang cerdas adalah pembicara yang dapat
mengetahui situasi atau keadaan yang sedang dihadapinya. Seorang harus
dapat menyesuaikan dengan siapa dia berbicara, dan bagaimana ia
memperlakukannya sehingga tercapai proses komunikasi yang baik.
2. Pendengar ( audiens )
Pendengar atau audiens memiliki peran yang sangat penting dalam proses
komunikasi. Audiens datang dengan psikologis yang berbeda – beda, tujuan
yang berbeda, harapan dan nilai yang berbeda. Maka dari itu audiens harus
pandai menempatkan di setiap kondisi dan melihat secara umum tipikalnya
audiens.
3. Suara
Suara apa saja yang dapat didengar ketika sedang menyampaikan materi
merupakan sesuatu yang menyampaikan dan penerimaan pesan. Bunyi itu
bisa terjadi di luar konteks seperti suara klakson, teriakan anak – anak.
Maupun suara yang berasal dari dalam konteks yang bersangkutan dengan
audiens yang mengobrol dan mikrofon yang kurang membaik.
5. Akibat
Berhasil atau tidaknya suatu pidato tergantung pada interaksi antara
pembicara dan informasi lain yang dimiliki audiens. Karena untuk pembicara
yang efektif harus mengetahui informasi, sikap, dan kepercayaan dimiliki
audiens terhadap tema pidato tersebut. Kredibilitas akan mempengaruhi cara
audiens dalam memahami isi yang disampaikan.
6. Konteks
Dalam konteks sangat berperan penting dalam kegiatan retorika antara
suara dan audiens terdapat konteks yang meliputi dalam kehidupan sosial.
Selain unsur – unsur diatas, terdapat unsur lain yang harus diperhatikan yakni
sikap gerak – gerik, bahasa kita dalam berpidato, ketepatan dalam memilih
kata, gaya lisan, dan juga pembentukan kata.
1. Pidato impromtu
Pidato yang dapat dilakukan secara tiba – tiba, mendadak dan tanpa ada
persiapan diri.
2. Pidato manuskrip
Pidato yang membawa naskah, pidato jenis ini dilakukan dengan membaca.
3. Pidato memoriter
Pidato memoriter merupakan pidato yang ditulis dalam bentuk naskah,
kemudian dihafalkan demi kata.
4. Pidato Ekstemporer
Pidato ekstemporer pidato yang paling baik dan paling sering digunakan
untuk mereka yang sudah ahli berpidato, mereka hanya mencatat point
secara garis besarnya saja.
1. Monologika
Merupakan ilmu tentang seni berbicara monolog, dimana hanya ada
satu orang yang berbicara. Contohnya yaitu pidato, kata sambutan,
presentasi makalah.
2. Dialogika
Dialogika merupakan ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana
terdapat dua orang atau lebih melakukan proses komunikasi. Contohnya
yaitu, diskusi, tanya jawab, dan percakapan.