Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN

KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

(Analysis Of Nursing Documentation Application Standard With The Quality Of Service In


Inpatient Hospitals Gambiran)

0RKDPDG $V¶Dd Efendy1


1
Dosen Stikes Surya Mitra Husada Kediri
nsmasade@gmail.com

ABSTRAK
Pengisian dokumentasi keperawatan yang tidak sesuai dengan standar dapat menyebabkan
perbedaan tindakan oleh perawat lain sehingga terjadi penurunan kualitas pelayanan. Tujuan penelitian
untuk menganalisis hubungan penerapan standar dokumentasi keperawatan dengan kualitas pelayanan
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Gambiran. Desain penelitian adalah korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian semua perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Gambiran
Kota Kediri sejumlah 259 orang, dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 54
responden. Variabel independen adalah penerapan standar dokumentasi keperawatan, sedangkan
variabel dependen adalah kualitas pelayanan keperawatan. Analisis data menggunakan uji korelasi phi.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden tidak menerapkan standar dokumentasi
keperawatan, yaitu 40 responden (74,1%) dan sebagian besar dari responden menilai kualitas
pelayanan keperawatan dalam kategori baik, yaitu 36 responden (66,7%). Dokumentasi keperawatan
memberikan pengaruh pada kecepatan pelayanan, tetapi tidak banyak pasien yang menyadari akan
kondisi ini, sehingga ada beberapa responden yang tidak menerapkan dokumentasi keperawatan
dengan baik tetapi dapat menimbulkan kepuasan pada pasien. walaupun tidak mempunyai hubungan
yang kuat akan tetapi penerapan standar dokumentasi harus tetap dilaksanakan karena sebagai sarana
komunikasi bagi perawat dan tanggung jawab dan sebagai bukti hukum.

Kata Kunci: Standar Dokumentasi Keperawatan, Kualitas Pelayanan.

ABSTRACT

Charging nursing documentation that does not comply with the standards may lead to
differences in the action by another nurse, causing a decline in service quality. The purpose of this
study was to analyze the relationship of standard implementation of nursing documentation with
quality nursing care in patient room of hospitals Gambiran. The study design was a cross sectional
correlation. Population studied all nurses in inpatient hospitals Gambiran Kediri, amounting to 259
people, with a purposive sampling technique was obtained samples are 54 respondents. Independent
variable is the standard implementation of nursing documentation, while the dependent variable is the
quality of nursing care. Analysis of data using phi correlation test. mentation, ie 40 respondents
(74.1%) and the majority of respondents rate the quality of nursing services in both categories, namely
36 respondents (66.7%). Nursing documentation influence on the speed of service, but not many
patients are aware of this condition, so there are few respondents who did not properly apply the
nursing documentation but can lead to patient satisfaction, although not having a strong relationship
but implementation remains documentation standards implemented as a means of communication for
nurses and responsibilities and legal proof

Keyword : Nursing Documentation Standards, Quality of Service.

24
PENDAHULUAN dilakukan berkesinambungan dengan
Dokumentasi asuhan keperawatan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
merupakan tuntutan profesi yang harus dapat Pengisian dokumentasi keperawatan
dipertanggung jawabkan, baik dari aspek etik yang tidak sesuai dengan standar dapat
maupun aspek hukum. Artinya dokumentasi menyebabkan perbedaan tindakan oleh perawat
asuhan keperawatan yang dapat lain sehingga menyebabkan terjadinya
dipertanggungjawabkan dari kedua aspek ini penurunan kualitas pelayanan. Banyak perawat
berkaitan erat dengan aspek manajerial, yang yang tidak menyadari pentingnya dokumentasi
disatu sisi melindungi pasien sebagai penerima keperawatan yang pelaksanaannya harus sesuai
pelayanan (konsumen) dan disisi lain dengan standar. Perawat membuat dokumentasi
melindungi perawat sebagai pemberi jasa seringkali sesuai dengan pemahamannya sendiri
pelayanan dan asuhan keperawatan (Hidayat, sehingga berdampak pada dokumentasi yang
2008). Nursalam (2011) menerangkan bahwa disusun tidak dapat dipahami perawat lain. Hal
dokumentasi keperawatan mempunyai makna ini menyebabkan terjadinya keterlambatan
yang penting dilihat dari berbagai aspek seperti dalam waktu pelayanan yang berdampak pada
aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, menurunnya kualitas layanan (Windari, 2009).
keuangan, pendidikan, penelitian, dan Pengisian dokumentasi keperawatan seharusnya
akreditasi. Pengisian dokumentasi keperawatan disesuaikan dengan standar yang telah
yang tidak memenuhi standar dapat berakibat ditetapkan oleh pihak rumah sakit sehingga
pada terjadinya kesalahan diagnosa dan terjadinya kesalahan pengisian dan ketidak
pemberian tindakan yang tidak tepat kepada pahaman terhadap isi dokumentasi keperawatan
pasien. Selain itu dokumentasi keperawatan dapat diminimalkan. Dokumentasi asuhan
merupakan bukti hukum yang dapat keperawatan menjadikan hal yang penting
dipergunakan untuk mendukung perawat ketika sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung
menghadapi permasalahan hukum. gugat dari perawat dalam menjalankan
Maryadi (2007) menyatakan bahwa tugasnya. Perawat profesional dihadapkan pada
65% perawat kurang memperhatikan standar suatu tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi
dokumentasi keperawatan dan lebih dan tanggung gugat setiap tindakan yang
memperhatikan asuhan keperawatan kepada dilaksanakan. Artinya intervensi keperawatan
pasien secara langsung. Penelitian yang yang diberikan kepada klien harus dihindarkan
dilakukan oleh Siregar (2008) diketahui 42% terjadinya kesalahan - kesalahan (negligence)
perawat tidak lengkap dalam mengisi formulir dengan melakukan pendekatan proses
dokumentasi keperawatan. Hasil studi keperawatan dan pendokumentasian yang
pendahuluan yang dilakukan di Ruang Rawat akurat dan benar (Yahyo, 2007).
Inap RSUD Gambiran Kota Kediri pada bulan Salah satu upaya untuk meningkatkan
Desember 2013, dari 17 dokumen dokumentasi kualitas pelayanan adalah dengan
keperawatan, 13 dokumen tidak terisi lengkap melaksanakan standar dokumentasi
dan hanya 4 dokumen yang terisi lengkap. keperawatan sehingga pelayanan keperawatan
Menurut Potter & Perry (2010), pada pasien yang sakit dapat dilaksanakan
dokumentasi keperawatan harus mencantumkan secara berkelanjutan dan efisiensi waktu dapat
seluruh proses asuhan keperawatan, mulai dari dicapai. Upaya untuk meningkatkan kualitas
pengkajian dengan menetapkan data dasar dari pelaksanaan dokumentasi keperawatan
seorang klien , diagnosa keperawatan untuk adalah dengan melaksanakan audit
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dokumentasi. Audit dokumentasi dilakukan
pasien, intervensi yaitu merencanakan asuhan dengan cara membandingkan
keperawatan kepada pasien, implementasi yaitu pendokumentasian yang ditemukan dalam
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh rekam medik pasien dengan standar
perawat untuk membantu klien dari masalah pendokumentasian yang ditentukan dalam
status kesehatan yang dihadapi kestatus standar asuhan keperawatan. Aspek yang dinilai
kesehatan yang lebih baik yang dalam pendokumentasian ini adalah pengkajian
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan keperawatan, diagnosa keperawatan,
dan evaluasi merupakan perbandingan yang perencanaan keperawatan, tindakan
sistematik dan terencana tentang kesehatan keperawatan, evaluasai keperawatan dan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, catatan asuhan keperawatan. Jadi kualitas

25
kinerja perawat pelaksana dapat dievaluasi
melalui audit dokumentas (Depkes, 2002). HASIL
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Penerapan Standar Dokumentasi
hubungan penerapan standar dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
keperawatan dengan kualitas pelayanan Gambiran
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Tabel 1. Penerapan Standar Dokumentasi
Gambiran. Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Gambiran
BAHAN DAN METODE Penerapan
Desain Penelitian No Standar Frekuensi %
Desain penelitian yang digunakan dalam 1 Diterapkan 14 25,9
penelitian adalah penelitian penelitian korelasi 2 Tidak diterapkan 40 74,1
yaitu penelitian yang bertujuan untuk Jumlah 54 100,0
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa
dengan proses pengambilan data yang hanya sebagian besar dari responden tidak
dilakukan sekali untuk masing-masing variabel menerapkan standar dokumentasi keperawatan,
penelitian (Notoatmodjo, 2005). Pendekatan yaitu 40 responden (74,1%).
yang dipergunakan adalah cross sectional yaitu
penelitian yang variabel bebas dan variabelnya Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang
terikatnya diukur secara bersamaan dan Rawat Inap RSUD Gambiran
dilakukan sesaat atau sekali (Nursalam, 2008). Tabel 2. Kualitas Pelayanan Keperawatan di
Penelitian dilakukan dilakukan di RSUD Ruang Rawat Inap RSUD Gambiran
Gambiran Kota Kediri pada tanggal 19 -28 Kualitas
Oktober 2014 No. Pelayanan Frekuensi %
1 Baik 36 66,7
Populasi, Sampel dan Sampling 2 Tidak baik 18 33,3
Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah 54 100,0
semua perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa
Gambiran Kota Kediri berjumlah 259 , dengan sebagian besar dari responden menilai kualitas
menggunakan metode purposive random pelayanan keperawatan dalam kategori baik,
sampling diperoleh sampel perawat di Ruang yaitu 36 responden (66,7%).
Rawat Inap RSUD Gambiran Kota Kediri yang
berjumlah 54 responden. PEMBAHASAN
A. Penerapan Standar Dokumentasi
Variabel Penelitian Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Variabel Independen dalam penelitian ini
RSUD Gambiran
adalah penerapan standar dokumentasi
keperawatan (X) sedangkan variabel dependen Penerapan standar dokumentasi
dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
keperawatan (Y). Instrumen yang digunakan Gambiran diketahui bahwa sebagian besar
dalam penelitian ini adalah lembar check list dari responden tidak menerapkan standar
dokumentasi keperawatan, yaitu 40
Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk responden (74,1%).
menguji hubungan dua variabel menggunakan Dokumentasi asuhan keperawatan
uji korelasi phi. Ciri penggunaannya adalah merupakan tuntutan profesi yang harus
data input yang berskala ordinal, hal ini sesuai dapat dipertanggung jawabkan, baik dari
dengan jenis data dalam penelitian ini (ordinal- aspek etik maupun aspek hukum. Artinya
ordinal). dokumentasi asuhan keperawatan yang
dapat dipertanggungjawabkan dari kedua
aspek ini berkaitan erat dengan aspek
manajerial, yang disatu sisi melindungi
pasien sebagai penerima pelayanan
(konsumen) dan disisi lain melindungi

26
perawat sebagai pemberi jasa pelayanan Kondisi ini dapat juga disebabkan karena
dan asuhan keperawatan (Hidayat, 2008). perubahan format dokumentasi yang sering
Nursalam (2011) menerangkan bahwa dilakukan sehingga perawat harus sering
dokumentasi keperawatan mempunyai beradaptasi dengan perubahan tersebut dan
makna yang penting dilihat dari berbagai pada akhirnya menyebabkan perawat
aspek seperti aspek hukum, kualitas malas untuk melakukan pengisian
pelayanan, komunikasi, keuangan, dokumentasi keperawatan.
pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Ditinjau dari usia responden
Pengisian dokumentasi keperawatan yang sebagian besar 20-35 tahun dengan
tidak memenuhi standar dapat berakibat penerapan standar dokumentasi
pada terjadinya kesalahan diagnosa dan keperawatan dalam kategori tidak
pemberian tindakan yang tidak tepat diterapkan, yaitu 28 responden (51,9%),
kepada pasien. Selain itu dokumentasi sebagian besar responden berada dalam
keperawatan merupakan bukti hukum yang usia reproduktif tetapi kurang dapat
dapat dipergunakan untuk mendukung menerapkan dokumentasi keperawatan
perawat ketika menghadapi permasalahan dengan baik. Hal ini disebabkan karena
hukum. pada usia ini beban kerja responden cukup
Hasil penelitian ini menunjukkan tinggi sehingga responden dalam bekerja
bahwa banyak perawat yang tidak cenderung untuk lebih fokus pada
memahami tentang pentingnya pekerjaannya yang utama yaitu merawat
dokumentasi asuhan keperawatan. pasien dan seringkali melupakan pekerjaan
Dokumentasi asuhan keperawatan yang dianggap sebagai sampingan,
menjadikan hal yang penting sebagai alat misalnya mengisi lembar dokumentasi
bukti tanggung jawab dan tanggung gugat keperawatan.
dari perawat dalam menjalankan tugasnya. Untuk pendidikan responden
Perawat profesional dihadapkan pada suatu diketahui responden berpendidikan
tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi diploma dengan penerapan standar
dan tanggung gugat setiap tindakan yang dokumentasi keperawatan dalam kategori
dilaksanakan. Artinya intervensi tidak diterapkan, yaitu 29 responden
keperawatan yang diberikan kepada klien (53,7%). Pada penelitian ini juga diketahui
harus dihindarkan terjadinya kesalahan - bahwa responden berpendidikan diploma
kesalahan (negligence) dengan melakukan dengan penerapan standar dokumentasi
pendekatan proses kepeerawatan dan keperawatan dalam kategori tidak
pendokumentasian yang akurat dan benar. diterapkan, kondisi ini menunjukkan
Walaupun dokumen asuhan keperawatan bahwa pendidikan tinggi yang dimiliki
sangat diperlukan untuk kepentingan oleh responden tidak menjamin kepatuhan
pasien maupun perawat akan tetapi pada responden untuk melaksanakan
kenyataannya perlengkapan pengisian pendokumentasian keperawatan dengan
dokumen masih kurang perhatian sehingga baik, yang sering menjadi kendala dalam
masih banyak dokumen asuhan proses dokumentasi keperawatan adalah
keperawatan yang isinya belum lengkap. formatnya yang berubah sehingga
Hasil tabulasi silang menunjukkan mengahruskan perawat sering beradaptasi,
bahwa responden telah bekerja menjadi dan pada akhirnya malas untuk
perawat selama 5-10 tahun dengan melaksanakannya. Sedangkan untuk
penerapan standar dokumentasi responden memiliki status pekerjaan
keperawatan dalam kategori tidak honorer daerah dengan penerapan standar
diterapkan, yaitu 18 responden (33,3%). dokumentasi keperawatan dalam kategori
Lama responden bekerja memperlihatkan tidak diterapkan, yaitu 19 responden
bahwa pengalaman responden dalam (35,2%), pada penelitian ini juga diketahui
bekerja tidak berpengaruh terhadap bahwa responden memiliki status
pelaksanaan dokumentasi, bahkan kadang pekerjaan honorer daerah dengan
kala muncul kecenderungan semakin penerapan standar dokumentasi
senior maka proses pengisian dokumentasi keperawatan dalam kategori tidak
tidak lengkap dan hanya seperlunya saja. diterapkan. Sebagai honorer daerah maka

27
hak-hak responden masih terbatas, merupakan faktor dasar yang dapat
sehingga membatasi gerak responden, mempengaruhi pilihan pasien untuk
selain itu sebagai honorer daerah berbagai jenis jasa yang berkembang saat
pendapatan responden lebih sedikit ini dan telah menjadi salah satu faktor
dibandingkan dengan responden yang dalam keberhasilan dan pertumbuhan suatu
berstatus sebagai PNS, hal ini organisasi. Usaha penilaian dan
mempengaruhi semangat kerja responden peningkatan kualitas menjadi faktor
termasuk dalam melaksnakan terpenting dalam keberhasilan rumah sakit.
pendokumentasian keperawatan. Kualitas pelayanan yang baik adalah saat
rumah sakit mampu memberikan
B. Kualitas Pelayanan Keperawatan di pelayanan yang memuaskan agar
Ruang Rawat Inap RSUD Gambiran terpenuhinya permintaan dan harapan
pasien. Saat ini usaha peningkatan
Kualitas pelayanan keperawatan di pelayanan sudah dilakukan tetapi hanya
Ruang Rawat Inap RSUD Gambiran sebatas pada aspek fisik tetapi juga aspek
diketahui bahwa sebagian besar dari lainnya misalnya peran perawat dalam
responden menilai kualitas pelayanan memberikan pelayanan, kondisi taman,
keperawatan dalam kategori baik, yaitu 36 dan kebersihan. Dalam peningkatan
responden (66,7%). kualitas pelayanan pihak rumah sakit
belum melibatkan pasien rumah sakit
Pelayanan keperawatan adalah suatu sehingga masih terdapat kekurangan-
bentuk pelayanan professional yang kekurangan. Oleh karena itu perlu
merupakan bagian integral dari pelayanan dilakukan pengukuran yang melibatkan
kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi pasien agar upaya peningkatan pelayanan
bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang akan dilakukan dapat memenuhi
yang menentukan kualitas pelayanan di harapan pasien.
tataran pelayanan di Rumah Sakit adalah Hasil penelitian menunjukkan
pelayanan keperawatan. Perawat sebagai bahwa responden berusia 20-35 tahun
profesi yang mempunyai kemandirian dengan kualitas pelayanan keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan dalam kategori baik, yaitu 22 responden
selama 24 jam secara berkesinambungan (40,7%). Pada usia ini responden sedang
yang melibatkan klien, keluarga maupun dalam fase puncak kemampuan
profesi atau tenaga kesehatan yang lain kognitifnya, dimana responden dapat
(Somantri, 2008). Rumah sakit umum memahami informasi dan mengingatnya
daerah sebagai sebuah badan pelayanan dengan baik, kebanyakan responden
publik memiliki tanggung jawab untuk merasakan bahwa pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada diberikan kurang maksimal tidak seperti
masyarakat khususnya dalam pelayanan yang dibayangkan seperti yang pernah
kuratif. Pelayanan yang diberikan oleh dilihat di televisi atau media lainnya
pihak rumah sakit dan paling menyebabkan responden mnilai pelayanan
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di yang diberikan dalam kategori baik. Selain
rumah sakit adalah pelayanan itu tingkat pendidikan responden yang
keperawatan. Perawat juga yang diploma menyebabkan responden
membantu pasien dalam memenuhi merasakan bahwa pelayanan yang
kebutuhan dasarnya dan membantu dalam diberikan sesuai dari apa yang menjadi
pemulihan dan penyembuhan pasien. referensinya hal ini juga ditunjang dengan
Sehingga hubungan dan interaksi antara adanya pembiayaan yang diberikan
perawat-pasien akan sangat menentukan melalui BPJS menyebabkan responden
tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pasien tidak harus mengeluarkan biaya
pelayanan di rumah sakit (Potter & Perry, tambahan, hal inilah yang menyebabkan
2005). responden menilai pelayanan yang
Hasil penelitian menunjukkan diberikan sudah baik.
bahwa responden sebagian besar merasa
kualitas pelayanan adalah baik. Kualitas

28
C. Hubungan Penerapan Standar disebabkan karena dokumentasi
Dokumentasi Keperawatan Dengan keperawatan memberikan pengaruh pada
Kualitas Pelayanan Keperawatan di kecepatan pelayanan, tetapi tidak banyak
Ruang Rawat Inap RSUD Gambiran. pasien yang menyadari akan kondisi ini,
sehingga ada beberapa responden yang
Hasil uji korelasi phi diketahui p- tidak menerapkan dokumentasi
value (0,002) < D (0,05) maka H0 ditolak keperawatan dengan baik tetapi dapat
dan H1 diterima yang berarti ada hubungan menimbulkan kepuasan pada pasien.
penerapan standar dokumentasi Kondisi ini disebabkan karena
keperawatan dengan kualitas pelayanan dokumentasi keperawatan memang tidak
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD berhubungan dengan pasien secara
Gambiran. langsung sehingga selama perawatan yang
Menurut Potter & Perry (2005), diberikan oleh perawat berjalan dengan
dokumentasi keperawatan harus baik, dan dokumentasi tidak dilaksanakan
mencantumkan seluruh proses asuhan dengan baik tidak mempengaruhi pasien
keperawatan, mulai dari pengkajian untuk memberikan penilaian kualitas
dengan menetapkan data dasar seorang pelayanan dalam kategori baik. Hal ini
klien , diagnosa keperawatan untuk tentunya tidak berlaku ketika ditemukan
mengidentifikasi permasalahan yang permasalahan pada pelayanan yang
dihadapi pasien, intervensi yaitu diberikan maka akan menyebabkan
merencanakan asuhan keperawatan kepada penilaian dari responden adalah tidak baik.
pasien, implementasi yaitu serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat SIMPULAN DAN SARAN
untuk membantu klien dari masalah status simpulan
kesehatan yang dihadapi kestatus Ada hubungan penerapan standar dokumentasi
kesehatan yang lebih baik yang keperawatan dengan kualitas pelayanan
menggambarkan kriteria hasil yang keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
diharapkan dan evaluasi merupakan Gambiran.
perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan Saran
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan Diharapkan pengisian dokumentasi
berkesinambungan dengan melibatkan keperawatan dilaksanakan secara disiplin
klien dan tenaga kesehatan lainnya. sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
Pengisian dokumentasi keperawatan permasalahan keperawatan karena dokumentasi
yang tidak sesuai dengan standar dapat keperawatan tidak diisi dengan lengkap.
menyebabkan perbedaan tindakan oleh
perawat lain sehingga menyebabkan KEPUSTAKAAN
terjadinya penurunan kualitas pelayanan. Depkes, 2002. StandarTenaga Keperawatan di
Banyak perawat yang tidak menyadari Rumah Sakit, cet 1. Jakarta:
pentingnya dokumentasi keperawatan yang Direktorat Pelayanan Keperawatan
pelaksanaannya harus sesuai dengan Direktorat Jenderal Pelayanan
standar. Perawat membuat dokumentasi Medik, Departemen Kesehatan.
seringkali sesuai dengan pemahamannya
sendiri sehingga berdampak pada Hidayat, A.A. 2008 Metode Penelitian Untuk
dokumentasi yang disusun tidak dapat Keperawatan. Jakarta : EGC.
dipahami perawat lain. Hal ini
menyebabkan terjadinya keterlambatan Maryadi. 2007. Hubungan Kepuasan
dalam waktu pelayanan yang berdampak Kompensasi Jasa Pelayanan
pada menurunnya kualitas layanan dengan Kinerja Perawat di Ruang
(Windari, 2009). Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Pada hasil analisis menunjukkan Daerah Sleman Tahun 2006.
bahwa dokumentasi keperawatan Skripsi. FKM Universitas
memberikan pengaruh yang signifikan Diponegoro.
terhadap kualitas pelayanan. Hal ini

29
Notoatmodjo. 2005. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan.


edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental


Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta : EGC

Siregar. 2008. Standard Asuhan Kerperawatan.


Jakarta

Windari. 2009. Memahami Fenomena


Kepuasan Pasien dan kualitas
pelayanan di Rumah Sakit
Referensi Pendukung Untuk
Mahasiswa, Akademik, Pimpinan
Organisasi Dan Praktisi
Kesehatan. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatra Utara

Yahyo, 2007. Pengantar Manajemen


Keperawatan. MMR UGM.
Yogyakarta

30

Anda mungkin juga menyukai