Anda di halaman 1dari 41

PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA

SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB X
SALURAN DALAM RUMAH/GEDUNG DAN GEDUNG BERTINGKAT
(HIGH RISE BUILDING)

10.1 Tujuan
Pedoman ini membahas cara pemasangan atau Instalasi saluran dalam rumah
pelanggan/gedung dan gedung bertingkat atau High Rise Building (HRB), bertujuan untuk
dipedomani dalam pelaksanaan pemasangan Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/G) di
lapangan. Sehingga pemasangan dan penempatannya menjadi seragam, berkualitas, aman
dan rapih serta memenuhi standar jaringan Ready To Broadband ( R2BB ).

10.2 Penggunaan
Digunakan sebagai pedoman pemasangan Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/G) di
Rumah Pelanggan dan gedung bertingkat atau High Rise Building (HRB). Pedoman ini harus
ditaati dalam melaksanakan pekerjaan, baik yang dilaksanakan oleh Petugas/Karyawan PT.
TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM.

10.3 Definisi

10.3.1 Saluran Dalam Rumah Pelanggan/Gedung


Adalah jaringan kabel yang merupakan bagian dari Jaringan Akses Tembaga:

a. Yang dipasang/diinstalsi di dalam rumah pelanggan atau di dalam gedung dan disebut
sebagai Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/G), kapasitas 1 pair sampai dengan 100
pair.
b. Diterminasi di Kotak Terminal Batas (KTB) di satu ujung dan di Roset untuk ujung yang
lain.
c. Berupa kabel PVC ( Poly Vinyl Chloride ) dengan kapasitas 1x2 sampai dengan Kap.
100x2, berdiameter 0,6 atau 0,8 mm yang memenuhi spesifikasi kabel minimal Category
3 (Cat-3).

Gambar 10 - 01. Kabel PVC Indoor Singe Pair

285 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 02. Kabel PVC Indoor Multi Pair

10.3.2 Kotak Terminal Batas (KTB)


Adalah merupakan bagian dari Jaringan Akses Tembaga yang berfungsi sebagai:
a. Titik Terminasi Akhir dari jaringan Kabel drop atau Saluran Penanggal (drop wire),
kapasitas 1 pair sampai dengan 10 pair.
b. Titik Terminasi Awal dari jaringan kabel/saluran dalam rumah/Instalasi Kabel
Rumah.
c. Titik Temu atau titik peralihan antara Kabel drop dengan Saluran dalam rumah.
d. Titik Batas tanggung jawab pengelolaan antara PT Telkom dengan Pelanggan.

KTB dipasang pada dinding bagian luar Rumah Pelanggan/Gedung dengan ketinggian
minimal 2,0 meter.

286 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 03. Kotak Terminal Batas

10.3.3 Cable Tray


Adalah asesoris pendukung Instalasi Kabel Rumah/Gedung yang berfungsi sebagai alur &
pelindung serta untuk menjaga kerapian saluran dalam rumah pelanggan. Cable Tray terbuat
dari PVC, pemasangannya dilakukan dengan sistem tempel (dengan perekat atau paku
beton) pada dinding Rumah Pelanggan/Gedung.

287 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 04. Cable Tray Terbuka dan Percabangan

Gambar 10 - 05. Cable Tray Tertutup

10.3.4 Pipa PVC/Besi


Adalah asesoris pendukung Instalasi Kabel Rumah/Gedung yang berfungsi sebagai alur &
pelindung serta untuk menjaga kerapian Saluran dalam rumah pelanggan. Pemasangan pipa
PVC/besi pada dinding Rumah Pelanggan/Gedung dapat dilakukan dengan sistem tempel
dengan dengan menggunakan klem pipa atau dipasang dengan sistem tanam. Pipa
PVC/Besi yang digunakan pada Instalasi Kabel rumah/Gedung berdiameter 5/8 ”.
288 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 06. Pipa Besi/PVC Pelindung Kabel dan Asesoris

10.3.5 Klem Kabel Plastik


Adalah asesoris pendukung berfungsi sebagai penguat dan penjepit pipa pada sistem tempel
dalam pemasanagan Instalasi Kabel Rumah/Gedung berupa paku beton berikut klem pipa
yang ukurannya disesuaikan dengan diameter pipa.

Gambar 10 - 07. Klem Pipa/Kabel PVC

10.3.6 Roset/Soket
Adalah merupakan bagian dari Jaringan Akses Tembaga yang berfungsi sebagai :
a. Titik Terminasi Akhir dari jaringan kabel/saluran dalam rumah/Instalasi Kabel Rumah,
kapasitas 1 pair.
b. Titik Terminasi Awal (port RJ-11) dari utas kabel Telepon/Terminal Pelanggan/Splitter.
c. Titik Temu atau titik peralihan antara Kabel Saluran dalam rumah dengan utas kabel
Telepon/Terminal Pelanggan.

289 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Berdasarkan penggunaannya terdapat 2 Jenis Roset/Soket, yaitu Roset/Soket Tempel dan


Roset/Soket Tanam, dipasang minimal 40 cm diatas permukaan lantai.

Gambar 10 - 08. Soket/Roset

10.3.7 Splitter
Adalah merupakan bagian dari Jaringan Akses Tembaga yang mempunyai 1 port masukan
berupa port RJ-11dan keluaran berupa 2 port RJ-11 yang berfungsi sebagai:
a. Titik Koneksi Akhir dari utas kabel Telepon.
b. Titik Terminasi Awal dari utas kabel Telepon dan utas kabel Modem Pelanggan
c. Titik Pemisah antara Voice dan data.

Gambar 10 - 09. Splitter

290 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

10.4 Peralatan Kerja Dan Material


Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi perlu dipersiapkan peralatan atau perkakas dan
material untuk menunjang kelancaran pekerjaan tersebut. Selain itu juga harus dipergunakan
sesuai dengan fungsinya agar tidak menimbulkan masalah terhadap perangkat maupun
terhadap pekerjaan instalasi yang sedang dilakukan.

10.4.1 Peralatan yang Diperlukan


Peralatan yang dibutuhkan antara lain seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 10 - 01. Peralatan Kerja Pemasangan IKR/G

No. Deskripsi Penggunaan


1. Pemotong Kabel (cable Cutter) Instalasi kabel multipair, UTP atau STP
2. Pengupas kulit kabel (shealt knife) Instalasi kabel multipair, UTP atau STP
3. Palu Instalasi umum
4. Tangga Instalasi umum
5. Bor Instalasi umum
6. Toolkit set Instalasi umum
7. Kunci Pas/Sock Instalasi umum
8. Cable extender Instalasi umum
9. Gergaji besi Instalasi umum
10 Gunting Instalasi umum
11. Cutter Instalasi umum
12. Wateroas Instalasi umum
13. Crimping tool kabel ground Instalasi kabel grounding
14. Alat pembersih (vacum cleaner, sapu, Untuk pembersih umum
lap dan sebagainya)
15. Lampu penerangan Instalasi umum
16. Sabuk pengaman Instalasi umum
17. AVO meter Pengukuran AVO
18. Grounding Tester Pengukuran Grounding
19. Crimping tool RJ-11 dan RJ-45 Instalasi kabel multipair UTP atau STP
20. Insertion tool Instalasi kabel multipair
21. LAN Cable meter Instalasi kabel UTP atau STP
22. Pair Checker Instalasi kabel multipair
23. Alat komunikasi Instalasi umum
24. Helm pengaman Instalasi umum
25. Kaus tangan Instalasi umum

10.4.2 Material yang Diperlukan


Material yang dibutuhkan antara lain seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.

291 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Tabel 10 - 0 2. Material untuk Pemasangan IKR/G

No. Deskripsi Penggunaan


1. Cable ties Instalasi umum
2. Sepatu kabel Instalasi umum
3. Label Instalasi umum
4. Isolasi, Lakban Instalasi umum
5. Paku, sekrup, baud dan Fischer Instalasi perangkat indoor
6. Dyna bolt Instalasi perangkat indoor
7. Kabel grounding Instalasi grounding
8. Pipa pelindung (PVC, Galvanis) Instalasi kabel
9. Pipa elastis Instalasi kabel
10 Cable Tray Instalasi kabel
11. Terminal blok Instalasi kabel tembaga
12. Patch panel RJ-45 Instalasi kabel UTP/STP
13. Terminal outlet Instalasi kabel tembaga dan UTP/STP
14. Konektor RJ-11 dan RJ-45 Instalasi kabel multipair dan UTP/STP
15. Paku klem Instalasi kabel tembaga
16. Penjepit kabel Instalasi kabel tembaga
17. Kabel indoor Instalasi kabel
18. Soket telepon Instalasi kabel
19. Terminal batas Instalasi kabel
20. Kotak sambung Instalasi kabel

10.5 Instalasi Saluran Dalam Rumah/Gedung

10.5.1 Ketentuan Umum


Berikut ini ketentuan umum dalam instalasi saluran dalam rumah/gedung (IKR/G):
a. IKR/G bagi pelanggan harus menggunakan pelindung pipa atau tray.
b. Alur/rute pipa pelindung harus aman dari pengaruh perubahan suhu yang ekstrim dan
bahan kimia yang dapat merusak kabel.
c. Kabel indoor yang dipergunakan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan sesuai STEL
yang berlaku (STEL-K-002 -2001).
d. Penggunaan kabel indoor tempel langsung (tanpa pipa atau tray pelindung) harus
dihindarkan, kecuali pada kondisi yang bersifat temporer.
e. Pemilihan penggunaan pipa atau tray disesuaikan dengan keadaan ruangan dan rumah
pelanggan.
f. Pada titik awal dari IKR/G untuk kapasitas 1 pair sampai dengan 5 pair harus
menggunakan KTB.
g. Penempatan KTB dan Soket/Roset harus pada tempat yang bebas dari air, lembab, uap
kimia dan perubahan suhu yang sangat fluktuatif.
h. Pada setiap titik akhir instalasi harus digunakan soket telepon (Roset).
i. Soket/Roset telepon yang digunakan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan pada
STEL soket telepon.
j. Jumlah soket telepon yang diijinkan bagi 1 (satu) saluran telepon dalam satu rumah
sebanyak-banyaknya adalah 3 (tiga) buah soket dan dipasang dengan ketinggian minimal
40 cm di atas lantai.
k. Hubungan antara soket yang satu dengan yang lainnya dirangkaikan secara pararel.
292 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

l. Kabel PVC yang digunakan antara KTB dengan Soket dan atau antara Soket dengan
Soket tidak diperbolehkan ada sambungan.
m. Penempatan soket pada ruangan di dalam rumah dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan.
n. Tidak diijinkan IKR/G tersambung langsung kepesawat telepon tanpa melalui soket
telepon.

10.5.2 Teknik Instalasi

Dalam instalasi kabel rumah/gedung (IKR/G) pelanggan terdapat 2 (dua) teknik yaitu IKR/G
tanam dan IKR/G tempel. IKR/G tanam adalah instalasi kabel rumah bagi pelanggan telepon
dengan menggunakan pipa yang ditanam pada dinding atau lantai rumah pelanggan. IKR/G
tempel adalah instalasi kabel rumah pelanggan telepon dengan menggunakan pipa atau
kabel duct/Cable tray yang ditempelkan pada dinding, plafond atau rangka plafond rumah
pelanggan. Dalam pemasangannya dapat digunakan gabungan kedua teknik IKR/G tersebut
dengan pertimbangan kondisi ruangan dan rumah pelanggan.

10.5.2.1 IKR/G Tanam


Beberapa persyaratan yang harus dilakukan pada saat instalasi kabel rumah atau gedung
dengan teknik tanam:
a. IKR/G tanam dilakukan pada jalur kabel telepon mendatar dan atau jalur vertikal menurun
dengan menggunakan kabel indoor di dalam pipa yang ditanam pada dinding rumah.
b. Jarak antara jalur IKR/G yang ditanam sejajar dengan instalasi catuan PLN sekurang-
kurangnya adalah 30 cm.
c. Ketinggian jalur IKR/G tanam mendatar dari permukaan lantai dasar rumah sekurang-
kurangnya adalah 40 cm.
d. Pada keadaan ruangan yang tidak memungkinkan, dalam satu rumah dapat digunakan
IKR/G kombinasi antara tanam dan tempel.
e. Pada jalur pencabangan, persilangan dan atau belokan ke/dari ruangan lain harus
menggunakan kotak tiga arah, kotak silang dan atau kotak siku.
f. Tiap titik akhir jalur IKR/G harus dipasang soket RJ-11 atau Roset sebagai titik terminasi
akhir kabel di dalam sistem IKR/G.

Gambar 10 - 10. Kotak Percabangan IKR/G Menggunakan Pipa

293 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 11 Jalur/Alur Masuk IKR/G

Tahapan dalam pemasangan IKR/G tanam adalah sebagai berikut:


1) Penentuan jalur kabel, lokasi soket dan kotak cabang/silang bila diperlukan.
2) Pemasangan/penanaman pipa pada dinding.
3) Penarikan kabel kedalam pipa.
4) Penyambungan urat kabel pada percabangan.
5) Pemasangan soket tanam.
6) Pengukuran instalasi.

294 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 12. IKR/G Tanam

Berikut ini cara pemasangan pipa pada dinding dan penggunaan IKR/G tanam pada jalur
kabel telepon dalam rumah:

a. Cara Pemasangan Pipa


1) Lubangi dinding pada jalur yang telah ditentukan sedalam kurang lebih 3 cm dengan
lebar 3 cm. Pada jalur di lantai lubang pipa harus sedalam 5 cm.
2) Buat lubang untuk penempatan kotak lurus pada setiap belokan.
3) Masukkan kawat penarik kedalam setiap pipa yang akan di tanam pada jalur
mendatar.
4) Masukkan pipa pada jalur lubang dan pasang klem untuk menahan. Jarak antara
klem penahan kurang lebih 10 cm.
5) Pasang kotak cabang, kotak silang (jika ada), kotak lurus, siku dan kotak akhir pada
setiap terminal terkait.
6) Tutup dengan adukan pasir semen kemudian haluskan permukaan dengan semen
basah.
7) Pada jalur pararel dengan kabel listrik PLN, jarak terdekat antara pipa/soket sekitar
30 cm.

295 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 13. Penanaman Pipa PVC Pelindung di Dinding

b. Penarikan Kabel Indoor Ke Dalam Pipa


Penarikan kabel ke dalam pipa pada jalur menurun, pipa dimasukkan langsung ke dalam
kabel dari kotak cabang/siku atas. Untuk jalur mendatar kabel dimasukkan kedalam pipa
dengan bantuan kawat penarik.

c. Penggunaan IKR/G tanam


1) Pada terminasi awal
Terminasi awal adalah tempat penyambungan IKR/G (pada jalur masuk rumah)
dengan saluran penanggal. Ketinggian kotak terminasi awal (KTB) dari permukaan
lantai sekurang-kurangnya 200 cm.

2) Pada terminasi akhir


Terminasi akhir adalah akhir setiap jalur IKR/G yang disambungkan ke soket/Roset
telepon.
3) Pada jalur menurun dan mendatar didalam atau diluar ruangan
Jalur mendatar dapat ditanam pada dinding dibawah plafond, di atas plafond atau
bagian bawah dinding dengan ketinggian serendah-rendahnya 30 cm dari permukaan
lantai.
296 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

4) Pada jalur antara lantai bawah dengan lantai atas pada rumah bertingkat
Jarak minimum antara soket dilantai atas dengan permukaan lantainya adalah 15 cm.
Pada titik pencabangan jalur mendatar dengan jalur ke lantai atas ke bawah digunakan
kotak tiga arah.

10.5.2.2 IKR/G Tempel


Beberapa persyaratan dalam melakukan instalasi kabel rumah/gedung dengan sistim tempel
adalah:
a. IKR tempel digunakan pada jalur atas plafond, jalur mendatar/menurun pada dinding dan
pada jalur bawah lantai raised floor atau pada bagian bangunan rumah yang
menggunakan konstruksi kayu.
b. Pada jalur bersilang dengan instalasi kabel listrik PLN harus dibuat jarak minimal 15 cm.
c. Pemasangan jalur IKR/G tempel pada dinding harus menggunakan pipa atau tray
tertutup.
d. Jalur IKR/G tempel pada atas plafond yang terbuat dari rangka kayu dapat menggunakan
pipa, tray tertutup atau jumlah kabel pair pada satu jalur pararel lebih dari 6 pair dapat
menggunakan cable tray terbuka.
e. Jalur IKR/G tempel pada bagian bawah lantai raised floor dapat menggunakan pipa, tray
tertutup atau tray terbuka.
f. Dalam satu jalur kabel dengan pipa tidak boleh terisi lebih 3 pair kabel.
g. Ketentuan lain mengacu pada persyaratan IKR/G tanam butir b,c,d,e dan f.
h. Pada IKR/G tempel dengan pipa mengikuti ketentuan IKR/G tanam butir f.

Gambar 10 - 14 Pemasangan Kabel Tray Pelindung di Plafond

297 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 11 - 15 Pemasangan Pipa Pelindung Kabel di Plafond

Tahapan pemasangan IKR/G tempel adalah sebagai berikut:


a. IKR/G tempel dengan tray:
1) Penentuan jalur, lokasi soket, percabangan dan persilangan.
2) Pemasangan tray.
3) Penarikan kabel.
4) Penyambungan urat kabel.
5) Pemasangan soket.
6) Pengukuran instalasi.

b. IKR/G tempel dengan pipa:


1) Penentuan jalur dan percabangan.
2) Pemasangan pipa.
3) Penarikan kabel.
4) Pemasangan klem pipa.
5) Penyambungan urat.
6) Pemasangan soket.
7) Pengukuran instalasi.

Pemasangan dan penggunaan IKR/G tempel adalah sebagai berikut:


a. IKR/G tempel dengan tray.
Tray tertutup digunakan pada jalur mendatar dan menurun, menempel pada dinding
dalam ruangan pada jalur mendatar di bawah lantai raised floor. Tray terbuka digunakan
di atas plafond dan di bawah raised floor. Berikut ini adalah pedoman dan petunjuk
298 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

pemasangan tray, teknik penyambungan pada percabangan, belokan datar menurun,


belokan siku mendatar dan beberapa contoh tray dalam ruangan.

Pemasangan IKR/G tempel dengan tray dilakukan pada posisi sebagai berikut:
1) Pada jalur lurus menempel dinding dan pada lantai dibawah raised floor.
Jarak antara paku pada tray yang menempel dinding kurang lebih 30 cm sedangkan
jarak antara paku pada tray yang menempel lantai kurang lebih 70 cm.
2) Penyambungan tray pada belokan menurun-mendatar atau sebaliknya.
3) Penyambungan tray tertutup pada jalur datar menyiku.
4) Penyambungan tray pada belokan mendatar mengikuti tiang rumah.
5) Pencabangan dengan tray.

Untuk penarikan kabel pada IKR/G tempel dengan tray dapat dilakukan dengan bantuan
pita isolasi kabel indoor ditempelkan sepanjang pada jalur tray. Jarak antara pita isolasi
pemegang pada kabel jalur mendatar kurang lebih 60 cm, sedangkan pada jalur menurun
kurang lebih 75 cm.

Penggunaan IKR/G tempel dengan tray dilakukan pada kondisi sebagai berikut:
1) Pada jalur masuk rumah (terminal awal).
Terminal awal adalah tempat penyambungan IKR/G dengan saluran penanggal.
Ketinggian kotak terminasi awal (KTB) dari permukaan lantai sekurang-kurangnnya
170 cm.
2) Pemasangan tray tertutup pada dinding ruangan.
Tray dapat dipasang dalam ruangan pada jalur mendatar pada dinding tepat di bawah
plafond atau mengikuti list dinding atas lantai.
3) Pada atas lantai di bawah raised floor.
Instalasi IKR/G di bawah raised floor dapat menggunakan tray tertutup atau tray
terbuka.
4) Di atas plafond.
Penggunaan tray di atas plafond hanya dengan jenis tray terbuka dan digunakan jika
pair kabel dalam satu jalur lebih dari 6 pair. Dapat juga dipakai pipa dalam satu jalur,
jika jumlah pair kabel cukup banyak sebagai pengganti tray kabel.

299 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 16 IKR/G Tempel dengan Tray

b. IKR/G tempel dengan pipa.


Pipa tempel dapat digunakan pada jalur mendatar diatas plafond, di bawah lantai raised
floor, sepanjang koridor dan pada jalur ke atas plafond di terminal awal. Berikut ini adalah
petunjuk atau cara pemasangan pipa untuk beberapa kondisi lapangan:
1) Pemasangan pada dinding.
Pipa langsung dipasang menempel ke dinding dengan klem pipa. Jarak antara klem
jika pipa dipasang mendatar adalah kurang lebih 60 cm, sedangkan pada pipa yang
dipasang menurun jarak antara klem kurang lebih 75 cm.
2) Pemasangan pada rangka kayu plafond.
Pemasangan pada rangka kayu plafond dengan klem pipa yang dipasang pada rangka
kayu plafond. Pada plafond yang tidak menggunakan rangka kayu dapat digunakan
tray terbuka atau dipakai alternatif jalur IKR/G lain.
3) Pemasangan lantai dibawah raised floor.
Pemasangan pipa pada lantai dilakukan langsung dengan klem pipa. Klem pipa dapat
dipasang dengan paku beton atau fisher.
4) Pemasangan jalur cabang dengan pipa.
Pembuatan jalur cabang dengan pipa dilakukan dengan bantuan kotak cabang tiga
arah dan kotak silang.
5) Persilangan dengan kabel listrik.
Pada persilangan dengan kabel listrik (PLN) harus dibuatkan jalur khusus.

300 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Penarikan kabel pada IKR/G tempel dengan pipa dilakukan sama seperti penarikan kabel
pada IKR/G tanam. Adapun penggunaan IKR/G tempel pipa dilakukan di lokasi seperti
berikut:
a) Pada terminasi awal jalur masuk rumah (KTB).
b) Pada dinding di atas plafond.
c) Pada rangka atas plafond.
d) Pada lantai di bawah raised floor
ah
Ar
ga
Ti
k
ta
Ko

Gambar 10 - 17. IKR/G Tempel dengan Pipa

10.5.2.3 Instalasi Temporer dan Penyambungan Kabel


Pemakaian kabel indoor tempel langsung hanya dijinkan dalam keadaan darurat. Keadaan
darurat yang dimaksud disini adalah jika pemakaian jalur kabel ke pesawat telepon hanya
untuk jangka waktu tertentu kurang dari satu bulan dan tidak memungkinkan dipasang
dengan pelindung pipa atau tray. Pemasangan instalasi temporer dilakukan dengan bantuan
klem kabel plastik, klem kabel (paku klem) dengan perekat atau staples

Penyambungan urat kabel dilakukan pada titik/jalur percabangan dan persilangan pada
IKR/G dengan bantuan konektor urat kabel tipe UR (konektor jagung) untuk 3 urat.
Penyambungan urat kabel pada IKR/G dapat dilakukan dengan pipa atau dengan tray
tertutup/terbuka.

301 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

10.6 Instalasi Saluran Dalam Gedung Bertingkat (HRB)

10.6.1 Sistem Perkabelan Terstruktur

Sistem perkabelan terstruktur (Structured Cabling System) adalah sistem perkabelan


terpadu yang mengintegrasikan seluruh perkabelan bagi layanan suara (voice), data dan
video di suatu gedung bertingkat. Sistem perkabelan terstruktur mencakup arsitektur,
standarisasi media, standar antarmuka koneksi, dan desain sistem secara keseluruhan
termasuk instalasinya. Sistem perkabelan terstruktur terdiri dari 6 subsistem yaitu:

a. Building Entrance
Merupakan titik dimana kabel-kabel dari OSP (Outside Plant) dan perangkat-perangkat
yang terkait dihubungkan ke dalam suatu gedung. Kabel-kabel dari luar gedung berakhir
pada Telecommunication Room yang merupakan titik distribusi utama dari suatu gedung
yang disebut sebagai MC (Main Cross connect).

b. Telecommunication Room (TR)


Merupakan suatu ruangan yang menjadi pusat peletakan perangkat telekomunikasi dalam
suatu gedung. "Patch Panels" dan "Cross Connect Blocks" digunakan untuk terminasi
kabel dan menghubungkannya dengan kabel atau perangkat yang lain.

c. Backbone Cabling
Gedung-gedung bertingkat (HRB) saat ini umumnya memiliki beberapa titik distribusi atau
Telecommunications Closets yang diperlukan untuk kemudahan distribusi dan mengatasi
keterbatasan jarak. Kabel backbone menghubungkan antar telecommunications closets
dan telecommunications room dalam satu gedung atau antar gedung yang berbeda
(Campus Network).

d. Telecommunications Closet (TC)


Adalah suatu space dimana kabel distribusi horisontal diterminasikan. Kabel Backbone
juga diterminasikan pada telecommunication closet dan crossconnection dilakukan
dengan menggunakan jumper atau patch cord untuk mendapatkan konektivitas yang
fleksibel.

e. Horizontal Cabling
Merupakan media fisik perkabelan yang digunakan untuk menghubungkan masing-
masing outlet ke Telecommunication Closet. Kabel Horizontal terbentang dari
Telecommunications Closets hingga Telecommunication Outlet (wall jacks) yang
digunakan oleh user untuk menghubungkan perangkatnya.

f. Work Area (WA)


Adalah koneksi dan perkabelan pada sisi setelah Telecommunications Outlet (TO).
Elemen yang ada di Work Area adalah patch cord dengan jenis kabel dan konektor yang
sesuai untuk dihubungkan ke terminal.

302 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 18. Interkoneksi Sistem Perkabelan Terstruktur

Gambar 10 - 19. Sistem Perkabelan Terstruktur

303 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 20. Panjang Kabel Maksimum

Pada pembahasan selanjutnya dalam dokumen ini, sistem instalasi kabel dalam gedung
atau dikenal dengan IKG akan dikelompokkan menjadi dua sistem perkabelan utama
yaitu:
1) Sistem Perkabelan Backbone (Backbone Cabling)
2) Sistem Perkabelan Horisontal (Horizontal Cabling)

Gambar 10 - 21. Perkabelan Backbone dan Horisontal

304 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

10.6.2 Sistem Perkabelan Backbone (Backbone Cabling)

Sistem perkabelan backbone adalah sistem perkabelan yang menghubungkan antar


Telecommunication Closets (TC) dan Telecommunication Rooms (TR) dalam satu gedung
atau sistem perkabelan yang menghubungkan antar gedung yang berbeda. Gedung yang
besar atau bertingkat umumnya memiliki beberapa titik distribusi atau Telecommunication
Closets yang diperlukan untuk memudahkan pendistribusian dan untuk mengatasi
keterbatasan jarak. Sistem perkabelan backbone mencakup interkoneksi antara
Telecommunication Closet (TC), ruang telekomunikasi (Telecomunication Room), dan jalur
masuk (Building Entrance Facilities). Elemen-elemen perkabelan backbone meliputi
perkabelan backbone intra gedung (didalam satu gedung) maupun perkabelan backbone
antar gedung (Campus Network), main cross connect, intermediate cross connect, patchcord
atau jumper wire (terminasi mekanis) yang digunakan untuk backbone-to-backbone cross-
connection. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sistem perkabelan backbone adalah:
a. Panjang kabel yang masuk dari building entrance facility ke main crossconect harus
memperhitungkan panjang maksimum kabel backbone yang dipersyaratkan.
b. Panjang kabel patchcord/jumper wire yang digunakan di Main Crossconect dan
Intermediate Crossconnect harus memperhitungkan panjang maksimum kabel yang
dipersyaratkan.
c. Kabel backbone yang digunakan dapat berupa kabel fiber optik (single mode atau
multimode).
d. Tidak diperkenankan adanya Bridge Tap.
e. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel diantara main crossconect dengan
intermediate crossconnect dan intermediate crossconnect dengan horizontal
crossconnect.
f. Hindari sumber sumber penyebab interferensi RFI dan EMI.
g. Sistem perkabelan backbone umumnya memiliki topologi star dengan hirarki maksimum 2
tingkat.

Sistem koneksi perkabelan backbone dapat melalui 2 cara yaitu:


1) Hubungan langsung (dari Main Crossconnect ke Horizontal Crossconnect).
2) Hubungan perantara (dari Main Crossconnect ke Horizontal Crossconnect melalui
Intermediate Crossconnect).

305 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 22. Topologi Star Perkabelan Backbone

10.6.3 Sistem Perkabelan Horisontal (Horizontal Cabling)

Sistem perkabelan horisontal adalah sistem perkabelan yang digunakan untuk


menghubungkan Telecommunication Closet (TC) dan Telecommunication Outlet (TO)
termasuk perkabelan Work Area (WA). Elemen-elemen perkabelan horisontal terdiri dari
perkabelan horisontal, horizontal crossconnect, telecommunication outlet dan work area.
Terminasi kabel sebagai titik transisi/titik konsolidasi (optional), patchcords atau jumper wire
(terminasi mekanis) yang digunakan untuk membentuk horizontal cross connect. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada sistem perkabelan horisontal adalah:
a. Panjang kabel patchcord (yang digunakan di Horizontal Crossconnect) dan panjang
workstation jumper (yang digunakan untuk menghubungkan Telecommunication Outlet
ke/Terminal Equipment) harus memperhitungkan panjang maksimum kabel (100 meter)
yang dipersyaratkan.
b. Kabel horisontal yang digunakan dapat berupa kabel multipair, kabel twisted pair kabel
fiber optik (single mode atau multimode) dan kabel koaksial.
c. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel diantara Horizontal Crossconnect dan
Telecommunication Outlet, atau diantara Horizontal Crossconnect dan terminasi kabel.
d. Jumlah terminasi kabel maksimum adalah 1 titik (titik transisi atau titik konsolidasi).
e. Penempatan dan penentuan jumlah Telecommunication Outlet harus mempertimbangkan
kebutuhan dan kemudahan/fleksibilitas di Work Area.
f. Hindari sumber sumber penyebab interferensi RFI dan EMI.

306 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Perkabelan Horisontal harus dikonfigurasi dalam topologi star dengan menghubungkan


Horizontal Crossconnect ke setiap Telecommunication Outlet pada Work Area.

Gambar 10 - 23. Topologi Star Perkabelan Horisontal

Sistem koneksi perkabelan horisontal dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu:


1) Hubungan langsung (dari Horizontal Crossconnect ke Telecommunication Outlet).
2) Hubungan perantara (dari Horizontal Crossconnect ke Telecommunication Outlet melalui
terminasi kabel/titik transisi/titik konsolidasi).

10.6.4 Instalasi Kabel dalam Gedung

10.6.4.1 Konfigurasi Jaringan Akses dalam Gedung


Instalasi kabel dalam gedung bertingkat dapat menggunakan jaringan kabel tembaga
(multipair atau UTP/STP), jaringan fiber optik dan jaringan kabel koaksial. Konfigurasi
jaringan kabel dalam gedung bertingkat untuk media kabel tembaga terdiri dari beberapa
komponen yaitu media kabel tembaga (multipair atau UTP/STP), distribution frame dan
perangkat aktif modem xDSL. Kabel tembaga dari luar gedung (OSP/Outside Plane) masuk
ke dalam melalui building entrance dan diterminasi di Main Crossconnect (MC) didistribusi ke
setiap Horizontal Crossconnect (HC) pada setiap lantai gedung dapat secara langsung atau
melalui Intermediate Crossconnect (IC). Disamping itu kabel dari MC juga di distribusi ke
ruangan telekomunikasi utama (Telecommunication Room) untuk mengakomodasi
kabutuhan perangkat seperti switching/sentral, router, hub, server, modem xDSL sisi sentral
dan yang lainnya. Kabel dari Horizontal Crossconnect (HC) didistribusi ke setiap titik outlet
(Telecommunication Outlet/TO) yang menghubungkan perangkat/terminal pelanggan seperti
telepon, komputer, televisi, modem xDSL, hub, router sisi remote.

307 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 24. Konfigurasi Jaringan Kabel Tembaga HRB

Metode instalasi kabel dalam gedung umumnya dilaksanakan berdasarkan pada


pertimbangan sistem pendistribusian kabel mulai dari Telecommunication Room,
Telecommunication Closet sampai pada titik Telecommunication Outlet. Instalasi kabel
dalam gedung terdiri dari perkabelan backbone dan perkabelan horisontal. Perkabelan
backbone pada sistem perkabelan terstruktur dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Sistem perkabelan backbone antar gedung (Campus Backbone Cabling) adalah sistem
perkabelan yang menghubungkan antara 2 (dua) gedung atau lebih dalam suatu
lingkungan instansi atau kampus.
b. Sistem Perkabelan Backbone antara Building Entrance dengan Telecommunication Room
.adalah sistem perkabelan yang menghubungkan perkabelan masuk ke suatu gedung
(building entrance) dengan telecommunication room.
c. Sistem Perkabelan Backbone dalam Gedung (Building Backbone Cabling) adalah sistem
perkabelan yang menghubungkan antar lantai dalam 1 (satu) gedung. Instalasi
perkabelan backbone dalam gedung ini biasa dikenal juga dengan Riser Cabling atau
Vertical Cabling (Sistem Perkabelan Vertikal).

Perkabelan horisontal pada sistem perkabelan terstruktur terdiri dari 2 jenis yaitu:
1) Sistem perkabelan horizontal adalah sistem perkabelan yang menghubungkan antara
titik Telecommunication Closet dengan titik Telecommunication Outlet.
2) Sistem Perkabelan Work Area adalah sistem perkabelan yang menghubungkan antara
titik Telecommunication Outlet dengan Workstation/Terminal Equipment.

308 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

10.6.4.2 Ketentuan Umum Instalasi Kabel


Beberapa ketentuan yang harus dipertimbangkan pada penggelaran kabel dalam gedung
adalah:
a. Jenis kabel yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis.
b. Instalasi perkabelan tidak diperkenankan menggunakan kabel yang berbeda
diameter/core.
c. Hindari jalur perkabelan dari lokasi yang banyak mengandung air/basah.
d. Hindari instalasi kabel pada jalur/penempatan yang mempunyai kondisi temperaturnya
seringkali berubah (di dekat cerobong asap, pipa gas pemanas atau lainnya) karena
mempengaruhi umur pakai kabel.
e. Hindari penempatan jalur kabel dari lokasi yang sulit dijangkau (sulit diakses) untuk
keperluan operasi-pemeliharaan.
f. Jalur kabel harus memperhatikan kerapihan dan keindahan instalasi, keteraturan
penempatan kabel, kemudahan dalam pemasangan dan pemeliharaan.
g. Jalur kabel harus diatur sesuai dengan arah rute penarikan yang telah ditentukan untuk
menghindari penarikan kabel secara diagonal.
h. Penggunaan jumper wire harus sesuai dengan tipe kabel dan karakteristik impedansi
kabel yang digunakan.
i. Kabel harus dilindungi dari pembebanan pada saat instalasi dan hindari kerusakan kulit
kabel akibat gesekan karena benda keras atau tajam.
j. Penempatan jalur kabel power (listrik) harus dipisahkan/dibedakan dari jalur kabel
telekomunikasi.
k. Bila dalam instalasi terdapat titik persilangan antara kabel listrik dengan kabel
telekomunikasi maka jarak antara kabel telekomunikasi dan kabel listrik harus
memperhitungkan jarak maksimal dari jangkauan interferensi kabel listrik.
l. Untuk penggelaran kabel pada lokasi terbuka (plafond/ceiling/balkon/di atap gedung)
hindari penempatan kabel pada lokasi yang mudah terinjak-injak atau rawan terhadap
benturan. Bilamana hal tersebut tidak memungkinkan, gunakan selongsong pelindung
kabel yang memadai.
m. Pemilihan penggunaan pipa, duct atau tray untuk penggelaran kabel disesuaikan dengan
kondisi gedung.
n. Pemilihan penggunaan pipa, duct atau tray untuk penggelaran kabel disesuaikan dengan
kondisi gedung.
o. Pada jalur perkabelan yang menggunakan conduit, pada setiap belokan harus disediakan
access box untuk memudahkan proses penarikan/instalasi kabel.
p. Hindari pemuntiran kabel pada saat instalasi.
q. Tidak diijinkan jalur kabel di dalam shaft elevator.
r. Disarankan sebelum penarikan kabel dilakukan pengecekan awal pada jalur distribusi
dimana kabel akan dipasang.
s. Tidak diperbolehkan adanya sambungan kabel pada jalur sistem perkabelan
backbone/vertikal, horisontal maupun jalur work area.
t. Disarankan disediakan ruang/space untuk memudahkan akses masuk kabel paling sedikit
4 kali lebih besar dari ukuran kabel.
309 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

u. Hindari penarikan kabel yang dapat menimbulkan peregangan kabel, karena dapat
merubah nilai elektris kabel (khusus pada koaksial akan merubah jarak antara central
conductor dan shielding, sehingga akan mengubah impedansi kabel dan berakibat pada
peningkatan redaman).
v. Instalasi perkabelan (kabel di sudut-sudut ruangan atau ujung siku dari bangunan) harus
memperhatikan bending radius minimum yang masih diperkenankan sesuai dengan
spesifikasi kabel yang bersangkutan.
w. Pada titik-titik outlet direkomendasikan untuk menyisakan sejumlah panjang kabel (cable
slack) untuk kemudahan perbaikan dan pemeliharaan outlet.
x. Perangkat aktif maupun perangkat pasif ditempatkan pada tempat yang aman dengan
memperhatikan kemudahan instalasi, pemeliharaan dan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
y. Penggunaan Telecommunication Outlet secara paralel tidak diperkenankan.
z. Setelah pekerjaan instalasi diselesaikan, kabel harus diberi label dan harus dibuat
gambar akhir instalasi (as-built drawings).

Selanjutnya pembahasan instalasi kabel gedung dalam dokumen ini meliputi :


1) Instalasi sistem perkabelan building entrance (Building Entrance Cabling).
2) Instalasi sistem perkabelan vertikal (back bone/Riser Cabling).
3) Instalasi sistem perkabelan horisontal (Horizontal Cabling).

10.6.4.3 Instalasi Perkabelan Building Entrance


Instalasi perkabelan building entrance adalah instalasi perkabelan antara Building Entrance
dan Telecommunication Room. Building entrance facility adalah fasilitas yang disediakan
sebagai jalur masuk kabel ke dalam gedung yang dimaksudkan untuk memudahkan
penarikan kabel dan penyusunan kabel yang akan diterminasikan ke main crossconnect
(RPU/MDF building atau KPU). Perkabelan melalui building entrance memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Fasilitas jalur masuk gedung dapat berupa jalur duct, tanam-langsung, jalur udara.
b. Kabel harus terlindungi (menggunakan pipa duct/subduct) dari beban dan gesekan benda
tajam.
c. Jalur masing-masing kabel harus dibedakan (multipair, UTP/STP, fiber optik dan koaksial)
dan harus diberi label untuk identifikasi/administrasi kabel.
d. Kabel harus tersusun rapih, aman diberi penyangga dan terikat (clamp) agar tetap pada
posisinya.
e. Posisi/jarak main crossconnect terhadap building entrance harus mempertimbangkan
kemudahan operasi-pemeliharaan.

310 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 25. Perkabelan Building Entrance dari Kabel Bawah Tanah

Teknik instalasi perkabelan building entrance dapat dilakukan dengan cara:


1) Penggelaran melalui pipa/conduit/duct
2) Penggelaran melalui tray/ladder
3) Penggelaran diatas plafond (ceiling)

10.6.4.4 Instalasi Perkabelan Backbone (Vertical/Riser Cabling)


Instalasi perkabelan vertikal adalah instalasi perkabelan antara Telecommunication Room
(RPU/MDF building atau KPU) dan Telecommunication Closet (KP atau KPA). Metode
instalasi kabel vertikal dapat dilakukan menggunakan 3 (tiga) tipe yaitu:
a. Tipe-1 merupakan distribusi lantai per lantai menggunakan 1 (satu) bundel kabel yang
sama.
b. Tipe-2 merupakan distribusi lantai per lantai menggunakan beberapa Intermediate
Crossconnect (KPA).
c. Tipe-3 merupakan distribusi lantai per lantai menggunakan kabel langsung (direct cable).

311 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 26. Metode Instalasi Perkabelan Vertikal

Metode instalasi perkabelan backbone/vertikal yang direkomendasikan untuk diterapkan


adalah tipe 2 dan tipe 3 atau kombinasi dari keduanya, sedangkan tipe 1 tidak
direkomendasikan dengan pertimbangan tingkat kesulitan dan fleksibilitas pada saat
instalasi dan operasi-pemeliharaan.

Dalam instalasi terakhir dari perkabelan backbone tidak lepas dengan pekerjaan
terminasi. Model terminasi yang dikenal dalam hal ini adalah main crossconnect dan
intermediate crossconnect. Yang dimaksud dengan main crossconnect adalah titik
penghubung/koneksi utama yang menghubungkan perkabelan dari building entrance
dengan perkabelan vertikal. Main crossconnect ditempatkan di dalam Telecommunication
Room dapat berupa RPU/MDF building atau KPU. Adapun yang dimaksud dengan
intermediate crossconnect adalah titik penghubung/koneksi-antara yang menghubungkan
main crossconnect ke horizontal crossconnect (berupa KP/KPA). Intermediate
Crossconnect ditempatkan di suatu lantai tertentu (tidak pada semua lantai) dan
dimaksudkan untuk mengakomodasi beberapa horisontal crossconnect dari beberapa
lantai. Jalur instalasi perkabelan vertikal dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai
berikut:
1) Penggelaran melalui tray/ladder
2) Penggelaran melalui tabung/selongsong (sleeve)
3) Penggelaran melalui lubang (slot)

Kabel yang keluar dari sleeve atau slot menuju ke lantai di atasnya harus ditambatkan
pada tray/ladder. Posisi sleeve dan slot harus dekat ke dinding dimana kabel vertikal akan
digelar. Sleeve harus terbuat dari pipa berukuran minimum 4 inchi sedangkan lubang slot
harus berukuran paling tidak 6 x 9x1 inchi.

312 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 -27. Konstruksi Slot dan Sleeve

Ukuran slot dan jumlah sleeve harus disesuaikan dengan kebutuhan di tiap-tiap lantai
serta mempertimbangkan kemungkinan pengembangan di masa depan. Lubang-lubang
yang ada pada jalur kabel vertikal harus ditutup dengan material seal tahan api untuk
mencegah penyebaran api bila terjadi kebakaran. Adapun teknik instalasi perkabelan
horisontal dapat dilakukan dengan cara:
1) Penggelaran melalui pipa/conduit/duct
2) Penggelaran melalui tray/ladder
3) Penggelaran diatas plafon (ceiling)

Prosedur untuk penarikan kabel horisontal sebagai berikut:


(a)Pelaksanaan penarikan kabel harus dilengkapi dengan peralatan instalasi yang
dapat memfasilitasi dan melindungi kabel dalam proses penarikan kabel sehingga
mengurangi timbulnya kerusakan kabel seperti; sheave, winch, cable reel, cable
reel jackets, duct entrance funnels, pulling tension gauge.
(b) Persiapkan alat dan bahan diantaranya:
(1) Alat pemasangan kabel indoor seperti tangga, bor dan toolkit lainnya.
(2) Alat komunikasi (Handy Talkie).
(3) Paku klem atau pita pengikat (cable ties).
(4) Kabel tray.
(5) Pipa PVC sesuai dengan ukuran kabel.
(c) Penarikan kabel harus mengacu pada rekomendasi dan standar PPJT.
(d) Pulling tension dan bending radius yang direkomendasikan tidak boleh dilampaui.
Hindari goresan dan hal-hal yang mungkin dapat merusakkan kabel pada saat
instalasi.

313 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Beberapa teknik instalasi yang digunakan pada penggelaran perkabelan dalam gedung
adalah:
(1) Instalasi diatas Plafond (Ceiling)
(2) Instalasi pada Runway/Tray
(3) Instalasi pada Raceway
(4) Instalasi dibawah Raised/Access Floor
(5) Instalasi Floor Duct/Conduit
(6) Instalasi di Dinding

10.6.4.5 Teknik Instalasi Kabel Di atas Plafond (Ceiling)


Teknik instalasi Kabel di atas plafond adalah sebagai berikut:
a. Instalasi kabel di atas plafond/ceiling dapat dipasang dengan ditempatkan/didudukan
pada rangka plafond atau dipasang menggantung pada konstruksi di atas plafond.
b. Cable Ceiling Support harus terbuat dari bahan yang ringan namun kuat sehingga tidak
terlalu membebani rangka plafond.
c. Cable Ceiling Support dapat berbentuk Hook (“J”, segitiga atau Flextray).
d. Konstruksi dan instalasi cable ceiling support harus rigid sehingga kuat untuk penarikan
dan penempatan kabel.
e. Pada pemasangan cable ceiling support harus memperhatikan beban kabel yang akan
ditopang dan kekuatan dari rangka plafon.
f. Contoh komponen-komponen yang ada dalam konstruksi cable ceiling support
diantaranya J-hook, Tri-hook, Ceiling fastener dan Flextray.

Gambar 10 - 28. Contoh Komponen Cable Ceiling

g. Kabel-kabel harus dipasang secara rapih pada cable ceiling support dan peletakannya
dipisahkan sesuai dengan jenis kabel (Multipair/UTP/FO/Koaksial).
h. Khusus teknik instalasi dengan menggunakan hook tipe “J” untuk kapasitas kabel yang
besar maka tiap jenis kabel harus dipasang pada satu hook tipe “J” secara konsisten
pada jalurnya. Sedangkan untuk kabel dengan kapasitas kecil maka satu hook tipe “J”
dapat digunakan untuk dua atau lebih jenis kabel yang dipasang secara konsisten di tiap
jalurnya.

314 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

i. Cable ceiling support harus dipasang dengan rapih dan menggunakan aksesoris yang
sesuai dengan lokasi pemasangannya.
j. Kabel yang dipasang pada cable ceiling support jenis Flextray harus diikat dengan cable
ties setiap 100 cm dan di setiap belokan.
k. Instalasi pada belokan dari cable ceiling support harus memperhatikan persyaratan
minimum bending radius dari kabel yang bersangkutan.
l. Jumlah kabel dalam cable ceiling support tidak boleh melebihi kapasitas ruang yang ada.

Gambar 10 - 29. Contoh Instalasi Cable Ceiling Support Jenis Flextray

315 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 30. Contoh Instalasi Cable Ceiling Support Jenis Hook

10.6.4.6 Teknik Instalasi Kabel Pada Runway/Tray


a. Cable Tray/Runway dapat dipasang menempel pada dinding bangunan, menempel di
langit-langit, menggunakan penyangga penopang yang menggantung pada langit-langit
atau menggunakan penyangga yang dipasang diatas lantai.
b. Cable Tray/Runway harus terbuat dari bahan yang ringan namun kuat (umumnya terbuat
dari structured carbon steel dengan tipe C-Channel, Tubular, atau Solid Bar).
c. Cable Tray/Runway dapat berbentuk seperti tangga/ladder dengan jarak antar bar ± 50
cm atau dapat berbentuk plat U.
d. Cable Tray/Runway umumnya dipasang pada ketinggian minimal 50 cm dari plafon atau
disesuaikan dengan kondisi ruangan yang ada.
e. Konstruksi Tray/Runway harus rigid sehingga kuat untuk penarikan dan penempatan
kabel.
f. Pada pemasangan Cable Tray/Runway secara horisontal, maka harus disediakan support
pada setiap jarak ±150 cm atau disesuaikan dengan kondisi beban.
g. Ukuran Tray/Runway dapat bervariasi (sebagai contoh : lebar tray 4, 6, 9, 12, 15, 18 dan
24 inci), pemilihan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah kabel yang akan
dipasang diatasnya.
h. Contoh komponen-komponen yang dipakai dalam konstruksi Cable Tray/Runway
diantaranya:
1) Cable tray/runway
2) But splice (sambungan)
3) Triangular support bracket (dudukan ke dinding)
4) Cross junction splice (persimpangan tray)
5) Floor support (dudukan ke lantai)
6) Junction Splice (belokan)
7) Framing Channel (klem sambungan)
316 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

i. Kabel-kabel harus dipasang berjajar secara rapih pada Tray/Runway dan peletakannya
dipisahkan sesuai dengan jenis kabelnya.
j. Kabel yang dipasang pada Tray/Runway harus diikat dengan cable ties setiap 50 cm bila
dipasang vertikal dan setiap 100 cm bila dipasang horizontal.

Gambar 10 - 31. Contoh Komponen Cable Tray/Runway

Gambar 10 - 32. Contoh Instalasi Cable Tray/Runway di Dinding

317 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 33. Contoh Instalasi Cable Tray/Runway di Langit-Langit

Gambar 10 - 34. Contoh Tray/Runway Berbentuk “ U”

318 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

10.6.4.7 Teknik Instalasi Kabel pada Cable Raceway


a. Cable Raceway dipasang menempel pada dinding bangunan atau bagian-bagian
permukaan bangunan lainnya pada section perkabelan horisontal maupun Work Area.
b. Cable Raceway harus terbuat dari bahan plastik yang ringan namun kuat (umumnya
terbuat dari PVC).
c. Ukuran Raceway dapat bervariasi (contoh: ukuran 20x12 mm dapat memuat 2 kabel,
ukuran 25x16 mm dapat memuat 6 kabel, ukuran 38x25 mm dapat memuat 16 kabel
dengan diameter kabel 5 mm), pemilihan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan atau
jumlah kabel yang akan dipasang di dalamnya.
d. Komponen-komponen yang dipakai dalam konstruksi Cable Raceway diantaranya:
1) Raceway
2) Flat elbow 90°
3) Tee
4) Inside corner
5) Outside corner
6) Endcap
7) Joint cover
8) Reducer
9) Ceiling Entry

Gambar 10 - 35. Contoh Komponen-Komponen Cable Raceway

e. Cable Raceway harus dipasang dengan rapih dan menggunakan adapter fitting
(aksesoris) yang sesuai dengan lokasi pemasangannya.
f. Pemasangan Raceway pada belokan atau sudut ruangan harus menggunakan fitting
yang memiliki fasilitas untuk menjaga bending radius minimum dari kabel.

319 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

g. Jumlah kabel dalam Raceway tidak boleh melebihi kapasitas ruang yang ada, hal ini
untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada kabel akibat tergencet/terjepit di dalam
Raceway.
h. Pemasangan Cable Raceway dapat dilakukan dengan menggunakan paku, sekrup, atau
baut untuk ukuran Raceway yang cukup besar. Bila ukuran Raceway cukup kecil dan
beban kabelnya cukup ringan, maka pemasangannya dapat menggunakan adhesive tape.

Gambar 10 - 36. Contoh Instalasi Cable Raceway

10.6.4.8 Teknik Instalasi Kabel pada Raised/Access Floor

a. Konstruksi access/raised floor berupa sistem lantai modular dengan pedestal yang kokoh
berdasarkan pertimbangan kekuatan, keindahan, dan kemudahan instalasi.
b. Jalur kabel harus menggunakan cable tray.
c. Pada ujung terakhir kabel disediakan cable slack untuk kepentingan pemeliharaan dan
perbaikan. Panjang cable slack disesuaikan dengan jenis kabel dan aplikasi
penggunaannya.

320 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 37. Penggunaan Tray pada Lantai di Bawah Raised Floor

Gambar 10 - 38. Contoh Penempatan Kabel di Bawah Raised Floor

321 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

10.6.4.9 Teknik Instalasi Kabel Pada Floor Duct


a. Konstruksi floor duct dapat berupa bahan metal atau non metal, rigid atau fleksibel
dengan mempertimbangkan sifat keelektrisan.
b. Dimensi floor duct harus mempertimbangkan jumlah kabel yang digelar dan fleksibilitas
pengembangan di masa mendatang.
c. Harus disediakan trench duct sepanjang jalur sebagai tempat/dudukan floor duct.
d. Floor duct dipasang sepanjang jalur trench dengan posisi stabil (tidak goyah).
e. Penutup trench duct sepanjang jalur harus mudah diakses dan harus dapat menahan
beban.
f. Jalur kabel power harus dipisahkan (menggunakan compartement) dengan jalur kabel
telekomunikasi. Untuk menghindarkan kerumitan perkabelan (antara kabel power dan
kabel telekomunikasi) didalam jalur floor duct, sebaiknya ditetapkan konsistensi
pengunaan jalur (misal : jalur kabel telekomunikasi selalu di sisi kiri jalur kabel power).
g. Harus disediakan jalur akses masuk ke floor duct. Dimensi akses masuk ke floor duct
harus mempertimbangkan kemudahan instalasi.
h. Pada setiap titik belokan atau persimpangan pada jalur floor duct harus disediakan
access point untuk memudahkan penarikan kabel.
i. Access point pada titik belokan atau titik persimpangan harus didesain sedemikian rupa
sehingga memudahkan persilangan antara kabel power dan kabel telekomunikasi.
j. Pada access point terakhir disediakan cable slack untuk kepentingan perbaikan dan
pemeliharaan.
k. Penarikan kabel dilakukan span per span diantara 2 (dua) access point.
l. Untuk memudahkan penarikan kabel dibutuhkan tali/kabel pemancing antara 2 (dua)
access point.
m. Masukan kabel pemancing kedalam pipa kemudian ujungnya sambungkan dengan kabel.
Tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk ke dalam pipa.

322 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 39. Access Floor Duct

Gambar 10 - 40. Trench Duct

323 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 10 - 41. Access point

10.6.4.10 Teknik Instalasi Kabel Dalam Dinding


a. Jalur kabel dipasang didalam dinding dan terlindung.
b. Material jalur kabel untuk instalasi dalam dinding dapat berupa bahan metal atau non
metal, rigid atau fleksibel.
c. Pada rute yang membelok perlu dipasang flexible pipe.
d. Untuk memudahkan penarikan kabel dibutuhkan tali/kabel pemancing
e. Masukan kabel pemancing ke dalam pipa kemudian ujungnya disambungkan dengan
kabel. Tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk ke dalam pipa.
f. Prosedur penarikan kabel kedalam pipa di dinding mengikuti cara berikut:

1) Pada jalur menurun kabel dimasukkan langsung kedalam pipa dari kotak cabang/siku
atas.

Gambar 10 - 42. Penarikan Kabel ke Dalam Jalur Pipa Menurun

324 -328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
SALURAN DALAM RUMAH DAN GEDUNG BERTINGKAT

2) Pada jalur mendatar kabel dimasukkan kedalam pipa dengan bantuan kawat penarik.

Gambar 10 - 43. Penarikan Kabel ke Dalam Pipa Jalur Mendatar

325 -328

Anda mungkin juga menyukai