Anda di halaman 1dari 13

DEFINISI, FUNGSI, DAN PRINSIP BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Dasar Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Khilmi Rofi’ Azmi, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Ismawati (2111010046)
2. Intan Yuna Syahada (2111010056)
3. M. Bahtiar Hakim (2111010066)

Kelas: B1KIR

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aset terbaik sebuah bangsa, darinya


peradaban sebuah bangsa dipertaruhkan. Bisa dikatakan bangsa yang jaya
adalah bangsa yang pendidikannya baik, sebaliknya bangsa yang terpuruk
bisa diukur dari buruknya pendidikan.
Pendidikan seharusnya tidak hanya sebagai media pentransfer ilmu
tapi juga harus bisa menjadi fasilitator bagi siswa didik untuk menggali
potensi diri dan juga mengembangkan nya. Maka, diperlukan adanya
layanan bagi para siswa untuk menjembatani potensi yang di miliknya
hingga bisa di kembangkan dan menjadi sebuah keahlian.
Bimbingan dan Konseling perlu hadir dan mengambil peran aktif
dalam keberlangsungan pendidikan kita. Melalui layanan-layanan yang
komprehensif aktif bimbingan dan konseling bisa menjadi solusi terbaik
pendidikan kita untuk merangkul para siswa untuk menemukan potensi
terbaiknya, sehingga siswa dapat memiliki pandangan dan langkah apa
saja yang diperlukan untuk untuk menyambut masa depannya.
Bimbingan dan Konseling terus berkembang dari zaman ke zaman,
dari masa awal abad 20 an hingga kini. Semula bimbingan konseling
hanya sebagai bimbingan jabatan saja, lalu mulai berkembang pesat
hingga kini, tidak hanya terfokus pada jabatan saja tapi mencakup lebih
luas mulai dari karir, pendidikan, pribadi dan lain sebagainya. Hampir
setiap lini kehidupan membutuhkan bimbingan dan konseling, apalagi saat
masa pandemi seperti ini banyak pekerja terkena phk, pengusaha kesulitan
mencari modal usaha, peluang kerja semakin menipis, disini bimbingan
dan Konseling harus bisa mengambil langkah konkret untuk
menanggulangi permasalahan tersebut.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi bimbingan konseling?
2. Bagaimana fungsi bimbingan konseling?
3. Bagaimana prinsip bimbingan konseling?
C. Tujuan
1. Memahami definisi bimbingan konseling.
2. Memahami fungsi bimbingan konseling.
3. Memahami prinsip bimbingan konseling.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Definisi Bimbingan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance”
dan “conseling” dalam bahasa inggris. “guaidance” atau akar katanya
“guaide” bermakna menunjukan, membimbing, membantu, menentukan,
mengatur, mengemudi, memimpin, memberi saran, ataupun menuntun.
Jadi bimbingan dapat diartikan membantu atau menuntun. Namun
tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan bimbingan. Bantuan yang
bermakna hendaknya senantiasa memenuhi serangkaian syarat dan prinsip
seperti dibawah ini. Pertama, bimbingan adalah suatu proses yang terus
menerus (kontinyu), berencana, sistematis, terarah kepada suatu tujuan.
Kedua, bimbingan adalah suatu proses membantu individu.
Membantu bermakna bahwa bimbingan adalah aktivitas yang tidak ada
unsur paksaan dari pihak si pembimbing (konselor) mapun dari pihak
yang dibimbing (konseli), bernuansa sukarela. Ketiga, bimbingan adalah
bimbingan untuk semua “guidance for all”. Bahwa bimbingan diberikan
pada setiap individu yang membutuhkan bimbingan dalam proses
perkembangan. Keempat, bahwa bantuan yang diberikan dalam bimbingan
bertujuan agar individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal
sesuai potensinya. Kelima, fokus dan sasaran bimbingan adalah
tercapainya kemandirian pada individu, yaitu perkembangan yang tercapai
secara optimal dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Keenam,
tujuan yang telah di sebutkan diatas dapat dipaparkan dengan berbagai
pendekatan, dan tehnik baik secara individu maupun kelompok. Dan yang
ketujuh, jenis penggunaan media dalam aktivitas bimbingan hendaknya

4
dilaksanakan dalam suasana asuhan yang formatif, sesuai budaya ke-
Indonesia-an.
Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor
dengan konseli baik secara langsung dalam rangka untuk membantu
konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan
masalah yang di alaminya. Bimbingan dan konseling juga dapat
didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang di lakukan oleh konselor untuk memfasilitasi
perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling bisa juga di artikan sebagai proses
pemberian bantuan yang di lakukan melalui wawancara konseling (face to
face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami suatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang di hadapi konseli serta dapat memanfaatkan
berbagai potensi yanag dimiliki dan saran yang ada, sehingga individu
atau kelompok individu itu dapat memahami dirinyasendiri untuk
mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Petugas yang melaksanakan proses layanan bimbingan dan
konseling disebut “konselor” atau “helper”, dalam seting sekolah acap kali
disebut “guru BK”. Sedangkan individu yang diberi layanan bimbingan
dan konseling disebut “konseli”. Dalam buku pendidik Profesional
Konselor dan layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal, penyebutan atau istilah konseli ini digunanakan untuk
mencitrakan penerima layanan yang normal dan sehat, bukan penerima
layanan yang sedang menghadapi permasalahan yang menjurus ke arah
patologik yang merupakan kawasan garapan psikiater atau penyandan
kelainan yang merupakan kawasan garapan terapis untuk berbagai bidang
yang bersifat khas dalam pendidikan luar biasa.
Berangkat dari istilah “membantu” maka posisi konselor atau guru
bimbingan dan konseling bukan sebagai pemeran utama dalam

5
penyelesaian masalah konseling, namun berperan sebagai “pembantu”,
bukan sebagai pengambil keputusan berakhir dalam penyelesaian sebuah
masalah hal ini bermakna bahwa proses layanan bimbingan dan konseling
lebih mengacu kepada peran aktif konseling sebagai individu yang
dibimbing untuk memilih dan menentukan langkah apa yang dipilih saat
menghadapi masalah sedangkan pembimbing tidak lebih sebagai orang
yang membantu dalam pemecahan masalah yang sedang di hadapi, dengan
kata lain konselor hanyalah sebagai fasilitator.

B. Fungsi Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan maksud
untuk memberikan jasa manfaat kegunaan ataupun keuntungan-
keuntungan tertentu kepada individu yang menggunakan pelayanan
tersebut. Dengan demikian kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa
yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari
terlaksananya fungsi pelayaan yang dimaksud.
Artinya fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat
kegunaan, manfaat ataupun keuntungan yang dapat diberikan oleh
pelayanan yang dimaksud. Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi
pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi perbaikan, fungsi penyaluran,
fungsi adaptasi.
Fungsi pemahaman, yaitu membantu peserta didik agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya sendiri (potensinya) dan lingkungan nya.
berdasarkan pemahaman ini, individu di harapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Jadi fungsi
pemahaman ini meliputi: pemahaman tentang diri konseling sendiri;
pemahaman tentang lingkungan konseling; pemahaman tentang
lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya tentang informasi
pendidikan, informasi pekerjaan,dan informasi sosial budaya).
Fungsi pencegahan, yakni upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya

6
untuk mencegah, supaya tidak di alami oleh peserta didik. melalui fungsi
ini, konselor memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang cara
menghindari dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
Adapun teknik yang harus di gunakan adalah layanan orientasi, informasi
dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu di informasikan
kepada para peserta didik dalam mencegah terjadinya tingkah laku yang
tidak di harapkan, di antaranya bahayanya minum minuman
keras,penyalah gunaan obat-obat terlarang, drop out,dan pergaulan bebas
(free sex).
Fungsi perbaikan, merupakan fungsi bimbingan yang bersifat
penyembuhan. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada peserta didik yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial belajar, maupun karier. Teknik yang dapat di gunakan
adalah konseling, dan remidial teaching.
Fungsi penyaluran, yakni fungsi bimbingan dalam membantu
individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan ataupun program studi,
dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama dengan pendidik
lainya di dalam maupun di luar pendidikan lainnya.
Fungsi adaptasi, fungsi ini membantu para pelaksana pendidikan
khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan,dan
kebutuhan individu (konseling). Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai individu, pembimbing atau konselor dapat membantu
para guru atau dosen dalam memperlakukan individu secara tepat, baik
dalam memperlakukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi pembelajaran atau perkuliahan, memilih metode dan
proses pembelajaran atau perkuliahan.
Fungsi Pengentasan, ketika individu yang mengalami masalah
dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakkan sehingga

7
perlu diangkat atau dikeluarkan dari suasana yang tidak mengenakkan itu.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu adalah upaya
pengentasan. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling upaya membantu
mengatasi masalah klien merupakan kegiatan konselor dalam
menyelenggarakan fungsi pengentasan.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, menurut Prayitno (1997)
fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangnya
berbagai
potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap berkelanjutan. Dalam hal ini bimbingan berfungsi
agar apa yang telah ada itu dijaga dan dikembangkan ke arah yang lebih
positif sehingga memberi manfaat baik bagi individu yang bersangkutan
maupun bagi lingkungan masyarakat. Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan ini bersangkut paut dengan ketiga fungsi yang telah
diuraikan di atas (pemahaman, pencegahan dan pengentasan). Selanjutnya
dalam menjalankan fungsi pemeliharaan dan pengembangan itu konselor
seringkali tidak dapat berjalan sendiri, melainkan perlu bekerja sama
dengan pihak-pihak lain seperti guru, kepala sekolah, orang tua dan lain-
lain.
C. Prinsip Bimbingan Konseling
Dalam upaya membantu siswa-siswa dalam menemukan pribadi,
mengenali lingkungan sekitar, dan merencanakan masa depanya
dikemudian hari. Bimbingan dan konseling memiliki peran penting
tersebut. Bimbingan dan konseling harus aktif mengontrol proses
perkembangan siswa. Yusuf dan Nurihsan mengemukakan beberapa
prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan bagi layanan
bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau
bimbingan, baik di sekolah maupun diluar sekolah.

8
Prinsip bimbingan diperuntukkan bagi semua individu. Prinsip ini
berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta
didik, baik yang bermasalah maupun tidak bermasalah baik pria maupun
wanita, anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan
yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih di utamakan
teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
Prinsip bimbingan bersifat individualisasi. Jadi, setiap individu
bersifat unik (berbeda satu sama lain), dan dan melalui bimbingan individu
di bantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.
Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran adalah individu,
meskipun meskipun layanan bimbingannya menggunakan tehnik
kelompok.
Prinsip bimbingan menekankan hal yang positif. Karena,
kenyataannya masih ada individu yang memiliki persepsi yang negative
terhadap bimbingan. Karena bimbingan di pandang sebagai satu cara yang
menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karena bimbingan dan konseling merupakan cara untuk
membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberi
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
Prinsip bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan
hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tapi juga tugas guru-guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan
dan konseling.
Prinsip bahwa pengambilan keputusan merupakan hal yang
esensial dalam bimbingan. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk
membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan dan konseling mempunyai peranan untuk
memberikan informasi dan nasehat kepada individu, yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu

9
diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk
mempertimbangkan. Menyesuaikan diri dan menyempurnakan tujuan
melalui pengambilan keputusan yang tepat.
Prinsip bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan atau industri,
lembaga pemerintahan atau swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Bidang layanan bimbingan pun bersifat multiaspek, yaitu meliputi aspek
pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.
Peters dan Forwell mencatat 18 prinsip khusus bimbingan dan
konseling di sekolah, yaitu:
1. Bimbingan di tujukan bagi semua siswa.
2. Bimbingan membantu perkembangan siswa kea rah
kematangan.
3. Bimbingan merupakan proses layanan bantuan kepada siswa
yang berkelanjutan dan terintregasi.
4. Bimbingan menekankan berkembangnya potensi siswa secara
maksimum.
5. Guru merupakan co-fungsionaaris dalam proses bimbingan.
6. Konselor merupakan co-fungsionaris utama dalam proses
bimbingan.
7. Administator merupakan co-fungsionaris yang mendukung
kelancaran proses bimbingan.
8. Bimbingan bertanggung jawab untuk mengembangkan
kesadaran siswa untuk lingkungan (dunia di luar dirinya) dan
mempelajari secara efektif
9. Untuk mengimplentasikan berbagai konsep bimbingan dan
konseling di perlukan program bimbingan yang terogranisasi
dengan melibatkan pihak administrator, guru, konselor.
10. Bimbingan perkembangan membantu siswa untuk mengenal,
memahami, menerima dan mengembangkan dirinya sendiri.

10
11. Bimbingan perkembangan berorientasi kepada tujuan.
12. Bimbingan perkembangan menekankan kepada pengambilan
keputusan.
13. Bimbingan perkembangan berorientasi masa depan.
14. Bimbingan perkembangan melakukan penilaian secara priodik
terhadap perkembangan siswa sebagai seorang pribadi yang
utuh.
15. Bimbingan perkembangan cenderung membatu perkembangan
siswa secara langsung.
16. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada individu dalam
kaitannya dengan perubahan kehidupan sosial budaya yang
terjadi.
17. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada pengembangan
kekuatan pribadi.
18. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada proses
pemberian dorongan.

11
BAB III

KESIMPULAN

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor


dengan konseli baik secara langsung dalam rangka untuk membantu
konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan
masalah yang di alaminya. Bimbingan dan konseling juga didefinisikan
sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta
terprogram yang di lakukan oleh konselor untuk memfasilitasi
perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

Fungsi bimbingan dan konseling pelayanan bermaksud


memberikan jasa manfaat kegunaan ataupun keuntungan-keuntungan
tertentu kepada konseli. Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi
pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi perbaikan, fungsi penyaluran,
fungsi adaptasi.

Prinsip bimbingan diperuntukkan bagi semua individu, baik yang


bermasalah maupun tidak bermasalah baik pria maupun wanita, anak-
anak, remaja, maupun Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih
bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif);
dan lebih di utamakan teknik kelompok daripada perseorangan
(individual).

12
DAFTAR PUSTAKA

El-Fiah, Dr. Hj. Rifda M.Pd. Buku Lengkap Dasar dasar BK ibu Rifda. PT.
Rajagrafindo Persada. Depok: 2016.

https://www.academia.edu/10356399/DASAR_DASAR_BK?sm=b

https://www.academia.edu/29184959/BK_Dasar_dasar_docx?sm=b

13

Anda mungkin juga menyukai