O R IG IN A L A R T IC L E
Neuro-oftalmologi merupakan subdivisi luas yang befokus pada hubungan kelainan neurologis dengan
kelainan mata. Modalitas diagnostik pada bidang ini mencakup anamnesa yang mendalam,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang yang lengkap. Optical coherence tomography (OCT)
merupakan salah satu modalitas penunjang yang berkembang pesat dan banyak membantu diagnosis
dan terapi dalam bidang oftalmologi. Teknologi terbaru dari OCT adalah Spectral Domain OCT (SD-
OCT) yang mempunyai resolusi 2-3 kali lebih jelas dan kecepatan scanning 60-110 kali lebih cepat
dibanding pendahulunya berupa Time Domain OCT (TD-OCT), menghadirkan scanning yang lebih
menyeluruh dan menghasilkan gambaran 3 dimensi yang hampir mendekati gambaran histologis dari
tiap lapisan. SD-OCT merupakan modalitas esensial untuk mengevaluasi keutuhan neuron,
mengevaluasi progresifitas penyakit dan memprediksi perbaikan visus pasca operasi pada compressive
optic neuropathy, menjadikan SD-OCT mempunyai potensi besar untuk membantu penegakan
diagnosis dan terapi dari berbagai macam penyakit di bidang neuro-oftalmologi.
ABSTRACT
Neuro-ophthalmology is a diverse discipline, which focuses on the relationship between neurological
disorders and the visual system. The diagnostic localization in neuro-ophthalmology consists of a
thorough history, complete clinical examination,and ancillary test. Optical coherence tomography
(OCT) is a rapidly evolving technology that has profoundly changed the practice of ophthalmology.
The newest technology are Spectral domain OCT (SD-OCT) that increases axial resolution 2- to 3-
fold and scan speed 60- to 110-fold vs time domain OCT (TD-OCT) enables novel scanning, denser
sampling, and 3- dimensional imaging close to histologic features. SD-OCT has become essential to
evaluate neuronal integrity, to assess disease progression and to predict visual recovery after surgery
in compressive optic neuropathies making it potential as an ancillary investigation in the diagnosis
and management of various optic nerve disorders
dikorelasikan dengan pemeriksaan lapang Gambaran optic disc pada DOA dapat
pandangan13. normal atau lebih kecil dari data normatif.
Gambaran optic disc dan ONH yang lebih
kecil biasanya juga menimbulkan gejala
DOA yang lebih berat dengan tajam
penglihatan yang lebih rendah.
Diperkirakan hal ini terjadi karena OPA1
merupakan gen yang juga mengatur
apoptosis sehingga ukuran optic disc lebih
kecil karena mutasi ini menyebabkan
Gambar 3. Perbedaan gambaran papiledema
sebelum (a) dan sesudah terapi (b). gangguan pada perkembangan embrionik
di mata10.
Papil Atrofi
Gambaran papil atrofi literatur dipelajari
melalui penyakit Dominant Optic Atrophy
(DOA) yang merupakan suatu penyakit
karena mutasi gen OPA1 yang
menimbulkan gejala klinis berupa
penurunan visus progresif bilateral yang
mulai muncul saat masa kanak-kanak dan
berujung pada papil atrofi bilateral.
Sebanyak 20% dari penderita DOA juga
menderita kelainan neuromuskular pada
organ lain, kelainan ini disebut DOA
plus10.
Pemeriksaan OCT dengan fokus
RNFL menunjukkkan gambaran penipisan
pada semua kuadran tetapi lebih berat pada
kuadran temporal dan inferior. Sementara
pada DOA plus, penipisan ditemukan rata Gambar 5. Gambaran optic disc pada pasien DOA.
pada semua kuadran. Penipisan dengan
pola ini juga terjadi pada terjadi pada Optik Neuropati Kompresif
Retinal Ganglion Cell (RGC) makula10. Prognosis penglihatan pasca operasi pada
pasien dengan kelainan Optik neuropati
kompresif dapat dilihat dengan OCT. studi
dari Danesh-Meyer menyatakan bahwa
pasien dengan hasil pemeriksaan RNFL
yang normal pada pemeriksaan OCT pre-
operasi, akan mempunyai prognosis
perbaikan visus yang baik dalam kurun
waktu 6 bulan pasca operasi. Prognosis
penglihatan pasca operasi juga dapat
dilihat dari macular ganglion cell complex,
bahkan terdapat penelitian oleh Moon
yang menyampaikan bahwa penilaian
macular ganglion cell complex lebih baik
Gambar 4. Gambaran RNFL Gambaran RNFL dan
untuk memprediksi perbaikan visus pasca
makula pada pasien DOA operasi dibandingkan dengan RNFL
perifer. Remyelinisasi dan perbaikan aliran
aksonal pasca operasi ditandai dengan
Ophthalmol Ina 2021;47(1):115-125 119
adanya perbaikan macular ganglion cell hilangnya cairan subretina yang sejalan
complex dan RNFL perifer14. dengan perbaikan visus14.16.
disarankan pada pasien-pasien dengan MS. neurologis lain yang dinilai dengan
Pada pasien MS, pemeriksaan OCT juga Expanded Disability Status Scale (EDSS).
berkolerasi ringan dengan pemeriksaan Pemeriksaan SD-OCT juga mempunyai
MRI. Penelitian pemeriksaan OCT pada korelasi ringan dengan pemeriksaan MRI.
kasus MS pertama kali dilakukan pada Pada optik neuritis fase akut,
tahun 1999 yang menyatakan bahwa pengukuran RNFL kurang baik dijadikan
penipisan RNFL merupakan sebagai patokan karena tebal RNFL
penanda/marker degenerasi akson, seakan-akan baik karena kondisi edema
penipisan RNFL pada MS dapat terjadi papil pada fase akut. Progresivitas pada
walaupun pasien tersebut tidak optik neuritis anterior lebih baik dilihat
mempunyai manifestasi neuritis optik. dari penipisan ganglion cell layer (GCL)
Pemeriksaan OCT dapat mendeteksi atau ketebalan makula karena keduanya
kerusakan aksonal bahkan sebelum gejala tidak terpengaruh oleh kondisi edema
klinis terjadi. Pada pasien dengan MS papil. Ukuran tebal GCL yang dianggap
ringan tanpa neuritis optik, didapatkan patologis adalah ≤ 75 µm6,17.
penipisan RNFL yang lebih ringan (7.08
µm) dibandingkan dengan pasien dengan Traumatic Optic Neuropathy
neuritis optik (20.38 µm), utamanya di Traumatic optic neuropathy (TON)
daerah temporal. SD-OCT dapat merupakan penyakit yang disebabkan
digunakan juga untuk mendiagnosa edema kerusakan saraf optik sekunder yang
makular yang dapat terjadi pada pasien disebabkan karena trauma dan terjadi
MS dengan uveitis intermediet atau edema karena kerusakan akson akut dan
makular yang terjadi karena efek samping menyebabkan gangguan penglihatan
pengobatan Fingolimod yang biasa berupa defek lapang pandangan, gangguan
digunakan pada pasien MS. Jenis makular penglihatan warna hingga penurunan tajam
edema yang biasa terjadi pada pasien- penglihatan yang dapat berujung pada
pasien dengan kelainan demyelinasi adalah hilangnya kemampuan penglihatan yang
makular edema mikrokistik yang ditandai permanen. Pemeriksaan SD-OCT pada
dengan area hiporeflektif pada lapisan kasus TON bermanfaat karena sifatnya
inner nuclear layer retina di daerah yang non-invasif dan dengan teknologi
parafoveal6. terbaru dengan resolusi aksial hingga 5-7
µm, mampu menghasilkan gambar lapis
demi lapis retina yang jernih sehingga
kerusakan yang terjadi dapat dideteksi
secara dini bahkan sebelum gejala klinis
terjadi. Studi yang dilakukan Kanamori
dan kawan-kawan yang meneliti tentang
TON unilateral pada empat pasien
menyebutkan bahwa terjadi penipisan
Gambar 9. Gambaran edema makula mikrokistik RNFL di sekeliling papil dan GCC yang
pada pasien dengan MS mulai terjadi dua minggu setelah trauma
dan menjadi stabil setelah 20 minggu.
Progresivitas MS juga dapat Sehingga peneliti menyarankan
dipantau dengan SD-OCT. Progresivitas pengobatan TON harus dilakukan sebelum
dilihat dari penipisan RNFL dan ganglion 20 minggu dan evaluasi pemeriksaan SD-
cell inner plexiform layer, rata-rata OCT dilakukan secara berkala untuk
penipisan RNFL terjadi sebanyak 1.49 µm/ memantau progresivitas penyakit atau
tahun dan penipisan ganglion cell inner perkembangan terapi. Sementara studi dari
plexiform layer 0.5 µm/tahun dan Lee dan kawan-kawan menyebutkan
berkolerasi dengan penurunan fungsi bahwa terdapat korelasi antara penipisan
Ophthalmol Ina 2021;47(1):115-125 121
serebrospinal 26 cm H20. Setelah penurunan cairan esensial pada pasien Alzheimer dengan
serebrospinal, didaptkan ketebalan RNFL yang MRI yang paling banyak digunakan
fluktuatif pada kedua kasus (G dan I) dan ketebalan
GCL-IPL yang stabil (H dan J)
karena dapat memberikan informasi
tentang struktur otak yang terkena dan
Penyakit Parkinson korelasinya terhadap gangguan visus.
Penyakit parkinson merupakan Gambaran yang paling sering ditemukan
kelainan gerakan yang diakibatkan pada MRI penderita Alzheimer adalah
degenerasi saraf dopaminergik pada atrofi lobus temporomedial, pembesaran
ganglia basal. Gejala penyakit Parkinson ventrikel, dan penurunan volume otak.
meliputi gejala motorik berupa tremor saat Walaupun hingga saat ini kerusakan
istirahat, bradikinesia, rigiditas dan struktral dan fungsional dari keseluruan
instabilitas postur serta gejala non-motorik otak belum dapat terpetakan seluruhnya,
berupa gangguan mood, gangguan tidur, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa
hipotensi ortostatik, kehilangan daya proses neurodegeneratif juga terjadi di
penciuman, penurunan daya kognitif, dan retina karena retina merupakan cabang
gangguan visus10. perifer dari sistem saraf pusat. Dalam hal
Pemeriksaan SD-OCT pada pasien ini pemeriksaan SD-OCT berperan karena
dengan Parkinson menunjukkan dapat menilai struktur retina yang
penurunan ketebalan RNFL dan volume mengesankan keutuhan saraf mata dan
makula dibandingkan pasien normal. mulai banyak dimanfaatkan untuk menilai
Penipisan ditemukan pada semua kuadran kerusakan saraf baik penyakit neurologis
dan paling tipis pada temporal. Penipisan maupun degeneratif21.
tidak ditemukan pada fovea (central Pemeriksaan SD-OCT pada pasien
macula sparring), hal ini disebabkan dengan penyakit Alzheimer akan
karena penyakit Parkinson terjadi akibat didapatkan penipisan RNFL peripapiler
hilangnya sel ganglion sedangkan pada pada semua kuadran, hal ini menunjukkan
fovea lebih banyak didapatkan sel kerucut bahwa degenarasi aksonal difus yang
tanpa sel ganglion atau akson. Derajat terjadi pada pasien penyakit Alzheimer.
keparahan RNFL dan volume makula Pada fokus makula akan didapatkan
berbanding lurus dengan keparahan dan penipisan ketebalan makula terutama pada
durasi penderita Parkinson yang dinilai lapisan inner retinal layer. Pada penelitian
dengan derajat tremor dan bradikinesia20 oleh Cungha dengan 2738 sampe mata
menyebutkan terdapat korelasi positif
Penyakit Alzheimer antara penipisan saraf dan fungsi kognitif
Penyakit Alzheimer merupakan sehingga dimasa yang akan datang,
penyebab demensia yang palling sering terdapat kemungkinan bahwa SD-OCT
dengan insidens yang makin besar seiring dapat digunakan untuk membedakan
meningkatnya populasi manula di dunia. penyakit gangguan kognitif ringan dengan
Alzheimer ditandai dengan gangguan penyakit Alzheimer dan dapat digunakan
kognitif progresif seperti defisit memori, sebagai biomarker untuk diagnosis dan
penurunan fungsi belajar, afasia, apraxia, evaluasi21.
agnosia, dan gangguan visual. Gangguan
visual yang terjadi pada pasien pada KESIMPULAN
Alzheimer mempunyai dampak serius SD-OCT merupakan teknologi
karena mempengaruhi kualitas hidup dan terbaru mesin OCT yang menilai
kemandirian pasien. gangguan visus yang perbedaan antar pencampuran gelombang
sering terjadi berupa gangguan kontras berbagai lapisan dalam waktu yang
sensivitas spasial, persepsi gerakan, bersamaan sehingga dapat menilai 50-100
dikrimasi warna, hingga kehilangan visus. kali lebih cepat daripada pendahulunya.
Pencitraan neuro-imaging adalah hal yang OCT sangat membantu di bidang mata
124 Pemeriksaan SD-OCT Pada Bidang Neuro-oftalmologi
9. Fujimoto, J., & Swanson, E. (2016). The 20. Sengupta, P., Dutta, K., Ghosh, S., Mukherjee,
Development, Commercialization, and Impact A., Pal, S., & Basu, D. (2018). Optical
of Optical Coherence Tomography. coherence tomography findings in patients of
Investigative ophthalmology & visual science, parkinson’s disease: An Indian perspective.
57(9), OCT1–OCT13. Annals of Indian Academy of Neurology,
https://doi.org/10.1167/iovs.16-19963 21(2), 150.
10. Grzybowski A, Barboni P.2016. ‘OCT in https://doi.org/10.4103/aian.aian_152_18
Central Nervous System Diseases’. Springer 21. Cunha, L. P., Almeida, A. L. M., Costa-Cunha,
International Publishing. New york. ISBN L. V. F., Costa, C. F., & Monteiro, M. L. R.
978-3-319-24085-5. Hal 9-23 (2016). The role of optical coherence
11. Nordmann, Pr. Jean-Philippe. 2014. ‘Optical tomography in Alzheimer’s disease.
Coherence Tomography and Optic Nerve’. International Journal of Retina and Vitreous,
Laboratorie Théa and Carl Zeiss Mediatec 2(1). https://doi.org/10.1186/s40942-016-
Francia. Paris 0049-4
12. Johnson LN, Diehl ML, Hamm CW, 22. Kanamori, A., Nakamura, M., Yamada, Y., &
Sommerville DN, Petroski GF.. 2009. Negi, A. (2012). Longitudinal Study of Retinal
‘Differentiating optic disc edema from optic Nerve Fiber Layer Thickness and Ganglion
nerve head drusen on optical coherence Cell Complex in Traumatic Optic Neuropathy.
tomography’. Arch Ophthalmol 2009;127:45-9 Archives of Ophthalmology, 130(8), 1067.
13. Bassi ST, Mohana KP.2014. ‘Optical https://doi.org/10.1001/archophthalmol.2012.4
Coherence Tomography In Papilledema And 70
Pseudopapilledema With And Without Optic 23. Lee, J.-Y., Cho, K., Park, K.-A., & Oh, S. Y.
Nerve Head Drusen’. Indian J (2016). Analysis of Retinal Layer Thicknesses
Ophthalmol;62:1146-51 and Their Clinical Correlation in Patients with
14. Chan NC,Chan CK. 2017. ‘The use of optical Traumatic Optic Neuropathy. PLOS ONE,
coherence tomography in neuro- 11(6), e0157388.
ophthalmology’. Wolters Kluwer Health https://doi.org/10.1371/journal.pone.0157388
Volume 28. Number 00. Month 2017.
15. Ho, J. K., Stanford, M. P., Shariati, M. A.,
Dalal, R., & Liao, Y. J. 2013. ‘Optical
Coherence Tomography Study of
Experimental Anterior Ischemic Optic
Neuropathy and Histologic Confirmation’.
Investigative Ophthalmology & Visual
Science, 54(9), 5981–5988.
http://doi.org/10.1167/iovs.13-12419
16. Hedges T, Vuong L. 2008. ‘Subretinal Fluid
From Anterior Ischemic Optic Neuropathy
Demonstrated by Optical Coherence
Tomography’. Arch Ophthalmol / Vol 126
(No. 6)
17. Syc SB, Saidha S, Newsome SD, Ratchford
JN, Levy M, Ford E, et al. 2012. ‘Optical
coherence tomography segmentation reveals
ganglion cell layer pathology after optic
neuritis’. Brain ;135:521–33.
18. Zhao, X.-J., Lu, L., Li, M., & Yang, H. 2015.
‘Ophthalmic findings in two cases of methanol
optic neuropathy with relapsed vision
disturbance’. International Journal of
Ophthalmology, 8(2), 427–429.
http://doi.org/10.3980/j.issn.2222-
3959.2015.02.37
19. Huang-Link, Y.-M., Al-Hawasi, A.,
Oberwahrenbrock, T., & Jin, Y.-P. (2015).
OCT measurements of optic nerve head
changes in idiopathic intracranial
hypertension. Clinical Neurology and
Neurosurgery, 130, 122–127.
https://doi.org/10.1016/j.clineuro.2014.12.021