Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KONSEP KETUHANAN MENURUT AGAMA


ISLAM”
Dosen : DRS. H. ABDUL MU’IN, MA

Disusun oleh : RUDI PURNOMO


Npm : 0421012991
Kelas : Pagi A / Semester 1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam sejarah peradaban Yunani, tercatat bahwa pengkajian dan


kontemplasi tentang eksistensi Tuhan menempati tempat yang khusus
dalam bidang pemikiran filsafat. Contoh yang paling nyata dari usaha
kajian filosofis tentang eksistensi Tuhan dapat dilihat bagaimana filosofi
Aristoteles menggunakan gerak-gerak yang nampak di alam dalam
membuktikan adanya penggerak yang tak terlihat (wujud Tuhan).

Tradisi argumentasi filosofis tentang eksistensi Tuhan, sifat dan


perbuatan-Nya ini kemudian secara berangsur-angsur masuk dan
berpengaruh ke dalam dunia keimanan Islam.Tapi tradisi ini, mewujudkan
semangat baru di bawah pengaruh doktrin-doktrin suci Islam dan kemudian
secara spektakuler melahirkan filosof-filosof seperti Al-Farabi dan Ibnu
Sina,dan secara riil, tradisi ini juga mempengaruhi warna pemikiran teologi
dan tasawuf (irfan)dalam penafsiran Islam.

Perkara tentang Tuhan secara mendasar merupakan subyek


permasalahan filsafat. Ketika kita membahas tentang hakikat alam maka
sesungguhnya kita pun membahas tentang eksistensi Tuhan. Secara hakiki,
wujud Tuhan tak terpisahkan dari eksistensi alam, begitupula sebaliknya,
wujud alam mustahil terpisah dari keberadaan Tuhan. Filsafat tidak
mengkaji suatu realitas yang dibatasi oleh ruang dan waktu atau salah satu
faktor dari ribuan faktor yang berpengaruh atas alam. Pencarian kita
tentang Tuhan dalam koridor filsafat bukan seperti penelitian terhadap satu
fenomena khusus yang dipengaruhi oleh faktor tertentu.

Tuhan yang hakiki adalah Tuhan yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul
yakni,Tuhan hakiki itu bukan di langit dan di bumi, bukan di atas langit,
bukan di alam, tetapi Dia meliputi semua tempat dan segala realitas wujud.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud konsep tuhan?


2. Apa yang dimaksud filsafat ketuhanan?
3. Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan?
4. Apa saja dalil pembuktian adanya tuhan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu


setiap yang menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan
dipatuhi oleh manusia. Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba).
Kata ilah (tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya ada dua kemungkinan,
yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi
ilah(tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain
dapat pula berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti dikemukakan pada
surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut:

‫وم َن النَّاس م ْن يَّتَّخ ُذ م ْن ُد ْون هّٰللا اَ ْن َدادًا يُّحب ُّْونَهُم َكحُبِّ هّٰللا‬
ِ ْ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ َ
Artinya :
Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai
tandingan terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana
mencintai Allah.
 
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu
berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru layak
dinyatakan bertuhan kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang
dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan
juga pengatur alam semesta.Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia
bertuhan Allah sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Ikhlas. Kalimat
syahadat adalah pernyataan lain sebagai jawaban atas perintah yang
dijaukan pada surat Al-Ikhlas tersebut. Ringkasnya jika Allah yang harus
terbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah disamping
Allah sebagai Zat, juga Al-Quran sebagai ajaran serta Rasullullah sebagai
Uswah hasanah.

2.2 FILSAFAT KETUHANAN ISLAM


 
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan
kata Sophosyang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti
cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani
mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta
terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya,memusatkan perhatian
padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu,
berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia.

Jadi, filsafat Ketuhanan dalam Islam bisa diartikan juga yaitu kebijaksanaan
Islam untuk menentukan Tuhan, dimana Ia sebagai dasar kepercayaan umat
Muslim.Siapakah Tuhan itu?Perkataan ilah, yang diterjemahkan dalam Al-
Quran dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau
dipentingkan manusia.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat


“laa ilaaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan,
yaitu tidak ada Tuhan, kemudian baru diikuti dengan penegasan melainkan
Allah.
Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala
macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada
satu Tuhan, yaitu Allah SWT.

2.3 SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN

1. PEMIKIRAN BARAT

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah


konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman
lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori
evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan
yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori
tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan
oleh EB Taylor, Robertson Smith ,Lubbock dan Javens. Proses
perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah
sebagai berikut:

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya
kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang
berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai
pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang
berpengaruh negatif.

b. Animisme

Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif


sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai
sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang apabila kebutuhannya
dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif
dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian
yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi
kebutuhan roh.

c. Politeisme

kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh
yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas
dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang
bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada
yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d. Henoteisme Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak


memberikan

Politeisme tidak memberikan kepuasan, terutama terhadap kaum


cendekiawan. Olehkarena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi,
karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan
kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu
bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun
manusia masih mengakui tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu tuhan
untuk satu bangsa disebut dengan Henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).

e. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk Henoteisme melangkah menjadi Monoteisme.


Dalam Monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan
bersifat internasional.Bentuk Monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan
terbagi dalam tiga paham, yaitu: deisme,panteisme, dan teisme.

2. Pemikiran Umat Islam

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam,


atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul beberapa periode
setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Yakni pada saat terjadinya
peristiwa tahkim antara kelompok Ali bin Abi Thalib dengan kelompok
Mu‘awiyyah.
Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal,tradisional, dan ada pula
yang bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut adalah
karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan Hadis
dengan pendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat
tradisional. Sedang sebagian umat Islam yang lain memahami dengan
pendekatan antara kontektual dengan tektual sehingga lahir aliran yang
bersifat antara liberal dengan tradisional. Aliran-aliran tersebut yaitu :

a.Mu‘tazilah

Merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta menekankan


pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam
Islam. Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu
logika Yunani, satu sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan
keimanan.

b. Qodariah

Berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan


berbuat.Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau
mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab
atas perbuatannya.

c. Jabariah

Berteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak


dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh
Tuhan.

d.Asy‘ariyah dan Maturidiyah

Hampir semua pendapat dari kedua aliran ini berada di antara aliran
Qadariah dan Jabariah. Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran
ketuhanan dalam kalangan umat Islam periode masa lalu. Pada prinsipnya
aliran-aliran tersebut di atas tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam.
Oleh karena itu umat Islam yang memilih aliran mana saja diantara aliran-
aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya, tidak menyebabkan ia
keluar dari Islam. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan
sekarang ini,umat Islam perlu mengadakan koreksi ilmu berlandaskan al-
Quran dan Sunnah Rasul, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik
tertentu.
2.4 DALIL PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN

1.Dalil Ontologis

Tuhan ada dalam pikiran manusia. Karena mereka berfikir, tak ada
manusia yang sempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan. Atas dasar itu ,
Bapak menasehati Jika kamu membenci seseorang, cintai dia alakadarnya.

2.Dalil Kosmologis/ Kausalitas/ Sebab-Akibat

Tuhan ada karena ada bukti penciptaanNya.

3.Dalil Teleologis ( pendekatan tentang keteraturan)

Alam ini sangat teratur. Logikanya, jika sesuatu tercipta karena


kebetulan, maka tidakakan ada keteraturan. Alam ini dibuat teratur untuk
menjadi sarana bagi manusia.

4.Dalil Moral

Manusia tidak mungkin memberikan kode moral sebaik- baiknya, seadil


adlinya,susuai fitrah manusia, dan bersifat absolut untuk manusia lainnya
kecuali datangnya dari Allah.contoh : anak tidak boleh menikahi ibunya.
Sebab, sebelum Al Quran turun, istri seorang pria itu akan diwariskan
kepada anak laki lakinya.

5.Dalil Al- Quran

Al Ankabut (29) : 61 Dan jika engkau bertanya kepada mereka Siapakah


yangmenciptakan langit dan bumi dan menundukan matahari dan bulan?
Pasti mereka akan menjawab Allah. Maka mengapa mereka bisa dipalingkan
(dari kebenaran)

6.Dalil Cosmologi

Bukti-bukti adanya Tuhan dapat diketahui dengan menggunakan dasar-


dasar cosmologi, sebagaimana diisayaratkan Al-Qur‘an surat Al-
Baqarah;164 Tuhan menyuruh manusia mempelajari cosmos dan
kekuatannya yang merupakan kumpulan alam semesta yang
menggambarkan adanya kesatuan di balik penampilan yang beragam
sehingga dapat dipergunakan sebai-baiknya dalam menyimpulkan adanya
Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Untuk memudahkan
manusia menarik kesimpulan,maka Al-Qur‘an mengungkapkannya dengan
cara yang komunikatif dan dialogis.

7.Dalil Astronomi

Tuhan memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia ada dengan cara menunjuk


planet-planet yang terdiri atas bintang, bulan dan matahari yang masing-
masing beredar tetap pada garis orbitnya. Tidak mungkin yang satu akan
melampui yang lainnya dan tidak akan keluar pula dari garis ukuran yang
telah ditentukan untuknya. Semua itu sebagai bukti adanya perhitungan yang
sangat rapi.Sebagaimana ditemukan Taufiq al-Hakim (intelektual
terkemuka) tentang teori al-Ta‘adduliyah (keserasian), bahwa ‖bumi
merupakan bola (globe) yang hidup dengan,seimbang dan tawazun dengan
bola terbesar di alam ini, yaitu matahari (Yusuf
Qardlawi,1995,143).

8.Dalil antropologi

Keistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah terletak


pada akal, ilmu pengetahuan dan ruhnya. Bukti antropologi ini dibuktikan
dalam Al-Qur‘an surat at-thariq;5-7 dan ar-rum;20 berikut ini:Manusia itu
sebagai makhluk berkemauan, karena Allah menghendakinya. Inilah
realisasidari makna la- haula walaa quwwata illa billah, atau, manusia itu
mempunyai daya danm kekuatan untuk mengambil manfaat dan menolak
bahaya. Namun daya dan kekuatannya itu bukan dari diri dan dengan dirinya
sendiri, melainkan dengan dan dari Allah (YusufQardlawi, 1995;63)

9.Dalil Psikologi

Dibandingkan makhluk lain , manusia memiliki dua keistimewaan.


Pertama, bentuk tubuh yang indah, sempurna dan praktis untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kedua, jiwa yang memiliki perasaan dan kepandaian,
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapkan kepadanya dengan berpikir
dan memelihara ketahanan mental (sabar). QS.Ar-Rum;21.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa konsep


Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang
dianggap penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun
konkret). Filsafat Ketuhanan dalam Islam merupakan aspek ajaran yang
fundamental, kajian ini harus dilaksanakan secara intensif.Tuhan (ilah) ialah
sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Dalam ajaran
Islam diajarkan kalimat “la illaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan.Yaitu tidak ada Tuhan,kemudian baru diikuti
dengan penegasan melainkan Allah. Hal ini berarti bahwa seorang muslim
harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga
yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah swt.

3.2 SARAN

Sebagai pemula di bangku perkuliahan, saya menyadari bahwa


makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan
bermanfaat bagi saya untuk lebih memperbaiki atau memperdalam kajian
ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://kita-mahasiswa.blogspot.com/2016/05/tugas-makalah-konsep-
ketuhanan-dalam.html

http://ilmukomunic.blogspot.com/2015/09/dalil-dalil-tentang-adanya-
allah.html

http://kita-mahasiswa.blogspot.com/2016/05/tugas-makalah-konsep-
ketuhanan-dalam.html

https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03

https://www.mahasiswaunusa.com/

Anda mungkin juga menyukai