Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 1

• Demam :
-Proses demam : Suhu normal → pirogen masuk (pirogen eksogen) → menginduksi sel imun
untuk melepas mediator inflamasi (pirogen endogen) → merangsang hipotalamus untuk
melepaskan prostaglandin → sehingga setpoint naik (suhu tubuh masih normal) →akibatnya
setpoint akan menganggap suhu tubuh lebih rendah dari setpoint/termostat → shg akan
merangsang peningkatan produksi panas/kalor dan menghambat
pengeluarana panas → shg suhu meningkat/ DEMAM.
• Mimisan : mimisan ini disebabkan oleh Penurunan produksi trombosit akibat supresi dari
sumsum tulangoleh mediator inflamasi akibat virus dengue.
• Pemeriksaan fisik :
a. TD : 100/80 mmHg tergolong normal
b. Denyut Nadi : 110x/menit , meningkat lebih cepat.
c. Suhu tubuh : 38C ,meningkat .Karena suhu tubuh diatur oleh pusat suhu di
hipotalamus disebut setpoint. Setpoint diatur antara 36,5 – 37,5 derajat celcius.
Setpoint bisa naik atuaupun turun, zat atau bahan2 yang bisa menaikkan
setpoint disebut dengan nama pirogen (piretik). Sedangkan yang bisa
menurunkan setpoint disebut antipirogen/antipiretik.
d. Waktu pengisian kapiler >5 detik,waktu pengisian melambat.normlanya 1-3
dtk
e. Hepatomegali disebabkan oleh Adanya plasmalikage shg terjadi edema
intersisial di hati peningkatan aktifitas di hati untuk menghancurkan trombosit
f. Nyeri perut abdomen ,nyeri perut ini disebabkan oleh adanya perbesaran liver.
• Peneriksan Laboratorium :
1. Hb : normal
2. WBC/leukosit : rendah , diakbiatkan oelh adanya sekresi IL 10 oleh sel
T-helper Tipe 1 (TH 1) akibat respon infeksi virus dengue, IL 10
berefek pada supresi dari sumsum tulang shg terjadilah penurunan
jumlah leukosit
3. Hct : normal
4. Trombosit : rendah, . Meningkatnya dekstrusi trombosit disebabkan
karena adanya reaksi silang
antara antigen NS1 dari virus dengue dengan protein permukaan
trombosit shg antibodi akan menempel pada trombosit. Ikatan antara
antibodi dg trombosit menyebabkan peningkatan penghancuran dari
trombosit di retikulo endotelial sistem (hepar, lien). Terjadi
konsumsi/pemakaian trombosit yang berlebihan. Pada infeksi dengue
terjadi peningkatan produksi mediator2 seperti INF, TNF alfa, IL 2, IL
4, IL 5, IL 10 oleh sel T helper. TNF alfa, IFN gama akan
menyebabkan terjadinya gangguan endotel shg terjadi peningkatan
permeabilitas dari endotel kapiler dan
terjadi plasma leakage (kebocoran plasma), hal ini menyebabkan
kompensasi dari trombosis untuk mengatasi kebocoran plasma shg
trombosit berkurang.
• Epidemiologi : Epidemiologi demam dengue atau dengue fever (DF) menjadi beban
kesehatan dunia, karena penyebaran penyakit virus dengan vektor nyamuk Aedeses
yang terinfeksi ke tubuh manusia dengan masa inkubasi 4-10 hari.Infeksi
bisa didapat melalui satu gigitan saja. Penyakit ini umumnya lebih sering ditemukan
pada wilayah tropis dan subtropis. Beberapa bagian negara, seperti Amerika Selatan,
Afrika, Timur Tengah, dan Asia, merupakan beberapa area endemis dengue.
• Etiologii : virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk Aedes
aegypti. Agen penyebab DF adalah virus dengue, yang disebut dengan nama
DENV. Virus dengue masuk famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. DENV
merupakan single-stranded RNA virus dengan panjang sekitar 11 kilobases.
DENV memiliki tiga gen protein struktural, yaitu protein inti atau nukleokapsid
(C), protein membran (M), dan protein selubung/envelope (E). Virus juga
memiliki tujuh gen non-structural protein (NS).

• Prognosis : angka kematian (mortality rate) DF kurang dari 1%. Penderita yang
sembuh biasanya tanpa sekuele dan tubuhnya akan membuat imunitas terhadap
serotipe virus yang menjangkitinya.Angka kematian untuk kasus dengue berat
atau DSS, yang tertangani medis adalah 2−5 %. Bila dengue berat tidak diobati,
angka kematiannya meningkat sampai 20%.

• Patologis : Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue ke manusia =>


mentransmisikan virus dengue=> mengalami gejala setelah masa inkubasi rata-rata
4−7 hari=>Virus dengue masuk ke dalam peredaran darah dan menginvasi leukosit
untuk bereplikasi=>Pasien akan berstatus infeksius selama 6−7 hari setelah digigit
nyamuk.=>Leukosit akan merespon viremia dengan mengeluarkan protein cytokines
dan interferon=> menyebabkan timbulnya gejala penyakit seperti demam, flu, dan
nyeri otot=>replikasi virus bertambah banyak, maka virus dapat masuk ke dalam
organ hati dan sumsum tulang=>Sel stroma pada sumsum tulang yang terinfeksi
rusak=>produksi trombosit menurun=> trombositopenia akan mengganggu proses
pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan=>sehingga DF berlanjut
menjadi DHF =>Replikasi virus pada hati akan menyebabkan hepatomegali dengan
tanda nyeri tekan=> terjadi pelepasan zat anafilaktosin, histamin, serotonin, serta
aktivasi sistem kalikrein yang meningkatkan permeabilitas dinding
kapiler=>Kemudian terjadi ekstravasasi cairan intra ke ekstra vaskular=> volume
darah turun=>ditandai dengan penurunan tekanan darah dan penurunan suplai oksigen
ke organ dan jaringan. Akral tubuh akan terasa dingin karena peredaran darah lebih
diutamakan ke organ-organ vital.=> Proses ekstravasasi yang berlanjut akan
menyebabkan hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi, dan renjatan, sehingga pasien
memasuki fase DSS.
• Derajat DF :

• Manifestasi Klinis : Manifestasi klinis ditandai dengan demam tinggi terus menerus
selama 2-7 hari; uji tourniquet positif, trom-bositopenia dengan jumlah trombosit ≤
100x 109/L dan kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh
(Kurane, 2007).
• Penatalaksanaan : Penatalaksanaan demam dengue atau dengue fever (DF)
biasanya hanya membutuhkan terapi suportif seperti rehidrasi dan
antipiretik/analgesik, karena DF termasuk self-limited disease. Dengus
haemorrhagic fever (DHF) maka pasien perlu perawatan dengan monitoring
lebih ketat simptomatik, rehidrasi cairan, dan tirah baring.Dengue shock
syndrome (DSS) perlu dirawat dalam unit intensif.

• Edukasi : Adapun hal-hal yang dapat dilakukan, sebagai berikut :

1. Membersihkan rumah
2. Membersihkan lingkungan sekitar
3. pemakaian anti nyamuk
4. penyemprotan
5. pemberian bubuk abate
6. Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan cara “3M plus‟, yaitu:
7. Menguras dan menyikat tempat–tempat
8. penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum,
9. dll seminggu sekali.
10. Menutup rapat–rapat tempat penampungan air,
11. seperti gentong air/tempayan,dll.
12. Mengubur dan menyingkirkan barang–barang
13. bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
• Kedokis : Islam memiliki pegangan Al-Qur’an dan hadis berkenaan dengan
urgensi menjaga kebersihan. Dalam hal ini berarti kebersihan dalam arti luas
mencakup jasmani dan rohani serta lingkungan sekitar,
• Patogenesis DF :
1. Patogenesis Syok DF
Patogenesis terjadinya syok akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang
berlainan pada seorang pasien, respon antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam
waktu beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit dengan
menghasilkan titer tinggi antibodi IgG antidengue. Hal ini akan mengakibatkan
terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi
sistem komplemen.Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan
permeabilitas dinding pembuluh darah ini terbukti dengan adanya peningkatan kadar
hematokrit, penurunan kadar natrium dan terdapatnya cairan di dalam rongga serosa .
2. Patogenesis Pendarahan DF
kompleks antigen antibodi selain mengaktivasi sistem komplemen, juga menyebabkan
agregasi trombosit dan mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel
pembuluh darah. Agrerasi trombosit terjadi sebagai akibat dari perlekatan kompleks
antigen-antibodi pada membran trombosit mengakibatkan pengeluaran ADP , sehingga
trombosit dihancurkan oleh RES sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi trombosit
ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, sehingga walaupun jumlah
trombosit masih cukup banyak, tidak berfungsi dengan baik. Di sisi lain, aktivasi
koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hagemen sehingga terjadi aktivasi sistem
kinin kalikrein sehingga memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat
mempercepat terjadinya syok.

Anda mungkin juga menyukai