3494 5790 1 SM
3494 5790 1 SM
Yunus
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : yunussda@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model
pembelajaran kontekstual (CTL) pada mata pelajaran muatan lokal (Autocad). Melalui penerapan model
pembelajaran kontekstual, sangat memungkinkan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif.
Dengan adanay suasana belajar yang baru ini, kualitas pembelajaran dapat meningkat dan motivasi
belajar peserta didik menjadi lebih baik.
Peserta didik yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X TPm 1 dan 2, yang
terdiri dari 72 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi menggunakan analisis regresi
sederhana, peneliti menggunakan satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas lainnya sebagai kelas
eksperimen. Dengan menggunakan metode CTL diharapkan bahwa ketuntasan belajar peserta didik
mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini, ketuntasan belajar peserta didik mencapai 83%.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan
model pembelajaran konvensional, peneliti menggunakan uji homogenitas, normalitas dan uji T. Selain
itu peneliti juga menggunakan uji regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar model
pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar peserta didik. Setelah dilakukan uji regresi sederhana,
dapat dikemukakan bahwa model pembelajara CTL mempengaruhi 12% hasil peserta didik siswa kelas X
TPm SMK Negeri 1 Sidoarjo. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan,
media pembelajaran, dukungan orang tua, sekolah dan lain sebagainya.
Kata kunci : Pembelajaran kontekstual (CTL), motivasi, hasil belajar.
Abstract
This study aims to improve student learning outcomes by applying the model of contextual learning
(CTL) on the subjects of local content (Autocad). Through the application of contextual learning model, it
is possible the creation of a conducive learning atmosphere. With adanay this new learning environment,
the quality of teaching and learning motivation can be improved to be better learners.
The Student who made the object of this research is the students of class X TPM 1 and 2, which consists
of 72 students. This research is a comparative study using a simple regression analysis, researchers used
the class as a control class and one other class as a class experiment. By using CTL expected that mastery
learning students has increased. In this study, mastery learning students reached 83%.
To determine whether there are differences in the use of contextual learning model with conventional
learning models, researchers used test of homogeneity, normality and test T. In addition, researchers also
use a simple regression to determine how much the contextual learning model for student learning
outcomes. After a simple regression test, it can be argued that the model CTL pembelajara affects 12%
result in class X student learners TPM SMK Negeri 1 Sidoarjo. While the rest influenced by other factors
such as environment, instructional media, the support of parents, schools and so forth.
Keywords : Contextual teaching and learning (CTL), motivation, learning outcomes.
Pengaruh Model Pembelajaran CTL
35
JPTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 34 - 43
- Memberikan kode dalam hubungan dengan - Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang
pengolahankomputer. diperoleh
• Penerapan data sesuai dengan pendekatan - Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka
penelitian. sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
- Jika sampel berdistribusi homogen, maka normal.
data dilanjutkan dengan pengetesan tentang - Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka
normalitas distribusi data. sampel bukan berasal dari populasi yang
- Jika datanya normal, maka dilanjutkan berdistribusi normal.
dengan uji t. Sumber:
Langkah-langkah dalam mengolah data diatas (http://samsarif.blogspot.com/2012/12/uji-normalitas-
adalah sebagai berikut: data-dengan-spss.html, diakses tanggal 1 April 2013).
Uji Homogenitas Pengujian Hipotesis
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan Pengujian hipotesis peneliti dimaksudkan untuk
kehomogenan sampel yang terdiri atas dua kelas. Pada menguji apakah diterima atau tidaknya hipotesis yang
analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan telah diajukan oleh peneliti. Uji hipotesis penelitian ini
adalah bahwa gelat regresi untuk setiap pengelompokan didasarkan pada perbedaan hasil belajar, yaitu data
berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang selisih pre test dan post test. Pengujian hipotesis pada
sama. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat ialah penelitian ini harus lebih dahulu mengetahui
motivasi dan hasil belajar peserta didik. Sedangkan perbedaan nilai objek penelitian sebelum dan sesudah
model pembelajaran CTL merupakan variabel bebas diberikannya perlakuan.
yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Untuk Di dalam hipotesis penelitian ini terdapat
memudahkan peneliti menentukan homogenitas antara perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan
kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka digunakan model pembelajaran kontekstual, dengan kelas yang
program SPSS V.18. menggunakan model pembelajaran langsung. Pada uji ini
Teknik pengujian yang digunakan adalah Uji digunakan uji T independen (T test), dengan
Bartlet. Uji Bartlet dilakukan dengan menghitung x2. menggunakan bantuan program PSS V.18.
Harga x2 yang diperoleh dari perhitungan (x2hitung) Untuk melihat perbedaan antara variabel kontrol
selanjutnya dibandingkan dengan x2 dari tabel (x2tabel ), dengan eksperimen, dapat dilihat pada tabel Independent
bila x2hitung < x2tabel , maka hipotesis nol diterima. Artinya Samples Test. Pada pengujian ini menggunakan taraf
data berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji kesalahan sebesar 5% (0,05) dengan taraf kepercayaan
homogenitas menggunakan software SPSS adalah 95% (0,95). Untuk memilih baris mana yang akan kita
dengan Uji Levene Statistics. Cara menafsirkan uji gunakan sebagai uji, maka dapat dilihat pada kolom Sig.
levene ini adalah, jika nilai Levene statistic > α, maka Two tailed SPSS. Jika Sig. > 0,05 maka asumsinya
dapat dikatakan bahwa variasi data adalah varian sama, sebaliknya jika Sig. < 0,05 maka variannya
homogen. Nilai α merupakan nilai taraf kesalahan tidak sama atau berbeda.
sebesar 5% (0,05) dengan taraf kepercayaan 95% (0,95). Sumber :
Sumber : (http://samsarif.blogspot.com/2012/12/uji- (http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji-t-
homogenitas-dengan-spss.html, diakses tanggal 1 April independen-dengan-spss.html, diakses tanggal 1 April
2013). 2013).
Uji Normalitas Uji Regresi Sederhana
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui Analisis regresi digunakan untuk menjelaskan
data tersebut berdistribusi normal atau tidak. suatu variabel respon (variabel terikat/dependent/output)
Menurut Arikunto,(2009:300) Apabila data yang menggunakan satu atau lebih variabel input (variabel
dianalisis berdistribusi normal maka peneliti boleh bebas, independent variable/eksogen). Jika variabel
menggunakan teknik statistik parametrik. Sedangkan bebas terdiri dari 1 maka regresi sederhana yang
apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran digunakan, dan jika variabel input lebih dari 1, maka
normal, peneliti harus menggunakan statistik non regresi ganda yang digunakan. Oleh karena itu penelitian
parametrik. ini dilakukan dengan analisis regresi sederhana,
Teknik yang digunakan untuk menguji menggunakan SPSS V.18.
normalitas dalam penelitian ini yaitu digunakan Teknik Di dalam uji regresi sederhana juga akan
Kolmogorov-Smirnov, menggunakan SPSS V.18. menggunakan taraf kesalahan sebesar 5% (0,05) dengan
Pengujian ini berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov. taraf kepercayaan 95% (0,95).
Normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan Untuk mengetahui variabel independen
untuk suatu taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen,
α=0,05 atau α=0,01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka dapat dilihat pada nilai signifikansi pada tabel
maka normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui Coefficients SPSS. Jika nilai Sig. > 0,05 maka varian
signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas tidak berpengaruh, sebaliknya jika Sig. < 0,05 maka
adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom varian berpengaruh.
signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan, Sedangkan jika ingin mengetahui seberapa besar
kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut: pengaruh variabel independen terhadap variabel
- Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α=0,05 dependen, maka dapat dilihat pada kolom R-Square
37
JPTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 34 - 43
dalam tabel Model Summarry SPSS. Nilai R-Square − Jumlah skor tertinggi seluruh pertanyaan = 5 x 22 =
yang berupa desimal dikalikan dengan 100% sehingga 110 (Sangat Baik)
didapatkan persentase pengaruh variabel independen − Jumlah skor terendah seluruh pertanyaan = 1 x 22
terhadap variabel dependen. =22 (Tidak Sekali)
Sumber: (http://samsarif.blogspot.com/2013/05/regresi- • Keberhasilan: Jika aktivitas guru mencapai 70%
linier-sederhana-dengan-spss.html, diakses tanggal 1 Berdasarkan tabel 7.1 pada lampiran 14 halaman
April 2013). 113 dapat diketahui hasil pengamatan aktivitas guru
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menggunakan rumus sebagai berikut:
• Hasil Penelitian %
Uji Coba Instrumen
P = 96.8 x 100%
Dalam penelitian ini digunakan instrumen
110
penelitian yang menggunakan perangkat Silabus dan
= 88% 88% > 70% (standar keberhasilan mengajar)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter
Dari data di atas dapat diketahui bahwa aktivitas
sesuai standar SMKN 1 Sidoarjo. Validasi Silabus dan
pengajar berhasil dan sesuai rencana pembelajaran yang
RPP dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 111.
telah dibuat. Observer juga memberikan masukan kepada
Peneliti juga menggunakan modul Panduan Belajar
peneliti yakni “akan lebih baik lagi jika mengajarnya
Autocad (Patkur:2013) sebagai bahan ajar. Soal-soal
disertai soft copy tutorial Autocad untuk peserta didik”
yang terdapat dalam modul telah divalidasi dan bersifat
dan “pemberian tugas rumah mungkin akan membuat
reliabel.
peserta didik belajar tidak hanya disekolah”. Masukan
Dengan demikian peneliti dapat lebih fokus dalam
tersebut peneliti gunakan untuk mengembangkan
mengolah sistem belajar mengajar dalam kelas, sehingga
kemampuan mengajar selanjutnya.
lebih budah untuk mengetahui pengaruh model
Motivasi Peserta Didik
pembelajaran CTL terhadap hasil belajar peserta didik.
Tahap ini dilakukan dengan cara pemberian
Pelaksanaan Pembelajaran
motivasi kepada kelas eksperimen ketika pelajaran
Pembelajaran dengan CTL
dimulai dan sebelum memasuki pembelajaran inti.
Pembelajaran dengan menggunakan model CTL
Waktu pemberian motivasi adalah 15 menit sekaligus
dilaksanakan pada kelas eksperimen. Dalam
pembukaan. Motivasi yang diberikan ialah seputar
pembelajaran ini, peserta didik di tuntut untuk lebih
tentang fungsi belajar autocad di kelas 1 SMK menuju
mandiri dan aktif dalam kegiatan belajar, sedangkan guru
perkembangan industri saat ini dan masa depan.
hanya menjelaskan cara menjalankan program Autocad.
Adapun hasil analisis melalui angket motivasi
Model pembelajaran CTL merupakan model
yang telah diberikan kepada peserta didik terhadap
belajar yang diberikan oleh seorang pengajar kepada
keantusiasan dalam mengikuti proses pembelajaran,
peserta didiknya dalam suatu pembelajaran tertentu
sebagai mana dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16
dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Autocad.
halaman 114-119. Dari data tersebut dapat dianalisis
Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran
dengan cara yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya,
CTL akan disesuaikan dengan situasi dunia nyata atau
yakni:
dunia kerja. Sehingga peserta didik dapat menghubungan
- Pertanyaan positif kelas kontrol, jawaban rata-rata =
pengetahuan yang diajarkan di sekolah dengan
100
penerapannya di kehidupan sehari-hari.
= 100 = 3,8 (baik).
Penggunaan Model Pembelajaran Konvensional
26
Pembelajaran dengan menggunakan media
- Pertanyaan negatif kelas kontrol, jawaban rata-rata =
pembelajaran konvensional dilaksanakan pada kelas
15
kontrol. Dalam pembelajaran ini, guru bertindak lebih
15/10 = 1,5 (baik).
aktif dan bertindak sebagai subyek. Sedangkan peserta
Jumlah (rata-rata): 100 + 15 = 115
didik belajar seperti biasanya, memperhatikan dan
115 : 36 = 3,2 (cukup baik)
mendengarkan penjelasan guru.
Hasil perhitungan di atas dapat disimpulan bahwa
Pelaksanaan Pengolahan Kegiatan Pembelajaran
motivasi belajar peserta didik di kelas kontrol adalah
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu pembelajaran
“cukup baik”.
2 x 45 menit. Proses perlakuan tindakan dilakukan sesuai
- Pertanyaan positif kelas eksperimen jawaban rata-rata
dengan proses pembelajaran yang telah disusun pada bab
= 118
sebelumnya.
= 118 = 4,51 (sangat baik)
Kegiatan observasi juga dilaksanakan selama 4
26
kali pertemuan dalam 1 bulan pada masing-masing kelas.
Pertanyaan negatif kelas eksperimen, jawaban rata-
Dalam kegiatan tersebut melibatkan Pengajar Autocad
rata = 13
SMKN 1 Sidoarjo (Pak Makhfudi, S.Kom) dan rekan
13/10 = 1,3 (sangat baik).
mahasiswa Fakultas Teknik (M. Zainudin Z. dan Elok
Jumlah (rata-rata): 118 + 13 = 131
W.T). Adapun uraian pengamatan yang dapat dilihat
131 : 36 = 3,6 (baik)
pada lampiran 14 tabel 7.1 halaman 113.
Dari hasil perhitungan angket motivasi kelas
Keterangan:
eksperimen di atas dapat disimpulan bahwa motivasi
− Skor tertinggi = 5
belajar peserta didik di kelas kontrol adalah “baik”.
− Jumlah pertanyaan = 22 butir pertanyaan
Pengaruh Model Pembelajaran CTL
Motivasi belajar yang didapatan oleh kelas terendah 60, rata-rata 73,7, nilai di atas median sebanyak
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran 58,3% dan di bawah median sebanyak 41,7%.
kontekstual lebih baik, dari pada motivasi belajar yang Sedangkan hasil analisis data untuk kelas eksperimen
diterima oleh kelas kontrol yang menggunakan model dapat dilihat pada grafik nilai berikut ini:
pembelajaran konvensional. Hal ini tentu dipengruhi oleh
sistem dan model pembelajaran yang berbeda antar
kelas. Di dalam kelas yang menggunakan model
pembelajaran CTL, tentu peserta didiknya akan lebih
aktif dan ekspresif di bandingkan dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.
Perbedaan motivasi dapat dilihat dari keantusiasan
pesesrta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dari data penelititan yang didapat, peserta didik
memang lebih antusias mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan model CTL, karena selain model
pembelajaran yang baru ditemui, model pembelajaran Grafik 2. Nilai Kelas Eksperimen Sebelum Pembelajaran
CTL membuat peserta didik penasaran akan fungsi Berdasarkan analisis grafik data di atas, sebelum
pembelajaran yang sedang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada kelas
fungsionalnya jika diterapkan di dunia industri maupun eksperimen diperoleh skor tertinggi yaitu 84, skor
masyarakat saat ini. terendah peserta didik adalah 60, dengan rata-rata 72,2.
Dengan model pembelajaran CTL, banyak Nilai di atas median sebanyak 58,3% dan dibwah
diantara peserta didik yang lebih bersemangat dan median sebanyak 41,7%.
antusias di dalam proses pembelajaran karena dapat Dari gambar grafik nilai kedua kelas di atas, dapat
merasakan susah senang, kepuasan dan kekompakan disimpulkan bahwa sebelum dilakukan perlakuan, kelas
kerja sama dalam suatu team work. kontrol memperoleh rata-rata nilai kelas yang sedikit
Hasil di atas menguatkan pendapat Nurhadi, dkk, lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen, yakni 73,7
tahun 2003 yang menyatakan bahwa model pembelajaran untuk nilai kelas kontrol dan 72,2 untuk kelas
CTL dapat mendorong peserta didik untuk membuat eksperimen. Namun jumlah nilai di atas median untuk
hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan kedua kelas di atas sama besar, yakni 58,3% dan nilai di
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota bawah median kedua kelas tersebut sebesar 41,7%.
keluarga dan masyarakat. Data Setelah Pembelajaran
Deskripsi Hasil Tes Data skor setelah pembelajaran peserta didik baik
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan kelompok CTL maupun kelompok konvensional
dengan menggunakan instrument berupa tes obyektif, diperoleh dari hasil tes peserta didik setelah pemberian
dalam penelitian ini adalah tes yang meliputi pre-test pembelajaran (Post Test). Data skor dapat dilihat pada
dan post-test. Data hasil belajar sebagai parameter lampiran kelas kontrol dan kelas eksperimen halaman
penelitian diambil dari kelompok sampel, yaitu 120-121. Berikut grafik frekuensi dari data statistik kelas
kelompok CTL dan kelompok konvensional. Data-data ekperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran:
yang diperoleh dari penelitian berupa data hasil setelah
pembelajaran.
Data Sebelum pembelajaran
Data skor peserta didik baik kelas kontrol maupun
kelas eksperimen diperoleh dari hasil tes peserta didik
setelah pemberian perlakuan/pembelajaran. Data skor
dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18 halaman 120-121.
Berikut grafik frekuensi dari data statistik kelas
ekperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran:
39
JPTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 34 - 43
41
JPTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 34 - 43
DAFTAR PUSTAKA
Arif, S. 2012. Uji Homogenitas dengan SPSS, Tiosara, Putri. 2011. Penerapan Model Pembelajaran
http://samsarif.blogspot.com/2012/12/uji- Contextual Teaching And Learning (CTL)
homogenitas-dengan-spss.html, diakses tanggal dengan Menggunakan Modul Petunjuk
1 April 2013. Praktikum AC Mobil untuk Meningkatkan
Arif, S. 2012. Uji Normalitas Data denganSPSS. Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Pendidikan
http://samsarif.blogspot.com/2012/12/uji- Teknik Mesin UNESA. Skripsi tidak
normalitas-data-dengan-spss.html, diakses diterbitkan. Surabaya: JPTM
tanggal 1 April 2013.
Arif, S. 2012. Uji Regresi Sederhana
http://samsarif.blogspot.com/2013/05/regresi-
linier-sederhana-dengan-spss.html, diakses
tanggal 1 April 2013.
Malonda. 2012. Uji T Independen dengan SPSS.
http://statistik-
kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji-t-
independen-dengan-spss.html, diakses tanggal 1
April 2013.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar evaluasi
pendidikan. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chabibi, Nur. 2010. Penerapan Media Pembelajaran
Mata Diklat AC Mobil untuk Meningkatkan
Kompetensi Belajar Siswa Kelas XI TMO 3
SMK Walisongo 2 Gempol. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: JPTM FT Unesa.
Fitri, M. 2008. Pengertian Motivasi.
http://www.duniapsikologi.com/pengertian-
motivasi/, diakses tanggal 21 November 2012.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara.
Imran. 2011. Modify. (http://imran-
iim.blogspot.com/2012/10/modify-pada-
autocad.html, diakses tanggal 10 Desember
2012).
Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
2012. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Mulyana, Aina. 2012. Cara membuat Bahan Ajar Berupa
Modul.
http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/cara-
membuat-bahan-ajar-berupa-
modul.html#comment-form, diakses tanggal 10
Desember 2012).
Nanang Hanafiah, dkk. 2010. Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
Patkur, M. 2013. Modul Panduan Belajar Autocad 2D.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sholihin. 2011. Kerucut Pengalaman Belajar
(http://dumatika.com/belajar-matematika/,
diakses tanggal 28November 2012).
Sudalto. 2008. Mari Kita Ber-Ctl (Contextual Teaching
and Learning).
(http://www.ispi.or.id/index.php?s=ctl, diakses
tanggal 12 Desember 2012).
Supadi. 2010. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi
Universitas Negeri Surabaya. Surabaya:
Unesa University Press.
43
ERROR: syntaxerror
OFFENDING COMMAND: --nostringval--
STACK:
/Title
()
/Subject
(D:20130801113111+07’00’)
/ModDate
()
/Keywords
(PDFCreator Version 0.9.5)
/Creator
(D:20130801113111+07’00’)
/CreationDate
(willi)
/Author
-mark-