Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

Disusun Oleh:

Nama : Nailil Ulfah

NIM : P00320220019

Tingkat : 2A

Dosen Pembimbing:

Elfida, SKM, M. Kes

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTA LANGSA

POLTEKKES KEMENKES ACEH

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas izin-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca di semua kelangan khususnnya mahasiswa keperawatan untuk lebih
memperluas pengetahuan mengenai kesesuaian budaya dengan dunia kesehatan.

Untuk itu saya memohon maaf yang besar-besarnya apabila terdapat kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar
Bapak Elfida, SKM, M. Kes. yang telah memberikan beberapa pengarahan demi
kelancaran pembuatan makalah ini.

Langsa, 17 September 2021

Nailil Ulfah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Definisi Budaya.................................................................................................2
2.2 Definisi Kesehatan............................................................................................2
2.3 Hubungan Budaya dengan Kesehatan............................................................3
2.4 Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kesehatan................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai Negara agraris, sebagian besar penduduknya bermukim di daerah


pedesaan. Menanamkan budaya hidup sehat harus sejak dini dengan melibatkan pranata
yang ada di masyarakat, seperti posyandu atau sekolah. Di dalam masyarakat sederhana,
kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk mempertahankan hidup diri sendiri,
dan kelangsungan hidup suku mereka. Berbagai kebiasaan yang mereka lakukan tidak
semuanya salah, ada juga yang benar.

Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-
penyakit yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui
bagaimana penyakit itu dapat menyerang seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap
mereka terhadap penyakit itu sendiri. Pada tahap kuratif atau tahap pengobatan bisanya
berdasarkan anggapan mereka sendiri tentang bagaimana penyakit itu timbul.

Mereka akan menganggap penyakit itu disebabkan oleh hal-hal yang supranatural
atau magis, maka digunakan pengobatan tradisional. Pengobatan modern dipilih mereka
apabila mereka menganggap bahwa penyakit yang diderita itu secara alamiah. Hal ini
menjadi konflik bagi diri tenaga kesehatan, karena pengobatan yang mereka pilih
berlawanan dengan pemikiran secara medis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi budaya dan kesehatan?
2. Bagaimana hubungan budaya dengan kesehatan?
3. Bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap bidang kesehatan?
4. Apa saja budaya yang sesuai dengan kesehatan dan bisa dipertahankan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Budaya

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, dengan beragamnya budaya
yang dimilikinya, masyarakat Indonesia pastinya memliki perbedaan persepsi atau
pandangan mengenai kesehatan. Tentunya dari segi pandangan positif maupun negatif.

Arti dari budaya itu sendiri adalah pola hidup menyeluruh yang sifatnya kompleks,
abstrak, dan luas. Budaya juga dapat diartikan sebagai cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sekelompok orang serta diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya.

Budaya terbentuk dari suatu unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Bahasa, sebagimana
budaya yang menjadi hal yang tak pernah terpisahkan di kalangan masyarakat. Bahasa
sebagai alat komunikasi sehari-hari sehingga mereka menganggap bahwa bahasa
merupakan warisan secara genetik. Ketika seseorang itu berusaha berkomunikasi
dengan orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, hal ini
menjadi bukti bahwa budaya itu dipelajari.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yag koheren


untutk mengorganisasikan aktivitas masyarakat serta memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.

2.2 Definisi Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu hal yang paling dicari oleh semua orang, menurut
World Health Organization (WHO)  kesehatan adalah sutau keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Pada
tahun 1986, WHO dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa
pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bahkan tujuan

2
hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosisal dan pribadi,
serta kemampuan fisik.

a. Menurut UU No.23 1992

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

b. Menurut Perkins (1938)

Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

c. Menurut MUI (Majelis Ulama Indonesia)

Kesehatan adalah sebagai ketahanan jasmani, ruhaniyah, dan sosial yang


dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan
tuntunanNya dan memelihara serta mengembangkannya.

d. Menurut White (1977)

Kesehatan adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak


mempunyai keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda – tanda suatu penyakit
dan kelainan.

e. Menurut Neuman (1982)

Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko sosio culture dan spiritual pada tiga
garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.

2.3 Hubungan Budaya dengan Kesehatan

Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup dalam suatu kelompok


masyarakat. Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat aturan, norma, nilai, dan
tradisi yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut berkembang bersama masyarakat dan turun
temurun dari generasi ke generasi. Sosial budaya sering kali dijadikan petunjuk dan tata
cara berperilaku dalam bermasyarakat, hal ini dapat berdampak positif namun juga
dapat berdampak negative.

3
Dari hal-hal itulah ada kaitannya dengan kesehatan, ketika suatu tradisi yang telah
menjadi warisan turun temurun dalam sebuah masyarakat namun ternyata tradisi
tersebut memiliki dampak yang negatif bagi derajat kesehatan masyarakatnya.
Misalnya, cara masyarakat memandang tentang konsep sehat dan sakit dan persepsi
masyarakat tentang penyebab terjadinya penyakit disuatu masyarakat akan berbeda-
beda tergantung dari kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut. Contohnya,
masyarakat pedesaan beranggapan bahwa penyakit Kusta adalah penyakit kutukan yang
tidak dapat disembuhkan, sehingga siapa saja anggota masyarakat dalam daerah tersebut
yang menderita penyakit Kusta akan di asingkan dari pemukiman, dan penderitanya
akan merasa sangat malu untuk melakukan pengobatan dan menganggap bahwa itu
adalah sebuah aib. Padahal dalam ilmu kesehatan bahwa penyakit Kusta adalah penyakit
infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penderita penyakit ini harus
ditangani dengan tepat dan segera, bukan untuk disembunyikan.

Contoh lain yaitu pada pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka


lakukan ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya,
tradisi, dan kepercayaan yang ada dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya
masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai
penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang menderita demam atau diare berarti
pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sosial
budaya sangat mempengaruhi kesehatan baik itu individu maupun kelompok. Serta
terdapat hubungan yang sangat erat antara budaya dengan kesehatan.

2.4 Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kesehatan

Kebudayaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu


kesehatan diantaranya :

a. Pengaruh Tradisi

Pengaruh tradisi adalah pengaruh yang telah lama dilakukan dan sudah menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Ada beberapa tradisi di dalam
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.

4
Misalnya Seorang ibu yang baru saja melahirkan mendapat pantangan untuk
memakan telur, daging, dan sebagainya. Ibu tersebut hanya diperbolehkan
memakan nasi dan garam serta kecap saja dengan alasan gatal – gatal dan alasan
lain, hal ini sudah dilakukan turun temurun dan membudaya di lingkungan
masyarakat tersebut. Seharusnya adalah ibu yang baru melahirkan memakan
makanan bergizi agar mempercepat proses penyembuhan jaringan dalam tubuh ibu
tersebut. Karna hal tersebut sudah merupakan kebiasaan pada masyarakat setempat
sehingga ibu yang melahirkan melaksanakan anjuran tersebut.

b. Pengaruh Fatalistis

Pengaruh fatalistis adalah pengaruh yang mampu membuat seseorang bersikap


putus asa apabila menghadapi suatu masalah Sikap fatalistis ini juga mempengaruhi
perilaku kesehatan. Contonya : beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok
tertentu (fanatik) yang beraga islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya.

c. Sikap Etnosentris

Sikap etnosentris adalah sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang


paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Masyarakat tentu
memiliki budaya dan ilmu kesehatan juga memiliki budaya.

Misalnya : pada masyarakat tertentu seorang anak yang sedang luka dilarang
memakan telur karna alasan telur dapat membuat luka tersebut infeksi gatal – gatal
dan lama sembuh, itu adalah budaya yang salah dan tidak sesuai dengan budaya
kesehatan yang mengharuskan anak tersebut memakan telur agar mempercepat
penyembuhan jaringan.

d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya

Pengaruh perasaan bangga pada statusnya misalnya dalam upaya perbaikan


gizi disuatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk makan daun singkong,
walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata
masyarakat beranggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan
mereka menolaknya karna status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.

5
e. Pengaruh Norma

Contonya dalam hal upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
banyak mengalami hambatan karna ada norma yang melarang hubungan antara
dokter yang memberikan pelayanan dengan ibu hamil sebagai pengguna pelayanan.

f. Pengaruh Nilai

Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku


kesehatan. Contonya : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada
beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas
daripada beras putih.

Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
terhadap perilaku kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh
terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya manusia biasa makan
nasi sejak kecil akan sulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.

2.5 Budaya yang Sesuai dengan Kesehatan dan Dapat Dipertahankan

Budaya yang dijalani oleh masyarakat Indonesia tidak hanya berdampak negatif, di
sisi lain ada kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam arti kebudayaan
yang berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling mndukung dengan aspek
kesehatan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mendukung kebudayaan tersebut.
Tetapi kadangkaa rasionalisasinya tidak tepat sehingga peran petugas kesehatan adalah
meluruskan anggapan tersebut.

 Dibawah ini ada beberapa contoh budaya yang sesuai dengan kesehatan dan dapat
dipertahankan walaupun ada sedikit yang perlu diluruskan oleh petugas kesehatan dari
masalah rasionalisasinya, yaitu:

a. Ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau agar
rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan karena
mengandung vitamin B yang berguna bagi metablisme tubuh. Petugas
kesehatan mendukung kebiasaan minum air kacang hijau tetapi meluruskan

6
anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat tetapi karena memang air
kacang hijau bayak vitaminnya.
b. Kebudayaan yang menganjurkan ibu menyusui untuk makan jagung goreng
(marning) untuk melancarkan ASI. Bila ibu makan jagung goreng (marning)
maka dia akan mudah haus, karena haus tersebut si ibu akan minum banyak.
Banyak minum inilah yang dapat melancarkan ASI.
c. Tradisi masyarakat desa Tanjung Limau yaitu larangan makan durian. Buah
durian sebenarnya patagan asalkan dionsumsi dalam jumlah sedikit, tetapi
memang sebaiknya dihindari karena kandungan gula, kolesterol dan sedikit
alkohol dapat menimbulkan gas dalam lambung. Hal ini akan memicu
kontraksi terutama pada kehamilan Trimester I.
d. Seseorang yang terkena diare dan muntah dikatakan bahwa orang tersebut
didukuni seseorang dan melalui makanan yang dimakan. Penyakit tersebut
memang diakibatkan oleh termakannya sesuatu (kuman penyakit) sehingga
menimbulkan reaksi tubuh yaitu muntah dan diare sehingga pemecahan
masalah dapat dilakasanakan dengan cara yang lebih ilrniah dan profesional
dan kemudian secara perlahan dapat diberikan pengertian kepada masyarakat
bahwa yang termakan atau yang masuk kedalam tubuh manusia tersebut adalah
kuman penyakit yang dapat menyerang siapa saja jika makanannya
terkontaminasi kuman penyakit penyebab diare.
e. Seseorang penderita sakit kepala berat yang disebabkan melaksanakan kegiatan
dalam jangka waktu lama. Sebelum orang tersebut sakit kepala terdengar bunyi
denging pada telinga orang tersebut. Kemudian orang tersebut mendapat
masukan untuk berobat kepada orang pintar dan orang pintar berkata bahwa
ada sesuatu yang dikirim kepadanya, dan denging telinganya disebabkan ada
orang yang sedang membicarakannya. Kemudian orang pintar tersebut
melakukan pijatan di area tengkuk, pelipis dan kening serta pada area
pergelangan tangan, kemudian orang pintar itu menyuruh pasien utuk
beristirahat. Dalam sudut pandang kesehatan seseorang yang melakukan
kegiatan yang cukup lama apalagi monoton dapat menyebabkan ketegangan
pada sistem syaraf dan peredaran darah. Gangguan peredaran darah keotak
akan menyebabkan sakit kepala dan jika peredaran darah ketelinga akan

7
menimbulkan gejala seperti berdenging. Masalah ini dapat diatasi dengan
melakukan masage pada aliran darah tertentu dimana aliran darah dan sistem
syaraf manusia yang terbanyak adalah pada area tengkuk, pelipis dan
sebagainya. Dengan keadaan aliran darah yang maksimalndan istirahat akan
memulihkan kerja otak dan sistem syaraf sehingga menghilangkan gejala sakit
kepala.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebudayaan merupakan identitas dari suatu daerah dengan keunikan dan


keragamannya menjadi hal yang perlu dijaga. Budaya yang mereka miliki tidak
semuanya bertentangan dengan dunia kesehatan. Kebudayaan yang sesuai dengan
kesehatan harus selalu di pertahankan dan apabila terdapat rasionalisasi yang kurang
pas, petugas kesehatan bertugas untuk meluruskan pendapat masyarakat yang tidak
rasional tersebut.

3.2 Saran

Melihat kondisi kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dikarenakan faktor


budaya, perlu peran aktif dari semua pihak khususnya tenaga kesehatan dalam
mengatasi masalah perbedaan pandangan terhadap kebudayaan. Untuk seluruh tenaga
kesehatan diperlukan pendekatan khusus serta komunikasi yang baik agar dapat
meluruskan pandangan yang salah oleh masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anugrahwati Arna. 2016. Pengaruh Budaya terhadap Kesehatan. Diambil


dari: http://arnalucky.blogspot.co.id/2014/11/pengaruh-budaya-terhadap-
kesehatan.html
?m=1. Diakses pada tanggal 17 September 2021 Pukul 19.45 WIB

Isniati. 2013. Kesehatan modern dengan nuansa budaya. Padang: Jurnal Kesehatan


Masyarakat, September 2012-Maret 2013,Vol. 7,No, 1

Kholifah Aisya. 2013. Pengaruh Nilai Soial Budaya Terhadap Kesehatan.. Diambil


dari http://macrofag.blogspot.co.id/2013/02/pengaruh-nilai-sosial-budaya-
terhadap_27.
html?m=1. Diakses pada tanggal 16 September 2021 Pukul 18.30 WIB

Nurrachmawati Annisa, Ike Anggraeni. 2008. Tradisi Kepercayaan Masyarakat Pesisir


Mengenai Kesehatan Ibu Di Desa Tanjung Limau Muara Badak Kalimantan Timur
Tahun 2008. Samarinda: Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 1, Desember 2010
: 42 – 50

Tanya Ahli. 2017. 7 Budaya yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan.  Diambi


dari: http://infoyudicom.blogspot.co.id/2016/01/7-budaya-yang-berpengaruh-
terhadap-kesehatan.html?m=1. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 Pukul 19.15
WIB

10

Anda mungkin juga menyukai