Anda di halaman 1dari 10

Paparan Kegiatan PHP2D

Pengolahan Kulit Buah Kopi Menjadi Pupuk Organik


Sebagai Alternatif Ketergantungan Pupuk Anorganik
Komersial Dalam Upaya Membuka Lapangan Kerja
Tambahan Masyarakat Desa Air Pikat Kecamatan
Bermani Ulu
Anggota :
Annisa Putri Hanifa Dosen Pembimbing :
Suci Aldila Dinanti Dr. Sal Prima Yudha S., S.Si., M. Si
M. Sandi Prama Yandra
Ersa Agusti Nengsih
Ana Meinawati
Muhammad Iqbal HP
Nelvita Pebrianti
Malia Dwi Putri
Devianri M.
Ezi Saputra
Susunan Pelaksanaan Program Yang Akan Dilakukan
1. Tahap Persiapan Awal
Pada tahap ini, tim pelaksana menyiapkan alat dan bahan serta pendukung kegiatan yang
akan digunakan dalam pembuatan pupuk organik tersebut. Bahan utama yang digunakan dalam
pembuatan pupuk organik ini adalah dedak kulit buah kopi dan bahan pendukungnya adalah
kotoran kerbau, dolomit, gula merah EM4 dan air. Tim pelaksana juga menyiapkan kegiatan
dengan tidak lupa koordinasi dengan anggota tim pelaksana, persiapan sarana dan prasarana
yang akan digunakan dalam kegiatan seperti pembuatan rumah pupuk orgnaik, persiapan kursi,
sound sistem, mikrofon, meja di gedung serba guna, mempersiapkan masker tempat cuci tangan
dan snack untuk kegiatan sosialisasi dan penyuluhan serta koordinasi dengan khalayak sasaran
terutama petani kopi Desa Air pikat Kecamatan Bermani Ulu.
2. Tahap Sosialisasi dan Penyuluhan
Tahap sosialisasi dan penyuluhan ini dilakukan di Gedung Serba Guna Desa Air Pikat
Kecamatan Bermani Ulu. Pada tahap ini, tim pelaksana melakukan sosialisasi dan penyuluhan
kepada warga dan masyarakat Desa Bermanni Ulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan yaitu
pembuatan pupuk organik dari Kulit buah kopi. Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan bermaksud
untuk menyampaikan tujuan dari tim pelaksana untuk melakukan kegiatan pembuatan pupuk
orgnaik dari kulit buah kopi dan tahapan-tahapan lainnya, menjelaskan kepada masyarakat
tentang pengolahan pupuk organik tersebut, menjelaskan tentang permasalahan limbah kulit
buah kopi yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga bisa menjadi pengetahuan baru
bagi masyarakat, dan menjelaskan manfaat dari pupuk organik kulit buah kopi ini sendiri.
3. Tahap Pembuatan
Tahap ini dilakukan langsung bagaimana cara membuat pupuk organik dari pelepah sawit.
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
• Disiapakan alat dan bahan
• Limbah kulit buah kopi diletakkan di atas terpal • Saat pengecekan, lakukan penyemprotan dengan
ukuran air agar suhu tidak lebih dari 50°C. Suhu yang
• Limbah kulit buah kopi terssebut dimbahkan tinggi dapat mengakibatkan calom pupuk organik
dengan pupuk kandang dan dolomit menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
• Ditambahkan larutan EM4 yang telah dicampur • Kemudian terpal ditutup kembali dan proses
dengan gula merah dan air. dekomposisi dilakukan selama 2 - 4 minggu
• Dicampurkan semua bahan secara merata dan • Pupuk kompos siap dipanen dan diaplikasikan.
ditutup dengan terpal dan sebagian ada
dimasukkan ke dalam tong yang kedap uadara
4. Pengecekan dan Penyiraman
Pengecekan dan penyiraman dilakukan sebanyak 4 kali, dimana 1 minggu itu dilakukan satu
kali pengecekan dan penyiraman. Jika pupuk yang di terpal atau di tong masih mempunyai suhu
yang lembab maka pupuk tersebut tidak perlu dilakukan penyiraman. Tujuan dari penyiraman ini
sendiri adalah untuk menjaga suhu pupuk agar tidak memiliki suhu yang terlalu tinggi, karena
pada Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan calom pupuk organik menjadi rusak karena terjadi
proses pembusukan.
5. Tahap uji coba pada tanaman palawija
Tim pelaksana dan warga menguji secara langsung pupuk kompos pada tanaman yang
memiliki jangka waktu panen pendek, seperti sawi. Tim pelaksana dan warga sebelum
melakukan tahap uji coba ini, melakukan pembersihan lahan terlebih dahulu dengan tujuan
membersihkan gulma yang akan mengganggu tanaman palawija nantinya, pembuatan
bedengan tanaman, baru pengamplikasian pupuk kompos ke tanah dan menanam tanaman
palawija pada bedeng yang telah disiapkan. Pada tahap ini bertujuan untuk melihat hasil dari
pupuk kompos terhadap tanaman palawija yang diuji cobakan.
6. Tahap Pengemasan
Tahap pengemasan ini merupakan bagian penting dalam kesuksesan pemasaran,
karena hal ini bertujuan untuk menarik minat pembeli sehingga diharapkan produk ini dapat
mudah dikenal oleh masyarakat. Pada tahap pengemasan ini karung yang digunakan
adalah ukuran 20 kg, di setiap karung berisi pupuk seberat 14 kg. Mesin yang digunkan
untuk menjahit kemasan tersebut adalah mesin jahit portble.
7. Tahap Pemasaran dan publikasi
Pemasaran dilakukan dengan mitra kerja yang akan menjalin kerja sama dengan tim
pelaksana serta warga setempat. Pemasaran ini sendiri dilakukan di dalam dan diluar desa
desa seperti pemasaran di kota Bengkulu, hal bertujuan agar pupuk organik dari kulit buah
kopi tidak hanya dikenal oleh masyarakat desa Bemani Ulu saja tetapi bisa samapi ke provinsi
bahkan luar provinsi. Sedangkan tahap publikasi digunakan untuk memperkenalkan produk
pupuk kompos melalui media massa (koran) dan media elektronik (Radio).
8. Tahap MOM (Managemen Organisasi Masyarakat)
Pada tahap ini pertemuan dengan warga dilakukan di rumah ketua tim. Materi yang diberikan
dari tim pelaksana adalah materi tentang memanagemen organisasi masyarakat. Pada tahap ini
warga diberikan hard copy materi. Materi yang diberikan itu berupa fungsi dan tujuan
manajemen organisasi masyarakat dan menjelaskan kembali bahan alat dan modal yang
dibutuhkan masyarakat untuk melanjutkan program ini, dan tim pelaksana berharap dengan
adanya MOM (Managemen Organisasi Masyarat) masyarakat desa bisa melanjutkan program ini
saat tim pelaksana telah menyelesaikan tahap pelatihan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai