Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa yang kaya terutama dalam bidang sumber daya alam maupun
hasil buminya. Walaupun demikian, sebagaian besar rakyat indonesia masih berada dalam
kemiskinan dan masih jauh dari taraf kesejahteraan. Faktor utama yang menyebabkan
fenomena ini ialah korupsi yang dilakukan oleh para petinggi negara. Korupsi bukan lagi
kejadian yang mengejutkan di indonesia. Kendati demikian, korupsi baru menyeruap di
masyarakat dan diberitakan oleh awak media ketika kasus hambalang terjadi.
Inti sila keempat pancasila adalah kedaulatan rakyat, yang menuntut adanya
demokrasi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara. Nilai
kerakyatan yang terkandung dalam sila keempat memiliki makna suatu pemerintaha dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun, dengan adanya tindak korupsi yang dilakukan,
membuat nilai-nilai Pancasila semakin menghilang. Apabila kasus korupsi masih terjadi,
maka bisa dikatakan kedaulatan rakyat di Indonesia akan terhapuskan karena adanya tindak
Korupsi yang merebut hak rakyat. Uang rakyat yang seharusnya dapat digunakan untuk
membangun fasilitas negara harus raib. Pemerintahan yang seharusnya diutamakan untuk
kesejahteraan rakyat menjadi alat untuk meraih kepuasan pribadi. Hak masyarakat untuk
memilih pemimpinnya juga dirampas dengan adanya penyauapan. Sebagai masyarakat
Indonesia, haruslah kita menyuarakan gerakan anti korupsi dan melatih hati nurani dan
kejujuran agar tidak mudah tergoda akan suatu yang bukan menjadi hak kita, serta
mengutaman musyawarah mufakat sebagai bentuk demokrasi dalam upaya pengamalan sila
keempat.
hak merintahan Indonesia. system pemerintahan Presidensialmerupakan system
pemerintahan di mana kepala pemeridipegang oleh presiden dan pemerintah tida

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak tindak pidana korupsi terhadap kedaulatan rakyat?

2. Bagaimana peran rakyat atas kedaulatan rakyat untuk mengurangi tindak pidana

korupsi?

3. Faktor penyebab seorang koruptor melakukan tindak pidana korupsi?

4. Bagaimana solusi tindak pidana korupsi terhadap kedaulatan rakyat?

C. Tujuan

agar mengetahui fenomena korupsi di Indonesia supaya rakyat lebih relevan dalam

memilih wakil rakyat sehingga dapat mengetahui upaya yang tepat dalam menempuh

pemberantasan tindak pidana Korupsi.

D. Manfaat

1. Untuk menambah wawasan tentang bagaimana penyelesaian tindak pidana

Korupsi.

2. Untuk mencapai kedaulatan rakyat yang sesungguhnya melalui pengurangan

tindak pidana korupsi yang ada.

3. Supaya rakyat dapat mencapai cita-cita luhur kemerdekaan indonesia sehingga

dapat, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sejalan dengan cita-cita bangsa

Indonesia yang tertuang di dalam alinea ke-2 pembukaan UUD 1945.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Dampak Tindak Pidana Korupsi Terhadap Kedaulatan Rakyat

a. Bidang Demokrasi

Dampak akibat korupsi bagi negara yang utama adalah di bidang demokrasi. Bagi

Anda yang pernah menjadi Dewan Pemilih Tetap (DPT) saat pesta demokrasi

(pemilu) berlangsung pasti pernah mengetahui yang disebut “serangan fajar”.

Sejumlah calon tetentu memberikan imbalan uang bagi siapa saja yang

memilihnya saat pemilu, sehingga ia terpilih menduduki jabatan tertentu.

Pemberian imbalan uang tersebut sifatnya adalah sogokan. Beberapa memang

tidak memberikan uang untuk melancarkan jalannya menduduki suatu jabatan,

namun ia memberikan barang tertentu kepada masyarakat. Apapun bentuk

sogokan yang diberikan tersebut adalah salah satu bentuk korupsi. Sayangnya,

masyarakat Indonesia kebanyakan tidak cukup cerdas untuk memikirkan dampak

jangka panjang jika mereka menerima sogokan tersebut.

Saya contohkan sebuah kasus ringan yang sangat sering terjadi saat pemilu. Ada 2

orang dari daerah yang sama yang mencalonkan diri mejadi anggota DPR. Sebut

saja A dan B. Si A memiliki kepribadian pemimpin yang baik, mampu

mengayomi, memberikan bantuan untuk kasus-kasus sosial yang terjadi di

lingkungannya. Saat detik-detik menjelang berlangsungnya pemilu, si A

menggunakan cara yang jujur, sedangkan si B memberikan uang kepada para

calon pemilih agar ia terpilih menduduki kursi DPR. Karena para pemilih yang

memilih sogokan dan juga tidak memikirkan dampak panjang, akibatnya si B

yang justru terpilih menduduki kursi DPR, padahal dari segi kemampuan, si A

3
lebih kompeten dibanding si B. Itulah salah satu contoh dampak korupsi bagi

berjalannya demokrasi di Indonesia. Maka jangan salah jika ada semboyan

“Jadilah masyarakat yang baik jika menginginkan pemimpin yang baik”.

b. Bidang Ekonomi

Maju tidaknya suatu negara biasa diukur dengan tingkat ekonomi negara tersebut.

Dan penelitian juga telah membuktikan, makin maju suatu negara biasanya diikuti

dengan makin rendahnya tingkat korupsu negara tersebut. Korupsi memang biasa

terjadi di negara-negara berkembang. Maka tidak heran pula, jika negara-negara

berkembang memiliki perekonomian yang tidak baik dan relatif tidak stabil.

Bahkan pada beberapa kasus, sering ditemukan perusahaan-perusahaan yang

memiliki koneksi dengan pejabat mampu bertahan dan dilindungi dari segala

macam persaingan. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang tidak efisien bertahan

dan justru merugikan perekonomian negara.

Para ahli ekonomi juga menyebutkan bahwa buruknya perekonomian di negara-

negara Afrika ternyata disebabkan oleh tingginya tingkat korupsi negara tersebut.

Para pejabat yang korup, menyimpan uang mereka di berbagai bank di luar negeri.

Bahkan ada data yang menyebutkan bahwa besarnya uang simpanan hasil korupsi

pejabat-pejabat Afrika yang ada di luar negeri justru lebih besar dibandingkan

hutang negaranya sendiri. Maka tidak heran jika ada beberapa negara di benua

Afrika yang sangat terbelakang tingkat ekonomi dan juga pembangunan

insfrastrukturnya, padahal jika dilihat dari kekayaan alam, mereka memiliki

kekayaan sumber daya alam yang luar biasa.

4
c. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin masih mengingat robohnya jembatan Kutai Kertanegara. Masih

ada kasus-kasus lain mengenai kerusakan fasilitas publik yang juga menimbulkan

korban jiwa. Selain itu, ada pula pekerja-pekerja fasilitas publik yang mengalami

kecelakaan kerja. Ironisnya, kejadian tersebut diakibatkan oleh korupsi. Bukan

rahasia jika dana untuk membangun insfrastruktur publik merupakan dana yang

sangat besar jika dilihat dalam catatan. Nyatanya, saat dana tersebut melewati para

pejabat-pejabat pemerintahan, dana tersebut mengalami pangkas sana-sini

sehingga dalam pengerjaan insfrastruktur tersebut menjadi minim keselamatan.

Hal tersebut terjadi karena tingginya resiko yang timbul ketika korupsi tersebut

memangkas dana menjadi sangat minim pada akhirnya. Keselamatan para pekerja

dipertaruhkan ketika berbagai bahan insfrstruktur tidak memenuhi standar

keselamatan karena minimnya dana.

d. Bidang Kesejahteraan Umum

Dampak korupsi dalam bidang ekonomi lainnya adalah tidak adanya

kesejahteraan umum. Anda pasti sering memperhatikan tayangan televisi tentang

pembuatan peraturan-peraturan baru oleh pemerintah. Dan tidak jarang pula,

ketika dicermati, peraturan-peraturan tersebut ternyata justru lebih memihak pada

perusahaan-perusahaan besar yang mampu memberikan keuntungan untuk para

pejabat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan kecil dan juga industri menengah

tidak mampu bertahan dan membuat kesejahteraan masyarakat umum terganggu.

Tingkat pengangguran makin tinggi, diikuti dengan tingkat kemiskinan yang juga

semakin tinggi.

5
e. Pengikisan Budaya

Dampak ini bisa terjadi pada pelaku korupsi juga pada masyarakat umum. Bagi

pelaku korupsi, ia akan dikuasai oleh rasa tak pernah cukup. Ia akan terus-

menerus melakukan upaya untuk menguntungkan diri sendiri sehingga lambat

laun ia akan menuhankan materi. Bagi masyarakat umum, tingginya tingkat

korupsi, lemahnya penegakan hukum, akan membuat masyarakat meninggalkan

budaya kejujuran dengan sendirinya. Pengaruh dari luar akan membentuk

kepribadian yang tamak, hanya peduli pada materi, dan tidak takut pada hukum.

f. Terjadinya Krisis Kepercayaan

Dampak korupsi bagi negara yang paling penting adalah tidak adanya

kepercayaan terhadap lembaga pemerintah. Sebagai pengamat, masyarakat

Indonesia saat ini sudah semakin cerdas untuk menilai sebuah kasus. Berdasarkan

pengamatan, saat ini masyarakat Indonesia tidak pernah merasa puas dengan

tindakan hukum kepada para koruptor. Banyak koruptor yang menyelewengkan

materi dalam jumlah yang tidak sedikit, namun hanya memperoleh hukuman tidak

seberapa. Akibatnya, rakyat tidak lagi percaya pada proses hukum yang berlaku.

Tidak jarang pula masyarakat lebih senang main hakim sendiri untuk

menyelesaikan sebuah kasus. Hal tersebut sebenarnya merupakan salah satu tanda

bahwa masyarakat Indonesia sudah tidak percaya dengan jalannya hukum,

terutama dengan berbagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam

menangani kasus korupsi.

6
2. Peran Rakyat atas Kedaulatan Rakyat untuk mengurangi tindak pidana

korupsi:

 menghentikan politik uang dan tidak memilih calon wakil rakyat yang

melakukan politik uang.

Setelah reformasi, kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui Pilkada yang

dilaksanakan secara periodik. Sistem pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat

adalah wujud dari partisipasi rakyat dalam politik sehingga kepala daerah yang terpilih akan

memperoleh legitimasi dari rakyat dalam menjalankan pemerintahannya. Lebih dari itu,

Maswadi Rauf (2005) menyatakan bahwa alasan perlunya digelar pilkada langsung

adalah Pertama, untuk membangun otonomi daerah; Kedua, menumbuhkan kepemimpinan

local; Ketiga, meningkatkan akuntabilitas public dan transparansi pemerintah; dan Keempat,

adalah proses legitimasi rakyat yang kuat.

Namun, Pemilihan Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat yang seyogyanya

diselenggarakan demi menegakkan nilai-nilai demokrasi itu justru menimbulkan berbagai

permasalahan yang pelik. Dalam kontestasi Pemilu, tidak jarang para peserta pemilu terkesan

menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Mereka kerap melakukan tindakan

politik uang yang mencederai nilai-nilai demokrasi yang dibangun oleh semangat reformasi.

Tidak hanya dalam Pilkada, dalam Pileg pun sering terjadi kasus-kasus serupa. Politik uang

ini merupakan salah satu bentuk korupsi dalam pemilu.

 Menolak bungkam dengan cara melaporkan, memberi data wakil rakyat yang

korupsi

Pada saat aparat penegak hukum tidak memberikan respon seperti sudah terbukti

melakukan tindak pidana korupsi akan tetapi lambat dalam penyelesaiannnya. Maka

7
dari itu sebagai warga Negara yang baik tentu menginginkan kesejahteraan Indonesia

sudah sepatutnya rakyat menindaklanjuti akan hal ini dengan cara mencari dan

memberikan informasi mengenai data-data yang actual kepada aparat penegak hokum

yang semestinya menindaklanjuti kasus tersebut. Sehingga perlu adanya peran rakyat

dalam ikut berpartisipasi dalam kontek control social terhadap masyarakat

 Pendalaman semangat Nasionalisme dan patriiotisme dalam memupuk

kesadaran masyarakat akan dampak korupsi bagi Negara dan Masyarakat

Dimana akan kesadaran masyarakat bahwa segala bentuk tindak pidana korupsi akan

merugikan Negara dan menghambat kemakmuran bagi bangsa. Karena terhambatnya

proses pembangunan disegala bidang maka dari itu pendalaman semangat

Nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia sangat dibutuhkan agar pengurangan kasus

korupsi dapat ditindaklanjuti dengan adanya nilai-nilai luhur Pancasila dan cintah

tanah air sebagai benteng penolakan terhadap korupsi. Selain itu, perlu sebagai warga

Negara menanamkan nilai-nilai Sumpah pemuda dan Pembukaan UUD NRI 1945

aline ke-4. Tentu hal ini jikalau dilakukan secara maksimal dan dengan penuh

kesadaran akan mengurangi kasus korupsi di Indonesia yang ada.

 Memberikan usulan kepada Pemerintah untuk pemantauan atau pengawasan

terhadap CCTV di Instansi Pemerintahan Dalam setiap periode 1 tahun

Dalam konteks ini, kasus korupsi di Indonesia semakin meningkat, banyaknya pejabat

Negara yang melakukan hal ini seperti tampak kebiasaan yang ada di Indonesia. Perlu

adanya ketegasan pemerintahan dalam hal ini, maka dari itu perlu adanya usulan dari

wakil rakyat untuk melakukan suatu pemantauan terhadap Wakil rakyat yang bekerja

di Instansi pemerintahan tersebut, dengan cara melakukan pemanntauan CCTV setiap


8
akhir tahun ataupun periode jabatannya. Apabila terdapat suatu kejanggalan maka dari

Itu harus perlu menindaklanjuti kejanggalan tersebut, sehingga pejabat Negara yang

ingin melakukan tindak pidana korupsi akan merasakan takut apabila adanya

pemantauan CCTV secara langsung.

 Mencari,memperoleh,memberikan data atau informasi tentang tindak pidana korupsi

Hak menyampaikan saran dan pendapat secara tanggungjawab terhadap pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam

negara demokrasi yang memberikan hak kepada masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar, jujur, dan tindakan diskriminatif mengenai pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi, maka dalam peraturan pemerintah ini diatur

mengenai hak dan kewajiban serta tanggungjawab masyarakat dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Oleh karna itu, kebebasan

menggunakan hak tersebut harusla disertai dengan tanggungjawab untuk

mengemukakan fakta dan kejadian yang sebenarnya dengan mentaati dan

menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum serta hukum dan perundang-

undangan yang berlaku. Peraturan pemerintah ini juga mengatur mengenai kewajiban

pemerintah untuk meberi jawaban atau informasi, saran tau pendapat dari setiap

orang, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat. Sebaliknya

masyarakat berhak menyampaikan keluhan, saran, atau kritik tentang upaya

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Yang dianggap tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari menunjukan bahwa keluhan, saran, kritik masyarakat tersebut sering tidak

ditanggapi dengan baik dan benar oleh pejabat yang berwenang.

9
 Rakyat memberikan apresiasi terhadap wakil rakyat yang telah dinilai cakap,

telaten, jujur dalam kinerjanya tersebut.

Untuk menanggulangi kasus korupsi, salah satu peran yang dapat kita lakukan adalah

memberika apresiasi atau penghargaan baik dalam bentuk barang maupun tanda jasa

sebagai bentuk peduli dan sikap menghargai rakyat terhadap wakil rakyat. Karena

pada dasarnya setiap orang memerlukan penghargaan dan penilaian di setiap usaha

dan kerja yang wakil rakyat lakukan. Hal ini akan memotivasi pejabat Negara yang

lain agar senantiasi berkompeten sesuai yang diinginkan rakyat. Dalam pasal 41

ayat(5) menegaskan bahwa tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dan

pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi

perlu diatur dengan peraturan pemerintahan. Peran serta masyarakat tersebut

dimaksudkan untuk mewujudkan hak dan tanggungjawab masyarakat dalam

penyelenggaraan negara yang bersih dari tindak pidana korupsi.

 Menjadi generasi muda yang intelektual dan mampu menerapkan nilai- nilai

agama agar bias memimpin negera ini tanpa korupsi.

Perlu kita ketahui bahwasanya dasar pertama untuk menjadi pemimpin yang baik,

adalah keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, karena hal itu adalah

kunci dasar untuk melakukan suatu aktifitas pekerjaan yang dilakukan. Sehingga

setiap pekerjaan yang berlandaskan nilai agama tentu tidak akan pernah terfikir untuk

melakukan tindakan yang melanggar norma agamanya sendiri.

10
3. Faktor penyebab seorang koruptor melakukan tindak pidana korupsi

1) Factor Internal:

Faktor Internal, merupakan faktor pendorong korupsi yang berasal dari dalam diri setiap

individu. Faktor internal dapat diperinci menjadi:

a) Sifat tamak/rakus manusia 

Sifat tamak merupakan sifat yang berasal dari dalam diri setiap individu. Hal itu

terjadi ketika seseorang mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan tidak pernah

merasa puas terhadap apa yang telah dimiliki

b) Gaya hidup konsumtif

Pada era-modern ini, terutama kehidupan dikota- kota besar merupakan hal yang

sering mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif. Oleh karena itu, apabila Perilaku

konsumtif tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai,maka hal tersebut akan

membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan demi memenuhi hajatnya.

Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.

c) Moral yang kurang kuat

Seseorang yang mempunyai moral lemah cenderung mudah tergoda untuk melakukan

tindakan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak

lain yang memberi kesempatan untuk melakukan korupsi.

11
2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal, merupakan faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi yang berasal

dari luar diri pelaku. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Faktor Politik

Politik merupakan salah satu sarana untuk melakukan korupsi. Hal ini dapat dilihat

ketika terjadi intrabilitas politik atau ketika politisi mempunyai hasrat untuk mempertahankan

kekuasaannya.

2. Faktor Hukum

Hukum bisa menjadi faktor terjadinya korupsi dilihat dari dua sisi, disatu sisi dari

aspek perundang – undangan, dan disisi lain dari lemahnya penegak hukum. Hal lain yang

menjadikan hukum sebagai sarana korupsi adalah tidak baiknya substansi hukum, mudah

ditemukan aturan – aturan yang diskrimatif dan tidak adil, rumusan yang tidak jelas dan tegas

sehingga menumbulkan multi tafsir, serta terjadinya kontradiksi dan overlapping dengan

aturan lain.

3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat

dilihat ketika tingkat pendapat atau gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya,

maka seseorang akan mudah untuk melakukan tindakan korupsi demi terpenuhinya semua

kebutuhan.

12
4. Faktor Organisasi

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, tidak hanya

organisasi yang ada dalam suatu lembaga, tetapi juga sistem pengorganisasian yang ada

didalam lingkungan masyarakat. Faktor - faktor penyebab terjadinya korupsi dari sudut

pandang organisasi meliputi:

 Kurang adanya teladan dari pemimpin

 Tidak adanya kultur organisasi yang benar

 Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai

 Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi

 Lemahnya pengawasan.

3) solusi tindak pidana korupsi terhadap kedaulatan rakyat :

a. ketegasan aparat penegak hukum

Di Indonesia sektor yang dinilai masih lemah dalam penengakan hukum

tindak pidana korupsi adalah penegak hukum itu sendiri. Diperlukan aparatur

penegak hukum yang terlatih, jujur, berintegrasi dan profesional. Agar aparat-

aparat penegak hukum tersebut dapat membongkar perkara-perkara korupsi

dan berani menindak siapa saja yang salah. Tidak seperti yang terjadi saat ini

dimana para penegak hukum tidak dapat menggunakan sengatnya

(kewenangan) ketika berhadapan dengan tindak pidana yang di aktori oleh

petinggi-petinggi atau para pejabat begara. Oleh sebab faktor penegak hukum

ini menjadi PR besar negara yang  harus dibenahi untuk terciptanya penegakan

hukum tindak pidana korupsi di Indonesia .

13
ketika sektor penegak hukum sudah dibenahi dan bisa menjalankan tugas dan

kewajibannya diharapkan aparat penegak hukum dapat membongkar kasus-

kasus korupsi. diharapkan agenda pemberantasan korupsi akan bergulir dan

didukung oleh masyarakat yang memang sudah lama mengharapkan adanya

tindakan tegas dari para penegak hukum.

b. Membuat substansi hukum yang kuat dan kokoh, serta terbagi atas 2

pembagian:

 Hukum untuk di Daerah/Kota:

Dalam hal ini , perlu pemaksimalan hukuman lah yang harus dilakukan

seperti yang tertuang di KUHP “ barang siapa yang melakukan tindak

pidana korupsi maka harus dihukum paling lama 20 tahun” jikalau

pemaksimalan hukuman ini dilakukan , maka aparat pejabat Negara

yang ingin melakukan TIPIKOR akan berfikir berulang kali. Sehingga

ini akan membatasi adanya TIPIKOR itu sendiri.

 Hukum untuk ruang lingkup desa/Kecamatan:

-asas kekeluargaaan, dan Keadilan. Asas ini merumuskan bahwa setiap

TIPIKOR yang dilakukan kepala desa khususnya harus diselesaikan

secara kekeluargaan. Melalui BPD dan masyrakat desa setempat

apabila kepala desa yang melakukan TIPIKOR tadi dapat

mengembalikan Uang yang dikorupsinya, maka tidak ditindaklanjuti

oleh pihak pengadilan. Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 Alinea

Ke-4.

c. memasukkan TIPIKOR ke dalam wadah kemasyarakatan dengan

memupuk kesadaran patriotisme dan Agama:

14
adanya peningkatan patriotisme dan nilai agama, maka akan membuat

TIPIKOR itu memikir untuk kedua kalinya untuk melakukan TIPIKOR

d . pencabutan Hak politik dan Pemiskinan Koruptor

di dalam pasal 35 ayat (1) KUHP berbunyi: “ hak-hak terpidana yang dapat

dicabut oleh putusan hakim adalah hal-hal yang dapat ditentukan oleh Kitab

Undang-Undang :

1. Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan yang tertentu

2. Hak memilih dan dipilih dalam Pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-

aturan umum.

15
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

1) Dampak Tindak Pidana Korupsi terhadap kedaulatan rakyat:


 Bidang demokrasi
 Bidang ekonomi
 Bidang kesalamatan dan kesehatan masyarakat
 Bidang kesejahteraan umum
 Pengikisan budaya
 Terjadinya krisis kepercayaan

2) Peran rakyat atas kedaulatan rakyat untuk mengurangi tindak pidana korupsi:
 Menghentikan politik uang dan tidak memilih wakil rakyat yang melakukan hal
tersebut.
 Menolak bungkam, dengan cara melaporkan dan memberi data wakil rakyat yang
melakukan korupsi jika mengetahui
 Pendalaman semangat nasionlisme dan patriotism dalam memupuk kesadaran
masyarakat akan dampak korupsi bagi Negara dan masyarakat
 Memberi usulan kepada Pemerintah untuk terus melakukan pemantauan atau
pengawasan terhadap CCTV dan data keuangan ( Check In Balances) terhadap jangka
pendek ataupun menengah
 Rakyat memberikan apresiasi terhadap wakil rakyat yang telah cakap, jujur dan
kompeten dalam kinerjanya selama periode kerja
 Menjadi generasi muda yang intelektual dan mampu menerapkan nilai-nilai agama
agar mampu memimpin Negara tanpa korupsi

16
3) Factor-faktor penyebab seorang koruptor melakukan TIPIKOR:
a. Factor Internal:
 Sifat tamak/rakus
 Gaya hidup konsumsif
 Moral yang kuat
b. Faktor Eksternal:
 Factor politik
 Factor Hukum
 Factor Ekonomi
 Factor Hukum

4) Solusi atas Tindak Pidana Korupsi terhadap Kedaulatan Rakyat


 Ketegasan aparat penegak hokum
 Membuat substansi hokum yang kuat dan kokoh
 Memasukan TIPIKOR ke dalam wadah kemasyarakatan dengan memupuk
kesadaran patriotism dan agama
 Pencabutan hak politik dan pemiskinan Koruptor

 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada

banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, kami

mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah tersebut.

17
TINJAUAN PUSTAKA

Https://www.kompasiana.com/nurfiatul/faktorfaktor-yang-menjadi-penyebab-
terjadinya-korupsi

https://www.kompasiana.com/muhammadnurikhsanarifandi/dampak-dampak-
korupsi_53213625d99373230cff92ea

https://kampus0111.blogspot.com/dampak-korupsi/

https://kampus0111.blogspot.com/2016/06/makalah-tindak-pidana-korupsi.html?m=1

https://acch.kpk.go.id/id/jejak-pemberantasan/pp-71-tahun-2000-peran-serta-
masyarakat-dalan-pemberantasan-korupsi

18

Anda mungkin juga menyukai