Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
rahmat, hidayah serta inayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Langkah- Langkah Pembelajan Apresiasi Drama”

Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan
hanyalah milik-Nya. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik maupun saran yang membangun
demi perbaikan ke depanya. Selain itu kami juga berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi siapapun yang membaca.

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 4
Masalah .........................................................................
B.     Rumusan 5
Masalah ..................................................................................
C.     Tujuan .................................................................................................. 5
..
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Apresiasi Drama ............................................................... 6
B.     Proses Apresiasi Drama ...................................................................... 7
C.     Tahap atau Langkah-Langkah Pembelajaran Apresiasi 9
Drama ............
BAB III PENUTUP
A.    Saran ..................................................................................................... 13
..
B.     Simpulan .............................................................................................. 13
..
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan menghayati
suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya
tersebut dan berakibat subjekapresiator dapat menghargai karya sastra yang dinikmatinya secara
sadar.

Sedangkan istilah apresiasi berasal dari bahasa latin Apreciation yang berarti


“mengindahkan”. Dalam konteks yang lebih luas itilah apresiasi menurut Gove dalam
Aminuddin (1987:34) mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan, dan
(2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Pada sisi lain, Squire dan Taba dalam Aminuddin (1987:35) berkesimpulan bahwa sebagai suatu
proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1) aspek kognitif, berkaitan dengan
keterlibatan unsur intelek pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur kesusastraan yang
bersifat objektif (2) aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam
upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca (3) aspek evaluatif,
berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik buruk, indah tidak indah,
sesuai tidak sesuai serta segala ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya
kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.

Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi di atas, Effendi (1973:33) mengungkapkan


bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan pikiran yang baik
terhadap karya sastra.

Dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa apresiasi drama adalah kegiatan
menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan pikiran yang baik terhadap suatu karya
sastra yang berupa drama atau seni peran. Apresiasi drama di sini tidak hanya mencakup
apresiasi pementasan drama saja, akan tetapi apresiasi terhadap naskah drama juga.

Dalam pembelajaran apresiasi drama di sekolah, sebelum siswa mampu mengapresiasi


sebuah karya sastra yang berupa drama atau seni peran. Tahap awal yang harus diketahui siswa
adalah langkah-langkah dalam pembelajaran apresiasi drama. Untuk itu dalam makalah ini akan
dibahas menggenai langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama.
B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan


masalahnya adalah sebagai berikut.

1.      Apakah yang dimasksud dengan apresiasi drama?

2.      Bagaimana proses mengapresiasi sebuah karya sastra?

3.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama?

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah:

1.      Mampu mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah mengapresiasi karya sastra?

2.      Mampu mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama?


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Apresiasi Drama

Sebelum mengenal lebih jauh tentang bagaimana langkah-langkah pembelajaran apresiasi


drama, alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari segi arti apresiasi dan drama.

1. Pengertian apresiasi menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:


a. Aminudin (1987:34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna
pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-
nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi dikembangkan dengan
menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi
sebagai bagian hidupnya dan sebagai satu kebutuhan yang mampu memuaskan
rohaniahnya.
b. Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas
karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan
dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Apresiasi satra sangat erat
kaitannya dengan kritik sastra, yang merupakan penelitian hasil dari pengamatan.
2. Pengertian drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:
a. Drama berasal dari akar tunjang “drama” dari bahasa Greek (Yunani
Kuno) drau yang berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu (Ahmadi,
1990).
b. Wiyanto (2002:1) sedikit berbeda, katanya drama dari bahasa Yunani, dram,
artinya bergerak.kiranya, gerak dan aksi adalah mirip. Jadi, tindakan dan gerak
merupakan cirri utama drama. Tiap drama mesti ada gerak dan aksi, yang
menentukan lakon.
3. Pengertian apresiasi drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:
a. Herman J. Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya dikaitkan
dengan seni. Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut
pautnya dengan drama, yaitu mendengar dan berakting dengan penuh
penghayatan yang sungguh-sungguh. Kegiatan ini membuat orang mampu
memahami drama secara mendalam, merasakan cerita yang ditayangkan, serta
mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam drama dan menghargai
drama sebagai seni dengan kelebihan dan kelemahannya.
b. Howes (1986:6-7) pengajar drama perlu menerapkan beberapa strategi
pengayaan, yaitu: (1) diskusi kelas. Diskusi dapat diawali dengan menonton
rekaman drama; (2) kunci pemaknaan adalah pemahaman karakter tokoh; (3)
perhatikan tata panggung, seperti  tata lampu, amat penting sebagai pendukung
makna; (4) bentuk-bentuk teatrikal juga mendukung tema serta karakter tokoh, (5)
pemahaman ditingkatkan dengan menarik minat dan perhatian subjek didik.
Pengayaan dimaksudkan untuk menambah kepekaan apresiasi dan kelak mampu
bermain drama.
c. Ardiana (1990) mengapresiasi karya drama seharusnya dilakukan dengan
mengakrabi, menggauli dengan sungguh-sungguh drama itu, agar memperoleh
pengalaman yag hakiki. Mengakrabi drama mengandung  makna bahwa subjek
didik harus membaca, menonton, mencermati drama itu, memahaminya,
menikmatinya, menghargainya, mengenal secara mendalam terhadap pengalaman
manusia yang indah dalam drama.

4. Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa apresiasi drama adalah suatu
kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang tersebut mampu
memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam drama tersebut.

B.     Proses Apresiasi

Sebelum melakukan apresiasi, umumnya seseorang memilih bentuk karya sastra atau
jenis teks seni berbahasa yang disukai, misalnya bentuk karya sastra prosa, puisi, drama, atau
film. Kesukaan itu akan melangkah pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami
lebih dalam karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat disukai dan digemari oleh
seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang menimbulkan empati
bagi penggemarnya. Hal itu disebabkan proses penciptaan karya sastra meliputi hal-hal berikut
ini.

1. Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang diejawantahkan ke dalam bentuk bahasa


yang akan disampaikan kepada orang lain.
2. Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang atau pencipta dan peminat
sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat pemuas hati
peminat sastra.
4. Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu bentuk ekspresi yang mendalam dari
pengarang atau sastrawan terhadap unsur-unsur kehidupan. Dengan kata lain, merupakan
hasil proses yang matang bukan sekadar diciptakan.

        Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan aktivitas
berupa:

1. mendengarkan/menyimak
2. membaca
3. menonton
4. mempelajari bagian-bagiannya
5. menceritakan kembali
6. mengomentari
7. meresensi
8. membuat parafrasa
9. menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebut
10. merasakan seperti: mendeklamasikan (untuk puisi ) atau melakonkan (untuk drama)
11. membuat sinopsis untuk cerita, dan sebagainya selain aktivitas merespons karya sastra
seperti disebutkan di atas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang
diminati secara umum meliputi hal-hal berikut:
a. Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya sastra berdasarkan
sifat-sifat karya sastra tersebut
b. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur
intrinsik maupun ekstrinsiknya
c. Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan pemahaman untuk
mendapatkan penghayatan
d. Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur kualitas karya
tersebut
e. Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan tingkat kualitasnya

C.    Tahap atau Langkah-Langkah Mengapresiasi Drama

1. Menurut Gordon (1960-an)


1) Apresiasi Tahap I
2. Didalam tahap ini, penulis menggunakan prosedur pembelajaran apresiasi drama menurut
Gordon (1960-an):
1) Langkah pertama : Informasi dan konsep awal
a) Masukan Informasi
b) Analogi
c) Upaya Pemfokusan kembali
2) Langkah kedua : Penciptaan jarak dan pengembangan konsep
a) Tahap pengembangan konsep
b) Tahap penggunaan analogi
c) Tahap pengajuan pertanyaan tugas analogi
3) Apresiasi Tahap 2
a) Struktur Bentuk
a. Tokoh dan Penokohan
a. Adalah pelukisan tokoh cerita baik keadaan fisiologis (Latar belakang fisik/ciri-
ciri badani) meliputi: jenis kelamin, postur tubuh, warna kulit, warna rambut,
keadaan psikologis (latar belakang kejiwaan) meliputi: temperamen, Intelegensi,
moralitas, pandangan hidup, keadaan sosiologis (latar belakang kemasyarakatan)
meliputi: adat istiadat, hobby, pendidikan, status sosial dan sebagainya.
b. Alur
c. Alur adalah rangkaian peristiwa yang memandu sebuah cerita.
d. Latar dan Setting

Pertanyaan untuk setting  atau latar cerita adalah kapan dan dimana persitiwa terjadi. Pertany
aan tidak sertamerta dijawab secara global
tetapi harus lebih mendetil untuk mengetahui secara pasti waktu dan tempat kejadiannya. Analisi
s setting  lakon ini merupakan suatu usaha untuk menjawab sebuah pertanyaan apakah peristiwa 
terjadi di luar ruang atau di dalam ruang? Apakah terjadi pada waktu malam, pagi hari, atau sore
hari? Jika terjadi dalam ruang lalu di mana letak ruang itu, di dalam gedung atau di
dalam rumah? Jam berapa kira-kira terjadi? Tanggal, bulan,
dan tahun berapa? Apakah waktu kejadiannya berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa di
adegan lain, atau sudah lain hari? Pertanyaan-
pertanyaan seputar waktu dan tempat kejadian iniakan memberikan gambaran peristiwa lakon
yang komplit (David Groote, 1997).

d)  Perlengkapan

Adalah barang-barang atau benda yang diperlukan atau dibutuhkan di dalam sebuah pementasan
drama.

c.) Apresiasi Tahap 3

1. Tema

Tema ada yang menyebutnya sebagai premis, root idea, thought, aim, central idea, goal,
driving force dan sebagainya. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh
pengarang atau penulis melalui karangannya (Gorys Keraf, 1994). Adhy Asmara (1983)
menyebut tema sebagai premis yaitu rumusan intisari cerita sebagai landasan ideal dalam
menentukan arah tujuan cerita. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa tema adalah ide
dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya cerita.

2. Tipe

Genre cerita dalam sebuah drama tersebut.

3.  Nilai

Nilai yang terkandung di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” adalah nilai sastra,
dan nilai sosial. Mengandung nilai sastra dan sosial karena konflik yang di munculkan sangat
indah dan sesuai dengan kehidupan sosial yang terjadi di dalam masyarakat sesungguhnya.

4. Fungsi

Di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” terkandung beberapa fungsi yaitu fungsi
eksperensial, fungsi informatif, fungsi penyadaran, dan fungsi rekreatif.
1. Tahap atau langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama secara umum
a. Tahap mengenal dan menikmati
2. Pada tahap ini, kita berhadapan dengan suatu karya yang berupa drama. Kemudian kita
mengambil suatu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan mendengarkan
suatu drama.
a. Tahap menghargai
3. Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai dari drama yang telah dinikmati.
Manfaat di sini berkaitan dengan kegunaan drama tersebut. Misalnya memberi
kesenangan, hiburan, kepuasan, serta memperluas wawasan dan pandangan hidup.
a. Tahap pemahaman

      Pada tahap ini kita melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang
membangun drama, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Akhirnya kita
menyimpulkan drama tersebut. Apakah drama tersebut termasuk baik atau tidak, bermanfaat atau
tidak bagi masyarakat sastra?

d. Tahap penghayatan

      Pada tahap ini kita membuat analisis lebih lanjut dari tahap sebelumnya, kemudian membuat
interpretasi atau penafsiran terhadap drama serta menyusun argumen berdasarkan analisis yang
telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

e. Tahap aplikasi atau penerapan

Segala nilai, ide, wawasan yang diserap pada tahap-tahap terdahulu diinternalisasi dengan
baik, sehingga masyarakat penikmat sastra dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam sikap
dan tingkah laku sehari-hari.

Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra diartikan sebagai suatu proses mengenal,
menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara sengaja, sadar, dan kritis
sehingga tumbuh pengertian dan penghargaan terhadap sastra.
BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Apresiasi drama adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga
membuat orang tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam drama tersebut.

Tahap atau langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama secara umum

1. Tahap mengenal dan menikmati


2. Tahap menghargai
3. Tahap pemahaman
4. Tahap penghayatan
5. Tahap aplikasi atau penerapan

B.     Saran

Berikut adalah beberapa saran dalam penerapan pembelajaran apresiasi drama:

1. Pendidik hendaknya mampu memahami konsep dari pembelajaran apresiasi drama


sebelum memberikan pembelajaran dalam kelas.
2. Pedidik hendaknya paham mengenai langkah-langkah mengapresiasi sebuah drama.
3. Pendidik hendaknya cermat dalam memilih model serta metode dalam pembelajaran
apresiasi drama,

Anda mungkin juga menyukai