id
TESIS
Oleh :
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun oleh :
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERNYATAAN
NIM : S 4211007
Menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri bukan merupakan jiplakan
Tertanda
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Sragen
mendampingiku
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
ABSTRACT
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
The purpose of this study was to compare the determinants of the variable
weighting Alokasi Dana Desa (ADD) using the Analysis Hierarchy Process (AHP)
with no AHP method, determine the priority or weight of each determinant variable
Aloakasi Village Fund, apply the formula of ADD in a regional perspective so
knowing the weight of the formulation variables in the village Fund Aloaksi by the
central government and rural development needs and to develop a formula Alokasi
Dana Desa (ADD) by adding variables related to human development, namely the
level of poverty, education and health in Sragen.
The data used in this study is the primary data by giving a questionnaire to
the respondent (the member of Commission II Sragen, BKBPMD, DPPKAD, Head
Pemdes, Bapeda, District and Village Ward) and secondary data from the Central
Statistics Agency (BPS) Sragen, Regional Planning Board (Bapeda) Sragen and
Family Planning Board and Community Development (BKBPMD) Sragen. Analysis
tools used in this study there are two kinds, namely the AHP method and the formula
is adjusted to ADD is Letter Mendagri Number 140/640/SJ Year 2005 concerning
allocation of funds from the Village District / Town to the Village Government
The results of this study that the formula ADD menunjukkaan divided in two
alternative where the first alternative ADD budgeted amount equal to the sum of
Sragen government, for the second alternative ADD dianggarakan amount of 10% of
the balance of funds received by the Regional Government. The results of the
calculation formula alternative ADD 1 shows there were 114 villages has decreased
the amount of the amount of funds received compared to when using the previous
formula formula ADD Sragen district government and as many as 82 villages has
increased the amount of funds received. While using the formula 2 ADD alternative
no village which has decreased the amount of funds received and as many as 196
villages has increased compared to when using the formula ADD Sragen government.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
dengan baik. Buah karya penelitian ini merupakan sebagian persyaratan akademis
dalam mencapai derajat kesarjanaan S-2 di Program Studi Magister Ekonomi Studi
penyusunan tesis ini, untuk itu maka dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan
kepada :
1. Bapak Lukman Hakim, MSi, Ph D, dan Dr. AM Soesilo, MSc yang telah
berikan menjadi petunjuk penguasaan yang luas atas berbagai topik dalam
bantuan moril dan materiil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis
ini.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Bapak Sugiyamto, MM, Ketua DPRD Kabupaten Sragen yang telah memberikan
4. Keluargaku yang terdiri dari suami (Aris Wijayanto), dan ketiga anakku (Sekti,
Sekar dan Laras) yang telah memberikan dukungan moril dan batin tiada kenal
5. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberi dukungan, dorongan dan semangat
kritikan dan saran terutama dalam penyempurnaan tesis ini, dengan segala
kerendahan, penulis mengharapkan tesis ini dapat bermanfaat secara akademis dan
praktis.
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI ………………………………………………………. vi
BAB I. PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah……………………………………….. 13
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kajian teoritis
3. Konsistensi …………………………………………. 62
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 95
B. Saran ……………………………………………………… 96
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2010
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.4. Jumlah Penduduk usia 7 – 15 tahun tidak sekolah per kecamatan tahun
2010 (orang) 77
4.5. Jumlah penduduk buta huruf per kecamatan Tahun 2010 (orang) 79
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
Ekowati Yuli Widyaningsih, 2012. Penerapan Analisis Hirarki Proses (AHP) dalam
Penentuan Formula Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Sragen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to compare the determinants of the variable
weighting Alokasi Dana Desa (ADD) using the Analysis Hierarchy Process (AHP)
with no AHP method, determine the priority or weight of each determinant variable
Aloakasi Village Fund, apply the formula of ADD in a regional perspective so
knowing the weight of the formulation variables in the village Fund Aloaksi by the
central government and rural development needs and to develop a formula Alokasi
Dana Desa (ADD) by adding variables related to human development, namely the
level of poverty, education and health in Sragen.
The data used in this study is the primary data by giving a questionnaire to
the respondent (the member of Commission II Sragen, BKBPMD, DPPKAD, Head
Pemdes, Bapeda, District and Village Ward) and secondary data from the Central
Statistics Agency (BPS) Sragen, Regional Planning Board (Bapeda) Sragen and
Family Planning Board and Community Development (BKBPMD) Sragen. Analysis
tools used in this study there are two kinds, namely the AHP method and the formula
is adjusted to ADD is Letter Mendagri Number 140/640/SJ Year 2005 concerning
allocation of funds from the Village District / Town to the Village Government
The results of this study that the formula ADD menunjukkaan divided in two
alternative where the first alternative ADD budgeted amount equal to the sum of
Sragen government, for the second alternative ADD dianggarakan amount of 10% of
the balance of funds received by the Regional Government. The results of the
calculation formula alternative ADD 1 shows there were 114 villages has decreased
the amount of the amount of funds received compared to when using the previous
formula formula ADD Sragen district government and as many as 82 villages has
increased the amount of funds received. While using the formula 2 ADD alternative
no village which has decreased the amount of funds received and as many as 196
villages has increased compared to when using the formula ADD Sragen government.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kewenangan dan peran penting dari desa adalah tersedianya dana yang cukup. Salah
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/kota yang merupakan
Aloaksi Dana Desa (ADD). Alokasi Dana Desa yang diberikan ke desa merupakan
hak desa. Sebelumnya, desa tidak memperoleh kejelasan anggaran untuk mengelola
pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa. Saat ini, melalui ADD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Namun dalam pelaksanaannya Alokasi Dana Desa (ADD) belum ada standar baku
pembobotan desa, terkait dengan hal tersebut penulis memberikan alternatif dalam
keputusan. Studi ini sangat relevan dengan Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD)
ADD jika pihak SKPD yang mengelola kebijakan ADD telah melaksanakan Rencana
Kegiatan dan Anggaran (RKA) sesuai yang terangkum dalam APBD. Demikian juga,
berkaitan dengan tujuan yang diraihnya, artinya keberadaan Tim Fasilitasi ADD di
SKPD berperan penting dalam membagi ADD ke seluruh desa dengan memakai
Menurut Saaty dan Shang (2007) , AHP digunakan untuk menyusun suatu
tersebut, hal ini efektif untuk alokasi sumber daya dan prioritas ketika sekelompok
kecil terlibat. Demikian juga, Kamal M Subhi Al-harbi suatu menejemen proyek
yang ada dalam pemerintahan untuk menyusun formula Alokasi Dana Desa dengan
memberikan skala penilaian yang penting sampai yang paling penting menggunakan
pemerintahan yang secara politis memiliki kewenangan tertentu untuk mengatur dan
mengurus warganya atau komunitasnya. Dengan posisi tersebut desa memiliki peran
yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan Pemerintah Pusat secara luas. Desa
menjadi garda terdepan dalam menggapai keberhasilan dari segala urusan dan
program dari pemrintah. Hal ini juga sejalan apabila dikaitkan dengan komposisi
penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk Tahun 2000 bahwa sekitar 60% atau
sebagian besar penduduk Indonesia saat ini masih bertempat tinggal di kawasan
yang berjalan secara stimultan, yaitu desentralisasi dan demokratisasi. Kedua proses
politik itu terlihat jelas dalam dalam pergeseran pengaturan format politik di area
lokal maupun nasional, yaitu dari pengaturan politik otoritarian- sentralistik menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
pusat kepada daerah otonom yaitu pelimpahan wewenamg dari pemerintah kepada
informasi yang paling lengkap, sedangkan tingkat pemerintahan yang paling rendah
adalah desa. Oleh karena itu otonomi desa benar-benar merupakan kebutuhan yang
harus diwujudkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
sekaligus bertambah pula beban tanggungjawab dan kewajiban desa, namun demikian
pertanggungjawaban dalam pengelolaan anggaran desa. Untuk saat ini kendala umum
yang dirasakan oleh sebagian besar desa terkait keterbatasan dalam keuangan desa.
faktor utama (Hudayana dan FPPD,2005). Pertama, Desa memiliki APBDes yang
kecil dan sumber pendapatannya sangat tergantung pada bantuan yang sangat kecil
Alokasi Dana Desa adalah dana yang diberikan kepada desa dari dana sesuai
ayat 1 huruf c, desa memperoleh jatah Alokasi Dana Desa (ADD). ADD yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
kemasyarakatan desa.
melaksanakan ADD. Dalam Surat kawat tersebut, Menteri Dalam Negeri dengan jelas
1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
Kabupaten/kota; dan
kepada desa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
indentik dengan “aotomoney”, maka untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri desa membutuhkan dana atau biaya yang memadai sebagai dukungan
3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
1. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil
swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa
yang sah;
2. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota paling sedikit 10% (sepuluh perseratus)
untuk desa dan dari restribusi kabupaten/kota sebagian diperuntukkan bagi desa;
3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang
pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana
desa;
yang reponsif terhadap tuntutan desa tersebut. Sejak tahun 2007 Kabupaten Sragen
telah mengalokasikan dana untuk desa yang disebut Alokasi Dana Desa (ADD),
sebagai analogi DAU dari Pemerintah Pusat kepada daerah yang dipraktekkan oleh
tentang Desa telah diatur bahwa bagi dari dana perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah yang diterima kabupaten untuk desa paling sedikit 10%
(sepuluh per seratus) yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang
merupakan Alokasi Dana Desa. Yang dimaksud bagi dari dana perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah terdiri atas dana bagi hasil pajak
dan sumberdaya alam ditambah Dana Alokasi Umum setelah dikurangi belanja
Seringkali anggaran Alokasi Dana Desa dirasakan oleh Desa masih kurang
sedangkan Peraturan Bupati Sragen Nomor 6 Tahun 2010 dana yang dialokasikan
penentuan besaran dana Alokasi Dana Desa untuk masing-masing desa adalah hasil
perkalian dari total alokasi dana desa yang dianggarkan dengan bobot desa masing-
140/640/SJ Tahun 2005 tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah
didasarkan pada variabel utama dan variabel tambahan di mana variabel utama
minimum ditentukan 70% dari jumlah Alokasi Dana Desa keseluruhan atau sebesar
Rp. 4.407.600.000,- yang dibagi rata sama besar kepada 196 desa. Dari pembagian
tersebut seluruh desa di Kabupaten Sragen minimum memperoleh dana sebesar Rp.
22.487.755,-. Sedangkan asas adil yang disebut Alokasi Dana Desa proporsional
dialokasikan sebesar 30% jumlah Alokasi Dana Desa keseluruhan atau sebesar Rp.
desa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
yang dibagi kepada 196 desa di 20 Kecamatan dalam komposisi proporsional tiap
desa yang terdiri dari Alokasi Dana Desa minimum dan Alokasi Dana Proporsional.
Dengan pembagian tersebut diperoleh Alokasi Dana Desa terendah adalah desa
desa yang memperoleh alokasi Dana Desa tertinggi desa Gilirejo Baru Kecamatan
Tabel 1.1. Alokasi Dana Desa Di Tiap Kecamatan Se Kabupaten Sragen Tahun
2010
ADD
ADD JUMLAH
NO DESA PROPORSIO
MINIMUM ADD
NAL
1 2 3 4 5
I KEC. MASARAN 292.340.815 192.020.206 484.361.021
II KEC. SIDOHARJO 269.853.060 175.248.132 445.101.192
III KEC. KARANGMALANG 179.902.040 121.100.836 301.002.876
IV KEC. SRAGEN 44.975.510 29.348.727 74.324.237
V KEC. KEDAWUNG 224.877.550 152.822.358 377.699.908
VI KEC. GONDANG 202.389.795 135.172.039 337.561.834
VII KEC. SAMBIREJO 202.389.795 132.711.733 335.101.528
VIII KEC. SAMBUNGMACAN 202.389.795 134.758.620 337.148.415
IX KEC. NGRAMPAL 179.902.040 117.426.072 297.328.112
X KEC. TANGEN 157.414.285 106.124.907 263.539.192
XI KEC. MONDOKAN 202.389.795 140.416.702 342.806.497
XII KEC. SUKODONO 202.389.795 137.107.837 339.497.632
XIII KEC. GESI 157.414.285 103.275.393 260.689.678
XIV KEC. JENAR 157.414.285 105.799.432 263.213.717
XV KEC. GEMOLONG 224.877.550 148.839.966 373.737.516
XVI KEC. KALIJAMBE 314.828.570 207.545.474 523.374.044
XVII KEC. PLUPUH 359.804.080 236.953.805 596.757.885
XVIII KEC. TANON 359.804.080 238.455.838 598.259.918
XIX KEC. MIRI 224.877.550 156.343.969 381.221.519
XX KEC. SUMBERLAWANG 247.365.305 166.907.975 414.273.280
Jumlah 4,407,600,000 2,938,400,000 7,346,000,000
Sumber : Badan KBPMD Kab Sragen tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
desa dapat berjalan dengan optimal, sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa dalam
Surat Edaran Mendagri No 140/640/SJ Tahun 2005, tentang pelaksanaan ADD dan
perlu menyusun strategi dan kabajikan terkait pembagian ADD yang berdasarkan
Untuk menjaga terpeliharanya azaz merata dan adil dalam pembagian ADD
serta pemanfaatan dan penyaluran Alokasi Dana Desa secara tepat dengan
miskin, Anak tidak sekolah umur 7 s/d 15 tahun, Buta huruf, Angka kematian bayi
dan Penderita penyakit menular, maka perlu solusi alternatif formulasi Alokasi Dana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
B. Perumusan Masalah
penduduk miskin, anak tidak sekolah umur 7 s/d 15 tahun, buta huruf, angka
kematian bayi dan penderita penyakit menular secara integratif menurut persepsi
analisis AHP.
1. Tujuan Penelitian
ADD
d. Untuk mengetahui bobot variabel dalam formulasi alokasi Dana Desa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
2. Manfaat Penelitian
b.Bagi peneliti
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi yang berminat melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
kabupaten dan kota sebagai titik berat otonomi. Hal ini berusaha untuk memberikan
kepada masyarakat untuk dapat menikmati pelayanan publik yang lebih baik melalui
Dana Desa (ADD) pada dasarnya adalah bantuan keuangan dari Pemerintah Pusat,
pendapatnya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan salah satu bentuk hubungan keuangan
desentralisasi dan otonomi. Dengan adanya desentralisasi dan otonomi desa, maka
kepadanya,
dalam mendesaian ADD, menurut Sidik dkk (2001, 158-160) faktor-faktor yang
a. Sumber dana untuk alokasi DAU ada tiga cara untuk menentukan jumlah dana
yang akan dialokasikan sebagai transfer pusat kedaerah antara lain a) proporsi
tertentu dari pemerintah atau prosentase tertentu dari PDB, b) secara ad hoc artinya
seperti belanja yang lain, c) berdasarkan formula, misalnya sebagai proporsi tertentu
dari pengeluaran spesifik atau dikaitkan dengan berbagai karakteristik umum daerah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
penerima transfer. Dalam hal ini DAU menggunakan cara pertama untuk
pusat.
b. Formula distribusi: formula yang baik harus diupayakan untuk membantu efisiensi
dan bertujuan untuk mengisi celah fiskal dalam rangka mencapai pemerataan akan
tetapi harus dapat mendefinisikan kebutuhan belanja dan kapasitas fiskal yang akurat
penyediaan standar pelayanan publik tertentu. DAU adalah unconditional block grant
Istilah desa berasal dari bahasa India, Swadesi yang berarti tempat asal,
tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada kesatuan hidup
dengan suatu norma dan memiliki batas wilayah yang jelas (Yuliati dan Pramono,
2003:23)
berbeda namun dalam prakteknya sering dianggap sama. Turner dan Hulme
pemerintah pusat ke individu atau ke agensi lain yang lebih dekat dalam memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
(privatization )
Otonomi berasal dari bahasa yunani autos dan nomos yang berarti
lokal self government yang berbeda dengan istilah daerah saja yang disebut sebagai
lokal self government (Nugroho, 2004:6). Sebuah daerah otonom memiliki hak dan
kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan
otonomi desa adalah adanya pelimpahan fungsi dan kewenangan pemerintahan supra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
desa ke desa. Secara umum fungsi dan kewenangan tersebut adalah menjalankan roda
Fungsi alokasi adalah fungsi pemerintah dalam menyediakan barang publik atau
pengadaan barang dan jasa yang gagal disediakan oleh mekanisme pasaar. Fungsi
terciptanya kesempatan kerja yang tinggi, stabilnya tingkat harga pada level yang
rasional, atau mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Skala mikro
ketiga fungsi tersebut dapat dijalankan pemerintah desa dalam perekonomian desa,
PPNo. 72 Tahun 2005 Tentang Desa, Bab III Pasal 7 bahwa terdapat empat hal yang
menjadi kewenangan desa yaitu (a) urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
hak asal usul desa; (b) urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Untuk tugas ini harus disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia; (d) urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-
dana untuk desa melalui Instruksi Presiden (Inpres) bantuan pembangunan desa.
Inpres ini bertujuan untuk mendorong peningkatan gotong royong dan swadaya
desa dikalikan jumlah subsidi per desa (Mahi dan Ardiansyah, 2002:10).
pembangunan desa, yaitu melalui Inpres Desa Terpadu (IDT). Inpres ini dimaksudkan
utama anggaran ini adalah untuk menekan jumlah penduduk miskin di desa.
pembiayaan pemerintah pusat ke desa melalui berbagai jenis Inpres tersebut, namun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
seperti halnya keberadaan transfer pemerintah pusat ke daerah pada masa lalu
menyisakan dua persoalan utama, yaitu tidak sesuainya berbagai jenis Inpres tersebut
dengan kebutuhan daerah dan meningkatkan kesenjangan fiskal antar daerah (Mahi
menekankan peranan bantuan yang bersifat umum (general purpose grant). Peraturan
b. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota paling sedikit 10 % untuk desa dan dari
c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% yang pembagiannya untuk setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
berupa bagi hasil pendapatan (revenue sharing) yang berasal dari pajak dan restribusi
daerah dan bantuan (grants) yang berasal dari dana perimbangan yang diterima
pada prinsipnya sama dengan tujuan dana bantuan antara pemerintah pusat ke
kabupaten. Menurut Simanjuntak dan Hidayanto (2002:27), pada prinsipnya ada tiga
pelayanan publik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
alokasi dana bantuan harus memiliki sifat kecukupan, fleksibel dan stabil.Kecukupan
artinya alokasi dana dapat menutupi kebutuhan dana pemerintah daerah, Fleksibel
sedangkan stabil artinya bahwa adanya kepastian bagi pemerintah daerah dalam
mendapatkan alokasi dana. Berdasarkan praktek di banyak Negara, ada tiga cara
penerimaan pemerintah;
lainnya;
pada prinsipnya sama dengan pendistribusian dana bantuan dari pemerintah pusat ke
kemampuan fiskal, sehingga merupakan model transfer yang paling baik. Model
(fiscal gap) yang diharapkan dapat ditutupi dengan dana transfer yang bersifat
Transfer dengan model ini didasarkan atas kemampuan atau kapasitas fiskal (fiscal
Menurut model ini, daerah yang memiliki kapasitas fiskal dibawah rata-rata
nasional akan mendapat dana transfer yang lebih besar, sehingga disimpulkan
Model ini didasarkan atas pemikiran agar setiap daerah mampu memenuhi
tergantung dari berbagai sudut pandang seperti tujuan pemerintah, faktor sejarah,
dan politik. Indikator-indikator yang digunakan antara lain tingkat pendapatan per
Model ini didasarkan atas rasio total transfer terhadap jumlah penduduk serta
walaupun tidak dapat menjamin kondisi tersebut berlangsung dalam kurun waktu
lama.
5. Pembangunan Desa
Esensi dari demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang berasal dari dan
untuk rakyat. Tidak ada alasan untuk meyakini bahwa esensi utama dari
di daerah diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No 9 tahun 1982 tentang
dalam meraih masa depan yang lebih baik. Pengertian ini meliputi upaya untuk
bukan hanya sebagi obyek tetapi juga subyek pembangunan yang mampu
pembangunan untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Hal ini sesuai dengan arah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
pembangunan.
mempunyai ruang lingkup dan tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama
masyarakat yang tinggal di wilayah dalam strata pemerintahan yang disebut sebagai
peningkatan taraf hidup yang berupa lebih banyak pengenalan atas benda-benda fisik
yang bernilai ekonomis, mungkin dapat saja diberi penilaian secara standard dan
mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan
sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat,
yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga),
pencapaian obyektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan
oleh mekanisme dan struktur yang dipakai sebagai Sistem Pembangunan Desa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
dirumuskan secara umum dan merata dan menjadi pedoman setiap langkah
pada kepercayaan kemampuan diri dan berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki.
peluang kerja, kondisi fisik yang lemah akibat kurangnya gizi, tingginya tingkat
kemiskinan di atas terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena
tidak bisa dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Orang miskin adalah orang
yang serba kurang mampu dan terbelit dalam lingkaran ketidakberdayaan (Bappenas-
Depdagri, 1993)
ketergantungan pada pihak luar atau kekuatan dari atas dengan memanfaatkan sumber
daya yang mereka miliki. Swadaya juga dapat dipahami sebagai kemampuan untuk
sendiri bukanlah hal yang melekat pada diri orang miskin itu sendiri seperti
dan dapat pula merupakan sesuatu yang bersifat eksternal seperti kebijaksanaan
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri yang bersifat unik.
lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perencanaan pembangunan melalui
sehingga akan tumbuh kondisi sosial budaya yang sehat dan dinamis, yang pada
akhirnya akan bermuara pada masyarakat madani dan mengembalikan citra budaya
bangsa Indonesia.
desa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Menurut
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bahwa perencanaan pembangunan desa disusun
menurut ayat (3) bahwa dalam menyusun perencanaan pembangunan desa wajib
1). pemberdayaan
2). tranparansi
3). akuntabilitas
4). berkelanjutan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
5). partisipasi.
5). menjamin tercapainya penggunaan sumber daya desa secara efisien, efektif,
2. Pelaksanaan
PEMANFAATAN
PENGEMBANGAN
TINDAK LANJUT
PP 3. Pengendalian
1. Perencanaan
Gambar 2.1.
Siklus Pembangunan Partisipatif Desa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
globalisasi yang semakin kuat perlu diimbangi dengan kesadaran bahwa mekanisme
berupa integrasi kepada pemanfaatan ganda, akan tetapi keberhasilannya dapat dilihat
ukuran tentang sejauh mana produktivitas sumberdaya bebas dari keragaman yang
terhadap hasil fisik atau ekonominya. Di masa yang akan datang, dalam konteks
haruslah dilaksanakan dalam satu pola yang menjamin kelestarian lingkungan hidup,
nyata pemenuhan Hak Desa dalam membiayai Program Pemerintahan Desa dalam
Alokasi Dana Desa tersebut digunakan dalam pembangunan fisik dan non fisik
dengan tujuan Perkembangan Desa. Indikator dalam hal ini meliputi tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Gambar 2.2.
Penggunaan Alokasi Dana Desa.
Alokasi dana Desa (ADD) merupakan dana transfer dari pemerintah kabupaten
ke desa. ADD dibutuhkan karena adanya desentralisasi dan otonomi desa, yaitu
prinsip money follow function, maka fungsi yang dijalankan pemerintahan desa harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Alokasi Dana Desa atau ADD adalah bagian keuangan Desa yang diperoleh
dari bagi hasil pajak daerah dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh Kabupaten. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada pasal 18
bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD kabupaten/kota yang bersumber dari
bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh
daerah kabupaten Sragen Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2006 Nomor 16) bahwa Anggaran
keuangan Tahunan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
Alokasi Dana Desa terdapat pada bantuan keuangan pemerintah Kabupaten dimaksud
b. Penyisihan pajak
Dengan sasaran Alokasi Dana Desa (ADD) yang dibagikan kepada 196 desa
dilihat berdasarkan variabel utama dan variabel tambahan. Variabel utama ditujukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktural masyarakat desa.
a. Kemiskinan;
b. Pendidikan dasar;
c. Kesehatan
a. Jumlah penduduk;
b. Luas wilayah;
c. Potensi ekonomi;
d. Partisipasi masyarakat;
Bantuan langsung Alokasi Dana Desa (ADD) yang selanjutnya disebut ADD
adalah dana bantuan langsung yang dialokasikan kepada Pemerintah Desa digunakan
Desa.
tidak terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam APBDes oleh karena itu
dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi prinsip
a. Seluruh kegiatan yang didanai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat.
dan hukum;
d. Jenis kegiatan yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sangat
e. Alokasi Dana Desa (ADD) harus dicatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
a. Persiapan
:Anggota LP2MD
2). Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana telah ditetapkan oleh Bupati, harus
b.Perencanaan
berikut :
2). RKD disusun dengan perincian penggunaan ADD, diatur sebagai berikut :
a). Sebesar 30% digunakan untuk operasional pemerintah desa BPD, lembaga-
lembaga desa.
b). Sebesar 70% digunakan untuk Modal LKD dan Pemberdayaan Masyarakat
meliputi :
(3) Yang 20% untuk menunjang kegiatan TP PKK desa sebesar Rp. 4000.000,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Untuk kegiatan PKK Desa sebesar Rp 4000.000,- (Empat juta rupiah) antara
lain meliputi :
Sekretariat :
(b). Pengadaan buku-buku administrasi PKK Desa, RT, RW, dasa wisma
Pokja I :
(d). Pola asuh anak (PAA) dan penanggulangan pekerja Anak (PPA)
Pokja II :
Pokja III :
Pokja IV :
3). RKD yang telah ditandatangani oleh kepala desa, ketua BPD dan Ketua
LP2MD serta Bendahara ADD, selanjutnya diteliti dan disetujui oleh camat
c.Pencairan
1). Guna pengendalian penyaluran ADD, kepala desa membuka rekening kas desa
2). Pencairan ADD harus dilakukan dengan persyaratan berupa DKD disertai:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
a). Anggaran ADD harus dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes)
b). Usulan Rencana Kegiatan Desa (URKD) yang telah disahkan Camat
c). Surat Perjanjian Pemberian Dana (SPPD) ADD dari kepala Desa selaku
5). Pelaksanaan penyaluran ADD tersebut dilakukan dengan transfer langsung dari
rekening Kas Daerah ke Rekening Kas Desa yang dilaksanakan dalam 2 (dua)
tahap melalui BPR BKK/BKK, untuk tahap I sebesar 70% dan tahap II sebesar
30%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
6). Bendaharawan desa dengan diketahui oleh Kepala Desa mencairkan rekening
7). BPR BKK/ BKK dapat menolak pencairan, apabila penandatanganan proses
Kepala Desa.
8). Untuk pencairan tahap I dan tahap II dilakukan dengan persyaratan sebagaimana
d. Pengelolaan
forum pertemuan/rapat.
2). Untuk kegiatan yang sifatnya fisik, dikoordinasikan dengan anggota LP2MD dan
3). Penggunaan dana ADD harus dilaksanakan dengan tertib serta diadministrasikan
4). Perincian pemasukan dan pengeluaran keuangan harus dibukukan dalam Buku
e. Pelaporan
1). Kepala Desa selaku ketua Pengelola penggunaan ADD wajib menyampaikan
laporan bulanan ( setiap tanggal 1 bulan berikutnya) tentang ADD yang telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
2). Camat selaku Ketua Tim Pengendali ADD melaporkan perkembangan secara
umum ADD setiap bulan (tanggal 5 bulan berikutnya) kepada Bupati cq. Kepala
f. Pertanggungjawaban
1). Kepala Desa selaku Ketua Pengelola Penggunaan Alokasi Dana Desa harus
Bupati dibuat setiap akhir tahapan serta dilampiri foto kegiatan setiap tahapan.
Hal tersebut harus sudah diselesaikan sebagai salah satu syarat pencairan dana
2). Bahwa penggunaan ADD dimasukkan dalam APBDes, oleh karena itu Kepala
5). Apabila dalam pelaksanaan penggunaan ADD ada kegiatan yang menyimpang
1). Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Tim Pemantau dan Evaluasi
ADD Kabupaten Sragen, antara lain meliputi kualitas pelaksanaan fisik, non
H. Pengawasan
kebijakan ADD.
Daerah.
Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
i. Sanksi
Kepala desa
Kaur Umum/Kaur
Sekretaris Desa
Keuangan
Sekretaris Pengelola
Bendahara ADD
ADD
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Tim Pengelola ADD.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
8. Metoda AHP
sulit dipecahkan dalam pembobotan formula Alokasi Dana Desa karena masing-
masing pihak memiliki pandangan, pengetahuan dan pengalaman yang berbeda atas
pendapat yang tidak mendapatkan titik temu, maka digunakan metode Analytical
pengambilan keputusan. Aplikasi AHP sangat luas, tidak hanya digunakan dalam
bidang teknik, namun juga dalam permasalahan ekonomi dan bisnis. Pada bidang
pemerintahan, AHP telah digunakan para analisis untuk membantu aparat pemerintah
berbagai pihak yang lebih luas tidak saja kalangan pemerintah sebagai pengambil
keputusan, namun juga ada pihak-pihak lain yang terlibat diluar pemerintahan. Proses
mendapatkan kebijakan yang terbaik untuk semua pihak dari cara pandang atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
terhadap alternatif pemecahan masalah yang ada. Metode ini dipakai ketika para
menganalisa permasalahan.
d. AHP dapat digunakan untuk menentukan bobot pengalokasian sumber daya yang
selama ini tidak dapat dilakukan metode lain, misalnya pengalokasian dana,
ini diharapkan agar dicapai keputusan final yang dapat diterima semua pihak
B. Penelitian Relevan
formulasi alokasi dana desa telah diteliti oleh beberapa penelitian terdahulu.
Yogyakarta. Hasil penelitian menemukan bukti bahwa menurut persepsi daerah untuk
variabel yang digunakan dalam dalam distribusi DAU adalah pendapatan daerah,
tingkat kemiskinan, produk domestic regional bruto (tidak termasuk minyak dan gas),
pembangunan kasus Jawa Timur dan Jawa Tengah. AHP digunakan untuk
atau analisis dampak alternatif kebijakan pada tujuan keseluruhan. Dengan kata lain,
yang mengadopsi dilaksanakan, ini akan berfungsi sebagai alat untuk mendukung
penggunaan lahan pendidikan yang didirikan di Teheran dan beberapa faktor seperti
untuk memberikan bobot untuk setiap indikator maka diputuskan bahwa lokasi
Process (AHP).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
C. Kerangka Pemikiran
berlaku. Berdasarkan prinsip money follow function, maka fungsi yang dijalankan
5 Tahun 2008 tentang alokasi dana desa di kabupaten Sragen, kelebihan dari formula
ini adalah mengakomodir kondisi riil fisik daerah seperti jumlah penduduk, luas
didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2005 tentang desa dan Surat
Mendagri Nomor 140/640/SJ tahun 2005, maka ada beberapa kelemahan dari formula
Beberapa kelemahan dari formula ADD adalah jumlah dana yang dianggarkan
belum mencapai 10% dari dana perimbangan yang diterima Pemerintah Kabupaten
Sragen Tahun 2010. Variabel-variabel yang digunakan sebagai penentu bobot desa
sudah mengacu pada Surat Mendagri Nomor 140/640/SJ tahun 2005 disebutkan
bahwa dalam penentuan bobot desa didasarkan atas variabel utama dan variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Variabel utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk menentukan nilai
masyarakat dan pelayanan dasar umum antar desa secara bertahap dan mengatasi
1. Kemiskinan;
2. Pendidikan dasar;
3. Kesehatan.
1. Jumlah penduduk;
2. Luas wilayah;
3. Potensi ekonomi;
4. Partisipasi wilayah;
dengan jumlah penduduk usia 7 s/d 15 tahun yang tidak sekolah, angka kematian bayi
dan penderita penyakit menular untuk mendapatkan alokasi dana desa yang adil dan
proporsional.
diteliti yakni pemilihan variabel pembobotan formulasi Alokasi Dana Desa oleh yang
KABUPATEN SRAGEN
Alternatif
Penderita penyakit
Tidak sekolah 7-15
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk
Angka kematian
Luas wilayah
Buta Huruf
menular.
miskin
bayi
tahn
Gambar 2.4
Struktur hirarki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
yang harus ditempuh, agar hasil-hasil yang sudah terseleksi dapat terjawab secara
valid, reliabel dan obyektif, dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan
Sragen dengan memberikan kuesioner AHP terhadap responden, serta didukung data
B. Unit Analisis
pendidikan dan pemahaman responden terhadap obyek yang diteliti, yaitu variabel-
variabel penentu bobot desa. Sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
AHP, menggunkan responden hanya 8 orang. Responden dalam penelitian ini penulis
tetapkan adalah para pembuat keputusan di tingkat kab sragen dan kepala desa selaku
distribusi ADD. Dalam penelitian ini yang dijadikan responden sejumlah 37 orang.
dengan pengisian kuesioner AHP oleh responden. Analisa persepsi dengan AHP
menjawab setiap pertanyaan dalam kuesioner. Apabila nilai rasio inkonsistensi lebih
besar dari 0,1, maka dilakukan revisi pendapat. Namun jika nilai rasio inkonsistensi
kepada stokeholder yaitu legislatif, Pemkab Sragen dan masyarakat yang berisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi-
Adapun jenis data yang diperoleh dalam penelitian lapangan ini adalah data
1.Data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari para responden (legislatif,
Pemkab Sragen dan masyarakat) dengan cara memberikan kuesioner model AHP,
Data yang digunakan meliputi data transfer pemerintah Kabupaten Sragen ke desa
yang berbentuk ADD, jumlah penduduk miskin, Jumlah penduduk usia 7 – 15 tahun
yang tidak sekolah, jumlah penduduk buat huruf, jumlah kematian bayi di bawah 1
tahun, penderita penyakit menular, jumlah penduduk dan luas wilayah masing-
2.Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui laporan-laporan yang berkaitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Untuk menghindari bias dan demi terjaganya konsistensi data yang diperoleh, maka
data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) kabupaten Sragen, sedangkan data yang diperoleh dari Dinas dan
instansi lainnya bersifat pendukung untuk melengkapi data yang tidak tersedia di
BPS. (Kuncoro, 2003:134) menyebutkan bahwa pada intinya data dalam penelitian
b). Relevansi
c). Akurasi.
desa maka semakin banyak dana yang akan diterima oleh desa tersebut.
pendidikan dasar 9 tahun ). Jumlah penduduk usia sekolah yang tidak mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
usia sekolah yang tidak mampu sekolah di suatu desa maka semakin banyak
Jumlah penduduk buta huruf di suatu desa menggambarkan kebutuhan dana untuk
kematian bayi di suatu desa maka semakin besar dana yang diterima desa
penderita penyakit menular di suatu desa maka semakin besar dana yang akan
6. Jumlah penduduk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
maka kebutuhan pelayanan publik semakin besar pula dan karenanya akan
7. Luas wilayah
Luas wilayah administratif suatu desa semakin besar lingkup pelayanan yang
harus disediakan di suatu desa. Sehingga semakin luas suatu desa, maka
8. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana perimbangan keuangan antara pemerintah
kabupaten dan pemerintah desa yang selanjutnya disebut prosentase dana dari
9. Formula ADD adalah suatu rumusan atau model atas alokasi perimbangan
10. Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang
rangkapelaksanaan desentralisasi;
11. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah kebijakan pemerintah kabupaten Sragen dalam
12. Metode AHP model pengambilan keputusan dengan multiple kriteria yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Alokasi Dana Desa yang proporsional harus berdasarkan asas merata dan adil, yaitu
:a). Asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang
b). Asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untuk
setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDi) yang dihitung dengan rumus dan
perbandingan antara asas merata dan adil ditetapkan oleh daerah. Misalnya, ADDM
adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP (dana proporsional) adalah 40%
a). Jumlah penduduk (JP), semakin banyak jumlah penduduk di suatu desa maka
kebutuhan pelayanan publik semakin besar pula dan karenanya akan membutuhkan
b). Luas wilayah (LW),luas wilayah administratif suatu desa menandakan semakin
besar lingkup pelayanan yang harus disediakan di suatu desa. Sehingga semakin luas
suatu desa, maka kebutuhan anggaran yang diperlukan akan semakin besar;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
c). Jumlah penduduk miskin (JPM), jumlah penduduk miskin merupakan gambaran
d). Jumlah tidak tamat sekolah pendidikan dasar 9 tahun (TS), semakin banyak
jumlah penduduk usia 7 – 15 tahun yang tidak sekolah di suatu desa maka kebutuhan
pelayanan publik di sektor pendidikan semakin besar pula dan karenanya akan
e). Jumlah penduduk yang buta huruf (BH), semakin banyak jumlah penduduk yang
buta huruf di suatu desa maka semakin besar alokasi dana desa yang akan diterima
f). Angka kematian bayi (AKB), semakin tinggi tingkat kematian bayi di suatu desa
maka semakin besar pula dana yang disediakan untuk memberikan pelayanan
kesehatan;
g). Penderita penyakit menular , semakin tinggi penderita penyakit menular di suatu
desa maka semakin besar ADD yang akan diterima oleh desa yang bersangkutan
Sragen dalam hal ini Badan keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
penyakit menular
penduduk miskin
Jumlah kematian
Jumlah penderita
Usia anak 7-15
Luas wilayah
Jumlah buta
tahun tidak
Penduduk
sekolah
Jumlah
Jumlah
huruf
bayi
DICARI INDEKS MASING-MASING DESA
BOBOT DESA
Gambar 3.1.
Variabel-variabel penentu bobot desa.
Berdasar pada uraian di atas, maka model formula yang akan diusulkan adalah
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
ADDMi : Alokasi Dana Desa Minimum tiap desa ( ADDM / ∑ Jml Desa )
Keterangan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui
prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu skala prefensi diantara berbagai sel
alternatif. Analisa ini ditujukan untuk membuat suatu model permasalahan yang tidak
situasi yang komplek atau tidak tersangka, pada situasi dimana data, informasi
statistik sangat minim atau tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang
didasari oleh persepsi, pengalaman maupun intuisi. AHP ini juga banyak digunakan
penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik
(Saaty, 1993).
kondisi sistem dan melakukan dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini
terdiri dari jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, luas wilayah, anak tidak
sekolah usia 7 – 15 tahun, buta hurug, angka kematian bayi dan penderita penyakit
menular.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
a). Memberi model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam
c). Menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam satu sistem dan tidak
e). Memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak trwujud untuk
mendapatkan prioritas;
i). Tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
metode AHP ada beberapa tahapan yang dipergunakan. Tahap awal adalah
excel. Hasil tabulasi data tersebut dicari nilai rata-rata seluruh jawaban. Setelah rata-
nilai dengan jumlah kolomnya kemudian mengambil nilai rata-rata baris dari bobot
tidak
(yang tidak terukur) ke dalam aturan biasa, sehingga dapat dibandingkan. Adapun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
b). Penyusunan struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umun, dilanjutkan dengan
atau pendapat dari para responden yang dianggap sebagai “key person”. Mereka
dapat terdiri atas : (1) pengambilan keputusan; (2) para pakar; (3) orang yang
C1 C2 …… Cn
Dalam hal ini C1, C2,…Cn adalah set elemen pada satu tingkat dalam hirarki.
berasal dari rata-rata geometri elemen pendapat individu yang nilai rasio
f). Pengolahan horizontal, yaitu : (a) perkalian baris; (b) perhitungan vector prioritas
atau vector cirri (eigen vector); (c) perhitungan akar cirri (eigen value)
h). Revisi pendapat, dilakukan bila nilai rasio konsistensi pendapat cukup tinggi
(>0,1). Beberpa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, sebaiknya
3. Konsistensi
bahwa kesalahan kecil pada koefisian akan menyebabkan penyimpangan kecil pula
sebelumnya,jika diagonal utama dari matriks A bernilai satu dan jika A konsisten,
CI = α maks – n
n–1
n = ukuran matriks
diambil secara acak dari skala 1/9. 1/8,…,…,1,2,…,9 akan diperoleh rata-rata
Ukuran 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Matrik
Indeks 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1,32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
Random
Konsistensi (CR).
CR = CI ………………………………………………………………………(4)
RI
CR = rasio konsistensi
CI = indeks konsistensi
RI = indeks rasio
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
BAB IV
utama sebelah timur Propinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan
Propinsi Jawa Timur. Sragen dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa
Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas-batas
Timur)
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941.55 km2 yang terbagi dalam 20
kecamatan, 12 kelurahan dan 196 desa. Secara fisiologis, wilayah kabupaten Sragen
terbagi atas :
Kabupaten Sragen terletak pada 7*15 LS dan 7*30 LS serta 110*45 BT dan
109 M diatas permukaan laut. Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian
yang berkisar antara 19-31*C. Curah hujan rata-rata dibawah 3000 mm per tahun
b. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Sragen berdasarkan data tahun 2010 sebanyak 877.402 jiwa
yang terdiri dari 433.987 jiwa laki-laki dan 443.415 jiwa perempuan. dengan
daerah dalam hal pengendalian jumlah penduduk dan kepadatan penduduk termasuk
kelahiran dan kematian penduduk. , Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
2. Pembagian Administratif
Luas wilayah Kabupaten Sragen lebih kurang 941.55 km2, terdiri dari 20
kecamatan yang meliputi 196 desa dan 12 kelurahan dengan jumlah RW 1.591, untuk
Tabel 4.2. Nama Kecamatan, Luas Wilayah, Jumlah Desa di Kabupaten Sragen
Tahun 2010.
- Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15%) terdiri dari 11 kecamatan dan 120 desa.
3. Jumlah Penduduk
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen menyebutkan pada tahun 2010
penduduk Kabupaten Sragen hampir mencapai angka 900 ribu jiwa yang tersebar di
20 kecamatan dan 208 desa, kepadatan penduduk Kabupaten Sragen sebesar 938
Sambungmacan yaitu sebanyak 9.670 jiwa atau 1.13% jumlah penduduk kabupaten
Sragen dan desa dengan jumlah penduduk sedikit adalah desa Srawung kecamatan
Gesi yaitu sebanyak 1.746 jiwa atau 0,2 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
Gambar 4.1
Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2010 (orang)
Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2010.
Situasi moneter nasional pada tahun 2005 yang belum stabil sebagai akibat
dari naiknya harga bahan bakar minyak berimbas pada naiknya harga kebutuhan
masyarakat Sragen, untuk mengetahui jumlah penduduk miskin di Sragen tahun 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Gambar 4.2
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Tahun 2010 (orang)
Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2010.
Kecamatan Tanon sebanyak 4.070 orang dan jumlah penduduk miskin yang paling
sedikit berada di kecamatan gesi sebanyak 1.353 orang. Desa dengan jumlah
sebanayak 576 orang atau 1.16% dari jumlah penduduk miskin kabupaten Sragen,
sedangkan desa dengan jumlah penduduk miskin terkecil adalah desa Saradan
Kecamatan Karangmalang yaitu sebanyak 80 orang atau 0.16% dari penduduk miskin
kabupaten Sragen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
5. Luas Wilayah
langsung dengan propinsi Jawa Timur sehingga bisa dikatakan sebagai pintu gerbang
yang menghubungkan Propinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah, untuk jelasnya
Gambar 4.3
Letak Geografis Kabupaten Sragen
Sumber : PDE Kabupaten Sragen 2012.
Wilayah administrasi Kabupaten Sragen yang seluas 941.55 km2 terbagi atas
20 kecamatan dan 208 desa sejak tahnu 2011, Kecamatan yang memiliki wilayah
paling luas adalah kecamatan Sumberlawang dengan luas 75.16 km2 dan wilayah
paling sempit adalah kecamatan Sragen dengan luas 27.27 km2. Sedangkan desa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
memiliki wilayah paling luas adalah Desa Jenar Kecamatan Jenar dengan luas 1.454
km2 dan wilayah paling sempit adalah desa Kalimacan Kecamatan Kalijambe dengan
lebih baik dari kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah lainnya, khususnya dilihat dari
penduduk usia 7 – 15 tahun yang tidak sekolah di Kabupaten Sragen pada tahun 2010
Kabupaten Sragen per Kecamatan dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini :
Gambar 4.4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Jumlah Penduduk usia 7 – 15 tahun tidak sekolah per kecamatan tahun 2010
(orang)
Sumber : Badan KB PMD Kab Sragen, 2010.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen dan
penduduk buta huruf ini disebabkan karena usia lanjut atau non produktif, ibu rumah
tangga dan anak terlantar atau penyandang masalah sosial. Jumlah penduduk buta
huruf di Kabupaten Sragen pada tahun 2010 sebanyak 63.113 orang. Kesulitan dalam
menentukan keakuratan jumlah yang pasti adalah dari penduduk yang usia lanjut, hal
ini dikarenakan alasan mereka buat bahwa sebenarnya bisa membaca namun
kesulitan akibat faktor kesehatan saja. Untuk mengetahui jumlah penduduk buta huruf
di Kabupaten Sragen tahun 2010 per kecamatan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut
ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
Gambar 4.5
Jumlah penduduk buta huruf per kecamatan Tahun 2010 (orang)
Sumber : BPS Sragen, Bapeda Kab Sragen Tahun 2010.
ditemukan di Kecamatan Sragen 7.137 orang dan paling sedikit adalah kecamatan
sumberlawang 228 orang. Dari data Bapeda Kabupaten Sragen, jumlah penyandang
buta huruf di Sragen didominasi oleh penduduk usia lanjut. Hal ini diakibatkan
disamping itu ada kendala kesehatan mata yang sering menjadi alasan utama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
terhadap kesehatan serta perilaku hidup sehat yang masih rendah, keterbatasan sarana
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Sragen, kematian bayi yang dimaksud
adalah kematian bayi yang usianya dibawah 1 tahun. Jumlah kasus kematian bayi di
Kabupaten Sragen pada tahun 2010 ada 110 kejadian, untuk lebih jelasnya dapat
Gambar 4.6
Kasus Kematian Bayi Per Kecamatan Tahun 2010 (orang)
Sumber : BPS Kab Sragen tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
kasus penderita penyakit menular khususnya penyakit TBC, Kusta, dsb, diantaranya
adalah kemiskinan dan perilaku serta pengetahuan akan kesehatan masyarakat dan
keluarga masih rendah seperti pemeriksaan kesehatan secara rutin pada tenaga medis
atau unit pelayanan kesehatan. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Sragen, pada
tahun 2010 ada 385 kasus penderita penyakit menular, untuk lebih jelasnya dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
Gambar 4.7
Penderita penyakit menular per kecamatan tahun 2010 (kasus)
Sumber : BPS Kabupaten sragen tahun 2010.
1. Metoda AHP
anggota DPRD Kab Sragen bagian Komisis II sebanyak 13 orang, Pemkab Sragen
terdiri dari Badan KBPMD, DPPKAD, BAPEDA dan Kabag Pemdes sebanyak 18
orang dan masyarakat terdiri dari Kepala Desa sebanyak 20 orang. Setelah dilakukan
analisis terhadap data dengan metode AHP didapat hasil seperti tabel 4.3. berikut ini:
berbalikan dan diagonalnya selalu bernilai satu. Responden yang jawabannya tertera
pada tabel 4.3 menyatakan bahwa faktor-faktor untuk menentukan variabel bobot
desa baginya, jumlah penduduk agak lebih penting dibandingkan dengan anak usia 7
– 15 tahun tidak sekolah, namun anak usia 7 – 15 tahun tidak sekolah agak lebih
Kepentingan relatif dari tiap faktor dari setiap baris dari matrik dapat
Bobot relatif yang dinormalkan ini merupakan suatu bobot nilai relatif untuk masing-
masing faktor pada setiap kolom, dengan membandingkan masing-masing nilai skala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
dari rata-rata bobot relatif yang dinormalkan masing-masing faktor pada setiap
barisnya.
Bobot relatif yang dinormalkan dari faktor jumlah penduduk terhadap jumlah
penduduk miskin dalam tabel 4.1 adalah 1/5.8333 = 0,1714, jumlah penduduk
terhadap luas wilayah adalah 1/5.1666 = 0,1936, jumlah penduduk terhadap anak
tidak sekolah usia 7 – 15 tahun adalah 1/2 : 5,6666 = 0,0882, jumlah penduduk
terhadap buta huruf adalah 1/11.5 = 0,087, jumlah penduduk terhadap angka
menular 1/12 = 0,0833, sedangkan bobot relatif yang dinormalkan untuk faktor usia 7
– 15 tahun tidak sekolah terhadap jumlah penduduk adalah 2/8 = 0,25. Tabel 4.4
merupakan hasil perhitungan bobot relatif yang dinormalkan dari tabel 4.3. Eigen
vector utama yang tertera pada kolom terakhir tabel 4.4 didapat dengan merata bobot
Eigenvekto
JP JPM LW TS BH AKB PNY.M r utama
JP 0,125 0,1714 0,1936 0,0882 0,087 0,0845 0,0833 0,119
JPM 0,125 0,1714 0,1936 0,3529 0,087 0,2535 0,0833 0,18096
LW 0,125 0,1714 0,1936 0,1765 0,2609 0,2535 0,1667 0,1925
TS 0,25 0,0857 0,1936 0,1765 0,1739 0,2535 0,25 0,1976
BH 0,125 0,1714 0,0645 0,0882 0,087 0,0282 0,1667 0,10442
AKB 0,125 0,0571 0,0645 0,0588 0,2609 0,0845 0,1667 0,11679
PNY.M 0,125 0,1714 0,0968 0,0588 0,0435 0,0423 0,0833 0,08873
1 1 1 1 1 1 1 1
, CI = 0,12825 , RI = 1,32 , CR = 0,0971 < 0,1 OK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
tabel 4.4. responden menilai bahwa variabel anak tidak sekolah usia 7 – 15 tahun
sebagai variabel utama, menyusul variabel luas wilayah, variabel jumlah penduduk
miskin, variabel jumlah penduduk, variabel angka kematian bayi, variabel buta huruh
dan variabel penderita penyakit menular. Bagi responden, variabel anak tidak sekolah
usia 7 – 15 tahun 19,76/19,25 = 1,026 kali lebih penting dari variabel luas wilayah,
variabel luas wilayah 19,25/18,1 = 1,06 kali lebih penting dari variabel jumlah
penduduk miskin, variabel jumlah penduduk miskin 18,1/11,9 = 1,52 kali lebih
penting dari variabel jumlah penduduk, variabel jumlah penduduk 11,9/11,68 = 1,01
kali lebih penting dari variabel angka kematian bayi, variabel angka kematian bayi
11,68/10,44 = 1,11 kali lebih penting dari variabel buta huruf dan variabel buta huruf
10,44/8,87 = 1,17 kali lebih penting dari variabel penderita penyakit menular.
Variabel prioritas dalam penentuan Formula Alokasi Dana Desa di Kabupaten sragen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
Gambar 4.8.
Hasil kuesioner responden dengan analisis AHP.
desa semakin besar dana yang diperlukan oleh desa tersebut. Di Kabupaten Sragen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
selama Tahun 2010 terdapat 110 kasus kematian bayi dan yang paling tinggi ada di
Jumlah penduduk buta huruf semakin besar di suatu desa membutuhkan dana yang
Kabupaten Sragen tahun 2010 terdapat 63.113 orang yang didominasi oleh
Kabupaten Sragen tahun 2010 yaitu 4.262 orang, menggambarkan kebutuhan dana
yang tidak mampu sekolah di suatu desa semakin banyak alokasi dana yang
Luas wilayah administratif suatu desa semakin besar lingkup pelayanan yang harus
disediakan di suatu desa, sehingga semakin luas suatu desa, maka kebutuhan
terdiri dari 208 desa dan 20 Kecamatan, desa yang paling luas wilayahnya adalag
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
desa Jenar Kecamatan Jenar, sedangkan Desa yang paling sempit wilayahnya
suatu desa maka semakin banyak dana yang akan diterima oleh desa tersebut. Desa
Sukodono sebanyak 576 orang, sedangkan desa dengan jumlah penduduk miskin
semakin banyak jumlah penduduk suatu desa maka kebutuhan pelayanan publik
semakin besar dan membutuhkan dana yang besar pula.Di kabupaten Sragen desa
Sambungmacan sebanyak 9.670 jiwa dan desa yang mempunyai jumlah penduduk
sedikit adalah desa Srawung Kecamatan Gesi yaitu sebanyak 1.746 jiwa.
2. Konsistensi AHP
Jika aij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap j dan ajk menyatakan
kepentingan darihadap faktor k harus sama dengan faktor j terhadap faktor k, maka
agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan dari faktor k harus sama dengan
aij.ajk atau jika aij.ajk= aik untuk semua i,j,k maka matrik tersebut konsisten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
dipaksakan.Jika A>b (misalnya2>1) dan C>B (misalnya 3>1), tidak dapat dipaksakan
bahwa C>A dengan angka 6>1 meskipun hal itu konsisten. Pengumpulan pendapat
antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat
konsistensinya besar.
Saaty (1993) telah membuktikan bahwa indek konsistensi dari matrik berordo
C.I = α maksimum – n
n–1
dimana :
nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil prkalian jumlah kolom
= 7,7695
Karena matrik berordo 7 (yakni terdiri dari 7 faktor), nilai indek konsistensi yang
diperoleh :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Apabila C>I> bernilai nol, berarti matrik konsisten. Batas ketidakkonsistensi yang
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R.I 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
C.R = CI/RI
= 0,12825/1,32
= 0,0971
Bila matrik bernilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih
penentuan variabel formula ADD dengan metode AHP. Untuk mengetahui hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
Variabel Bobot
Usia 7 -15 tahun tidak sekolah 0,21
Luas wilayah 0,2
Jumlah penduduk miskin 0,19
Jumlah Penduduk 0,13
Angka Kematian Bayi 0,1
Buta Huruf 0,09
Penderita penyakit menular 0,08
Jumlah total bobot seluruh variabel 1
alternatif 1 dengan asumsi jumlah ADD yang dianggarkan sama jumlahnya dengan
alternatif 2 dengan asumsi bahwa jumlah ADD yang dianggarkan sesuai dengan
amanat Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tentang Desa. Untuk lebih jelasnya
sebagai berikut :
ADD = Rp 17.801.000.000,-
sebagai berikut :
besaran ADD yang diterima oleh masing-masing desa dengan membandingkan antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
formula ADD Pemkab Sragen, ADD alternatif I dan formula ADD alternatif 2 bisa
formula ADD alternatif 1 menghasilkan besaran dana yang diterima dibawah 50 juta,
jelas terlihat karena total ADD yang dianggarkan Pemkab Sragen hanya Rp
7.346.000.000,-. Berbeda dengan formula ADD alternatif 2, dari tabel di atas dapat
dilihat tidak ada desa yang menerima dana dibawah 50 juta dan sisanya menerima
dana kisaran 50 juta sampai 100 juta bahkan ada 26 desa yang menerima di atas 100
juta.Halini dapat dimaklumi karena dalam formula ADD alternatif 2 untuk dana
Besaran dana yang diterima oleh masing-masing desa apabila ditinjau dari
desa penerima dana terbesar dan terkecil dapat dilihat pada tabel beriku :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
Berdasarkan tabel 4.8 di atas untuk ADD Pemkab Sragen tidak terjadi
perbedaan yang signifikan antara penerima dana ADD terbesar dan dana terkecil,
semua berkisar pada dana sebesar Rp 37.000.000,-. Untuk formula ADD alternatif 1
terbesar hal ini dikarenakan desa karanganom memiliki jumlah penduduk miskin
terbanyak yaitu sebanyak 576 jiwa dan jumlah kematian bayi tertinggi 6
kasus.Sementara desa Saradan mendapat bagian dana sedikit karena jumlah penduduk
belum melibatkan SKPD, untuk ADD alternatif 1 dan ADD alternatif 2 variabel
pembobotan desa dengan metode AHP Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ikut
Berkaitan dengan selisih besaran dana yang diterima, maka telah terjadi
kenaikan dan penurunan jumlah dana yang diterima oleh masing-masing desa setelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
adanya formula ADD alternatif 1 dan formula alternatif 2, untuk lebih jelasnya dapat
formula ADD alternatif 1 maka ada 114 desa yang penerimaan bantuannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
(ADD) di Kabupaten sragen adalah anak usia 7 – 15 tahun yang tidak sekolah
penduduk (11,9%), angka kematian bayi (11,67%), buta huruf (10.44%) dan
setelah menggunakan formula ADD alternatif 1 karena sebanyak 196 desa masih
antara 50 juta sampai dengan 80 juta, 166 desa menerima bantuan antara 80 juta
sampai dengan 100 juta dan sebanyak 26 desa menerima bantuan diatas 100 juta
3. Hasil perhitungan formula ADD alternatif 1 menunjukkan ada 114 desa yang
menggunakan formula ADD alternatif 2 tidak ada desa yang mengalami penurunan
jumlah dana yang diterima dan sebanyak 196 desa mengalami kenaikan
B. Saran
dalam memberikan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Sragen dimasa yang akan
maka besaran bantuan desa yang akan diterima masing-masing desa terjadi
penurunan penerimaan bantuan dana sebanyak 142 desa bila dibandingkan dengan
pengertian kepada desa bahwa azaz merata dan adil tidak harus selalu sama besar
jumlah dananya tapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu masing-
2. Perbedaan alokasi anggaran untuk Alokasi Dana Desa (ADD) yang cukup besar
Sragen, maka disarankan agar dalam pengalokasian APBD perlu mengambil pos
4. Beberapa hal prioritas segera dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen dalam
upaya meningkatkan efesiensi dan efektifitas pola ADD antara lain diperlukan
adanya reformulasi besaran ADD yang diterima setiap desa yang penentuannya
jumlah penduduk miskin, luas wilayah, jumlah penduduk usia 7 – 15 tahun tidak
sekolah, jumlah penduduk buta huruf, angka kematian bayi dan penderita penyakit
menular dengan mengacu pada regulasi terbaru dari pemerintah pusat, sehingga
besarnya ADD yang diterima oleh Desa dapat memenuhi prinsip adil dan merata.
5. Penelitian ini masih terbatas dalam hal variabel-variabel penelitian yang digunkana
untuk menentukan bobot desa, karena pada kenyataanya masih banyak variabel-
variabel penentu bobot desa seperti sarana dan prasarana baik bidang kesehatan
ketergantungan tenaga kerja dan lain-lain. Oleh karena itu, disarankan untuk
penentu bobot desa yang disesuaikan dengan ketersediaan data serta disesuaikan
kebijakan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Sragen tidak menjadi kebijakan politis
commit to user