Anda di halaman 1dari 12

KIMIA

“Ikatan Ion”

OLEH KELOMPOK 2 :

MONIKA YILDA ALLO (19041104007)

NI PUTU SUKMA DEWI (19041104008)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS PETERNAKAN

TAHUN AJARAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ikatan Ion” dengan segala baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah
tugas dari mata kuliah Kimia dan untuk menambah pengetahuan penulis juga
pembaca.

Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang turut
dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari, makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan sarannya sangat kami
harapkan.

Manado, 14 Agustus 2021

Kelompok 2 Kimia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..………i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Ikatan Ion......................................................................................2
2.2 Syarat Terbentuknya Ikatan Atom.................................................................2
2.3 Pembentukan Ikatan Ion.................................................................................3
2.4 Sifat Ikatan Ion..............................................................................................4
2.5 Ciri Ikatan Ion................................................................................................5
Contoh Pembentukan Ikatan ion NaCl.................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
iii
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selain senyawa dengan ikatan kovalen, dikenal pula senyawa dengan jenis
ikatan lain, yaitu ikatan elektrovalen atau ikatan ion yang didasarkan atas tarikan
elektrostatik antara ion yang berlawanan muatan. Teori ini mula-mula
dikemukakan oleh Kossel, Lewis dan Langmuir dan penting dalam menerangkan
struktur kristal dari zat padat. Ion – ion terbentuk akibat perpindahan sempurna
dari elektron antar atom- atom.

Pembentukan ion positif dari atom netralnya dinyatakan oleh energi


ionisasi, sedangkan pembentukan ion negatif didasarkan atas afinitas elektron,
yaitu energi yang dilepaskan bila atom netral menarik elektron dan membentuk
ion negatif yang stabil. Dalam kristal yang tersusun dari ion-ion akan terjadi tarik
menarik antara ion yang berlawanan muatan dan tolak menolak antara ion yang
sejenis atau terjadi gaya antaraksi Coulumb. Keseimbangan antara tarik menarik
dan tolak menolak ini menghasilkan energi kisi kristal, yang dapat dicari lewat
siklus Born-Haber. Suatu penelitian dari senyawa alkali halida menunjukkan
bahwa jarak antar-ion adalah jarijari ion positif dan jari-jari ion negatif,sehingga
data mengenai jari – jati ion dapat digunakan untuk menerangkan struktur dari
kristal ion.

Perbandingan jari –jari ion yang dapat memberikan gambaran mengenai


bilangan koordinasi. Jari – jari ion yang digunakan dalam perhitungan teoritis ini
adalah jari – jari ion yang bermuatan tunggal. Untuk ion yang bervalensi ganda
( multivalen) digunakan jari – jari kristal yang nilainya lebih kecil dari jari – jari
ion , karena bertambahnya muatan akan memperbesar gaya tarik antar ion. Jari –
jari ion juga berubah dengan berubahnya bilangan koordinasi.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pembentukan ikatan ionik
2. Mengetahui sifat – sifat senyawa ionik
2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ikatan Ion


Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk yakni sebagai akibat adanya
gaya tarikmenarik antara ion positif serta ion negatif. Ion positif ini terbentuk
disebabkan karna unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif itu
terbentuk disebabkan karna unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion ini
terjadi disebabkan karna adanya serah terima elektron.

Ikatan ion ini terbentuk akibat dari adanya proses melepas atau juga
menerima elektron oleh atom-atom yang saling berikatan. Atom-atom yang
melepas elektron tersebut menjadi ion positif (kation) sedang untuk atom-atom
yang menerima elektron tersebut menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion tersebut
biasanya disebut dengan ikatan elektrovalen. Senyawa yang mempunyai ikatan
ion itu disebut senyawa ionik. Senyawa ionik tersebut biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam serta juga nonlogam. Atom unsur logam tersebut
cenderung melepas elektron membentuk ion positif, serta atom unsur nonlogam
itu cenderung menangkap elektron dan membentuk ion negatif. Contoh ialah
seperti : MgO, CaF2, NaCl, Li2O, AlF3, serta lain-lain.

2.2 Syarat Terbentuknya Ikatan Atom


Atom-atom tersebut kemudian membentuk ikatan ion disebabkan karna
tiap-tiap atom tersebut ingin mencapai keseimbangan/kestabilan ialah seperti pada
struktur elektron gas mulia. Ikatan ion tersebut terbentuk antara sebagai berikut :

1) Ion positif dengan ion negatif,


2) Atom-atom tersebut  berenergi potensial ionisasi kecil itu dengan atom-
atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA
tersebut dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3) Atom-atom itu dengan keelektronegatifan kecil itu dengan atom-atom
yang mempunyai keelektronegatifan besar.

Ikatan ion tersebut adalah suatu ikatan yang terjadi akibat suatu perpindahan
elektron dari 1 atom itu ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion tersebut
ituantara atom yang melepaskan electron (logam) tersebut dengan atom yang
menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah kemudian melepaskan
elektron tersebut berubah menjadi ion positif.

Sedangkan atom ini bukan logam, setelah menerima elektron kemudian


berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang muatan nya itu berlawanan
3

tersebutlah kmeudian terjadi suatu tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut


dengan sebutan ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang mempunyai ikatan
ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik ini biasanya terbentuk antara atom-
atom unsur logam serta nonlogam.

2.3 Pembentukan Ikatan Ion


Proses terbentuknya ikatan ionik ini dicontohkan dengan pembentukan
NaCl. Natirum (Na) itu dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil
apabila melepaskan 1 elektron sehingga kemudian konfugurasi elektron itu
berubah menjadi (2,8). Sedangkan untuk Klorin (Cl), yang memiliki dan/atau
mempunyai suatu konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil apabila mendapatkan 1
elektron sehingga kemudian konfigurasinya tersebut menjadi (2,8,8). Jadi supaya
keduanya ini kemudian menjadi lebih stabil, maka natrium tersebut menyumbang
1 elektron serta klorin tersebut kemudian akan kedapatan satu elektron dari
natrium.

Pada saat natrium kehilangan satu elektron, maka natrium ini menjadi lebih
kecil. Sedangkan klorin tersebut akan menjadi lebih besar disebabkan karna
ketambahan satu elektron. Oleh karna itu ukuran ion positif tersebut selalu lebih
kecil daripada ukuran sebelumnya, namun tetapi untuk ion negatif tersebut akan
lebih condong lebih besar daripada ukuran sebelumnya. Disaat pertukaran
elektron terjadi, maka Na ini akan menjadi bermuatan positif (Na+) serta Cl itu
akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Setelah itu terjadi gaya elektrostatik antara
Na+ serta Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.

Sebagimana disebutkan di atas bahwa ikatan ion ialah ikatan yang terjadi
akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Perlu untuk diingat,
ikatan antar unsur tersebut akan stabil apabila eletron terluar tersebut berjumlah 2
serta 8. maka Lihat pada contoh pembentukan ikatan ion antara unsur Na
(natrium) serta juga Cl (klorida) berikut ini:
4

Ikatan ion ialah ikatan yang relatif kuat. Disuhu kamar, seluruh senyawa ion
tersebut berupa zat padat kristal dan dengan struktur tertentu. Dengan memakai
lambang Lewis, pembentukan NaCl tersebut digambarkan sebagai berikut ini.

Lambang titik elektron Lewis initerdiri atas lambang unsur serta juga titik-
titik yang ditiap titiknya itu menggambarkan 1 elektron valensi dari atom unsur.
Titik-titik elektron tersebut merupakan elektron terluarnya.

2.4 Sifat Ikatan Ion


Selain sifatnya itu yang relatif kuat, ikatan ion ini juga mempunyai beberapa sifat
yang lain, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Memiliki titik didih serta titik leleh yang tinggi. Ion positif dan juga ion
negatif di dalam kristal senyawa ion tidak bebas tersebut bergerak
disebabkan oleh karna terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat.
Diperlukan suhu yang tinggi supaya ion-ion tersebut memperoleh energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
2. Keras tetapi rapuh. Memiliki sifat keras disebabkan karna karena ion-ion
positif serta negatif terikat kuat ke segala arah oleh gaya elektrostatik.
Mempunyai sifat rapuh disebabkan oleh karna lapisan-lapisan tersebut bisa
atau dapat bergeser apabila dikenakan gaya luar, ion sejenis tersebut bisa
atau dapat berada satu di atas yang lainnya sehingga kemudian
timbul/muncul tolak-menolak yang sangat kuat yang setelah itu
menyebabkan terjadinya pemisahan.
3. Berupa padatan pada suhu ruang.
4. Larut di dalam pelarut air, tetapi dasarnya tidak larut dalam pelarut
organik
5. Tidak menghantarkan listrik di dalam fasa padat, namun menghantarkan
listrik di dalam fasa cair. Zat dikatakan dapat atau bisa menghantarkan
5

listrik apabila terdapat ion-ion yang bisa atau dapat bergerak bebas
membawa muatan listrik.

2.5 Ciri Ikatan Ion


Keberadaan ikatan ion juga mempengaruhi dari sifat kimia serta fisik dari
senyawa yang dihasilkan. Terdapat beberapa karakteristik tersebut menonjol dari
ikatan ion dan juga dibawah ini merupakan daftar dari beberapa dari karakteristik
ikatan ion berikut:

Disebabkan kenyataan bahwa logam ini cenderung kehilangan elektron serta


juga non-logam tersebut cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang
umum antara logam serta juga non-logam. Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan
kovalen yang hanya bisa atau dapat terbentuk antara non-logam, ikatan ion
tersebut dapat atau bisa terbentuk antara logam serta non-logam.

Sementara penamaan senyawa ion, nama logam ini selalu datang pertama
serta nama non-logam datang kedua. Misalnya, di dalam kasus natrium klorida
(NaCl), natrium ialah logam sedangkan klorin itu ialah non-logam.

Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut di dalam suatu air serta
juga beberapa pelarut polar lainnya. Ikatan ion, itu dengan demikian, memiliki
efek pada kelarutan senyawa yang dihasilkan. Disaat senyawa ion tersebut
dilarutkan di dalam pelarut untuk kemudian membentuk larutan homogen, larutan
tersebut cenderung untuk menghantarkan listrik. Ikatan ion ini memiliki efek pada
titik leleh senyawa juga, disebabkan karna senyawa ion ini cenderung memiliki
titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion itu tetap stabil untuk
rentang suhu yang lebih besar. Ikatan ion itu terjadi disebabkan karna adanya gaya
tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif serta ion yang bermuatan negative.

Dinyatakan oleh Wibowo (2013) terdapat beberapa yang kemudian perlu


diperhatikan, biasanya itu terjadi kesalahan konsep di dalam materi ikatan kimia
ini, ialah seperti contoh sebagai berikut :

 Ikatan ionik ini hanya dapat atau bisa terjadi antara kation serta anion
sederhana,
 Senyawa ionik ini hanya dapat atau bisa terbentuk dengan secara langsung
dari ion-ion, dll

Pada formula atau juga rumus ionik. Senyawa ion tersebut tidak ada sebagai
molekul, sehingga kemudian kita tidak dapat atau bisa mengetahui mengenai
rumus molekul dari senyawa ion. Sebagai gantinya, rumus ionik dalam suatu
senyawa ialah rumus empiris senyawa itu. Seperti contoh, natrium klorida
rumusnya ialah NaCl.
6

Dinyatakan oleh Saunders (2007) bahwa terdapat beberapa jumlah yang


juga sama dengan ion didalam kisi ioniknya, seperti contoh :

 Magnesium Oksida ini berisi Mg2+ dan O2- ion, serta rumusnya ialah
MgO
 Kalsium Klorida ini berisi Ca2+ dan cl2- ion, serta rumusnya ialah CaCl2
 Alumunium Oksida ini berisi Al3+ dan O2- ion, serta rumusnya ialah
Al2O3

Contoh Pembentukan Ikatan ion NaCl

Bila sebuah atom Na itu mendekati Cl, maka Na kemudian akan menyerap
energi ionisasi tertentu sehingga kemudian mampu untuk melepaskan sebuah
elektron serta berubah menjadi ion Na⁺

₁₁Na = 2 . 8 . 1 > kemudian akan menyerap energi serta membentuk ion Na⁺
₁₇Cl = 2 . 8. 7 > kemudian akan melepas energi serta membentuk ion Cl⁻.

Elektron yang dibebaskan oleh atom Na tersebut kemudian akan diterima


oleh atom Cl, sehingga atom Cl itu akan berubah menjadi ion Cl⁻. Proses
pengikatan elektron ini kemudian membebaskan energi tertentu sebesar afinitas
elektronnya. Antara ion-ion Na⁺ serta Cl⁻ tersebut terjadi gaya tarik-menarik
elektrostatis, sehingga kemudian terbentuklah senyawa ion NaCl.
7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk yakni sebagai akibat adanya
gaya tarikmenarik antara ion positif serta ion negatif. Ion positif ini terbentuk
disebabkan karna unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif itu
terbentuk disebabkan karna unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion ini
terjadi disebabkan karna adanya serah terima elektron.

Proses terbentuknya ikatan ionik ini dicontohkan dengan pembentukan


NaCl. Natirum (Na) itu dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil
apabila melepaskan 1 elektron sehingga kemudian konfugurasi elektron itu
berubah menjadi (2,8). Sedangkan untuk Klorin (Cl), yang memiliki dan/atau
mempunyai suatu konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil apabila mendapatkan 1
elektron sehingga kemudian konfigurasinya tersebut menjadi (2,8,8). Jadi supaya
keduanya ini kemudian menjadi lebih stabil, maka natrium tersebut menyumbang
1 elektron serta klorin tersebut kemudian akan kedapatan satu elektron dari
natrium.
8

DAFTAR PUSTAKA

https://pendidikan.co.id/pengertian-ikatan-ion/

https://pdfcoffee.com/makalah-ikatan-ion-5-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai