DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I
NAMA NIM
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Siklus PDCA angka
kematian bayi" Ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan serta
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan penyusun ke
depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya kami
penyusunnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUDL -------------------------------------------------------------------------------------------- i
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------------------------------- 1
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian
Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator
status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per
1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000
kelahiran hidup.
Penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan CBR
19,1 maka terdapat 4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI 228/100.000 KH berarti
ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran kematian Neonatal, Bayi
dan Balita jauh lebih tinggi, dengan AKN 19/1.000 KH, AKB 34/1.000 KH dan AKABA
44/1.000 KH berarti ada 9 Neonatal, 17 bayi dan 22 Balita meninggal tiap jam.
dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita
menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia
mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi
102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka
Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan
dan segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab langsung kematian Ibu
adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak
langsung kematian Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%)
dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan
meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak
langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan
2.1 PENGERTIAN
tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya konsep ini
dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ”
The Deming Wheel”. PDCAcycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu
a. Plan
tertentu.
Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat
dinamika proses
Menyimpulkan penyebab
b. Do
Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 2
minggu)
c. Check
1. Evaluasi hasil proyek
1. Standarisasi perubahan
yang dilakukan.
Dokumentasikan proyek
2. Memonitor perubahan
I. ASPYXIA
a. Definisi Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
Asfiksia neonatorum adalah di mana bayi tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya
b. Penyebab Asfiksia
1. Faktor ibu :
3. Faktor bayi :
c. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia /
hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan
dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Ada tiga hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu:
Frekuensi normal ialah antara 120 – 160 denyutan permenitnya. Selama his,
frekuensi ini bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi kepada keadaan semula.
tetapi apabila frekuensi turun sampai dibawah 100 kali permenitnya, dan
lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya. Di beberapa
Mekonium dalam presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada
sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambilcontoh darah janin. Darah ini
turun sampai dibawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya oleh
beberapa penulis.
b. Asfiksia Ringan : Skore APGAR 7-9. Bayi dianggap sehat, dan tidak
c. Asfiksia Sedang : Skore APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi tentang lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat,
dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan
henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
c. Isap lendir.
hidung.
bayi.
e. Reposisi.
1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang
baru (disiapkan).
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan
tidak bernapas.
2. BREATHING (VTP)
untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi
bisa mulai bernapas dan sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka
atau bebas.
Lihat apakah dada bayi mengembang, Bila tidak mengembang
teratur?
PERAWATAN LANJUT
3. CIRCULATION
Apabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit àVTP dan kompresi dada
Kompresi Dada
dada dengan kedua tangan dan menggunakan ibu jari untuk menekan
sternum atau dengan menahan punggung bayi dengan satu tangan dan menggunakan ujung
dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan
b. Tehnik penekanan dengan ibu jari lebih banyak dipilih karena kontrol
e. Evaluasi denyut jantung dan warna kulit tiap 30 detik. Bayi yang tidak
berespon, kemungkinan yang terjadi adalah bantuan ventilasinya tidak
adekuat, karena itu adalah penting untuk menilai ventilasi dari bayi
secara konstan.
II. BBLR
1. Pengertian BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
2. Penyebab BBLR
a. Faktor lbu
Penyakit
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik (khususnya anemia) dan
pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.temyata lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
Sebab lain
b. Faktor janin
3. Karakteristik BBLR
Suhu Tubuh
d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas
badan
Pernafasan
sempurna
baik
aspirasi pneumonia.
menyebabkan
a. Jagalah bayi agar tubuhnya tetap hangat sampai bayi menjadi lebih kuat
b. Rawat tali pusat dengan bersih dan teratur, pakailah kain kasa (perban)
c. Berikan ASI atau PASI setelah lahir setiap hari dan usahakan sesering
d. Jauhkan bayi dari orang sakit, sebaiknya ibu memakai kain penutup
III. PREMATURITAS
1. Pengertian bayi prematur
minggu.
merokok
Berat badan < 2000gr, panjang badan < 45 cm, lingkar kepala < 33
cm. lingkar dada < 30 cm
Reflex tonus otot masih lemah, reflex menghisap dna menelan serta
kehamilan sebelumnya
Hindari cemas
Menghindari persalinan dengan operasi section Caesar
Menghindari infeksi
IV. SEPSIS/INFEKSI
1. Pengertian
2. Etiologi
tindakan.
1. Faktor Maternal
nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi
kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.
b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu
2. Faktor neonatatal
kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor
IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali
pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen
opsonisasi.
c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki
4. Faktor predisposisi
Terdapat berbagai faktor predisposisi terjadinya sepsis, baik dari ibu maupun
tindakan.
3. Diagnosis
langsung, yang dapat menimbulkan gejala klinis yang berat. Penyebab sepsis
neonatorum adalah bakteri gram positif dan gram negatif, virus infeksi, dapat
masuk secara hematogen, atau infeksi asenden. Waktu masuknya infeksi
4. Stomatitis,perlukaam badan.
awitan berikut :
1. Awitan dini :
a. Gejala klinisnya tampak secara dini yaitu sekitar/sejak semula (ratarata 48 jam pertama).
2. Awitan lanjut :
monositogen.
1. Gejala umum infeksi : tampak sakit, tidak man ruinum, suhu naik atau
turun, sklerena/skerederna.
atau kejang.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sepsis neonatorum ada tiga tahap yaitu sebagai beikut
1. Perawatan umum :
c. Jalan napas harus bersih, artinya jangan sampai ada gangguan napas.
2. Medikamentosa :
klinis.
klinisnya (obat penurun panas, obat anti kejang). Transfusi darah sehingga
Hb 11g%.
5. Pencegahan
a. Dari Ibu.
b. Dari Neonatus
6. Pengobatan
menembus sawar darah otak atau dinding kapiler dalam otak yang
memisahkan darah dari jaringan otak dan dapat diberi secara parenteral.
Pilihan obat yang diberikan ialah ampisilin dan gentamisin atau ampisilin dan
kloramfenikol, eritromisin atau sefalasporin atau obat lain sesuai hasil tes
resistensi.
1. Pemeriksaan darah rutin (hb, leuko, trombosit, CT, BT, LED, SGOT,
SGPT)
3. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi
dapat
4. Mendeteksi organisme.
peningkatan
8. Inflam