Anda di halaman 1dari 7

PENGAMBILAN DARAH VENA

Oleh:

Puri Ardana Putri

20613343

Praktikum Laboratorium Keperawatan Dasar Manusia

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Ponorogo


Lembar Pengesahan Pembimbing

Nama : Puri Ardana Putri

Judul : Resum Pengambilan Darah Vena

Tanggal : 13 Oktober 2021

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum laboratorium keperawatan dasar manusia di Laboratorium
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponrogo.

Pembimbing Penyusun

( Ririn Nasriani, S.Kep,Ns M.Kep ) (Puri Ardana Putri)


Pengambilan Darah Vena

1. Pengertian Pengambilan Darah Vena

Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit.

Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa
cubiti, vena saphena magna / vena supervisiallain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah
yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacutainer.

2. Tujuan Tindakan

a. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
melakukanpemeriksaan.

b. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle sticj injury) akibatvena punctie
bagi petugas maupun penderita.

c. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)

d. Untuk mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhipersyaratan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.

e. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah merah, sel darah putih,angka
leukosit, dan angka trombosit.

f. Darah vena juga dapat digunakan untuk analisa gas darah jika darah arteri tidak dapatdiperoleh, tetapi
hanya berguna untuk mengevaluasi pH, PaCO2 dan base excess.

3. Klasifikasi

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.

 Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring). Pengambilan Darah Vena
dengan Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim
dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Berbagai ukuran
jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G,
23G,24G dan 25G. Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

 Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Keuntungan menggunakan metode
pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali
penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak
bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle)

4. Indikasi

a. Indikasi pengambilan darah vena yang paling umum adalah pengambilan sampel darah untuk analisis
hematologi, biokimia, atau kultur darah. Pemeriksaan hematologi dapat berupa pemeriksaan darah
lengkap yang meliputi kadar hemoglobin, hematokrit, platelet, studi koagulasi, crossmatch darah.

5. Kontraindikasi

a. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, infiltrasi, atau trombosis pada tempat penusukan

b. Klien dengan mastektomi yang mengalami gangguan pada tangannya

c. Fistula arteriovenus

d. Lengan yang yang mengalami gangguan atau kelumpuhan

e. Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologis

6. Komplikasi

a) hematoma,

Hematoma merupakan kondisi adanya darah yang tidak normal di luar pembuluh darah. Kumpulan
darah ini bisa berukuran setitik kecil, tapi bisa juga berukuran besar dan menyebabkan pembengkakan.
Hematoma juga akan menyebabkan iritasi dan peradangan.

b) phlebitis,

Phlebitis merupakan kondisi peradangan (inflamasi) yang terjadi pada pembuluh darah vena. Inflamasi
terjadi karena adanya gumpalan darah akibat pembekuan darah, atau karena adanya kerusakan pada
pembuluh vena. Kondisi tersebut memicu nyeri atau bengkak.

c) hemokonsentrasi,

pengentalan darah akibat perembesan plasma ditandai dengan nilai hematokrit. Hematokrit adalah
perbandingan sel darah merah dan serum darah (cairan darah). Semakin tinggi nilai hematokrit, artinya
semakin rendah nilai serum darah.

d) sinkop,

Pingsan, atau kehilangan kesadaran sementara secara tiba-tiba.

e) cedera saraf.

7. Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
a. Pemasangan turniket (tali pembendung)

Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan
nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol,
lipid total) Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma

b. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke
dalam tabung dan merusak sel darah merah.

c. Penusukan

Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehinggadapat mengaktifkan
pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali jugaberpotensi menyebabkan hematoma.

Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darahbocor dengan akibat
hematoma

d. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh
alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketikadilakukan penusukan.ketik

Aspek Keamanan dan Keselamatan yang harus diperhatikan

1. Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah dengan posisi berbaring (bila dalam
keadaan takut/gelisah akan menyebabkan hiperventilasi).

2. Memakai sarung tangan sekali pakai saat melakukan tindakan.

3. Klien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah dengan posisi berbaring.Apabila
klien dalam keadaan takut/gelisah akan menyebabkan hiperventilasi.

4. Perhatikan lokasi dengan tepat pada saat pengambilan darah vena.


PENGAMBILAN DARAH VENA

Pengertian Pengambilan darah vena adalah pengambilan melalui pembuluh darah


vena. Lokasi pengambilan darah yang umum dilakukan yaitu pada vena
median cubital, vena chepalica atau vena basilica

Tujuan Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium


Persiapan 1. Mangkok berisi kapas steril
Alat/Bahan 2. Alcohol
3. Disposable spuit
4. Sarung tangan
5. Perlak
6. Tourniquet
7. Botol steril
8. EDTA/reagen bila perlu
9. Label nama pasien, No register, tgl, ruangan, jenis, pemeriksaan
10. Bengkok
11. Blangko permintaan darah atau pemeriksaan laboratorium
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Beri label pada botol steril disposable spuit yang akan di isi darah
vena.
2. Atur posisi pasien.
3. Dekatkan alat-alat.
4. Cuci tangan.
5. Pakai sarung tangan.
6. Pasang alas dibawah tempat yang akan ditusuk.
7. Tentukan pembuluh darah yang akan ditusuk.
8. Pasang tourniquet.
9. Oleskan kapas alcohol pada permukaan kulit vena yang akan
ditusuk dengan gerakan melingkar keluar.
10. Ulang 2-3 kali/ sampai bersih dan tunggu sampai kering.
11. Lakukan tusukan pada pembuluh darah vena dengan disposable
spuit dan jarum menghadap keatas.
12. Lakukan inspirasi, bila keluar darah berarti penusukan benar.
13. Lakukan penghisapan darah sesuai yang diinginkan.
14. Lepas tourniquet masukkan darah ke botol steril.
15. Tariklah disposable spuit dan tekan daerah tusukan dengan kapas
alcohol. Tutuplah disposable spuit, kemudian pindahkanlah darah
kedalam botol yang sudah disediakan.
16. Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah
dilakukan

Dokumentasi
1. Mencatat toleransi pasien terhadap prosedur
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien

Anda mungkin juga menyukai