Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
20613343
Disusun untuk memenuhi tugas praktikum laboratorium keperawatan dasar manusia di Laboratorium
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponrogo.
Pembimbing Penyusun
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit.
Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa
cubiti, vena saphena magna / vena supervisiallain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah
yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacutainer.
2. Tujuan Tindakan
a. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
melakukanpemeriksaan.
b. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle sticj injury) akibatvena punctie
bagi petugas maupun penderita.
d. Untuk mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhipersyaratan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
e. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah merah, sel darah putih,angka
leukosit, dan angka trombosit.
f. Darah vena juga dapat digunakan untuk analisa gas darah jika darah arteri tidak dapatdiperoleh, tetapi
hanya berguna untuk mengevaluasi pH, PaCO2 dan base excess.
3. Klasifikasi
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring). Pengambilan Darah Vena
dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim
dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Berbagai ukuran
jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G,
23G,24G dan 25G. Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Keuntungan menggunakan metode
pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali
penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak
bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle)
4. Indikasi
a. Indikasi pengambilan darah vena yang paling umum adalah pengambilan sampel darah untuk analisis
hematologi, biokimia, atau kultur darah. Pemeriksaan hematologi dapat berupa pemeriksaan darah
lengkap yang meliputi kadar hemoglobin, hematokrit, platelet, studi koagulasi, crossmatch darah.
5. Kontraindikasi
a. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, infiltrasi, atau trombosis pada tempat penusukan
c. Fistula arteriovenus
6. Komplikasi
a) hematoma,
Hematoma merupakan kondisi adanya darah yang tidak normal di luar pembuluh darah. Kumpulan
darah ini bisa berukuran setitik kecil, tapi bisa juga berukuran besar dan menyebabkan pembengkakan.
Hematoma juga akan menyebabkan iritasi dan peradangan.
b) phlebitis,
Phlebitis merupakan kondisi peradangan (inflamasi) yang terjadi pada pembuluh darah vena. Inflamasi
terjadi karena adanya gumpalan darah akibat pembekuan darah, atau karena adanya kerusakan pada
pembuluh vena. Kondisi tersebut memicu nyeri atau bengkak.
c) hemokonsentrasi,
pengentalan darah akibat perembesan plasma ditandai dengan nilai hematokrit. Hematokrit adalah
perbandingan sel darah merah dan serum darah (cairan darah). Semakin tinggi nilai hematokrit, artinya
semakin rendah nilai serum darah.
d) sinkop,
e) cedera saraf.
7. Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
a. Pemasangan turniket (tali pembendung)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan
nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol,
lipid total) Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
b. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke
dalam tabung dan merusak sel darah merah.
c. Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehinggadapat mengaktifkan
pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali jugaberpotensi menyebabkan hematoma.
Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darahbocor dengan akibat
hematoma
d. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh
alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketikadilakukan penusukan.ketik
1. Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah dengan posisi berbaring (bila dalam
keadaan takut/gelisah akan menyebabkan hiperventilasi).
3. Klien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah dengan posisi berbaring.Apabila
klien dalam keadaan takut/gelisah akan menyebabkan hiperventilasi.
Dokumentasi
1. Mencatat toleransi pasien terhadap prosedur
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien