Proses, laju, pendekatan, kapasitas dan cara pengukuran
Kuliah 6 Hidrologi Terapan
Nilna Amal, S.T., M. Eng Merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi Berfungsi sebagai pengatur keseimbangan antara limpasan permukaan dengan (surface run off) dan aliran dasar (baseflow) Besarnya sangat bergantung pada tata guna lahan dan karakteristik DAS Definisi: proses masuknya air hujan ke dalam tanah. Infiltrasi hanya mengacu pada masuknya air ke dalam tanah. Peristiwa air mengalir vertikal ke bawah disebut dengan perkolasi. Perkolasi merupakan kelanjutan dari proses infiltrasi Sifat fisik tanah (ukuran pori dan distribusi) Keadaan tanah Keadaan penutup permukaan (vegetal cover) Intensitas dan lama hujan bila intensitas hujan lebih kecil daripada laju infiltrasi maka semua air hujan akan terinfiltrasi bila intensitas hujan lebih tinggi daripada laju infiltrasi maka sebagian air hujan akan mengalir sebagai overlandflow, mengikuti variabilitas infiltrasi. Persamaan Horton dengan fp = laju infiltrasi sesaat f0 = laju infiltrasi awal fc = laju infiltrasi akhir k = tetapan Pada dasarnya persamaan Horton hanya berlaku bila intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan dengan laju infiltrasi sesaat. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sedangkan gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah proses infiltrasi tersebut sebenarnya mencakup tiga proses berurutan, yaitu proses masuknya air di permukaan tanah (infiltrasi), lalu proses aliran air dalam tanah (water movement / water flow), dan perubahan tampungan dalam tanah (change of storage) Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi yang dinyatakan dalam mm/jam Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu ; sedang laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan. Pada saat tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan tanah akibat gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler akan berkurang akibat berkurangnya gaya kapiler. Hal ini akan menyebabkan laju infiltrasi akan menurun. Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran akibat pengaruh gaya gravitasi akan masih tetap terus berlanjut mengisi pori- pori tanah Untuk memperoleh besaran laju infiltrasi, terdapat beberapa persamaan empirik maupun teoritik. Persamaan empirik yang paling banyak diacu dalam pemakaian adalah persamaan Horton, dalam bentuk : Persamaan Horton dengan fp = laju infiltrasi sesaat f0 = laju infiltrasi awal fc = laju infiltrasi akhir k = tetapan Pada dasarnya persamaan Horton hanya berlaku bila intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan dengan laju infiltrasi sesaat. Dalam persamaan ini Horton mengamati bahwa laju infiltrasi di mulai dari , kemudian berkurang secara eksponensial menjadi . Persamaan lain yang juga digunakan adalah persamaan Phillip (Chow,1988) dalam bentuk dengan:F = infiltrasi kumulatif, S = ‘sorptivity’, sebagai fungsi ‘suction potential’, K = konduktivitas (saturated conductivity) Besaran laju infiltrasi dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran di lapangan. Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : Memakai alat ukur infiltrasi Infiltrometer Rainfall simulator Dengan perkiraan analisis hidrograf Alat ini adalah sebuah pipa berdiameter 20-100 cm dan panjang sekitar 25 cm.Pipa ini dimasukkan kurang lebih 10 cm kedalam tanah.Pipa kemudian diisi air sampai kedalaman tertentu. Kemudian dilakukan pengukuran sebagai berikut Pada dinding pipa ditetapkan dua garis sejajar berjarak sembarang (misalnya 5 cm) Pipa ditekan dimasukkan kedalam tanah Air dituangkan sampai dengan batas garis atas Muka air akan turun dan waktu yang diperlukan oleh muka air untuk turun sampai garis bawah dicatat. Segera pipa diisi air lagi sampai batas atas, dan pengukuran waktu turunnyaair dilakukan lagi. Urutan tersebut dilakukan terus, dan baru dihentikan setelah waktu yang tercatat dari beberapa kali pengukuran hampir sama. Pengukuran yang lebih baik jika tersedia peralatannya, dilakukan tidak dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk terjadinya infiltrasi dalam bebrapa cm, akan tetapi waktu yang ditetapkan dan jumlah kumulatif air yang diperlukanlah yang diukur. Infiltrometer jenis ini memerlukan peralatan khusus, yaitu tampungan air dan alat ukur untuk menetapkan jumlah air yang dialirkan keluar Namun pengukuran infiltrometer seperti ini dinilai kurang teliti karena diduga terdapat aliran mendatar dalam jumlah yang agak besar. Untuk mengurangi hal itu digunakan pipa tambahan dengan diameter kurang lebih dua kali lebih besar dan dipasang konsentris. Ruang antara pipa yang didalam dan diluar diisi dengan air untuk membentuk tirai lembab. Alat ini disebut double ring infiltrometer Namun pengukuran infiltrometer seperti ini dinilai kurang teliti karena diduga terdapat aliran mendatar dalam jumlah yang agak besar. Untuk mengurangi hal itu digunakan pipa tambahan dengan diameter kurang lebih dua kali lebih besar dan dipasang konsentris. Ruang antara pipa yang didalam dan diluar diisi dengan air untuk membentuk tirai lembab. Alat ini disebut double ring infiltrometer Untuk menghindari kekurangan yang terdapat pada infiltrometer maka dibuatlah simulator hujan (rainfall simulator). Alat ini terdiri dari : seperangkat alat pembuat hujan buatan (pompa dean sederet pipa dengan nozzle). Intensitas hujan yang diinginkan dapat diatur. Bidang tanah yang digunakan dalam percobaan ini diisolasikan dan dilengkapi alat-alat pengukur debit. Luas bidang percobaan tidak ada ketentuan , namun beberapa percobaan menggunakan luasan 0,3x0,7m (kecil), 2x4m (sedang) Adapun langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut : Dilakukan kalibrasi terhadap simulator, untuk memastikan intensitas hujan yang diinginkan. Hujan buatan diaktifkan, danpada saat yang bersamaan debit yang keluar dari bidang percobaan mulai diukur. Percobaan dilakukan terus, sampai diperoleh basaran debit yang terukur tetap, kemudian hujan buatan dihentikan. Pada saat itu, berarti intensitas hujan sama dengan debit ditambah infiltrasi. Pengukuran debit terus dilakukan sampai betul-betuk sudah tidak ada lagi air permukaan keluar dai bidang percobaan. Pada saat hujan buatan dihentikan, pengukuran debit masih terus dilakukan, karena masih terdapat tampungan permukaan yang mengalir keluar, dan selama itu pula infiltrasi masih berlangsung, yang lajunya diandaikan proporsional dengan debit yang masih terjadi sampai akhirnya menjadi nol. Dari gambar 1, dapat dimengerti apabila jumlah air yang tersedia pada saat hujan buatan dihentikan adalah jumlah air yang dikeluarkan (qr) dan infiltrasi (fr). Laju infiltrasi dapat juga dicari dengan menggunakan analisis hidrograf. Aliran air sungai secara ideal terdiri dari 4 unsur : Air hujan yang langsung jatuh di sungai (channel precipitation), dan sering diabaikan Limpasan permukaan (surface runoff) Aliran antara (interflow, subsurface flow) Aliran dasar (baseflow) Kecepatan tanggap antara unsur 2,3,4 tidak sama, maka seringkali hanya unsur 2 dan 3 yang digabung sehingga aliran dianggap hanya terdiri dari 2 unsur, yaitu limpasan langsung yang merupakan gabungan antara limpasan permukaan dan aliran antara dengan aliran dasar. Pada sebuah hidrograf kedua unsur tsb dipisahkan, dengan pengertian bahwa aliran dasar merupakan besaran aliran yang berasal dari infiltrasi. Dengan demikian bila hujan yang menghasilkan hidrograf dapat dipisahkan menjadi dua unsur, maka besaran air hujan yang terinfiltrasi harus sama dengan aliran dasar. Indeks PHI atau indeks infiltrasi merupakan prosedur yang paling sederhana untuk memperkirakan volume total aliran permukaan atau air hujan yang hilang karena terinfiltrasi. Indeks infiltrasi adalah laju rerata kehilangan air sedemikan sehingga volume air hujan yang lebih dari laju tersebut adalah sama dengan aliran permukaan. Indeks infiltrasi banyak digunakan untuk memperkirakan besarnya infiltrasi didaerah yang luas atau daerah yang heterogen. Ada dua macam indeks infiltrasi yang biasa digunakan yaitu indeks W dan indeks Φ. Indek W adalah laju infiltrasi rerata atau kapasitas infiltrasi yang diratakan pada seluruh periode hujan deras.