Anda di halaman 1dari 6

1 a.

Hal utama yang memotivasi saya untuk melamar sebagai Pelatih Ahli adalah keinginan untuk
berbagi ilmu dengan para pemangku pendidikan dan tentunya ingin memajukan pendidikan Indonesia
menjadi lebih baik.

Kelebihan yang saya miliki adalah pekerja keras, memiliki kemampuan menghadapi masalah dengan
tenang dan memiliki kemampuan bersosialisasi dengan rekan kerja maupun orangtua siswa dan mampu
memberikan pengaruh yang positif kepada mereka, terutama dalam hal mengelola kelas, memahami
keragaman kemampuan siswa dalam kelas dan mengkomuniaksikan kelebihan dan kekurangan siswa
kepada orangtua.

Upaya yang sudah saya lakukan untuk memajukan sekolah yang saya damping adalah dengan membuka
komunikasi yang baik dengan orangtua, terkait hal pengembangan siswa dan memberikan masukan dan
bantuan kepada orangtua. Orangtua dibuatkan grup Whatsapp untuk mengetahui kegiatan sekolah dan
membahas hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan kelas. Orangtua juga diberikan kesempatan
untuk langsung mengirimkan pesan personal kepada saya untuk membahas hal yang bersifat pribadi
sehubungan dengan keadaan anaknya.

Komunikasi adalah kunci utama keberhasilan siswa baik secara akademik maupun non akademik.

1 b. Tantangan terbesar selama saya menjadi guru adalah menghadapai orangtua yang sangat tertutup
terhadap kekurangan anaknya.

Beberapa orangtua sangat tertutup jika anaknya memiliki permasalahan baik akademik maupun non
akademik. Bahkan ada kecendrungan mereka tidak mau disalahkan atas kekurangan itu dan mereka
tidak mau mengakui jika anaknya memiliki kekurangan. Hal ini sangat menghambat untuk memperbaiki
kekurangan atau permasalahan yang dihadapi anak tersebut.
Langkah yang berhasil saya lakukan adalah dengan terus mendekati orangtua tersebut dan mencoba
menempatkan diri sebagai sahabat dari ortangtua tersebut. Dengan melepaskan embel-embel ”Guru”
dan merubahnya menjadi “sahabat curhat” menjadikan komunikasi dengan orangtua lebih nyaman.
Dalam hal ini, kita sebagai guru harus mampu mengambil hati dan perhatian orangtua. Dan ini semata-
mata untuk kepentingan siswa tersebut.

1 c. Upaya yang saya lakukan untuk tetap menghidupkan semangat sebagai seorang guru adalah dengan
belajar, belajar dan belajar. Perubahan dalam pendidikan terus terjadi, jadi ini membuat semangat
untuk tetap membenahi diri menjadi guru yang lebih baik terus ada.
Seiring berkembangnya jaman, perubahan sikap terhadap perserta didik juga terjadi. Ini dikarenakan
teknologi dan era globalisasi yang membuat mereka harus mengenal dunia luar tanpa batas. Disini saya
tertantang untuk mampu menghadapi siswa dengan pola pikir, pola hidup dan tingkah laku yang
beragam. Hanya melalui belajar kita mampu mencari solusi dari apa yang kita hadapi.
Saat pandemi ini, pembelajaran online wajib dilakukan. Ini membuat saya harus belajar extra untuk
menambah kemampuan teknologi. Belajar melalui menonton video ataupun pelatihan online saya
lakukan untuk menambah kemampuan saya dalam hal teknologi.
2 a. Ini terjadi pada tahun pertama saya mengajar, kira-kira awal tahun 2006. Pengalaman saya masih
sangat dangkal dan saya mengajar di sekolah yang siswanya dari keluarga campuran (Indonesia-
America). Ternyata pemilihan kata sangat berarti dalam menyampaikan sesuatu kepada siswa PAUD.

Saya menyuruh siswa tersebut menghafal huruf vokal dan memberikan waktu mereka 2 minggu untuk
mereka mempelajari huruf tersebut, akan tetapi kedua orangtua siswa tersebut sangat sibuk sehingga
tidak mampu melatih anaknya di rumah. Saat evaluasi tiba, siswa tersebut tidak mampu mengenal huruf
vokal yang diberikan. Dengan polosnya saya berkata kepada siswa tersebut, "Tolong sampaikan kepada
orangtuamu, bahwa kamu akan membenci mereka jika mereka tidak melatihmu di rumah!"

Beberapa hari kemudian, kedua orangtua itu datang dan mengatakan bahwa akhir-akhir ini anaknya
menjadi pemarah dan tidak mau terbuka dengan kedua orangtuanya. Akhirnya saya berbicara dengan
siswa itu dan dia mengingat apa yang saya katakan untuk membenci orangtuanya jika mereka tidak
melatih di rumah.

2 b. Guru adalah orang yang sangat digugu dan ditiru oleh siswa. Jika kita memberikan hal positif kepada
siswa, maka mereka akan mengingat hal positif, dan sebaliknya. Jika kita memberikan hal negatif kepada
anak, maka mereka juga akan mengingat hal negaitif. Dari sana saya belajar bahwa kita harus benar-
benar memilih kata yang positif untuk disampaikan kepada siswa. Jangan jsutru membuat mereka
melakukan hal yang tidak seharusnya, apalagi kepada orangtua mereka.

2 c. Pihak yang saya libatkan adalah kepala sekolah, guru sejawat dan juga orangtua siswa.

Karena Kepala Sekolah pastinya memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mengatasi masalah yang
terjadi.

Guru sejawat, bisa dijadikan tempat berbagi.

Orangtua harus mengetahui kegiatan anak di sekolah dan memberikan perhatian kepada anak
seumuran 5-6 tahun. Dimana pada masa PAUD, keterlibatan orangtua sangat diperlukan.

2 d. Solusi yang saya ambil adalah dengan mempelajari karakteristik anak seusia mereka, karena sangat
penting mengetahui karakteristik mereka, jadi kita bisa mengambil langkah yang tepat untuk
memutuskan cara mengajar yang tepat, bahasa yang sesuai dan pendekatan megajar yang tepat pula.

Di samping itu, kita juga harus mengkomunikasikan langsung dengan orangtua mengenai capaian belajar
siswa.

Dari solusi yang saya ambil, saya tidak mengalamai masalah yang sama pada pengajaran berikutnya.
3 a. Kejadian ini terjadi pada tahun 2013, dimana salah satu guru sejawat hanya lulusan SMA.
Kemampuan dia mengawasi siswa tidak diragukan lagi, namun kemampuan mendidik dan mengajar
perlu ditingkatkan. Perubahan yang saya harapkan adalah peningkatan kemampuan dalam kedua hal
tersebut. Perubahan bisa dilakukan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang strata. Kedua
kemampuan ini sangat penting dalam pengajaran PAUD. Mengajar pada PAUD tidak hanya semata-mata
mengawasi siswa, tapi juga harus memahami karakteristik mereka. Pastinya mereka berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda dengan karakter yang beragam. Disinilah kemampuan seorang guru
dalam memahami karakteristik siswa sangat diperlukan. Jika seorang guru memiliki kemampuan
mendidik, maka siswa diharapkan memiliki etika yang baik dan jika guru memiliki kemampuan mengajar
yang baik, diharapkan siswa memiliki kemampuan akademis yang baik pula.

3 b. Upaya yang saya lakukan adalah dengan memberikan gambaran seorang guru yang profesional dan
kesejahteraan yang didapatkan jika memegang status Sarjana. Saya pun menjelaskan kepada teman
tersebut bahwa seorang guru tidak cukup hanya dengan memiliki kemampuan mengasuh, tapi juga
harus memiliki kemampuan mendidik dan mengajar.

Jika seorang guru memiliki kemampuan mendidik, maka output siswa akan lebih baik.

3 c. Pendekatan yang saya lakukan adalah dengan mencari tahu alasan penolakan itu. Jika alasannya
adalah biaya pendidikan, maka saya akan mencarikan informasi beasiswa dan bantuan buku yang bisa
digunakan untuk menunjang perubahan itu.

Jika alasannya adalah hal lain, saya akan coba semaksimal mungkin untuk mencarikan solusi yang bisa
dilakukan agar perubahan itu terlaksana.

3 d. Pastinya saya akan sangat bangga dan tetap memberikan support atas perubahan yang sudah
dilakukan. Saya juga akan menyuruh dia untuk menginspirasi guru sejawat lainnya yang memiliki
pengalaman yang sama seperti dia. Jadi akan banyak terbentuk guru PAUD yang profesional dan
memiliki kemampuan mendidik dan mengajar yang mumpuni. Sehingga output dari siswa PAUD juga
berkualitas.

4 a. Kejadian ini terjadi pada tahun 2019. Saya terpilih menjadi Guru Inti untuk pelatihan PKP di
Kabupaten Badung. Adapun gang yang mengikuti pelatihan tersebut adalah 20 guru sasaran dari
beberapa zona di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan. Area yang dikembangkan adalah berpusat pada
pengembangan kemampuan bahasa, kemampuan kognitif dan kemampuan sosial anak.

4 b. Rencana pengembangan sudah disediakan oleh tim PKP dari pusat. Namun rencana
opengembangan itu juga harus saya sesuaikan dengan keadaan dan situasi dari 20 guru sasaran.
Pertama, saya harus memetakan kemampuan guru sasaran. Karena ini akan digunakan untuk penentuan
kelompok. Pemetaan ini juga harus dikoordinasikan dengan pengawas sekolah, karena pengawas
sekolah dan kepala sekolah, karena mereka lebih tahu kemampuan guru tersebut. Setelah dilakukan
pemetaan, maka dilanjutkan dengan pembuatan kelompok. Pembentukan kelompok adalah cara yang
efektif untuk mengembangkan guru sasaran tersbut, karena dalam 1 kelompok terdiri dari guru dengan
kemampuan yang beragam, Jadi mereka akan saling melengkapi. Kesepakatan yang saya lakukan guna
mencapai hasil pengembangan yang diharapkan adalah dengan memberikan mereka waktu untuk
berdiskusi dalam kelompok dan memberikan kesempatan untuk bertanya kepada kelompok lain.
Dukungan yang saya berikan adalah dengan memberikan keleluasaan untuk bertanya melalui pesan
pribadi kapanpun itu.

4 c. Hambatan yang saya temui adalah, beberapa dari guru sasaran tidak memiliki kemampuan teknologi
yang memadai, karena saat pelatihan, adanya penilaian dan latihan individu yang sangat diperlukan
untuk melakukan evaluasi diri bagi setiap guru sasaran. Cara yang saya lakukan untuk mengatasi itu
adalah dengan mendampingi dan mengajarkan kepada mereka untuk mengerjakan dengan
menggunakan handphone yang mereka miliki.

4 d. Cara mengukur kemajuan dan hasil perkembangan proses pelatihan itu adalah dengan mengecek
progress pengerjaan tugas pada akun setiap guru sasaran dan menanyakan kendala yang mereka alami.
Jika mereka mengalami kendala, maka akan diulang untuk menjelaskan.

Di samping itu, saya juga melakukan tanya jawab seputar materi yang dijelaskan. Ini sangat membantu
untuk mengecek kemajuan belajar mereka.

4 e. Hasil akhir dari pelatihan adalah, 85% dari jumlah guru sasaran berhasil menyelesaikan pelatihan
dengan nilai yang sangat baik dan 15 % memiliki nilai di bawah nilai minimal.

5 a . Sejauh ini, saya merasa memiliki kapabilitas yang baik sebagai seorang guru. Jikapun ada
kesempatan untuk memperbaiki diri, hal yang akan saya utamakan adalah kemampuan diri untuk
mengembangkan keterampilan dalam mengelola lingkungan yang ada saat ini. Maksudnya adalah lebih
bisa melihat peluang untuk mengelola apapun yang ada. Sebagai satu contoh, di satuan pendidikan
tempat saya mengajar memiliki kebun yang luas, tetapi saya belum memiliki kemampuan mengolah
kebun itu menjadi lebih bermanfaat.
5 b. Upaya yang sudah pernah saya lakukan adalah dengan membaca buku dan menonton video
seputar kebun. Hanya saja, belum pernah saya aplikasikan dengan serius. Selain itu, saya juga sudah
mengundang beberapa teman yang berkecimpung dalam hal pengelolaan lahan kebun dan tambulapot,
namun dikarenakan pandemi, rencana itu tertunda. Umpan balik yang saya dapatkan adalah harus lebih
serius dalam hal pengelolaan kesempatan yang ada dan tidak boleh putus asa, meskipun bukan
merupakan passion dari diri kita.

5 c . Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik, hal beda yang saya lakukan adalah dengan
melibatkan guru sejawat dan siswa secara langsung untuk mendukung proses pengembangan diri. Selain
itu, refleksi terhadap diri sendiri terhadap hal-hal yang sudah dilakukan juga perlu dilakukan.

Hal di luar kebiasaan yang dilakukan yang membuat kurang nyaman adalah dengan membandingkan diri
dengan orang lain yang lebih sukses, dimana itu bertentangan dengan prinsip hidup saya, yaitu setiap
orang terlahir berbeda dan dengan keunikan tersendiri.

5 d. Proses pembelajaran yang berguna adalah dengan belajar dari kesalahan, selalu berusaha dan
berdoa, tidak putus asa, lakukan komunikasi yang baik untuk pemecahan masalah dan perbaikan
kesalahan, selalu melakukan perbaikan diri dan pastinya selalu berpikir positif.

Pelajaran ini saya dapatkan selama 16 tahun menjadi seorang guru. Pengalaman ini pun belum cukup
untk menjadikan saya guru teladan bagi siswa saya, namun saya akan tetap berbenah diri.

6 a. Kejadian ini terjadi pada tahun 2012, dimana manajemen sekola mengalami perombakan struktur
yang begitu besar. Manajemen sekolah mencoba untuk menutup diri dari masukan para guru dan
orangtua dan ini merubah kebijakan sebelumnya, dimana guru dan orangtua berhak untuk memberi
masukan. Keadaan ini menjadikan adanya jurang antara manajemen sekolah guru dan orangtua.

6 b. Kendala yang dihadapi adalah, manajemen sekolah menutp akses komunikasi bagi guru dan
orangtua untuk berdiskusi. Dimana diskusi sangat diperlukan untuk kelancaran pembelajaran dan
kegiatan sekolah. Perbedaan pendapat terjadi hampir di setiap kegiatan sekolah. Masukan yang
diberikan dari guru dan orangtua ditolak karena dianggap tidak sesuai dengan visi dan misi sekolah.

6 c . Upaya yang dilakukan adalah dengan tetap berjuang agar komunikasi dibuka kembali dan
memberikan kesempatan untuk guru menyalurkan ide dalam melaksanakan kegiatan sekolah. Dengan
adanya dukungan orangtua, para guru lebih kuat dan berani menyampaikan aspirasi kepada manajemen
sekolah.
Seiring berjalannya waktu, manajemen sekolah akhirnya sepakat dengan kembali ke peraturan yang
terdahulu.

6 d . Kesepakatan yang didapat adalah: komunikasi antar manajemen sekolah, guru dan orangtua dibuka
kembali, meskipun dengan sedikit perubahan dari prosedur di awal. Dampak yang ditimbulkan dalam
rangka mencapai tujuan bersama adalah: terjadinya ketegangan antara manajemen sekolah, guru dan
orangtua dalam beberapa waktu, namun diakhir perdebatan dan musyawarah, tercapai kesepakatan
atau keputusan yang sangat memuaskan semua pihak.

7a Pada tahun 2019 saat terpilih menjadi Guru inti untuk pelatihan PKP. Salah satu guru sasaran adalah
rekan kerja pada satuan pendidikan yang sama. Meskipun kami berasal dari satuan pendidikan yang
sama, namun tidak berarti saya dengan bebas dan leluasa membantu dan memberikan nilai yang bagus
kepada dia, meskipun tidak mengerjakan tugas. Saya harus berlaku adil kepada semua guru sasaran.

Jika dia tidak mengumpulkan tugas, maka dengan profesional saya akan menegur dan memebrikan
konsekuensi pada penilaian kedisiplinannya.

7b Saya akan memberikan pelayanan yang sama kepada semua pihak dan memberikan pelayanan extra
bagi mereka yang membutuhkan, tanpa harus melupakan mereka yang memiliki kemampuan yang lebih.
Disamping itu, sebagai sebuah penghargaan bagi yang memiliki kemampuan lebih, saya akan meminta
tolong mereka untuk menjelaskan kepada yang lain dan pastinya akan ada nilai tambahan dalam hal
keaktifan.

7c Saya akan menganalisa kendala dan tantangan yang ada, sebelum mencari solusi. Jika kendala dan
tantangan itu saya anggap ringan, saya akan ambil keputusan sendiri untuk menyelesaikannya, tanpa
bertentangan dengan norma yang berlaku. Jika tantangan dan kendala itu berat, saya akan
mendiskusikan dengan atasan ataupun teman sejawat untuk mencari opsi lain dalam pemecahan
masalah tersebut, sehingga tidak akan merugikan banyak pihak, termasuk diri saya sendiri.

7d. Saya selalu puas dengan apa yang saya lakukan, karena saya harus meyakini diri saya sendiri bahwa
saya juga memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai